Anda di halaman 1dari 26

Tes IST (Intelli

genz Struktur T
est)
Footer Text
1
02/09/23
• Dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman
pada tahun 1953.
• Amthauer mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan
struktur dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan
tampak jelas dalam hasil tes.
• Intelegensi didapatkan dari hasil atau prestasi suatu tes.
• Hipotesa : “Komponen dalam struktur tersebut tersusun secara
hierarkis; maksudnya bidang yang dominan kurang lebih akan
berpengaruh pada bidang-bidang yang lain; kemampuan yang
dominan dalam struktur intelegensi akan menentukan dan
mempengaruhi kemampuan yang lainnya.”

Sejarah Perkembangan 2
Footer Text 02/09/23
• Pandangan Amthaeur pada dasarnya didasari oleh teori
faktor
• teori faktor => mengukur inteligensi => diperlukan suatu
rangkaian baterai tes yang terdiri dari subtes-subtes =>
Antara subtes satu dengan lainnya, ada yang saling
berhubungan karena mengukur faktor yang sama (general
factor atau group factor), tapi ada juga yang tidak
berhubungan karena masing-masingnya mengukur faktor
khusus (special factor).
• Sedangkan kemampuan seseorang itu merupakan
penjumlahan dari seluruh skor subtes-subtes.

Dasar Pemikiran 3
Footer Text 02/09/23
Fungsi dan Tujuan IST
• Fungsi & Tujuan Tes : Tes ini dipandang sebagai gestalt
(menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian yang saling
berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur
intelegensi tertentu meggambarkan pola kerja tertentu,
sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk
memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan
pendidikan dan karier serta membantu pengambilan keputusan
dalam hidup individu. 
• Amthauer menyusun IST sebagai baterai tes yang terdiri dari 9
subtes
• 9 Subtes : SE, WA, AN, GE, RA, ZR, FA, WU dan ME

4
Footer Text 02/09/23
Reliabilitas dan Validitas IST

• Karakteristik dari baterai tes Amthauer menunjukkan adanya


suatu interkorelasi yang rendah antar subtesnya (r=0.25) dan
korelasi antara subtes dengan jumlah (keseluruhan subtes)
yang rendah pula (r=0.60).
• Penelitian mengenai : Karakteristik Psikometri Subtes
ZAHLENREIHEN(ZR) Pada Intelligenz Struktur Test (IST)
yang dilakukan oleh Princen dan Etty Rahmawati (USU)
5
Footer Text 02/09/23
Karakteristik Psikometri Subtes ZAHLENREIHEN(ZR) Pada
Intelligenz Struktur Test (IST)

• Tujuan dari penelitian => menganalisis karakteristik


psikometri tes inteligensi Intelligenz Struktur Test (IST)
yang merupakan hasil adaptasi UNPAD tahun 1973.
• Ingin mengetahui apakah IST masih berfungsi sesuai
dengan tujuan IST disusun, khususnya pada subtes
Zahlenreihen (ZR).
• Prosesnya dengan menganalisis karakteristik psikometri
subtes ZR pada IST, meliputi analisis indeks kesukaran
aitem, indeks daya beda aitem, reliabilitas tes, dan
validitas konstrak.
6
Footer Text 02/09/23
Karakteristik Psikometri Subtes ZAHLENREIHEN(ZR) Pada
Intelligenz Struktur Test (IST)

• Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian


ini adalah metode dokumentasi (data dokumenasi berupa
respon jawaban dari 2011 peserta => yang pernah mengikuti
tes seleksi kerja masuk ke perusahaan).
• Subtes ZR terdiri dari 20 soal. (1 / 0)
• Analisis terhadap subtes ZR dilakukan berdasarkan teori tes
klasik dan ditemukan bahwa dari 20 aitem subtes ZR hampir
semua aitem atau 19 aitem memiliki indeks kesukaran dan
indeks diskriminasi yang sangat baik.
7
Footer Text 02/09/23
• Nilai reliabilitas IST dicari dengan menggunakan
perhitungan KR-20 dan menunjukkan nilai reliabilitas
sebesar 0,882.
• Hasil ini menunjukkan IST subtes ZR kurang reliabel
karena berdasarkan Murphy dan Davidshofer (2003)
nilai reliabilitas tes inteligensi yang baik adalah 0,900.
Hasil uji validitas konstrak menunjukkan bahwa subtes
ZR memiliki hubungan yang konvergen dengan subtes
RA. Hasil akhir menunjukkan kualitas IST cukup baik.

8
Footer Text 02/09/23
• Tes IST yang pertama ini pada awalnya hanya digunakan
untuk individu usia 14 sampai dengan 60 tahun. Proses
penyusunan norma diambil dari 4000 subjek pada tahun
1953.

Tes IST 1953 9


Footer Text 02/09/23
• Tes IST merupakan pengembangan dari IST 1953, pada
IST 1955 rentang usia untuk subjek diperluas menjadi
berawal dari umur 13 tahun. Subjek dalam penyusunan
norma bertambah menjadi 8642 orang. Pada tes ini sudah
ada pengelompokan jenis kelamin dan kelompok usia.

Tes IST 1955 10


Footer Text 02/09/23
• Berdasarkan permintaan dan tuntutan pengguna yang
menyarankan pengkoreksian dengan mesin juga
pengembangan tes setelah penggunaan lebih dari 10 tahun,
maka disusunlah IST 70.
• Dalam IST 70 ini tidak terlalu banyak perubahan, tes ini
memiliki 6 bentuk, setiap pemeriksaan dilakukan 2 tes sebagai
bentuk parallel; yaitu A1 dan B2, atau C3 dan D4. Dua bentuk
lainnya untuk pemerintah dan hanya bagi penggunaan khusus.
• Pada IST 70, rentang kelompok usia diperluas menjadi berawal
dari 12 tahun. Disamping itu telah ditambah tabel kelompok
dan pekerjaan.
• Namun demikian, pada IST 70 terdapat kekurangan yaitu
penyebaran bidang yang tidak merata dan menggunakan
kalimat dalam subtes RA sehingga jika subjek gagal dalam
subtes ini dapat dimungkinkan karena tidak mampu
mengerjakan soal hitungannya atau tidak mengerti kalimatnya.

Tes IST 1970 11


Footer Text 02/09/23
• Sebagai koreksi dari IST 70, pada IST 2000 tidak
terdapat soal kalimat pada soal hitungan.

Tes IST 2000 12


Footer Text 02/09/23
Tes IST 2000-Revised
• Pada IST 2000-R ini terdapat beberapa
perkembangan subtes juga penambahan subtes. IST
ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut:
1. Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan);
terdiri dari subtes : SE, AN, GE, RE, ZR, RZ, FA,
WU, dan MA. 
2. Modul ME: terdiri dari subtes ME Verbal dan ME
Figural 
3. Erweiterungmodul (Modul menguji pengetahuan);
terdiri dari subtes Wissentest (tes pengetahuan) 
13
Footer Text 02/09/23
• IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil
adaptasi Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran
Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini
pertama kali digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat
Bandung, Jawa Barat (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah
IST UNPAD, 2009).

IST di Indonesia 14
Footer Text 02/09/23
• Dari perspektif konseptual, faktor utama IST tingkat diukur:
1. kecerdasan verbal ,
2. kecerdasan numerik ,
3. kecerdasan figural dan
4. penalaran ).

• IST dapat diselesaikan oleh seseorang dalam waktu 144 menit


sebagai cara untuk mengelola instrumen ini melibatkan waktu yang
terbatas. Tes ini ditujukan untuk orang normal berusia 14 dan 65.

15
Footer Text 02/09/23
• IST terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176
aitem. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-
beda dan diadministrasikan dengan menggunakan manual .
1. SE (Satzerganzng) --- Melengkapi kalimat 6’
2. WA (Wortausuahl)--- mencari kata yang berbeda 6’
3. AN (Analogien) --- mencari hubungan kata 7’
4. GE (Gmeinsamkeiten) --- mencari kata yang mencakup dua
pengertian 8’
5. RA (Rechen Aufgaben) --- Hitungan sederhana 10’
6. ZR (Zahlen Reihen) --- deret angka 10’
7. FA (Form Ausuahl) --- Menyusun bentuk 7’
8. WU (Wurfal Aufgaben) --- Kubus 9’
9. ME (Merk Aufgaben) --- Mengingat kata 3’

Subtes-subtes dalam IST 16


Footer Text 02/09/23
1. SE: melengkapi kalimat. Pada subtes ini yang diukur
adalah pembentukan keputusan, common sense
(memanfaatkan pengalaman masa lalu), penekanan pada
praktis-konkrit, pemaknaan realitas, dan berpikir secara
berdikari/ mandiri. 
2. WA: melengkapi kalimat. Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan memahami pengertian
bahasa. 

17
Footer Text 02/09/23
3. AN: persamaan kata. Pada subtes ini yang diukur adalah
kemampuan fleeksibilitas dalam berpikir, daya
mengkombinasikan, mendeteksi dan memindahkan
hubungan- hubungan, serta kejelasan dan
kekonsekuenan dalam berpikir. 
4. GE: sifat yang dimiliki bersama. Pada subtes ini hal
yang akan diukur adalah kemampuan abstraksi verbal,
kemampuan untuk menyatakan pengertian akan sesuatu
dalam bentuk bahasa, membentuk suatu pengertian atau
mencari inti persoalan, serta berpikir logis dalam bentuk
bahasa

18
Footer Text 02/09/23
5. RA: berhitung. Dalam subtes ini aspek yang dilihat
adalah kemampuan berpikir praktis dalam berhitung,
berpikir induktif, reasoning, dan kemampuan
mengambil kesimpulan. 
6. ZR: deret angka. Dalam subtes ini akan dilihat
bagaimana cara berpikir teoritis dengan hitungan,
berpikir induktif dengan angka-angka, serta kelincahan
dalam berpikir. 

Subtes-subtes dalam IST 19


Footer Text 02/09/23
7. FA: memilih bentuk. Pada subtes ini akan mengukur
kemampuan dalam membayangkan, kemampuan
mengkonstruksi (sintesa dan analisa), berpikir konkrit
menyeluruh, serta memasukkan bagian pada suatu
keseluruhan. 
8. WU: latihan balok. Pada subtes ini hal yang akan diukur
adalah daya bayang ruang, kemampuan tiga dimensi,
analitis, serta kemampuan konstruktif teknis. 
9. ME: latihan simbol. Subtes ini mengukur daya ingat,
konsentrasi yang menetap, dan daya tahan.

20
Footer Text 02/09/23
• Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah
dengan memeriksa setiap jawaban dengan menggunakan
kunci jawaban yang telah disediakan. Untuk semua
subtes  (SE, WA, AN, RA, ZR, FA, WU, & ME), kecuali
subtes 04-GE, setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan
untuk jawaban salah diberi nilai 0. Khusus untuk subtes
04-GE, tersedia nilai 2, 1, dan 0; karena subtes ini
berbentuk isian singkat maka nilai yang  akan diberikan
tergantung dengan jawaban yang diberikan oleh subjek.

Skoring Tes IST 21


Footer Text 02/09/23
• Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban
merupakan Raw Score (RW); nilai ini belum dapat
diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai
RW yang sudah dibandingkan dengan norma disebut
dengan Standardized Score (SW). Nilai SW inilah yang
dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu
interpretasi. Adapun norma yang digunakan adalah sesuai
dengan kelompok umur subjek.

22
Footer Text 02/09/23
1. Taraf kecerdasan
- Didapat dari SW
2. Dimensi Festigung-Flexibilitat
- Mengambarkan corak berpikir subjek.
- Kutub festigung memliki arti corak berpikir eksak,
sedangkan Flexibilitat corak berpikir noneksak.
- Membandingkan GE+RA dan AN+ZR. Jika nilai GE+RA
lebih besar maka subjek cenderung festigung, jika nilai
AN+ZR maka subjek memilki kecenderungan Flexibilitat
3. Profil M-W
- Menggmbarkan cara berpikir
- Dilihat dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN, GE).
- Jika grafik berbentuk M, maka profilnya M (verbal-teoritis),
jika W maka profilnya W (praktis-konkrit)

Intepretasi tes 23
Footer Text 02/09/23
Angka IST untuk penjurusan
-IPA : lihat skor RA, ZR,FA, WU harus lebih tinggi dibandingkan yang
lain.
-IPS : Lihat skor SE, WA, GE, ME harus lebih tinggi dibandingkan
yang lain
-Untuk melanjutkan pendidikan setelah SMA, sebaiknya skor AN
cukup baik (rata-rata).
-Diprediksi berhasil menjalani pebdidikan di jenjang D3 dengan baik
jika IQ minimal pada rentang rata-rata (96 - 105).
-Diprediksi berhasil menjalani pendidikan di jenjang SI dengan baik
jika IQ minimal pada rentang rata-rata atas (106 - 110). Namun
demikian tetap harus mempertimbangkan aspek-aspek psikologis yang
lain, seperti motivasi, minat, kegigihan dalam mengatasi hambatan,
keinginan untuk belajar dsb.

Angka IST untuk penjurusan 24


Footer Text 02/09/23
• * Kesesuaian beberapa jurusan di PT berdasarkan skor IST
yang penting untuk mendapatkan skor cukup tinggi
 Fak. Hukum: SE, AN, GE, ME
 FISIP: SE, AN, GE
 Ekonomi: SE, AN,RA, ZR
 Sastra: WA, AN, GE, ME
 Fikom: SE, WA, AN, ME
 Psikologi: SE, WA, AN, GE, ME
 Kedokteran: SE, AN, GE, FA, WU
 Pertanian: AN, GE, FA, WU
 Peternakan: AN, FA, WU
 Seni rupa: AN, ZR, FA, WU
 Teknik: SE, AN, GE, RA, ZR, FA, WU
 MIPA: AN, GE, RA, ZR, FA, WU

25
Footer Text 02/09/23
TERIMA KASIH

26
Footer Text 02/09/23

Anda mungkin juga menyukai