Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKODIAGNOSTIK IV

TES KEPRIBADIAN NON PROYEKTIF

TES KREAPLIN

Dosen Pengampu : Widi Astuti, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh Kelompok 5/C :

Nurul Aini Batu Bara 210620088

Nessa Andriani 210620098

Lara Sati Putri 210620112

Haris Irhamsyah 210620146

Mutiara Balqis 210620186

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.3. TUJUAN PENULISAN


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH TES KRAEPELIN

Tes Kraepelin ini disusun oleh seorang psikiater yang berasal dari
Jerman dan merupakan murid dari Wilhelm Wundt. Adanya perbedaan dari
faktor-faktor yang khas pada proses sensori sederhana, sensori motor,
perseptual dan tingkah laku yang menjadi dasar pemikiran penyusunan tes
untuk mengklasifikasikan kekacauan psikiatrik. Salah satu tes tersebut
adalah simple arithmetic test yang digunakan untuk mengukur practice
effect, memory, kelelahan dan ditraction. Lebih lanjut alat ini dikenal
dengan nama tes Kraepelin.

Tes Kraepelin di buat oleh Emil Kraepelin, seorang psikiater dan


ahli psikodiagnostik Eropa. Emil Kraepelin adalah seorang psikiater asal
Jerman yang hidup antara tahun 1856-1926. Pada awal kariernya, ia pernah
mengikuti Wilhelm Wundt sebagai muridnya (Kuncoro & Nuryati Atamimi,
1984; Japar, 2013). Pada awal abad ke 19 Kraeplin menciptakan sebuah alat
tes psikologi. Kraepelin menciptakan sebuah tes yang bertujuan untuk
membedakan antara orang yang normal dengan abnormal. Tes ini awalnya
diberi nama Simple Arithmetic Test yang kemudian dikenal dengan tes
Kraepelin (Mangunsong, dalam Febrianty, 2015).

Kraepelin memiliki pemikiran bahwa terdapat perbedaan pada


proses sensori sederhana, sensori motor, perceptual dan tingkah laku (Japar
dalam Febrianty, 2015). Tes ini awalnya diciptakan sebagai tes kepribadian
untuk mengukur faktor dasar dari karakteristik individu seperti memori,
efeklatihan, kerentanan terhadap kelelahan dan distraksi (Anastasi & Urbina
dalam Febrianty, 2015). Dengan mengubah fokus pada penilaian dan
intepretasi hasil tes, tes ini sekarang telah berkembang menjadi tes bakat
(Mangunsong dalam Febrianty, 2015).
Pada awalnya tes Kraepelin merupakan tes kepribadian, namun
dengan mengubah penekanan pada skoring dan intepretasinya dalam
perkembangan selanjutnya tes ini menjadi tes bakat karena didasarkan pada
hasil-hasil tes secara obyektif dan bukan proyektifnya. Tes Kraepelin masuk
ke Indonesia setelah dimodifikasi oleh Fakultas Psikologi Universitas
Gajahmada (UGM) dan Fakutas Psikologi Universitas Indonesia. Norma
yang digunakan di Indonesia merupakan hasil adaptasi dari beberapa
penelitian sebelumnya. Perkembangan tes Kraepelin di Indonesia sudah
banyak digunakan di kalangan TNI maupun perusahaan, terutama untuk
kepentingan seleksi dan penempatan kerja. Sehingga bentuk dan ukuran tes
Kreapelin yang distandardisasikan telah mengalami perubahan dari bentuk
aslinya atas pertimbangan praktis namun tetap menggunakan prinsip-prinsip
yang sama.

Tes Kraepelin adalah tes yang dibuat pada akhir abad ke-19 di
Jerman. Tes yang berisikan angka-angka sederhana ini mulai digunakan di
Indonesia pada tahun 1900-an. Tes ini merupakan tes yang masih digunakan
hingga saat ini, khususnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan,
meskipun tes Kraepelin termasuk tes yang cukup tua. Mengingat hal ini, tes
Kraepelin harus diuji secara berulang untuk melihat apakah tes masih baik
untuk digunakan atau tidak.

Data mengenai karakteristik psikometris tes Kraepelin yang


terakhir ditemukan berasal dari pengujian validitas dan reliabilitasnya pada
tahun 1960-an, atau lebih dari 50 tahun yang lalu. Seperti yang telah
diungkapkan Osterlind (dalam Febrianty, 2015), validitas dan reliabilitas
sangat rentan berubah apabila sebuah tes digunakan pada waktu dan konteks
yang berbeda.

Tes Kraepelin pada awalnya dibuat untuk membedakan antara orang


normal dan abnormal. Dalam perkembangannya, tes ini telah beralih fungsi menjadi tes
bakat. Setelah lebih dari 50 tahun tes Kraepelin digunakan tanpa ada pengujian
ulang terhadap karakteristik psikometrisnya, fungsi tes Kraepelin untuk mengukur bakat
sangat mungkin berubah.
B. Tujuan Alat Tes

Tes ini banyak digunakan dibidang industri seperti untuk keperluan seleksi,
promosi, mutasi kerja dan jabatan. Selain itu juga dapat digunakan di bidang
psikologi lain seperti psikologi pendidikan dan bidang klinis.

Tujuan dari tes kraepelin adalah untuk menilai seseorang dalam hal ketahanan
konsentrasi, menghadapi tekanan, ketelitian, konsistensi, dan kecepatan waktu
dalam mengerjakan sebuah pekerjaan.

Sebagai informasi, tes kraepelin disusun oleh seorang psikiater asal Jerman
bernama Emil Kraepelin. Awalnya, Emil menggunakan tes ini untuk
mendiagnosis gangguan otak alzheimer dan membedakan orang normal dan tidak
normal.

Namun seiring perkembangan waktu, tes kraepelin dijadikan sebagai standarisasi


untuk mendapatkan data tentang kepribadian seseorang. Tes kraepelin juga
termasuk ke dalam tes kecepatan yang ditunjukan dengan banyaknya angka yang
harus dikerjakan dalam waktu terbatas, sehingga peserta tes dipastikan tidak dapat
menyelesaikan seluruh soal.

Tes kraepelin kini sudah banyak digunakan sebagai tes masuk ke perusahaan
besar, perguruan tinggi, hingga sekolah militer. Tujuannya pun tetap sama, yakni
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan peserta tes dalam hal konsentrasi,
ketelitian, stabilitas emosi, dan daya tahan prima.

Dalam dunia kerja, tes kraepelin banyak digunakan untuk keperluan seleksi,
promosi, mutasi kerja, hingga jabatan. Selain itu, tes ini juga dapat digunakan
pada bidang psikologi lain seperti psikologi pendidikan dan bidang klinis.
Aspek Ketahanan (Konsentrasi)

Ketika Mengerjakan Tes Kraepelin, Seorang Penguji Akan Meminta Peserta


Supaya Menjumlahkan Beberapa Deret Angka-Angka Namun Dengan Durasi
Waktu Yang Sangat Singkat. Meskipun Tergolong Mudah Tetapi Durasi Yang
Singkat Menjadikan Keterbatasan Waktu Akan Sangat Mempengaruhi Ketahanan
Seorang Peserta Sewaktu Menyelesaikan Suatu Persoalan.

Oleh Sebab Itu, HRD Umumnya Memanfaatkan Hasil Dari Tes Ini Untuk
Mengukur Seberapa Tinggi Ketahanan Dan Konsentrasi Seseorang Jikalau
Dituntut Untuk Mengerjakan Banyak Pekerjaan Dengan Berbagai Persoalan
Dalam Durasi Waktu Yang Teramat Singkat.

2. Aspek Motivasi

Aspek Motivasi Ini Adalah Salah Satu Faktor Mengapa Banyak Perusahaan Lebih
Memilih Menggunakan Kraepelin Untuk Tes Psikolog. Aspek Ini Memiliki
Tujuan Untuk Mengetahui Seberapa Besar Motivasi Seseorang Serta Seberapa
Kuat Kemauan Untuk Menyelesaikan Segala Persoalan Dengan Baik.

3. Aspek Emosional

Selain Daya Tahan Dan Konsentrasi, Tes Psikolog Yang Satu Ini Juga Berfungsi
Untuk Menguji Emosional Dari Diri Seseorang. Seberapa Tinggi Tingkat
Pengendalian Emosi Seseorang Akan Mampu Terlihat Ketika Orang Tersebut
Menghadapi Tekanan Seperti Soal Yang Wajib Diselesaikan Dalam Durasi Waktu
Sesingkat Mungkin.

4. Aspek Adaptasi dan Stabilitas

Aspek Selanjutnya Yang Dapat Digali Dari Tes Kraepelin Adalah Tentang
Adaptasi Dan Stabilitas Diri Seseorang. Hasil Dari Tes Kraepelin Akan
Menunjukkan Bagaimana Seseorang Mampu Atau Tidak Beradaptasi Kala
Menyelesaikan Suatu Jobdesk Maupun Persoalan Baru Yang Belum Pernah
Dijumpai Sebelumnya. Variasi Serta Rangkaian Soal Pada Tes Kraepelin Juga
Mempunyai Fungsi Mengukur Tingkat Stabilitas Mental Seperti Mood Seseorang.

Cara Mengerjakan Alat Tes

Cara Mengerjakan Kraepelin Test

Seperti Tes Pada Umumnya, Kraepelin Mempunyai Beberapa Peraturan Dan


Ketentuan Dalam Pengerjaanya. Berikut Ini Adalah Tata Cara Pengerjaan Tes
Kraepelin:

Tes ini terdiri dari 60 baris serta 45 kolom yang berisi deretan angka dari 0 hingga
9.

Total waktu untuk mengerjakan tes ini adalah 20 menit dengan rincian sebagai
berikut.

Pengisian form data diri memiliki durasi waktu 4 menit.

Penyampaian instruksi tes selama 2 menit saja.


Untuk latihan contoh soal cenderung sangat singkat, yakni 1 menit, untuk
selanjutnya, pengerjaan soal tes selama 12 menit lebih 30 detik.

Kesimpulan

Para Peserta Tes Kraepelin Wajib Menjumlahkan Deret Angka-Angka Yang


Berdekatan, Dimulai Dari Bawah Ke Atas. Setelah Itu Harus Menuliskan Hasil
Penjumlahan Di Sebelah Samping Kanan Antara Kedua Angka Yang
Dijumlahkan Tadi.

Kalau Hasil Dari Penjumlahan Lebih Dari 10, Maka Peserta Hanya Cukup
Menuliskan Angka Satuan. Sebagai Contoh Misal Hasil Penjumlahan Adalah 15,
Maka Peserta Hanya Perlu Menulis Angka 5 Saja. Kemudian Pengawas Akan
Memberikan Instruksi Untuk Berpindah Dalam Waktu Sekitar 30 Detik Sekali.
Nah, Saat Itu Juga Peserta Wajib Segera Pindah Ke Kolom Selanjutnya. Anda
Tidak Perlu Melanjutkan Sisa Soal Supaya Tidak Mengalami Gap Antar Kolom
Nantinya.

Jika Ada Kesalahan Dan Anda Ingin Menggantinya, Maka Cukup Coret Dan
Menuliskan Jawaban Baru Di Samping Kanan Dari Angka Yang Dicoret Tadi.
Itulah Beberapa Penjelasan Singkat Tentang Pengertian, Tujuan, Serta Cara
Pengerjaan Serta Pengertian Tes Kraepelin. Akan Sangat Membantu Jika Anda
Mampu Memahaminya Sebelum Mengikuti Tes Psikolog Ini.

Tes Kraepelin Online


NS Development Menyediakan Aplikasi Tes Kraepelin Dalam Bentuk Aplikasi
Psikotes Online, Yang Telah Di Validasi Oleh Ahli Dibidang Psikilogi Dan
Psikometri, Sehingga Memberikan Kepercayaan Terhadap Hasil Tes.
Menggunakan Aplikasi Tes Kepribadian Online Memudahkan Pengguna Baik
Peserta Tes Maupun User (Psikolog, Perusahaan, Lembaga Pendidikan, Asesor)
Dalam Mengakses Tes Kraepelin.

Tes Kraepelin Online NS Development Dapat Diakses Dimana Saja Dengan


Menggunakan Perangkat Yang Tersedia Seperti Laptop, Komputer, Tablet Dan
Mobile Phone. Aplikasi Psikotes Online Ini Dapat Digunakan Dengan
Menggunakan Browser Maupun Aplikasi Android.

Ingin Mengetahui Lebih Lengkap Mengenai Tes Kraepelin Online NS


Development? Dapat Mengunjungi Langsung Link Tautan Tes Kraepelin Online.

Instruksi Tes

Dalam tes ini Anda akan menemukan kolom-kolom yang terdiri dari angka-angka.
Tugas Anda adalah:

Menjumlahkan setiap angka dengan angka di atasnya. Penjumlahan dilakukan dari


bawah ke atas. (tunjukkan pada testee)

Dari hasil penjumlahan dua angka tersebut, Anda hanya menuliskan angka
satuannya saja. Angka satuan tersebuut ditulis di sebelah kanan kolom, tepat di
antara kedua angka yang Anda jumlahkan (contohkan).

Bila Anda melakukan kesalahan dalam menjumlahkan atau menulis, Anda tidak
perlu menghapus angka yang salah. Cukup dengan mencoret angka yang salah
tersebut dan dibetulkan di sampingnya. (contohkan)
Setelah beberapa saat, Anda akan mendengar aba-aba ‘‘Pindah’’, maka Anda
harus pindah ke kolom di sebelah kanannya. Mulailah lagi menjumlahkan angka-
angka pada kolom itu dari bawah ke atas.

Demikian seterusnya.

‘‘Apakah ada yang ingin ditanyakan?’’

Silakan mengerjakan tes dengan secepat dan seteliti mungkin.

Sebagai latihan, mari kita kerjakan contoh yang terdapat pada halaman depan
lembar tes. Dimulai dari kolom paling kiri. ‘‘Dimulai!’’ (setelah 30 detik beri aba-
aba). ‘‘Pindah!’’ (setelah 30 detik) ‘‘Selesai! Silakan letakkan alat tulis Anda’’

Periksa hasil pengerjaan contoh testee, pastikan testee mengerjakan dengan cara
yang benar.

Skoring

Aspek yang diukur pada tes kraeplin adalah performance seseorang, yang
mencakup aspek kecepatan kerja, ketelitian kerja, konsistensi kerja (ritme) dan
ketahanan kerja. Tes ini dapat disajikan secara individual maupun klasikal. Waktu
keseluruhan yang diperlukan kurang lebih 25 - 30 menit. Perinciannya adalah
sebagai berikut:

Pengisian identitas subjek 3 menit

Instruksi + 5 menit

Latihan mengisi soal 1 menit

Mengerjakan soal 20 menit (setiap kolom diberi waktu 30 detik)

Setiap 30 detik ada aba-aba untuk segera pindah untuk mengerjakan kolom yang
berikutnya, sampai 40 kali kolom (Tes Kraeplin versi UI).

Tes ini digunakan untuk semua kepentingan yang memerlukan pengukuran


terhadap aspek kecepatan kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja dan ketahanan
kerja. Biasanya sangat sering digunakan untuk kepentingan seleksi, promosi dan
mutasi dalam bidang kerja dan jabatan (psikologi industri). Selain itu, bidang
psikologi lainnya juga menggunakan alat tes ini, seperti psikologi pendidikan,
klinis dan bidang lain yang disesuaikan dengan kepentingannya.

Sebagai tes bakat, tes ini bertujuan mengukur performa optimal seseorang.
Dengan demikian, penekanan pada scoring dan interpretasi lebih didasarkan pada
hasil tes secara obyektif.

SKORING TES KRAEPLIN

Tahapan dalam scoring tes Kraeplin adalah:

Membuat garis sambungan dari puncak-puncak tertinggi sehingga membentuk


grafik

Membuat garis timbang: (Puncak tertinggi + Puncak terendah) : 2. Tujuannya


adalah melihat konsistensi dan stabilitas emosi.

a. Fluktuatif = lebih dari 8 / 9

b. Bila fluktuasi kurang dari angka tersebut dapat dikatakan cenderung stabil

Memeriksa tempo / kecepatan kerja; kecepatan testee mengerjakan kolom setiap


menit

2 x (banyaknya angka di atas garis timbang – angka di bawah garis timbang)

______________________

40 (banyaknya kolom)

Memeriksa ketelitian: Menjumlahkan banyaknya kesalahan dan jumlah lompatan


(kolom yang terlewatkan). Kemudian hasilnya dicek dengan norma sehingga
diperoleh skor ketelitian kerja.
Mencari skor ketahanan kerja dapat dilihat dari stabilitas kerja, lihat fluktuasinya

Lihat pada norma untuk kategorinya.

Performa yang baik dihasilkan oleh individu yang mampu menghasilkan unjuk
kerja yang cepat, teliti dan stabil.

Anda mungkin juga menyukai