Coaching (pengarahan)
Intervensi ini membantu manajer dan eksekutif untuk memperjelas tujuan mereka,
berurusan dengan hambatan potensial, dan meningkatkan kinerja mereka. sering
melibatkan satu-satu hubungan antara praktisi OD dan klien dan berfokus pada
pembelajaran pribadi yang akan ditransfer ke hasil organisasi dan keterampilan
kepemimpinan yang lebih efektif.
Training n development
intervensi pelatihan dan pengembangan anggota meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan organisasi. fokus pelatihan pada kompetensi yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan dan termasuk kuliah tradisional kelas serta simulasi, pembelajaran
tindakan, berbasis komputer atau line training dan studi kasus.
Proses konsultasi. (consultation process)
Intervensi ini berfokus pada hubungan interpersonal dan dinamika sosial yang terjadi dalam kelompok
kerja. Biasanya, seorang konsultan proses membantu anggota kelompok mendiagnosa fungsi
kelompok dan menyusun solusi yang tepat untuk masalah proses, seperti konflik disfungsional,
komunikasi yang buruk, dan norma-norma yang tidak efektif. Tujuannya adalah untuk membantu
anggota mendapatkan keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah sendiri.
Team building
Intervensi ini membantu kelompok kerja menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Seperti proses konsultasi, membangun tim membantu anggota mendiagnosa proses kelompok dan
menyusun solusi untuk masalah. Ini melampaui proses kelompok, namun, untuk mencakup
pemeriksaan tugas kelompok, peran anggota, dan strategi untuk melakukan tugas.
Intervensi ini berfokus pada konflik yang muncul antara 2 orang atau lebih
di dalam organisasi yang sama.
Konflik ini dapat muncul dari sumber yang beragam, termasuk perbedaan
kepribadian, orientasi tugas, interdependensi tujuan, persepsi di antara
anggota kelompok, sebagaimana kompetisi pada sumber daya yang
langka.
Konflik ini bisa jadi baik atau buruk. Yang baik, dapat meningkatkan
motivasi dan inovasi. Yang buruk, bisa membuat orang tidak dapat
bekerjasama secara konstruktif.
Intervensi ini sangat beragam tergantung pada isu yang mendasari konflik.
Dan konflik dapat timbul dari isu-isu yang substantif, seperti metode-
metode kerja (work methods), tingkat upah (pay rate), kondisi pekerjaan,
atau isu-isu interpersonal seperti kepribadian dan mispersepsi.
Contoh :
Mengembangkan intergroup relationship di perusahaan Johnson &
Johnson Drug Evaluation Departemen. Pada pertengahan tahun
2000, J&J membuat keputusan strategis untuk menggabung dua
organisasi pengembangan dan riset di Pharmaceutical Group.
Integrasi ini adalah untuk menciptakan sebuah fungsi global
terdepan yang disebut sebagai Drug Evaluation Organization.
Process Consultation at Action Company
Action Company adalah sebuah organisasi besar dan berteknologi inovatif tinggi.
Satu ciri yang menonjol dari pertemuan komite eksekutif mereka adalah diskusi
yang panjang dan keras. Anggota saling menginterupsi satu sama lain, sering
melakukan seperti meneriaki pertandingan, benda yang melayang, dan berpindah
dari satu poin agenda pada yang lain tanpa rasa yang jelas tentang apa yang
telah diputuskan. (gambaran masalah)
Berdasarkan keyakinan tentang efektifitas grup yang alami dan pengalamannya
dengan training dinamika kelompok, konsultan proses membuat beberapa
intervensi awal. Contohnya, ketika ia melihat kesempatan, ia akan meminta pada
kelompok untuk mempertimbangkan konsekuensi menginterupsi terhadap satu
sama lain. Para anggota organisasi tersebut bersedia berkomitmen, namun pada
faktanya komitmen tersebut hanya bertahan selama 10 menit sebelum kembali
ke perilaku yang sebelumnya. (mencobakan satu intervensi)
Kemudian konsultan menyadari bahwa kelompok ini memiliki alur yang berbeda.
Ia menyadari bahwa ia telah memaksakan keyakinannya sendiri tentang tim yang
ideal. Kemudian ia menemukan bahwa kelompok ini memiliki asumsi terhadap
kebenaran. Menurut mereka, Kebenaran terungkap dalam ide dan aksi yang
mempertahankan argumen dan debat. Jika sebuah ide dapat mempertahankan
pengawasan yang intens, maka ide ini pasti benar dan bernilai. (mendapatkan
insight bahwa tiap organisasi memiliki kulturnya masing-masing, yang sangat
mungkin berbeda satu sama lain)
Pertama kali ketika memahami premis dasar tersebut, konsultan proses
kemudian bertanya pada dirinya sendiri apa yang dapat dia lakukan yang
dapat membantu kelompok. Jawabannya adalah bekerja dalam asusi
kelompok yang mengendalikan perilaku mereka dan bukannya memaksakan
keyakinannya terhadap mereka.
Dua jenis intervensi lahir dari insight tersebut. Pertama, ia memperhatikan
bahwa ide pada faktanya hilang karena terlalu banyak informasi yang
diproses dengan sangat cepat. Sebagian karena kepentingan pribadi,
sebagian karena ia berfikir hal ini akan membantu, ia mengambil flipchart
dan menuliskan ide-ide dasar yang muncul. (intervensi yang dipilih untuk
menangani masalah ini)
Ide-ide tersebut tidak komplit atau tidak dikembangkan karena presenter
diinterupsi, yang mana hal ini membawa pada intervensi yang selanjutnya.
Bukannya menghukum kelompok karena perilaku buruk mereka
sebagaimana pada tahap awal dari konsultasi ini, ia mencari kesempatan
untuk mengembalikan percakapan pada orang yang memiliki ide tersebut.
(intervensi yang dipilih untuk menangani masalah ini)
Contohnya, ia akan berkata, “John, kamu mencoba membuat poin. Apakah
menurutmu kami telah mendapatkan itu?”. Ini menciptakan kesempatan
ide keluar tanpa menggambarkan perhatian yang tidak dibutuhkan
mengapa ini tidak bisa keluar pada saat pertama kali. Kombinasi dari
kedua intervensi ini memfokuskan kelompok pada ide-ide yang tidak ada di
flipchart dan membantu mereka mengarahkan mereka melewati agenda
mereka yang kompleks. (contoh konkrit perilakunya)
(Cummings and Worley, hal 226)
Persamaan antara third party intervention
dan intergroup adalah bahwa keduanya
adalah intervensi yang menangani hubungan
yang bermasalah dari dua pihak.
Perbedaannya :
Third party menitikberatkan penanganan konflik
antar individu.
Intergroup int’s menitikberatkan pada
penanganan konflik antar kelompok / grup
Third party intervention
Intergroup terbagi 2 :
Perbedaan antara keduanya ada pada penekanannya.
Microcosm group intervention menitikberatkan pada problem solving
masalah yang bersifat teknis. Yang ditembak adalah aspek kognitifnya.