Biasanya jenis contoh soal dalam bentuk psikotes kerja ini melibatkan serangkaian soal
matematika dalam istilah tesnya tes verbal atau non verbal. Angka juga bahasa merupakan
bagian dari tes ini. Jika kandidat senang dengan hitungan maka akan membantu ketika
menjawabnya. Namun tes IQ memang dibuat standar agar bisa dilakukan setiap orang.
TIU (Tes Intelegensi Umum) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap
kemampuan mental umum
Gaji : honor, Vokal >< konsonan, Air : Es (air didinginkan jadi es) Uap : Air (uap
didinginkan jadi air)
TKD (Tes Kemampuan Dasar) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan dasar individu
AA (Army Alpha) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui daya tangkap /
daya konsentrasi orang
IST (Tes Inteligensi) : Psikotes kerja ini mencakup dari 9 subtes didasarkan pada
anggapan bahwa struktur intelegensi tertentu cocok dengan pekerjaan atau profesi
tertentu
Tes Kepribadian
Di dalam tes ini mencakup serangkaian pertanyaan mengenai berbagai pilihan dilema dalam
pekerjaan, seperti bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bekerja sama serta bagaimana
solusi jika menghadapi suatu kebimbangan (pilihan). Dari sini dapat diukur dan dikaji,
seberapa jauh kemampuan kandidat bekerja dalam tim dan bekerja secara personal apakah
kandidat termasuk orang yang memiliki karakteristik mudah adaptasi atau individual.
Berbagai macam Tes Kepribadian :
DAM & BAUM ( Draw A Man Tes / Tes Gambar Orang) : Psikotes kerja yang
bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan serta
ketahanan kerja
WARTEGG TEST : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui emosi, imajinasi,
intelektual dan aktifitas subjek.
TES PAULI :Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengukur sikap kerja dan prestasi
kerja (daya tahan, keuletan, sikap terhadap tekanan, daya penyesuaian, ketekunan,
konsistensi, kendali diri)
RM (The Rothwell Miller) :Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui minat
seseorang terhadap jenis pekerjaan tertentu
PAPI Kostick : Psikotes kerja yang bertujuan untuk menjabarkan kepribadian dalam
20 aspek yang masing-masing mewakili need maupun role tertentu, tinggi rendahnya
need ataupun role tertentu yang mempunyai arti lebih spesifik. Konfigurasi yang
diperoleh ialah gambaran dari pilihan testee yang bermuatan need maupun role, serta
dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan sistem kepribadian
berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri.
Tes Kemampuan
Pada jenis psikotes kerja ini kandidat akan diuji serangkaian tugas di bawah tekanan tinggi,
sekaligus mengukur daya tahannya. Biasanya tes kemampuan ini mengkondisikan kandidat
dalam suasana penuh tekanan tetapi harus menyelesaikan soal dengan cepat. Bisa bentuknya
angka maupun permainana kata-kata tapi pula dalam bentuk berupa grafik serta bentukbentuk tiga dimensi.
Tes Kreatifitas
Biasanya kandidat akan diminta menulis dan menggambarkan sesuatu. Pada salah satu tes
diminta melanjutkan gambar dari enam kotak yang sudah ada. Lanjutkan dengan ilustrasi
yang baik semaksimal mungkin. Satu lagi tes final biasanya kandidat diminta menggambar.
1. Test Pemahaman
Ada beberapa cara untuk mengukur kemampuan anda dalam test ini, antara lain :
a. Test Analogi Verbal (korelasi makna), test ini untuk melihat pemahaman anda terhadap
hubungan antar kata. Dampak positifnya adalah mengukur kemampuan anda dalam
memahami suatu permasalahan. Contoh soal :
Kepala Pusing = Perut a. Batuk b. Pilek c. Mules d. Ngilu
Air Haus = Nasi a. Goreng b. Lapar c. Beras d. Rames
b. Test Antonim (lawan kata), test ini ditujukan untuk mengukur kemampuan melihat
kebenaran secara terbalik (kemampuan seseorang untuk mengetahui sesuatunya benar atau
salah tidak hanya secara fenomenologis tetapi juga secara dialektis), sekaligus melihat
wawasan anda. Contoh soal :
Asli >< a. Orisinil b. Tiruan c. Autentik d. Murni
Insidental >< a. Khusus b. Tertentu c. Rutin d. Istimewa
c. Test Sinonim (persamaan/padanan makna/kata), test ini untuk mengukur tingkat
kewaspadaan dan kecermatan anda terhadap suatu indikasi yang sama/mirip. Maksudnya
yaitu seseorang akan lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien dalam mengambil
keputusan/kebijakan, ketika dihadapkan pada permasalahan yang memiliki prinsip serta tipe
yang sama dengan permasalahan yang pernah dihadapinya. Contoh :
Kreasi = a. Rencana b. Pemikiran c. Ciptaan d. Program
Implisit = a. Tersirat b. Terbuka c. Kedalaman d. Penggandaan
d. Test Penalaran dan Pemahaman, test ini untuk melihat pemahaman anda dan tindakan yang
akan anda ambil bilamana dihadapkan pada suatu situasi tertentu. Dalam test ini anda akan
diberikan sejumlah narasi/cerita singkat dan anda disuruh menjawab soal-soal yang berkaitan
dengan narasi/cerita tersebut.
2. Tes Logika Aritmatika
Tes ini terdiri atas deret angka. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan analisa anda
dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud deret angka) untuk
kemudian memprediksikan hal-hal lain berdasarkan pola tersebut. Selain deret angka, bentuk
tes aritmatika yang diujikan yaitu bentuk penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian,
pensentase dan pecahan angka (40 soal).
Contoh:
16 8 4 2 1 1/2
45 15 18 6 9 3
Tipsnya:
Jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika saja yaitu jangan
terpaku pada 3 -4 angka terdepan dalam deret namun adakalanya anda melihat deret secara
keseluruhan karena pola bisa berupa urutan, pengelompokan berurutan maupun
pengelompokan loncat
Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada sebuah soal yang
penasaran ingin anda pecahkan, lompati ke soal berikutnya karena terkadang soal di
menggambar akan terlihat apakah Anda seorang yang keras kepala, tidak terorganisir,dll.
Semuanya terlihat dari kebersihan, kerapian, tekanan pensil dan sebagainya. Test ini juga
mampu untuk mengungkapkan kemampuan IQ anda, dari hasil apa yang Anda gambar. Yang
diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek. Tes ini terdiri
atas 8 kotak di selembae kertas yang berisi bentukan-bentukan tertentu seperti titik, garis
kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik
tersusun melengkung dan garis melengkung. Anda akan diminta membuat suatu gambar dari
pola tersebut, kemudian menuliskan urutan gambar yang telah anda buat, judul gambar dalam
setiap kotak sesuai urutan, lalu menuliskan nomor gambar mana paling disukai, tidak disukai,
sulit dan mudah menurut anda.
Delapan kotak tersebut adalah sebagai berikut :
Makna dari masing-masing gambar adalah :gbr 1. berupa titik ditengah kotak : ini
menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan penyesuaian diri yaitu bagaimana seseorang
menempatkan diri dlm lingkungangbr 2. berupa ~ tp berada di kotak sebelah kiri :
menunjukkan fleksibilitas perasaan.gbr 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang tinggi
sejajar: mengukur hasrat untuk maju/ambisigbr 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan :
mengukur bagaimana seseorang mengatasi kesulitangbr 5. seperti huruf T tp miring (susah
gambarin nya) : mengukur bagaimana cara bertindak.gbr 6. berupa garis horisontal & vertikal
: mengukur cara berpikir/analisa & sintesagbr 7. berupa titik2 : menyangkut kehidupan dan
perasaan (apakah sudah stabil, kekanakan)gbr 8. berupa lengkungan : mengenai kehidupan
sosial/ hubungan social
Berikut ini adalah contoh pengerjaan yang pernah digunakan penulis untuk melewati tahap
psikotes ini:
Tipsnya :
Tes Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi gambar yang terdiri dari 8 gambar, 4
diantaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V, dan VI) dan empat lainnya berupa garis
lengkung (Gambar I, II, VII, VIII). Yang perlu anda ingat adalah untuk garis lengkung
sebaiknya anda menggambar benda hidup dan untuk garis lurus yang kaku sebaiknya anda
menggambar benda mati. Jika anda menggambar terbalik, misal garis lurus digambar dengan
bunga, hewan dan sebagainya atau garis lengkung digambar dengan mobil, mesin dan
sebagainya, hal ini menandakan ada yang salah dengan jiwa atau kepribadian anda
Urutan menggambar sebaiknya anda buat kombinasi antara sesuai nomor dan acak. Misalnya
1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena apabila anda menggambar berdasarkan urutan
1,2,3,4,5,6,7,8 anda dipandang HRD sebagai orang yang kaku/konservatif sedangkan apabila
anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda akan dipandang HRD sebagai
orang yang terlalu kreatif, inovatif dan cenderung suka akan breaking the low
Kalau anda bergender lelaki jangan mulai dengan nomor 5, karena beberapa anggapan
menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks anda
Ada beberapa versi jawaban untuk tes yang ini. Waktu itu saya sempat baca beberapa buku,
dan saya menggunakan cara menyelesaikan gambar dengan gambar yang dinamis (bergerak).
Misalkan ada garis lengkung setengah lingkaran, saya buat jadi gambar jembatan yang
dibawahnya ada air mengalir. Ada juga lengkungan yang jadi burung yang sedang terbang.
Pada prinsipnya saya mengusahakan semua gambar adalah gambar dinamis
Selanjutnya dari cara menggambar pun bisa kelihatan kepribadian seseorang misal : jika saat
mengambar anda terlalu sering menghapus atau kotor menandakan bahwa anda adalah orang
yang peragu atau tidak terencana dan jika anda menggambar terlalu kuat untuk garis yang
seharusnya lembut berarti anda termasuk orang yang keras kepala
Apa yang anda gambarpun juga menunjukan kepribadian atau kemampuan IQ anda. Jika
anda menggambar sesuatu yang biasa saja dan umum tentu penilaian tingkat kecerdasannya
akan berbeda dibanding jika anda menggambar sesuatu yang tidak terpikirkan oleh orang
lain dan berwawasan (disini kreativitas kita diuji, apakah kita mampu mengembangkan hal
yang sudah ada menjadi suatu ide baru; atau sifat mengekor yang terlalu besar)
Bila diminta membuat gambar dari lingkaran-lingkaran, ketegasan kita dilihat; apakah
menggambar lingkaran secara langsung dan tegas; atau terputus-putus dan pelan-pelan, sifat
perfeksionis bisa terlihat disini
Kalo titik di tengah (gbr.1) di respon dengan menggambar mobil adalah tidak tepat karena
kurang adaptif. Sebaiknya responlah setiap simbol berdasarkan sifat simbol itu.
Ada baiknya anda sudah mulai berkreasi dengan titik/garis tersebut agar saat pelaksanaan
sudah lancar
6. BAUM TEST (Menggambar Pohon)
Tes dimana anda diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar pohon dengan
kriteria : berkambium (dicotyl), bercabang dan berbuah, sehingga kelihatan akar, batang
(dahan dan ranting), daun dan buah. Otomatis anda tidak diperbolehkan menggambar pohon
jenis bambu, pisang, semak belukar ataupun jenis tanaman monocotyl lainnya. Yang dinilai
bukan bagus atau tidaknya gambar tersebut, melainkan besar-kecil gambar, tarikan garis
(tegas atau tidak atau patah-patah), letak gambar (kanan-kiri, atas-bawah, atau center). Dari
sini akan terlihat kesabaran kita, apakah kita akan gambar dahan semua dulu baru daun, atau
sekaligus semuanya, daunnya juga dilihat apakah satu-satu atau semuanya sekaligus menjadi
satu objek. Konon etos kerja kita bisa terlihat disini, tukang nyicil atau tidak sabaran.
Dibawah gambar, anda harus mencantumkan nama pohonnya.
Tipsnya :
Pada setiap tes menggambar pohon yang pernah dilalui, penulis selalu menggambar pohon
nangka. Karena pohon tersebut mewakili jenis tanaman dicotyl / berkambium
Walaupun anda tidak begitu pandai dalam hal menggambar, usahakan menggambar secara
detil dan rinci setiap komponen dari pohon tersebut seperti tangkai, bentuk daun, kerapatan
daun, buah, akar bahkan alur pohon
Gambar pohon, batangnya ada kroaknya maka ada kemungkinan trauma di masa lalu
Untuk hasil yang lebih maksimal, fotolah pohon tersebut, pelajari karakter jenis pohonnya,
kemudian latihlah kemampuan menggambar anda dengan mengacu pada foto tersebut
Sifat yang diperoleh dari gambar-gambar, bersifat interpretasi. Jadi pasti akan dikonfirmasi
dengan hasil tes yang lain dan juga wawancara
Konsentrasilah kepada apa yang dikatakan narator, karena narator tidak akan mengulang
instruksi tersebut dan waktu yang diberikan sangat terbatas
Sabar, jangan terburu menjawab, sebelum narator selesai memberikan instruksi
Contoh: Narator akan mediktekan soal sebagai berikut : Coretlah angka ganjil dalam kotak
dan coretlah angka genap yang berhuruf dalam lingkaran, kerjakan! dan pada lembar
jawaban akan diberikan gambar sebagai berikut:
12. Wawancara dalam Tes Psikologi (Psikotes)
Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga bisa membuat Anda tidak
diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa adanya, spontan, langsung ke pokok
persoalan, tidak mengada-ada, tidak menggurui, dan sopan.
Padahal tinggal wawancara lo, kok gagal. Dulu juga begitu, selalu kandas di tahap ini.
Keluhan macam itu banyak kita dengar dari mereka yang tak lolos dalam wawancara
psikologi untuk melamar kerja. Sebuah kenyataan yang menyesakkan, apalagi kebanyakan
tahapan wawancara berada diakhir proses seleksi. Lolos di sini berarti si calon diterima di
tempat kerja yang baru.
Wawancara psikologi punya banyak makna. Ada beberapa versi, salah satunya, menurut
Bingham dan Moore, wawancara adalah conversation directed to define purpose other
than satisfaction in the conversation it self. Sedangkan menurut Weiner, The term interview
has a history of usage going back for centuries. It was used normally to designate a face to
face meeting of individual for a formal conference on some point.
Dari kedua definisi itu didapatkan kondisi bahwa wawancara adalah pertemuan tatap muka,
dengan menggunakan cara lisan, dan mempunyai tujuan tertentu.
Jangan dibayangkan wawancara itu sama dengan interogasi karena tujuan utamanya memang
berbeda, meskipun sedikit serupa dalam hal menggali dan mencocokkan data. Yang pasti,
cara yang dipergunakan dalam kedua hal itu berlainan.
Interogasi lebih menekankan pada tercapainya tujuan, dengan berbagai cara dan akibat, baik
secara halus maupun kasar. Posisi interogator lebih tinggi dan bebas daripada yang
diinterogasi, serta lebih langsung.
Bandingkan dengan wawancara psikologi, di mana kedudukan antara pewawancara dan yang
diwawancarai relatif setara. Kondisinya pun berbeda, karena tidak ada penekanan serta tidak
menggunakan kekuasaan. Bahkan dalam kondisi ekstrem, seorang calon karyawan yang
diwawancarai bisa saja tidak menjawab, pewawancara pun tidak akan memaksa. Namun, hal
itu tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dalam pengambilan keputusan seorang
psikolog.
Cocok berbobot
Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes
ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan
kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan the right man in the right place.
Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi yang
dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam pola pikir,
tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh
terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih berhasil bila dikerjakan
oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti yang dituntut oleh persyaratan
dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.
Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam hal ini
calon karyawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab pertanyaan,
postur tubuh terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya, seperti tentara,
polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban dan kelancaran
dalam menjawab.
Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada dalam
situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip atau memutar
jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.
Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan jawaban
yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa Ingin naik pesawat atau
Ingin ke luar negeri merupakan contoh jawaban yang dinilai dangkal atas pertanyaan alasan
menjadi pramugari.
Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.
Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak
mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah ditambahtambahi atau malah berlagak sok pintar.
Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan dari tes
tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih tinggal bersama
orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang didapat.
Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data. Benarkah
data yang ditulis oleh sang calon?
Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat
pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2, maka
diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila jawabannya kurang
bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki intelegensi yang kurang atau
dianggap tidak serius selama menjalani proses pendidikan.
Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan. Hal ini
bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau pernah mengikuti
bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi keraguan itu.
Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana. Misalnya,
dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang tidak
selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu sandal,
meskipun sedang mode.
Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan
kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak
dimasukkan.
Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si calon
karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja,
tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.
Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak
tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan
duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung pada
inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya, pernah
tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain.
Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki
pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua
daripada si pewawancara.
Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah keliling
ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja, tetapi kalau hasil
psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus.
Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil tes tulis
dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. Pada dasarnya
wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian. Selain itu, situasi
yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi psikologi. Pertimbangkan pula
banyak calon lain yang menunggu.
Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih mudah
mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara psikologi tidak
perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi.
Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog. Riskan pula
bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak jujur,
padahal kejujuran merupakan prasyarat penting untuk perusahaan.
Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data curiculum
vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian Personalia.
Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis secara
lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah, berapa kali?
Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang diinginkan. Yang
terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.
Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah calon
ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau tidak.
Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung tujuan
pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu
mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator komputer,
yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.
Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang pertama,
penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki
mensyaratkan penampilan menarik seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris.
Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot
badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.
Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering disebut DAM (Draw A Man) merupakan
salah satu bentuk alat tes Psikologi yang sering kita jumpai di saat proses assessment
psikologi. Tes DAP atau DAM termasuk tes individual. Pada tahun 1926, Goodenough
mengembangkan Draw-A-Man (DAM) Test untuk memprediksi kemampuan kognitif anak
yang direfleksikan dari kualitas hasil gambarnya. Asumsinya: akurasi dan detail gambar yang
dihasilkan menunjukkan tingkat kematangan intelektual anak. DAM test ini digunakan untuk
anak usia 3 10 tahun.
Pada tahun 1948, Buck mengembangkan House-Tree-Person (HTP) Test gambar
rumah dan pohon yang memiliki kedekatan dengan kehidupan seseorang yang juga termasuk
tes proyeksi.
Tahun 1949, Machover mengembangkan Draw-A-Person (DAP) Test sebagai teknik
untuk mengukur kepribadian. Machover mengembangkan sejumlah hipotesis berdasarkan
obeservasi klinis dan penilaian intuitif. Misal, ukuran gambar berkaitan dengan tingkat selfesteem, penempatan gambar dalam kertas merefleksikan suasana hati dan orientasi sosial
seseorang.
Selanjutnya tahun 1951, Hulse mengembangkan Draw-A-Family (DAF) Test, DAP
secara luas kemudian dikembangkan oleh Hammer (1958), Headler (1985), Urban (1963),
Koppitz (1968, 1984).
Tahun 1963, Harris membuat revisi DAM Test dengan menambahkan dua form baru
(anak bukan hanya diminta untuk menggambar seorang laki-laki, tetapi juga seorang wanita,
dan gambar dirinya sendiri, sistem skoring yang lebih detail, dan standarisasi yang lebih luas.
Seorang tokoh tes psikologi, Levy mengemukakan beberapa kemungkinan dalam
penggunaan Tes DAM (Draw A Man) atau tes DAP (Draw A Person), diantaranya sebagai
berikut:
1. Gambar orang tersebut merupakan proyeksi dari self concept
2. Proyeksi dari sikap individu terhadap lingkungan
Dasar-Dasar Klinis
l Tubuh sebagai alat ekspresi diri
Proses menggambar yang dilakukan individu melibatkan identifikasi melalui proyeksi
dan introproyeksi yang masuk ke dalam. Tubuh (the self) merupakan titik referensi yang
paling intim dalam kegiatan apapun sehingga gambar orang yang melibatkan proyeksi
bayangan tubuh merupakan suatu alat alamiah untuk menyatakan kebutuhan-kebutuhan
tubuh dan konflik-konflik seseorang
l Suasana hati figur
Berdasarkan pengalaman Machover, ekspresi figur yang digambar mencerminkan
feeling tones
o Instruksi
1. Tulis identitas diri Anda di sisi kanan atas. (nama, jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan).
2. Silahkan saudara menggambar orang.
3. Yang tidak boleh dilakukan tester: memberikan jawaban yang
bisa memancing ketegangan, mengarahkan atau jawaban yang
bersifat normatif dan evaluatif.
4.
3 Dimensi : Kreatif
2 Dimensi : Dipenuhi oleh perasaan dan emosi serta fantasi yang bersifat
emosional/khayalan
Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report
inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi
kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang:
kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity),
relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen
(temperament),
dan
posisi
atasan-bawahan
(followership).
Tes Papi Kostick saat ini sering digunakan dalam lingkup HRD di suatu perusahaan /
organisasi. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam
tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role dan need
individu dalam kaitannya dengan situasi kerja. Dengan mempelajari Papi Kostick,
maka kita akan banyak memperoleh informasi mengenai profile individu baik dari
segi
tipologi
kepribadiannya,
maupun
dalam
kontek
pekerjaannya.
LANDASAN
TEORI
Not a full personality (mengukur role dan need semata-mata dalam kaitannya
dengan situasi kerja, sempadan kepribadian dalam situasi kerja Mengacu pada
dimensi temperamen dari Thurstone (1953); pikiran Edwards (1959) dan Schulz
(1960); berakar pada konsep Murray (1938). Dasar pemikiran untuk desain dan
formulasi PAPI sebagai suatu asesmen yang mengukur kecenderungan (Need/
Kebutuhan) dan persepsi (Role/Peran) adalah didasarkan pada teori needs-press
Murray.PAPI mengeksplor dimensi kepribadian yang luas. Dimensi-dimensi ini
dipisahkan ke dalam skala Role dan Need.Sedangkan dalam keterkaitannya teori
Murray dengan PAPI adalah Skala Role PAPI mengukur persepsi individu terhadap
dirinya dalam lingkungan kerja dan memperhatikan area-area seperti kepemimpinan,
perencanaan integratif dan gaya pekerjaan (perhatian terhadap detil).Skala Need
memperkirakan kecenderungan mendalam yang tidak bisa dipisahkan dari perilaku
individu seperti kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok, kebutuhan untuk
diperhatikan
dan
kebutuhan
untuk
didukung.
Henry Murray (1938) yang justru lebih banyak dapat bermanfaat dalam penelitian
kepribadian manusia. Needs didefinisikan sebagai tujuan manusia dan dorongan
dasar (desires); traits didefinisikan kebiasaan pola pikir manusia, pengaruh (affect),
dan tingkah laku (behavior). Traits menjawab pertanyaan bagaimana manusia
bertingkah laku; needs menjawab pertanyaan mengapa. Karena itu, traits dan
needs menggambarkan dua aspek fundamental yang berbeda dari kepribadian,
yang semestinya keduanya tidak dipisahkan ketika kita hendak mengetahui
kepribadian
manusia
secara
komprehensif
(Sanz
et.al,
2006).
ASPEK
YANG
DIUNGKAP
TES
PAPI
KOSTICK
PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu ; Pengukuran kebutuhan
(needs) dan pengukuran persepsi (roles), yaitu persepsi keadaan individu di tempat
kerja. PAPI Kostick untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing
masing
mewakili
need
dan
role
tertentu.
Aspek-aspek
itu
a. Work Direction:
1. Need to finish task (N)
2. Hard intense worked (G)
3. Need to achieve (A)
b. Leadership:
adalah
sebagai
berikut:
TES
Skor 4-0 : cendurung tidak secara aktif menggunakan orang lain dalam
bekerja
Skor 5-9 : tingkat kebutuhan untuk menerima tanggung jawab orang lain,
menjadi orang yang bertanggung jawab.
Skor 3-4 : sadar akan hubungan perorangan , tapi tidak terlalu tergantung
Skor < 6 : perhatian rendah terhadap hubungan social , kurang percaya pada
orang lain
Skor 6-9 : kepercayaan tinggu dalam hubungan social, suka interaksi social
Skor 0-5 : ketidakpastian tujuan , kepuasan dalam suatu pekerjaan , tidak ada
usaha lebih
Skor 8-9 : mudah gelisah , frustasi , karena segala sesuatu tidak berjalan
fantastis
PENYAJIAN
ALAT
TES
PAPI
a.
KOSTICK
Waktu
Dalam pelaksanaan Papi Costick Test secara tertulis tidak ada batasan waktu yang
diberikan. Durasi pengerjaan test bergantung pada kecepatan testee dalam
menjawab semua pernyataan yang tersedia. Namun pada umumnya testee dapat
menyelesaikan menjawab semua peryataan pada tes ini dalam waktu dalam hal
inikurang
dari
35
menit
sampai
dengan
45
menit.
b.
Materi
Test
c. Alat Test
d.
Stopwatch
Instruksi
Alat
Test
Ada 90 pasang pernyataan, pilihlah salah satu dari setiap pasangan pernyataan
tersebut yang Anda anggap paling dekat menggambarkan diri saudara. Bila tidak
satupun dari sebuah pasangan pernyataan yang cocok, pilihlah yang saudara
anggap
benar.
Lingkarilah tanda panah pada setiap pernyataan yang saudara pilih pada lembar
jawaban
yang
tersedia.
Contoh
a.
b.
:
Saya
Saya
adalah
tidak
pekerja
mudah
keras
murung
Dalam hal ini, Anda melingkari tanda anak panah a (Horizontal), karena pernyataan
a merupakan gambaran diri Anda. Tetapi jika pernyataan b (diagonal) lebih sesuai
dengan diri anda, maka lingkarilah tanda anak panah pada pernyataan b.
Kerjakanlah secepat mungkin dan pilihlah hanya satu pernyataan dari tiap pasang.
e.
Pelaksanaan
Tes
Tester membagikan 1 buku soal dan lembar jawaban pada testee. Tester meminta
testee mengisi kolom identitas pada kolom yang tersedia pada lembar jawaban.
Tester memberikan instruksi tata cara pelaksanaan Papi Costicks Test pada testee.
Kemudian testee diberi kesempatan bertanya pada tester. Dan jika tidak ada
pertanyaan, tester memberikan instruksi mulai mengerjakan Papi Costicks Test
sambil
mengaktifkan
stopwatch.
Setelah tes selesai, testee diminta mengecek kembali jawabannya dan cara
menjawabnya.
PROSEDUR
SKORING
Menghitung skor peran, yaitu dengan menjumlahkan anak panah yang dilingkari,
baik yang horizontal maupun vertical sesuai dengan arah tanda panah.
Menuliskan jumlah skor pada masing masing kotak skor dibawah huruf G, L, I, T,
V, S, R, D, C, E yang telah tersedia pada lembar jawab.
Menghitung jumlah skor pada seluruh kotak skor peran secara horizontal, dan
jumlah
skor
harus
45.
Menghitung skor kebutuhan yaitu dengan menjumlahkan anak panah yang
dilingkari baik yang horizontal maupun yang vertical sesuai dengan arah tanda
panah.
Menjumlahkan jumlah skor pada masing masing kotak dibawah huruf N, A, P, X, B,
O,
Z,
K,
F,
W
yang
telah
tersedia
pada
lembar
jawaban.
Mengitung jumlah skor pada seluruh kotak skor kebutuhan secara vertical, dan
jumlah
skor
harus
45.
Memindahkan setiap skor pada lembar jawaban ke lembar scoring sesuai dengan
setiap huruf pada aspek peran dan kebutuhan dengan cara melingkari angka di
dalam
lingkaran.
Membuat garis penghubung antara angka yang satu dengan angka lainnya sehingga
terbentuklah sebuah diagram pada lembar psikogram yang telah tersedia.
KEKURANGAN
A.
DAN
KELEBIHAN
KelebihanTest
TES
PAPI
PAPI
KOSTICK
KOSTICK
personality
traits,
Kekurangan
tes
ini
juga
Tes
mengukur
psychological
Papi
needs.
Kostick
Cara pengskoringnya butuh ketelitian serta kejelian. Ada kemungkinan orang bosan
mengerjakan , karena adanya pernyataan yang di ulang ulang. Lembar jawaban
sedikit membingungkan.