Anda di halaman 1dari 20

PSIKODIAGNOSTIKA

Kelompok 2

TES WARTEGG Amanda Efrilia Lestari (10520095)


Darren Putra Pratama Novsa (10520261)
I Gusti Agung Ayu Andita Sintadewi (10520459)
Kalisa Ananda Al Aimmah (10520517)
EPPS Muhammad Fathur Rosyid (10520648)
Nariratih Pupita Jati (10520724)
Sathya Winayanti (10520956)
KRAEPELIN Talitha Azalia Setiawan (11520039)
TES WARTEGG

Tes Wartegg lebih dikenal dengan istilah Wartegg Drawing Completion Test atau WDCT karena
subjek harus melengkapi gambar-gambar kecil yang telah tersedia dengan tujuan mengeksplorasi
struktur kepribadian atau fungsi-fungsi dasar. Tes Wartegg adalah tes proyektif yang merupakan
kombinasi teknik completions dan expressions karena memiliki stimulus-stimulus yang perlu
diselesaikan dengan mengekspresikan suatu gambar (Nieizel & Bemstein, dalam Jadmiko, dkk.,
2016). . Dasar dari tes ini adalah bahwa setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam
mempersepsi dan bereaksi terhadap situasi yang tidak terstruktur.
Sejarah Tes Wartegg

Wartegg Drawing Completion Test (WDCT; dikenal secara historis sebagai Tes Wartegg
Zeichen, WZT, atau hanya Tes Wartegg) adalah tes kepribadian semi-terstruktur, grafik, proyektif
(berbasis kinerja). Diciptakan pada tahun 1926 oleh psikolog Jerman, Ehrig Wartegg (1897–1983),
tulisan pertama yang berkaitan dengan Tes Wartegg diterbitkan pada tahun 1939, dan manual
tes pertama ada pada tahun 1953. Menggunakan model yang diusulkan oleh Bornstein (2007)
untuk klasifikasi ukuran kepribadian, Tes Wartegg dapat dianggap sebagai tes atribusi stimulus
di mana peserta ujian mengatribusikan makna melalui karakteristik interpretasi stimulus mereka.
Tujuan Tes Wartegg

Tes Wartegg merupakan salah satu asesmen tes psikologi yang digunakan untuk evaluasi
kepribadian (personality assessment). Materi tes yang digunakan dalam tes wartegg bertujuan
untuk menghindari faktor-faktor yang mengancam. Cakupan diagnostik dari tes wartegg
ditujukan untuk menggali fungsi dasar kepribadian seperti emosi, imajinasi, dinamika, kontrol,
dan fungsi realitas yang dimiliki oleh individu
4 Fungsi Dasar Tes Wartegg

Emotion Imagination Intellect Activity

Open atau Outgoing Combining Practical Dinamic


(extraversion)
Creative Speculative Controlled
Seclusive (introversion)
Metode Tes Wartegg

Tes Wartegg akan selalu menunjukkan versi yang terdiri dari delapan kotak, berlabel 1 hingga
8, ditampilkan dalam dua baris paralel, dengan setiap baris terdiri dari empat kotak. Setiap kotak
digambarkan dengan margin hitam tebal dan berisi stimulus grafis yang berbeda atau "tanda".
Keunggulan dan Kelemahan Tes Wartegg

Tes Wartegg memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, tetapi Tes Wartegg belum mampu
membangun pengetahuan yang kumulatif karena memiliki bias budaya yang tinggi (Soilevuo &
Cato, dalam Jadmiko, 2016). Hal ini membuktikan bahwa Tes Wartegg memiliki kelemahan yang
tidak dapat diabaikan. Namun tingkat reliabilitas dan validitasnya bisa dipertanggungjawabkan
karena Tes Wartegg dapat di interpretasi melalui analisa kualitatif.
TES EPPS

Edward’s Personal Preference Schedule merupakan tes kepribadian rumusan yang disusun
pertama kali sebagai alat riset dan konseling yang dengan cepat dan mudah mengukur sejumlah
variable. EPPS meminimalisir munculnya jawaban karena tuntutan sosial sehingga jawaban yang
diberikan benar-benar mencerminkan kepribadian testee. Tes ini menilai kepribadian seseorang
melalui 15 teori kebutuhan yaitu, achievement. deference, order, exhibition, autonomy, affiliation,
intraception, succorance, dominance, abasement, nurturance, change, endurance,
heterosexuality, dan aggression.
Sejarah Tes EPPS

Tes EPPS dikembangkan oleh psikolog dan profesor Amerika Allen L. Edwards pada tahun
1954. Tes ini dikembangkan dari teori kebutuhan yang diajukan oleh Henry Alexander Murray. Tes
ini berisi 225 pertanyaan personality inventory yang bersifat preferensi, memaksa, objektif, dan
non-proyektif. Waktu pengerjaan tes ini adalah 45 menit. Partisipan tes ini berusia pada rentang
16 – 85 tahun. Sampai saat ini, EPPS sudah pernah direvisi 2 kali. Revisi pertama dipublikasikan
pada tahun 1959 oleh Journal of Consulting Psychology, Volume 23(5), bulan Oktober, halaman
471. Revisi kedua dipublikasikan pada tahun 2006 oleh Suzanne E. Bonfiglio. Dia merevisi
terutama pada bagian “heterosexuality”.
Proses Tes EPPS
Dalam tes EPPS, testee akan dihadapkan dua pilihan (A atau B) dan harus memilih
pernyataan mana yang paling cocok dengan diri testee. Dalam tes EPPS tidak ada benar atau
salah, namun dalam memilih jawaban yang cocok harus menggunakan perasaan. Penilaian
didasarkan pada 15 teori kebutuhan. Muatan nilai dalam tes EPPS adalah rendah, rata-rata,
cenderung tinggi, tinggi, dan sangat tinggi. Terdapat pula penilaian konsistensi yang bernilai valid
atau tidak valid.
Proses Tes EPPS
Keunggulan Tes EPPS

1. Hampir benar menggambarkan kepribadian seseorang.


2. Dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
3. Tidak memberikan batasan waktu sehingga dapat mengerjakan soal dengan teliti dan tidak
tergesa-gesa.
4. Penyajian tes ini mudah sehingga tidak terlalu menuntut kemampuan peserta.
5. Dapat digunakan untuk menilai kepribadian seseorang dan membantu proses konseling dan
riset.
Kelemahan Tes EPPS

1. Cara pemberian skor yang membutuhkan ketelitian dan kejelian.


2. Ada kemungkinan peserta merasa bosan mengerjakan soal tes, dikarenakan jumlah soal yang
banyak.
3. Ada beberapa pernyataan yang tidak menggambarkan kondisi peserta yang sebenarnya.
4. Lembar jawaban yang membingungkan.
TES KRAEPELIN

Tes kraepelin ini digunakan untuk tes kepribadian, di mana sensori sederhana, sensori motor,
perseptual, dan tingkah laku menjadi dasar pemikiran yang melandasi munculnya tes kreapelin.
Tes kraepelin dimaksudkan untuk mengukur maximum performance seseorang. Dari jenis isi item,
tes Kraepelin tergolong dalam numerical facility, yaitu kecakapan untuk menggunakan angka
dengan cepat dan teliti. Angka yang digunakan pada tes kraepelin berupa angka-angka dari 0-9.
Sejarah Tes Kraepelin

Tes Kraepelin diciptakan oleh Emil Wilhelm Georg Magnus Kraepelin, seorang psikiater asal
Jerman pada tahun 1856-1926. Pada awal abad ke-19 tes ini bertujuan untuk membedakan
antara orang yang normal dan abnormal. Tes Kraepelin ini awalnya diciptakan sebagai tes
kepribadian guna mengukur faktor dasar dari karakteristik individu seperti memori, efek latihan,
kerentanan terhadap kelelahan dan distraksi. Namun kini menjadi tes bakat, karena mengubah
fokus pada evaluasi dan interprestasi hasil tes. Awalnya tes ini diberi nama Simple Arithmetic
Test yang sekarang dikenal dengan Tes Kraepelin.
Tujuan Tes Kraepelin

Tes kraepelin dimaksudkan untuk mengukur maximum performance seseorang, dengan


meninterprestasikan 4 factor, yaitu:

1. Faktor kecepatan (speed factor)


2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
3. Faktor keajekan (rithme factor)
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Prosedur Pelaksanaan Tes Kraepelin

1. Bagikan lembar soal kepada testee


2. Testee diminta mengisi identitas pribadi secara lengkap pada tempatnya di halaman depan,
dan diberi tahu untuk tidak membuka lembaran sebelum ada perintah lanjut.
3. Pada saat testee mengisi identitas, kutiplah contoh soal tes Kraepelin di papan tulis.
Prosedur Pelaksanaan Tes Kraepelin

Dalam tes ini testee akan menemukan kolom-kolom yang terdiri dari angka-angka. Tugas testee
adalah:

1. Menjumlahkan setiap angka dengan angka di atasnya. Penjumlahan dilakukan dari bawah ke
atas.
2. Dari hasil penjumlahan dua angka tersebut, testee hanya akan menuliskan angka satuannya
saja. Angka satuan tersebut ditulis di sebelah kanan kolom, tepat di antara kedua angka yang
testee jumlahkan.
Prosedur Pelaksanaan Tes Kraepelin

3. Bila testee melakukan kesalahan dalam menjumlahkan atau menulis, testee tidak perlu
menghapus angka yang salah. Cukup dengan mencoret angka yang salah tersebut dan
dibetulkan di sampingnya.
4. Setelah beberapa saat, testee akan mendengar aba-aba “pindah”, maka testee harus pindah
kolom di sebelah kananya. Mulailah lagi mengerjakan angka-angka pada kolom itu dari bawah
ke atas.
5. Silakan testee mengerjakan tes dengan secepat dan seteliti mungkin.
Terima
kasih!

Anda mungkin juga menyukai