Anda di halaman 1dari 30

HUMAN PROCESS

INTERVENTION
Devina Ratna Dewi 115120300111004
Fatiya Halum Husna
Silvany
Yohanes
• HPI adalah usaha-usaha untuk meningkatkan
kinerja antar karyawan. Berhubungan dengan
hubungan interpersonal dan dinamika
kelompok.
• Tujuan:
• Membantu pengembangan skill individu
• Dalam konteks kelompok, untuk memberikan
langkah yang lebih efektif untuk bekerja
PENDEKATAN
• Individual interpersonal and Group Process
Approaches
• Organization process approaches
• Pendekatan Individual Interpersonal dan
Group Process Approaches terdiri dari:
• Coaching and training
• Process consultation
• Third-party interventions
• Team building
COACHING
• Meningkatkan kemampuan individu untuk
mencapai tujuan, meningkatkan hubungan
interpersonal, mengatasi konflik atau
menetapkan gaya kepemimpinan yang tepat.
Dalam intervensi, ada keterlibatan secara
personal antara OD dan Klien (one-on-one)
Tahap Penerapan
• Menetapkan prinsip-prinsip dalam relasi
• Melakukan assessmen
• Memberi keterangan mengenai hasil
assessmen
• Mengembangkan action plan
• Pelaksanaan action plan
• Menilai hasil tindakan
TRAINING AND DEVELOPMENT
• Training dan development adalah intervensi
edukasional dengan memberikan
pengetahuan dan skill kepada karyawan-
karyawan.
• Tujuan:
• Merubah skill dan pengetahuan anggota-
anggota organisasi untuk meningkakan
efektivitas atau membangun kapabilitas dari
sistem organisasi
Tahap Penerapan
• Melaksanakan asessmen berdasarkan apa
yang dibutuhkan
• Mengembangkan tujuan dan desain pelatihan
• Memberikan training
• Mengevaluasi training
PROCESS CONSULTATION (PC)
• PC sangat membantu dalam memperbaiki
hubungan antar karyawan. Klien diberi
kesempatan untuk melihat, memahami, dan
bertndak sesuai dengan kondisi lingkungan
sekitar klien
Proses Kelompok:
• Komunikasi
• Peran anggota kelompok
• Pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan dalam kelompok
• Norma kelompok
• Kegunaan kepemimpinan dan otoritas
Proses Intervensi Dasar
• Individual interventions
• Group intervention
Individual Interventions
• Intervensi di rancang untuk membantu
individu agar lebih efektif dalam
berkomunikasi dengan individu lain.
• Terdapat model yang digunakan untuk proses
ini adalah Johari Window, yang dikembangkan
oleh Luft
Open window merujuk pada
perilaku, perasaan, dan motivasi
yang diketahui oleh diri sendiri
dan orang lain.
Blind window merujuk pada
perilaku, perasaan, dan motivasi
yang diketahui oleh orang lain,
tetapi tidak diketahui oleh diri
sendiri.
Hidden window merujuk pada
perilaku, perasaan, dan motivasi
yang diketahui oleh diri kita
sendiri, tetapi tidak diketahui oleh
orang lain.
Unknown window merujuk
kepada perilaku, perasaan, dan
motivasi yang tidak diketahui,
baik oleh diri sendiri ataupun
orang lain.
Group Intervention
• Sasaran intervensi adalah:
• Process intervention
• Content intervention
• Structural intervention
THIRD PARTY INTERVENTIONS
• Fokus terhadap konflik antar dua atau lebih
orang di dalam organisasi. Penyebabnya bisa
bermacam2, seperti perbedaan kepribadian,
orientasi tugas, saling ketergantungan yang
berlebihan, persaingan, dsb.
• Konflik interpersonal kadang terjadi dalam
suatu bentu siklus yang disebut “episode”
• Dari model episodik tersebut, terdapat empat strategi untuk
menyelesaikan konflik.
• Strategi pertama adalah mencegah memanasnya konflik dengan
memberikan pengertian yang jelas mengenai faktor pemicu dan
setelah itu bagaimana menghindarinya ketika gejala itu muncul.
• Strategi kedua adalah menentukan batas konflik dengan adanya
peraturan dan ketetapan-ketetapan yang ada.
• Strategi ketiga adalah membantu karyawan mengatasi konsekuensi
dari konflik yang ada dengan mengurangi ketergantungan,
mengembangkan dukungan emosional, dsb.
• Strategi keempat adalah mengurangi atau menyelesaikan isu yang
mendasari konflik.
TEAM BUILDING
• Digunakan untuk meningkatkan keefektivan
kelompok dimana anggota tim bekerja
bersama. Melalui team building activities,
tujuan dan norma kelompok menjadi lebih
jelas. Anggota tim juga menjadi lebih baik
dalam mengatasi kesulitan dan permasalahan
dan memahami peran individu dalam tim
tersebut.
• Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil dari kegiatan ini yaitu:
• lamanya alokasi waktu
• keinginan tim untuk memahami proses dari
tim building ini
• lamanya waktu yang diberikan kepada tim
untuk bekerja bersama
• dan latar belakang budaya anggota tim.
Peran manager dalam team building:
• Manager sangat bertanggung jawab atas
fungsi dari tim. Manager harus mendiagnosa
keefektifan grup dan mengambil tindakan
yang tepat jika ada tanda-tanda kesulitan atau
stress.
• Organization process approaches
1. Organization confrontation meeting
2. Intergroup Relation
3. Large Group Intervention
ORGANIZATION CONFRONTATION
MEETING
• Organization confrontation meeting adalah
intervensi yang dirancang untuk mengerahkan
sumber daya yang ada pada organisasi untuk
mengidentifikasi masalah.
Tahap Penerapan
• Adanya pertemuan yang dijadwalkan antar kelompok yang
terlibat dan diadakan di tempat yang tepat.
• Kelompok yang ditunjuk mewakili seluruh departemen
dalam organisasi. Untuk top manajemen sebaiknya
dibentuk kelompok sendiri.
• Intinya menekankan pada keharusan kelompok untuk
terbuka dan jujur serta bekerja keras untuk mencari tahu
permasalahan yang ada di organisasi tanpa ada kritikan
• Kelompok diberikan waktu satu atau dua jam untuk
mengidentifikasi masalah organiasasi.
• Kelompok lalu berkumpul kembali. Tiap kelompok
melaporkan permasalahan yang telah diidentifikasi dan
terkadang memberikan solusi.
• Selanjutnya, terbentuklah daftar permasalahan dari diskusi-diskusi
kelompok tadi dan dijabarkan menjadi beberapa kategori.
• Berdasarkan kategorisasi permasalahan, partisipan dibagi menjadi
kelompok-kelompok yang memecahkan masalah dengan anggota
kelompok yang berbeda dari sebelumnya.
• Tiap kelompok mengurutkan masalah, mengembangkan action plan, dan
menentukan jadwal yang tepat untuk menyelesaikan proses tersebut
• Tiap kelompok secara berkala melaporkan daftar prioritas dan action plan
mereka kepada pihak manajemen atau ke kelompok yang lebih besar
• Selanjutnya ditetapkan jadwal meeting berkala untuk mengawasi dan
mendukung proses yang sedang berlangsung. Pada sesi ini, pemimpin tim
melaporkan hasilnya kepada top manajement, pemimpin tim yang lain,
atau kepada kelompok secara keseluruhan mengenai perkembangan tim
mereka dan rencana untuk tindakan ke depannya.
INTERGROUP RELATIONS
• Terdiri dari dua intervensi yaitu microcosm
groups and the intergroup conflict resolution
meeting. Kedua intervensi tersebut bertujuan
untuk mendiagnosa dan menangani organisasi
seperti konflik, koordinasi antar unit, dan inovasi.
• Intervensi konflik intergrup ini dikhususkan pada
proses konflik, sedangkan miscrocosm group
lebih kepada strategi perubahan sistem secara
luas.
microcosm group
• Microcosm grup terdiri atas sejumlah individu yang
merefleksikan isu yang dimaksud.
• Microcosm grup digunakan untuk melaksanakan
diagnosis organisasi, memecahkan masalah
komunikasi, mengintegrasikan dua kultur,
memperhalus transisi pada struktur yang baru, dan
menunjukkan proses politik yang mengalami disfungsi.
• Microcosm group bekerja melalui proses paralel, yang
mana perubahan secara tidak sadar terjadi pada
individu ketika dua kelompok atau lebih berinteraksi.
Secara sederhana, kelompok tampak mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh kelompok lainnya.
Tahap Penerapan:
• Mengidentifikasi isu.
• Mengundang kelompok pada sebuah
pertemuan.
• Memfasilitasi training kelompok.
• Menunjukan isu.
• Membubarkan kelompok.
Resolving inter group conflict
resolution
• Intergroup conflict intervention didesain
secara spesial untuk membantu dua kelompok
atau departemen di dalam organisasi untuk
mengatasi konflik.
Tahap Penerapan
• Konsultan mendapatkan persetujuan kedua kelompok untuk
memperbaiki hubungan mereka
• Waktu ditentukan untuk pertemuan kedua kelompok tersebut.
• Konsultan bersama dengan manajer dari kedua kelompok
menyatakan tujuan dari pertemuan itu. Pada kedua kelompok
disajikan dua pertanyaan berikut : “Kualitas atau atribut apa yang
paling cocok untuk mendeskripsikan kelompok kita?”, “Kualitas atau
atribut apa yang paling cocok untuk mendeskripsikan kelompok
lainnya?” dan “Bagaimana kita berfikir kelompok lain akan
mendeskripsikan kita?”.
• Kedua kelompok ditugaskan dalam ruang yang terpisah dan diminta
untuk menulis jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut.
• Setelah melengkapi list tersebut, kedua kelompok berkumpul
kembali. Perwakilan dari tiap kelompok mempresentasiakn
statemen-statemen tertulis.
• Tugas berikutnya dari kedua kelompok tersebut adalah menganalisis
dan mereview alasan-alasan perselisihan tersebut.
• Ketika kedua kelompok telah bekerja untuk melalui perselisihan itu,
mereka bertemu untuk berbagi tentang perselisihan yang telah
diidentifikasi dan pendekatan problem-solving untuk perselisihan-
perselihan tersebut.
• Kedua kelompok diminta untuk mengembangkan action plan yang
spesifik untuk mengatasi masalah tersebut dan mengembangankan
hubungan mereka.
• Ketika kedua kelompok sedang memformulasikan action plan, satu
pertemuan follow up telah dijadwalkan sehingga kelompok bisa
melaporkan action yang telah dijalankan, mengidentifikasi masalah
yang muncul pada berikutnya, dan memformulasikan action plan
tambahan jika memang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai