TES KREAPLIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Tes Kraepelin ini disusun oleh seorang psikiater yang berasal dari
Jerman dan merupakan murid dari Wilhelm Wundt. Adanya perbedaan dari
faktor-faktor yang khas pada proses sensori sederhana, sensori motor,
perseptual dan tingkah laku yang menjadi dasar pemikiran penyusunan tes
untuk mengklasifikasikan kekacauan psikiatrik. Salah satu tes tersebut
adalah simple arithmetic test yang digunakan untuk mengukur practice
effect, memory, kelelahan dan ditraction. Lebih lanjut alat ini dikenal
dengan nama tes Kraepelin.
Tes Kraepelin adalah tes yang dibuat pada akhir abad ke-19 di
Jerman. Tes yang berisikan angka-angka sederhana ini mulai digunakan di
Indonesia pada tahun 1900-an. Tes ini merupakan tes yang masih digunakan
hingga saat ini, khususnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan,
meskipun tes Kraepelin termasuk tes yang cukup tua. Mengingat hal ini, tes
Kraepelin harus diuji secara berulang untuk melihat apakah tes masih baik
untuk digunakan atau tidak.
Tes ini banyak digunakan dibidang industri seperti untuk keperluan seleksi,
promosi, mutasi kerja dan jabatan. Selain itu juga dapat digunakan di bidang
psikologi lain seperti psikologi pendidikan dan bidang klinis.
Tujuan dari tes kraepelin adalah untuk menilai seseorang dalam hal ketahanan
konsentrasi, menghadapi tekanan, ketelitian, konsistensi, dan kecepatan waktu
dalam mengerjakan sebuah pekerjaan.
Sebagai informasi, tes kraepelin disusun oleh seorang psikiater asal Jerman
bernama Emil Kraepelin. Awalnya, Emil menggunakan tes ini untuk
mendiagnosis gangguan otak alzheimer dan membedakan orang normal dan tidak
normal.
Tes kraepelin kini sudah banyak digunakan sebagai tes masuk ke perusahaan
besar, perguruan tinggi, hingga sekolah militer. Tujuannya pun tetap sama, yakni
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan peserta tes dalam hal konsentrasi,
ketelitian, stabilitas emosi, dan daya tahan prima.
Dalam dunia kerja, tes kraepelin banyak digunakan untuk keperluan seleksi,
promosi, mutasi kerja, hingga jabatan. Selain itu, tes ini juga dapat digunakan
pada bidang psikologi lain seperti psikologi pendidikan dan bidang klinis.
Aspek Ketahanan (Konsentrasi)
Oleh Sebab Itu, HRD Umumnya Memanfaatkan Hasil Dari Tes Ini Untuk
Mengukur Seberapa Tinggi Ketahanan Dan Konsentrasi Seseorang Jikalau
Dituntut Untuk Mengerjakan Banyak Pekerjaan Dengan Berbagai Persoalan
Dalam Durasi Waktu Yang Teramat Singkat.
2. Aspek Motivasi
Aspek Motivasi Ini Adalah Salah Satu Faktor Mengapa Banyak Perusahaan Lebih
Memilih Menggunakan Kraepelin Untuk Tes Psikolog. Aspek Ini Memiliki
Tujuan Untuk Mengetahui Seberapa Besar Motivasi Seseorang Serta Seberapa
Kuat Kemauan Untuk Menyelesaikan Segala Persoalan Dengan Baik.
3. Aspek Emosional
Selain Daya Tahan Dan Konsentrasi, Tes Psikolog Yang Satu Ini Juga Berfungsi
Untuk Menguji Emosional Dari Diri Seseorang. Seberapa Tinggi Tingkat
Pengendalian Emosi Seseorang Akan Mampu Terlihat Ketika Orang Tersebut
Menghadapi Tekanan Seperti Soal Yang Wajib Diselesaikan Dalam Durasi Waktu
Sesingkat Mungkin.
Aspek Selanjutnya Yang Dapat Digali Dari Tes Kraepelin Adalah Tentang
Adaptasi Dan Stabilitas Diri Seseorang. Hasil Dari Tes Kraepelin Akan
Menunjukkan Bagaimana Seseorang Mampu Atau Tidak Beradaptasi Kala
Menyelesaikan Suatu Jobdesk Maupun Persoalan Baru Yang Belum Pernah
Dijumpai Sebelumnya. Variasi Serta Rangkaian Soal Pada Tes Kraepelin Juga
Mempunyai Fungsi Mengukur Tingkat Stabilitas Mental Seperti Mood Seseorang.
Tes ini terdiri dari 60 baris serta 45 kolom yang berisi deretan angka dari 0 hingga
9.
Total waktu untuk mengerjakan tes ini adalah 20 menit dengan rincian sebagai
berikut.
Kesimpulan
Kalau Hasil Dari Penjumlahan Lebih Dari 10, Maka Peserta Hanya Cukup
Menuliskan Angka Satuan. Sebagai Contoh Misal Hasil Penjumlahan Adalah 15,
Maka Peserta Hanya Perlu Menulis Angka 5 Saja. Kemudian Pengawas Akan
Memberikan Instruksi Untuk Berpindah Dalam Waktu Sekitar 30 Detik Sekali.
Nah, Saat Itu Juga Peserta Wajib Segera Pindah Ke Kolom Selanjutnya. Anda
Tidak Perlu Melanjutkan Sisa Soal Supaya Tidak Mengalami Gap Antar Kolom
Nantinya.
Jika Ada Kesalahan Dan Anda Ingin Menggantinya, Maka Cukup Coret Dan
Menuliskan Jawaban Baru Di Samping Kanan Dari Angka Yang Dicoret Tadi.
Itulah Beberapa Penjelasan Singkat Tentang Pengertian, Tujuan, Serta Cara
Pengerjaan Serta Pengertian Tes Kraepelin. Akan Sangat Membantu Jika Anda
Mampu Memahaminya Sebelum Mengikuti Tes Psikolog Ini.
Instruksi Tes
Dalam tes ini Anda akan menemukan kolom-kolom yang terdiri dari angka-angka.
Tugas Anda adalah:
Dari hasil penjumlahan dua angka tersebut, Anda hanya menuliskan angka
satuannya saja. Angka satuan tersebuut ditulis di sebelah kanan kolom, tepat di
antara kedua angka yang Anda jumlahkan (contohkan).
Bila Anda melakukan kesalahan dalam menjumlahkan atau menulis, Anda tidak
perlu menghapus angka yang salah. Cukup dengan mencoret angka yang salah
tersebut dan dibetulkan di sampingnya. (contohkan)
Setelah beberapa saat, Anda akan mendengar aba-aba ‘‘Pindah’’, maka Anda
harus pindah ke kolom di sebelah kanannya. Mulailah lagi menjumlahkan angka-
angka pada kolom itu dari bawah ke atas.
Demikian seterusnya.
Sebagai latihan, mari kita kerjakan contoh yang terdapat pada halaman depan
lembar tes. Dimulai dari kolom paling kiri. ‘‘Dimulai!’’ (setelah 30 detik beri aba-
aba). ‘‘Pindah!’’ (setelah 30 detik) ‘‘Selesai! Silakan letakkan alat tulis Anda’’
Periksa hasil pengerjaan contoh testee, pastikan testee mengerjakan dengan cara
yang benar.
Skoring
Aspek yang diukur pada tes kraeplin adalah performance seseorang, yang
mencakup aspek kecepatan kerja, ketelitian kerja, konsistensi kerja (ritme) dan
ketahanan kerja. Tes ini dapat disajikan secara individual maupun klasikal. Waktu
keseluruhan yang diperlukan kurang lebih 25 - 30 menit. Perinciannya adalah
sebagai berikut:
Instruksi + 5 menit
Setiap 30 detik ada aba-aba untuk segera pindah untuk mengerjakan kolom yang
berikutnya, sampai 40 kali kolom (Tes Kraeplin versi UI).
Sebagai tes bakat, tes ini bertujuan mengukur performa optimal seseorang.
Dengan demikian, penekanan pada scoring dan interpretasi lebih didasarkan pada
hasil tes secara obyektif.
b. Bila fluktuasi kurang dari angka tersebut dapat dikatakan cenderung stabil
______________________
40 (banyaknya kolom)
Performa yang baik dihasilkan oleh individu yang mampu menghasilkan unjuk
kerja yang cepat, teliti dan stabil.