Pada pertemuan minggu lalu, kita sudah belajar Tes Kraeplin dengan cara
mempraktikkannya (melakukan administrasi, skoring dan membuat laporan dari hasil tes
Kraeplin). Pada pertemuan ini, kita akan belajar mengenal tes yang serupa dengan Tes
Kraeplin, yaitu Tes Pauli. Tes Pauli merupakan pengembangan dari Tes Kraeplin.
Kedudukan Tes Pauli dalam Tes Bakat akan terlihat dalam gambar di bawah ini.
Tes Bakat
Tes Artistik
Tes Klerikal
Tes Kreativitas
Kraeplin
Pauli
GATB
FACT
Pada dasarnya, Richard Pauli tergolong dalam suatu aliran yang ingin membuat ilmu
psikologi menjadi bidang ilmu pasti atau ilmu alam. Atau dengan kata lain, Pauli ingin
membuat ilmu psikologi sebagai suatu bidang eksperimen. Dengan menggunakan tes
ini, Pauli ingin menunjukkan bahwa sebagian atau seluruh simtom kepribadian
seseorang dapat diketahui dengan menggunakan metode eksperimen. Tes Pauli
merupakan suatu alat diagnostik yang tidak tergantung pada perbedaan umur, jenis
kelamin, pendidikan dan kebudayaan seseorang, sehingga tes ini dapat diberikan
kepada siapa saja, asalkan testee tersebut sudah mampu berhitung.
Richard Pauli menggunakan cara sama yang digunakan Kraeplin dalam menyusun tes
ini, yaitu dengan menggunakan suatu metode menghitung, untuk melihat pengaruh
sikap kerja terhadap prestasi kerja seseorang. Prinsip utama Richard Pauli dalam tes
Pauli ini adalah bahwa setiap manusia itu mampu belajar dan berlatih. Gambar di bawah
ini menjelaskan bahwa prestasi atau performance seseorang dalam Tes Pauli
merupakan kombinasi dari kemampuan diri dan motivasi. Sesuai dengan prinsip Richard
Pauli, untuk melihat prestasi kerja seseorang, kita tidak hanya melihat dari potensi
(ability) saja. Prestasi kerja juga dapat dilihat dari bagaimana motivasi yang ada dalam
diri, dimana motivasi ini adalah unsur yang, di satu sisi dapat atau digerakkan, namun di
sisi lain dapat mengalami kejenuhan (plateau).
Performance
Ability
Motivation
hasil dari niat dan kemauan yang:
Ketekunan
Daya tahan
Ketelitian
mampu dilatih
mampu digerakkan
dapat mengalami kejenuhan
Berfungsi
sebagai Tes
Bakat
Tes Pauli banyak dilakukan dalam konteks industri organisasi untuk mengukur sikap
kerja. Dengan mengetahui sikap kerja, bukan semata-mata berarti bahwa Tes Pauli
dikatakan hanya mengukur kemampuan (bakat) saja. Tes Pauli juga mengukur niat,
kemauan, atau motivasi yang berpengaruh terhadap hasil kerja seseorang. Niat,
kemauan, atau motivasi merupakan unsur dari watak/ karakter/ kepribadian seseorang.
Oleh karena itu, Tes Pauli juga digolongkan dalam salah satu tes kepribadian. Selain itu,
Tes Pauli juga dapat digunakan untuk mengetahui batas nyata perbedaan potensi antar
testee atau melihat prestasi dengan tepat.
Berdasarkan gambar di atas, hasil kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi, baik faktor yang
menjadi penghambat maupun faktor yang dapat menjadi pendorong seseorang dalam
meningkatkan prestasinya. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Ability.
Kemampuan ini dapat berupa potensi inteligensi, bakat, ketajaman perceptual,
kecekatan motorik, emosi yang stabil, daya tahan fisik, daya tahan mental, usia,
tingkat pendidikan.
2. Motivation.
Motivasi ini dapat berupa sikap testee terhadap tes, sikap testee terhadap suatu
tugas atau pekerjaan, pandangan terhadap hidup, dorongan yang dimiliki dalam diri,
kondisi lingkungan sosial.
3. Ketidaksadaran Pribadi.
Dalam waktu satu jam pengerjaan tes Pauli, testee diberikan waktu yang cukup
untuk dapat menyesuaikan diri, sampai testee dapat menunjukkan dengan jelas
kemampuan diri yang sebenarnya. Pada 10 menit pertama, kesadaran testee masih
kuat (KENDALI RASIO). Pada 10 20 menit, terjadinya transisi dari RATIO ke
EMOSI. Namun selama waktu ini pun, tester belum mendapat gambaran diri testee
yang sebenarnya atau bukan representasi sesungguhnya dari testee. Pada 20 60
menit, baru akan terlihat gambaran diri testee yang sesungguhnya, karena pada
waktu ini, mulai muncul DOMINASI EMOSI (kendali terhadap rasio berkurang).
sulit. Namun, disamping itu, adanya tugas sederhana dapat merangsang kejenuhan,
sehingga individu menjadi letih lesu, dan pada akhirnya menyebabkan prestasi kerja
menurun.
3. Aturan yang pasti.
Aturan ini dapat membantu tester mengetahui bagaimana kesiapsiagaan testee
dalam bekerja, mengarahkan diri terhadap aturan, dan kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan situasi baru.
4. Waktu yang lama.
Dengan penggunaan waktu yang relatif lama dalam tes ini, tester dapat melihat
bagaimana kemampuan testee dalam mengendalikan diri, bagaimana daya tahan
dalam waktu tertentu, bagaimana kemampuan testee dalam mengarahkan kemauan,
dan melihat bagaimana keteraturan testee dalam bekerja.
5. Kesulitan tes.
Kesulitan tes ini bukan terletak pada soalnya, tetapi karena adanya waktu yang
lama, waktu yang terbatas pada masing-masing garis, dan situasi yang monoton.
Dari semua kesulitan ini, tester dapat mengetahui bagaimana kemampuan testee
dalam mengatasi kesulitan tes tersebut, dan secara keseluruhan dapat memprediksi
bagaimana kemampuan testee mengatasi masalah dalam hidup.
depan. Setelah semua testee menghadap ke depan dan tenang, maka tester
memberi instruksi bagaimana melakukan atau mengerjakan tes ini.
2. Instruksi.
Pada tahap ini, tester perlu memberikan instruksi yang jelas dan tepat, yaitu Kepada
anda telah dibagikan lembar tes. Ambillah lembar tersebut dan isilah dengan
ballpoint : nomor pemeriksaan, nama, tanggal lahir dan tanggal pemeriksaan, jam -Jika sudah selesai, letakkan alat tulis anda dan perhatikan ke depan. Kita lihat
lembar tes ini penuh tercetak angka-angka (tunjukkan lembar jawaban) -- Tugas
anda adalah sangat sederhana, yaitu menjumlah! Namun cara menjumlahnya
istimewa, yang nanti akan saya tunjukkan di papan tulis (tunjukkan dengan benar di
papan tulis) -- Jumlahkan setiap angka dengan angka di bawahnya, dan hasilnya
harus dituliskan di sebelah kanan di antara kedua angka yang anda jumlahkan itu. -Angka puluhan HARUS DIBUANG. Lihatlah ke papan tulis (contohkan) -- Pada saat
anda menjumlahkan angka-angka ini, pada waktu-waktu tertentu akan terdengar
aba-aba GARIS! Pada setiap aba-aba GARIS, maka anda harus memberi garis di
bawah angka hasil penjumlahan terakhir yang pada waktu itu sedang anda tulis, dan
meneruskan penjumlahan anda sampai terdengar aba-aba BERHENTI! Jika anda
sampai pada akhir lembar ini.(tunjukkan akhir lembar depan)maka masih
tersedia angka-angka di lembar belakangnya. Lembar ini dicetak istimewa, sehingga
cara membaliknya juga istimewa seperti ini (contohkan)
dilakukan secepat-cepatnya -- Untuk pekerjaan ini sebaiknya jangan ada bendabenda yang menghalangi di meja anda, dan aturlah cara duduk anda agar merasa
nyaman -- Apakah ada pertanyaan? Jika tidak ada, sekali lagi kami ingatkan untuk
melakukan pekerjaan ini secepat-cepatnya -- Ambillah pensil saudara. Letakkan
pensil saudara di antara dua angka pertama. SIAP.MULAI
3. Pelaksanaan Tes.
Tes Pauli ini membutuhkan waktu 60 menit, dengan 20 kurun waktu atau 20 garis,
yang masing-masing garisnya membutuhkan waktu masing-masing selama 3 menit.
4. Observasi.
Dalam pelaksanaan tes Pauli ini, tester perlu melakukan observasi sejak awal ketika
lembar tes dibagikan hingga selesai. Pada saat memberikan instruksi, tester perlu
memperhatikan apakah ada testee yang mencuri start. Selama observasi, tester
dapat melihat bagaimana cara testee dalam mengerjakan tes, cara pembuatan garis,
kemungkinan penambahan lembar tes.
5. Persiapan Skoring.
Sebelum melakukan skoring, tester perlu menyiapkan beberapa hal, seperti kunci
tes Pauli, pensil, penggaris, pulpen merah/biru/hitam, komputer, dan software
program Pauli.
Daftar Pustaka
Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi, Jilid 2,
Edisi Kedua Belas. Jakarta : Indeks
Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta : PT
Indeks.