JOB GRADING, DAN FACTOR COMPARISON Tahap-Tahap Manajemen Kompensasi
SURVEY
MENETAPKAN HARGA JABATAN
RENTANG TARIF untuk TIAP JABATAN
Kompensasi berdasarkan Job Evaluation PENGERTIAN Job Evaluation
WERTHER & MONDY &
NOE KEITH DAVIS Prosedur Alat untuk menentukan nilai sistematis untuk relatif dari menentukan nilai berbagai jabatan relatif dari pekerjaan Evaluasi Pekerjaan Sasaran langsung proses ini adalah untuk mendapatkan konsistensi internal dan eksternal dalam pengupahan dan penggajian Konsistensi internal berkaitan dengan konsep pengupahan relatif dalam perusahaan. Contoh, bila seorang penyelia (atasan) dibayar lebih rendah daripada bawahan, maka pengupahan adalah tidak konsisten. Jadi, salah satu tujuan evaluasi pekerjaan adalah untuk mengidentifikasikan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dibayar lebih tinggi daripada lainnya, dan juga menentukan besamya upah diferensial antara dua pekerjaan tertentu. Konsistensi eksternal bersangkutan dengan tingkat relatif struktur penggajian suatu organisasi yang diinginkan dibandingkan dengan struktur yang ada dalam masyarakat, industri atau negara. Organisasi bisa memilih untuk membayar upah dengan tingkat rata- rata, lebih besar, atau lebih kecil daripada tingkat upah yang berlaku di luar. Berbagai survai pengupahan dan penggajian mungkin perlu bagi penentuan konsistensi eksternal. Dengan tercapainya konsistensi internal dan eksternal sebagai sasaran antara, manajemen dapat mengharapkan bahwa evaluasi pekerjaan akan memberikan kepuasan baik kepada perusahaan maupun para karyawan dalam pengupahan dan penggajian Kompensasi berdasarkan Job Evaluation PENDEKATAN METODE : 1. Job Ranking / : Ranking System 1. Tanggung Jawab 2. Job Grading / Classification System 2. Keahlian 3. Factor 3. Upaya / Usaha Comparison System 4. Kondisi Kerja 4. Point System SYARAT DALAM PENETAPAN PENDEKATAN SISTEMATIK UNTUK PENGUKURAN NILAI PEKERJAAN 1. Perusahaan harus mempunyai deskripsi dan spesifikasi setiap pekerjaan (jabatan) yang jelas dan akurat untuk memberikan data tentang faktor-faktor yang diukur. 2. Suatu keputusan harus diambil dengan memperhatikan kelompok atau golongan karyawan dan pekerjaan yang dicakup oleh sistem evaluasi tunggal Dalam kenyataannya, perusahaan sering mempunyai sistem-sistem yang terpisah untuk para karyawan produksi dan pemeliharaan, klerikal dan administratif, ilmuwan dan profesional, serta manajerial. Pemisahan ini penting karena masing-masing pekerjaan memiliki unsur-unsur dan syarat-syarat pekerjaan yang berbeda. Karena evaluasi pekerjaan bersifat subyektif, maka sebaiknya dilakukan oleh para ahli atau kelompok ahli yang sering disebut panitia evaluasi pekerjaan. Panitia ini mulai dengan mereview informasi analisis pekerjaan untuk mempelajari tugas-tugas, tanggungjawab, dan berbagai kondisi kerja yang menjadi dasar evaluasi. Dengan pengetahuan akan hal-hal tersebut, nilai relatif masing-masing pekerjaan ditentukan dengan menggunakan suatu metode evaluasi pekerjaan yang dipilih 4 metode evaluasi jabatan yang umum digunakan : Kategori pertama mencakup metode- metode yang lebih sederhana, di mana tidak menggunakan faktor-faktor pekerjaan secara terinci. Pekerjaan dinilai sebagai suatu keseluruhan dengan lebih mendasarkan pada deskripsi pekerjaan daripada spesifikasi pekerjaan. Dalam kategori ini, dikenal dua metode yang kadang-kadang disebut metode-metode non-kuantitatif, yaitu (1) job ranking dan (2) job grading Kategori kedua mencakup metode- metode yang menggunakan pendekatan yang lebih terinci. Faktor-faktor pekerjaan dipilih dan diukur, serta program analisis pekerjaan perusahaan harus menghasilkan spesifikasi pekerjaan yang menguraikan persyaratan-persyaratan untuk setiap faktor tersebut. Kategori ini dikenal sebagai pendekatan kuantitatif dan terdiri dari (3) metode perbandingan faktor dan (4) point system. Metode-metode tersebut paling banyak digunakan dalam industri swasta Job Ranking atau simple ranking. Metode evaluasi pekerjaan paling sederhana, tetapi paling rendah ketepatannya, Panitia evaluasi pekerjaan mereview informasi analisis pekerjaan untuk masing-masing pekerjaan. Kemudian setiap pekerjaan ditentukan ranking atau tingkatannya secara subyektif. berdasarkan pada tingkat kepentingan relatif dalam perbandingan dengan pekerjaan-pekerjaan lain. Job Ranking Merupakan penyusunan urut- urutan pekerjaan secara keseluruhan, meskipun para penilai bisa mempertimbangkan keterampilan, tenaga, tanggung jawab dan kondisi kerja masing- masing pekerjaan. Kelemahan metode Job Ranking Sangat mungkin elemen-elemen penting berbagai pekerjaan diabaikan sedangkan item-item tidak penting justru diberi bobot terlalu besar. Kelemahan selanjutnya, ranking- ranking tersebut tidak membedakan nilai relatif di antara pekerjaan- pekerjaan. Kelemahan metode Job Ranking Misalnya pekerjaan penjaga keamanan menempati urutan 1, pekerjaan sekretaris mendapatkan ranking 2, dan manajer atau kepala kantor mempunyai urutan 3. Dalam kenyataannya, posisi sekretaris bisa tiga kali lebih penting daripada pekerjaan penjagaan keamanan dan setengah kurang penting dibanding pekerjaan kepala kantor. Pendekatan job ranking tidak menunjukkan perbedaan-perbedaan relatif di antara pekerjaan-pekerjaan itu. Bagaimanapun juga, skala pembayaran atas dasar metode ini menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan yang lebih penting akan dibayar lebih besar. Tetapi karena ranking yang ditetapkan kurang ketepatannya, tingkat pembayaran sebagai hasilnya bisa tidak akurat. Job Grading. atau job classification
Metode yang sedikit lebih canggih
dibanding job ranking. Perusahaan menyusun deskripsi- deskripsi standar untuk kelompok- kelompok pekerjaan yang akan digunakan untuk menilai pekerjaan- pekerjaan yang ada. Deskripsi standar akan dibandingkan dengan deskripsi pekerjaan untuk menentukan kelas'atau grade pekerjaan. Sekali lagi, pekerjaan-pekerjaan yang lebih penting dibayar lebih tinggi, tetapi ketidak-akuratan perbedaan di antara kelas-kelas dapat mengakibatkan tingkat upah yang tidak tepat CONTOH KELAS PEKER DESKRIPSI STANDAR JAAN I Pekerjaan adalah sederhana dan bersifat sangat rutin (pengulangan), dilakukan di bawah supervisi yang ketat, memerlukan latihan minimal dan sedikit tanggung jawab atau inisiatif. Contoh : Penjaga gudang, petugas pengarsipan CONTOH KELAS PEKER DESKRIPSI STANDAR JAAN II Pekerjaan adalah sederhana dan bersifat rutin, dilakukan di bawah supervisi yang ketat, memerlukan sedikit latihan atau ketrampilan. Karyawan diharapkan bertanggung jawab atau kadang-kadang menunjukkan inisiatif. Contoh : Tukang ketik I, pembersih mesin. KELAS DESKRIPSI STANDAR PEKER JAAN III Pekerjaan adalah sederhana, dengan sedikit variasi, dilakukan di bawah supervisi umum dan memerlukan latihan atau ketrampilan. Karyawan mempunyai tanggung jawab minimum dan harus mengambil inisiatif untuk melaksanakan pekerjaan secara memuaskan. Contoh : Pemberi minyak mesin, tukang ketik II. KELAS DESKRIPSI STANDAR PEKER JAAN IV Pekerjaan agak kompleks, dengan banyak, variasi, dilakukan di bawah supervisi umum, dan memerlukan tingkat ketrampilan tinggi. Karyawan bertanggung jawab atas keamanan dan peralatan serta sering menunjukkan inisiatif. Contoh : Operator Mesin I, pembantu ahli peralatan atau diesel. KELAS DESKRIPSI STANDAR PEKERJAAN
V Pekerjaan adalah kompleks,
bervariasi, dilakukan di bawah pengawasan umum. Tingkat ketrampilan lanjutan diperlukan. Karyawan bertanggung jawab atas keamanan dan peralatan, menunjukkan derajat inisiatif tinggi. Contoh: Operator mesin II, ahli (spesialis) peralatan atau diesel. Faktor Comparison Metode pembandingan faktor (factor comparison method) secara esensial merupakan suatu aplikasi sistem penilaian prestasi orang ke orang pada evaluasi pekerjaan. Metode ini mengharuskan panitia evaluasi pekerjaan membandingkan komponen- komponen pekerjaan kritis. Komponen-komponen kritis tersebut adalah faktor-faktor yang umum untuk semua pekerjaan yang sedang dievaluasi. Faktor-faktor yang paling luas digunakan adalah ketrampilan, tanggung jawab, upaya mental, upaya phisik dan kondisi kerja. Masing-masing faktor suatu pekerjaan dibandingkan dengan faktor yang sama pada pekerjaan- pekerjaan lain. Evaluasi ini memungkinkan panitia untuk menentukan nilai relatif setiap pekerjaan Langkah-langkah Metode perbandingan faktor : 1. Memilih dan menentukan faktor- faktor pekerjaan kritis. Analis pertama kali harus memutuskan faktor-faktor yang umum dan penting untuk sebagian besar pekerjaan. Faktor-faktor kritis adalah berbagai faktor yang paling umum digunakan. Organisasi-organisasi bisa menggunakan faktor-faktor yang berbeda bagi tipe pekerjaan yang berbeda seperti manajerial, profesional, penjualan, atau tipe-tipe lain agar faktor-faktor tsb. sesuai. 2. Memilih dan menentukan pekerjaan-pekerjaan kunci. Pekerjaan-pekerjaan kunci adalah berbagai pekerjaan yang umum dan penting dalam organisasi dan industri. Berbagai pekerjaan ini hendaknya memiliki deskripsi pekerjaan, faktor-faktor pekerjaan kritis yang dievaluasi, dan mudah dinilai tingkat kompensasinya menurut industri. 3. Membagi tingkat gaji/upah sekarang untuk pekerjaan-pekerjaan kunci. Panitia evaluasi pekerjaan kemudian mengalokasikan sebagian tingkat upah masing-masing pekerjaan kunci untuk setiap faktor kritis. Proporsi upah yang diberikan pada faktor-faktor kritis yang berbeda tergantung pada derajat pentingnya faktor tersebut. Tabel Pengalokasian Upah Untuk Pekerjaan-pekerjaan Kunci FAKTOR-FAKTOR PEKERJAAN-PEKERJAAN KUNCI KRITIS A B C D E Ketrampilan Rp 4.000,00 Rp 1.500,00 Rp 1.600,00 Rp 600,00 Rp 1.200,00 Tanggung jawab 2.200,00 1.800,00 1.200,00 400,00 950,00 Upaya mental 2.000,00 800,00 1.300,00 300,00 900,00 Upaya phisik 2.000,00 1.100,00 700,00 1.700,00 700,00 Kondisi kerja 700,00 600,00 600,00 1.500,00 600,00 Total Rp 10.900,00 Rp 5.800,00 Rp 5.400,00 Rp 4.500,00 Rp 4.350,00 Tingkat Upah Rp 10.900,00 Rp 5.800,00 Rp 5.400,00 Rp 4.500,00 Rp 4.350,00 4. Menyusun bagan pembandingan faktor. Setelah besamya upah dialokasikan ke faktor- faktor kritis setiap pekerjaan kunci, informasi ini dipindah ke suatu bagan pembandingan faktor, Nama-nama pekerjaan kunci diletakkan pada baris menurut jumlah upah yang dialokasikan pada masing-masing faktor kritis. Dalam baris ketrampilan, sebagai contoh, nama pekerjaan A diletakkan di bawah tingkat upah Rp 1.200,00 untuk mencerminkan tingkat ketrampilan A. Proses ini terus dilakukan untuk setiap faktor dan setiap pekerjaan kunci. 5. Mengevaluasi pekerjaan- pekerjaan lain. Nama-nama pekerjaan dalam setiap baris berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan letak pekerjaan- pekerjaan lain. Pekerjaan-pekerjaan lain dievaluasi dengan meletakkannya pada skala setiap baris. Sebagai contoh, anggap pekerjaan X dievaluasi oleh panitia evaluasi pekerjaan. Panitia membandingkan faktor-faktor kritis pekerjaan X dengan pekerjaan-pekerjaan kunci yang telah ada pada bagan . Panitia menentukan secara subyektif bahwa tanggung jawab pekerjaan X adalah antara pekerjaan B dan C. Prosedur ini diulangi untuk setiap faktor kritis. Setelah selesai, panitia dapat menentukan nilai uang pekerjaan X