Anda di halaman 1dari 7

A.

Definisi Cyberpsychology Architecture


Arsitektur psikologi-siber adalah model transdisipliner untuk memahami
dampak psikologis dari berbagai lingkungan digital. Hal ini didasarkan pada premis
sederhana: ruang maya adalah ruang psikologis, sebuah proyeksi atau perluasan dari
pikiran manusia individu dan kolektif. Ruang ini dapat dikonseptualisasikan sebagai
bidang antarpribadi, ruang transisional atau transformasional, wilayah yang
merupakan bagian dari saya, bagian lain, yang berinteraksi dengan dunia pribadi
dalam cara-cara yang kompleks dan menyediakan tempat untuk ekspresi diri,
penemuan interpersonal, permainan, kreativitas, dan psikopatologi.
Berlawanan dengan gagasan bahwa dunia maya adalah dunia yang terpisah
dari dunia "nyata", model ini menunjukkan bahwa ruang maya adalah kumpulan
lingkungan yang berbeda, dengan atmosfer pengalaman masing-masing ditentukan
oleh konfigurasi khusus dari delapan dimensi. Meskipun dibuat untuk memahami
lingkungan digital, arsitektur cyberpsychology juga berlaku untuk lingkungan
pribadi. Arsitektur cyberpsychology membantu kita memahami bagaimana berbagai
dunia online dan offline serupa dan berbeda, dan bagaimana mereka berinteraksi
satu sama lain.

B. Delapan Dimensi Arsitektur Psikologi-Siber


Psikologi-siber dapat memeriksa arsitektur psikologis ruang digital sesuai
dengan delapan dimensi yang berbeda. Masing-masing mencerminkan aspek yang
dihasilkan komputer tentang bagaimana lingkungan online tertentu beroperasi, serta
bagaimana pikiran manusia itu sendiri bekerja. Suatu lingkungan — misal: email,
media sosial, konferensi video, game, dunia avatar, realitas virtual —
menggabungkan dimensi yang berbeda dengan berbagai penekanan. Pertanyaan
penting mengenai lingkungan tertentu adalah dimensi apa yang diminimalisir atau
dimaksimalkan, dan dengan cara spesifik seperti apa?
Dalam perjalanan evolusi manusia, ruang maya telah menjadi kuat karena
memungkinkan fleksibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam
menggabungkan dan memanipulasi delapan dimensi ini, kadang-kadang dengan cara
yang tidak terduga, dengan pengaruh yang sangat sinergis pada dunia pribadi.
Delapan dimensi tersebut berpotongan untuk membentuk berbagai jenis habitat
online, masing-masing dengan arsitekturnya yang unik dan pengalaman psikologis
yang sesuai.
KsF
im
D
N
E
n
e
A
Y
M
TIS
R
O
P
L

1. Dimensi IDENTITAS mencakup kemungkinan penyajian diri yang terjadi


dalam lingkungan online tertentu, termasuk bagaimana orang secara sadar
dan tidak sadar menggunakan atau menghindarinya, serta jenis aspek
identitas patologis dan kesehatan yang mereka wujudkan dalam
lingkungan itu.
2. Dimensi SOSIAL mencakup kemungkinan untuk menciptakan,
mengelola, dan membatalkan hubungan dengan individu dan kelompok,
termasuk persepsi antarpribadi yang akurat dan terdistorsi, berbagai
tingkat keintiman, dan konflik versus kolaborasi.
3. Dimensi INTERAKTIF mencakup seberapa baik seseorang dapat
memahami, menavigasi, dan mengendalikan lingkungan digital, termasuk
indera kehadiran dan penceburan di tempat itu, kurva belajar, dan
kecenderungan untuk melakukan antromorfi perangkat.
4. Dimensi TEKS dari lingkungan online adalah sejauh mana ia bergantung
pada komunikasi teks, jenis komunikasi teks (bentuk panjang ke pendek),
dan efek psikologis dari berkomunikasi melalui teks.
5. Dimensi SENSORIS mensyaratkan bagaimana lingkungan mengaktifkan
masing-masing panca indera, terutama efek psikologis stimulasi
pendengaran dan visual (gambar), tetapi juga kemungkinan untuk
stimulasi taktil, kinestetik, dan penciuman.
6. Dimensi TEMPORAL adalah penggunaan dan pengalaman waktu dalam
lingkungan digital, termasuk spektrum sinkron / asinkron, opsi untuk
memperlambat, mempercepat, membalikkan, mengulang, dan
membekukan waktu ("kemampuan merekam").
7. Dimensi KENYATAAN mencakup seberapa banyak lingkungan digital
menciptakan pengalaman berdasarkan fantasi dan seberapa banyak ia
didasarkan pada keakraban dunia sehari-hari.
8. Dimensi FISIK adalah bagaimana lingkungan digital melibatkan dunia
fisik dan tubuh jasmani, termasuk sensasi dan gerakan tubuh, dampak
perangkat pada lingkungan fisik seseorang, dan fisik yang "dipisahkan"
atau "terintegrasi" dengan pengalaman digital.

C. Penggunaan Model dalam Penelitian


Dimensi arsitektur cyberpsikologi berfungsi sebagai kerangka kerja
konseptual yang berguna untuk memahami berbagai lingkungan digital. Setiap
lingkungan dapat dianalisis pada masing-masing dimensi, termasuk luas dan cara di
mana masing-masing dimensi sengaja dirancang, serta bagaimana itu sebenarnya
digunakan dan dialami oleh penghuni lingkungan itu.
Prinsip-prinsip Arsitektur Cyberpsikologi membantu menjelaskan dampak
psikologis dari aplikasi delapan dimensi yang tidak biasa tersebut. Beberapa domain
di dunia maya unik dalam penekanan atau pengembangan dimensi tertentu. Contoh:
 Kekuatan VR berasal dari penekanannya pada dimensi sensorik dan
realitas.
 Twitter tidak biasa membatasi dimensi teks hingga 140 karakter per
posting.
 Snapchat dan Vine keduanya secara kreatif memanipulasi dimensi
temporal, dengan yang pertama menciptakan komunikasi berumur
pendek dan yang terakhir memungkinkan waktu untuk mengulang.

Model ini juga berguna dalam menyelidiki topik penelitian tertentu dengan
menawarkan kerangka kerja yang lebih luas dan lebih komprehensif untuk
memahaminya. Sebagai contoh, kita dapat menyelidiki konsep "eksis" dalam
lingkungan digital sesuai dengan identitas pribadi, keterlibatan sosial, interaksi
antara pengguna dan perangkat, ada atau tidaknya teks, tingkat dan jenis stimulasi
sensorik, manipulasi realitas, dan peran tubuh fisik dan lingkungan fisik seseorang.
Nah, delapan dimensi ini membantu menjelaskan perilaku stalkin, bullyin, dan
predator online.

D. Menggunakan Model untuk Menilai Gaya Hidup Digital Seseorang


Delapan dimensi arsitektur cyberpsikologi dapat berfungsi sebagai landasan
untuk penilaian komprehensif dan holistik dari gaya hidup seseorang di dunia maya,
termasuk interaksi antara gaya hidup itu dan dunia pribadi seseorang. Beberapa
pertanyaan mungkin mengarah ke area yang memicu kecemasan, seperti
menanyakan kapan seseorang memilih untuk tidak dikenal atau tidak terlihat, dan
jika orang itu melakukan hal-hal online yang biasanya tidak dia lakukan di dunia
“nyata”.
Untuk memahami konstruksi dimensi psikologi-siber, beberapa pertanyaan
bisa diajukan kepada user:
a. Dimensi Identitas
 Apa yang Kamu ungkapkan dan sembunyikan tentang diri Kamu dalam
berbagai aktivitas online Kamu?
 Alat komunikasi apa yang Kamu gunakan atau hindari saat
mengekspresikan diri?
 Bagaimana Kamu membuat versi ideal identitas Kamu?
 Apa yang tersembunyi, mungkin aspek negatif dari diri Kamu, yang
kadang-kadang hilang?
 Kapan Kamu memilih untuk anonim atau tidak terlihat?
 Bagaimana perbedaan diri online Kamu dibandingkan dengan Kamu
sendiri?
b. Dimensi Sosial
 Mengapa Kamu memilih untuk berkomunikasi dengan beberapa orang
secara online, tetapi tidak dengan orang lainnya?
 Kapan Kamu memahami orang lain secara akurat dan salah memahami
mereka?
 Mengapa Kamu memilih untuk berpartisipasi dalam beberapa grup online,
tetapi tidak yang lain?
 Peran apa yang Kamu mainkan dalam grup online Kamu?
 Bagaimana kelompok Kamu memengaruhi Kamu dan orang lain secara
positif dan negatif?
c. Dimensi Interaktif
 Bagaimana perasaan Kamu tentang antarmuka lingkungan online yang
Kamu gunakan?
 Keterampilan apa yang Kamu miliki, atau kurang, ketika berpartisipasi di
dalamnya?
 Bagaimana Kamu bereaksi ketika lingkungan Kamu tidak melakukan apa
yang Kamu inginkan?
 Bagaimana Kamu bereaksi terhadap tantangan menguasai lingkungan
baru?
 Seberapa banyak Kamu mengontrol perangkat Kamu, dan seberapa
banyak mereka mengontrol Kamu?
 Bagaimana perasaan Kamu tentang dunia maya dan teknologi secara
umum?
d. Dimensi Teks
 Apa jenis komunikasi teks yang Kamu suka dan tidak suka di dunia
maya?
 Bagaimana Kamu mengekspresikan diri Kamu dengan teks dibandingkan
dengan menjadi orang?
 Bagaimana Kamu bereaksi terhadap orang lain dengan teks dibandingkan
dengan menjadi orang?
 Apa perasaan Kamu tentang penggunaan teks versus foto?
e. Dimensi Sensori
 Bagaimana Kamu mengandalkan gambar di dunia maya, termasuk foto?
 Bagaimana Kamu mengandalkan pendengaran suara?
 Bagaimana Kamu mengandalkan stimulasi taktil?
 Bagaimana Kamu memformat teks untuk mengekspresikan diri secara
visual?
 Kapan Kamu lebih suka menghilangkan stimulasi visual, pendengaran,
atau sentuhan?
f. Dimensi Temporal
 Bagaimana Kamu menggunakan komunikasi sinkron dan asinkron?
 Kapan waktu tampaknya berjalan cepat atau lambat di dunia maya?
 Mengapa Kamu menyimpan atau menghapus beberapa hal dari dunia
maya, tetapi tidak yang lain?
 Bagaimana perasaan Kamu tentang hal-hal yang terjadi sebentar, lalu
menghilang?
 Kapan dan seberapa sering Kamu online?
g. Dimensi Kenyataan
 Dalam hal apa lingkungan online Kamu yang berbeda terasa nyata bagi
Kamu?
 Dalam hal apa lingkungan Kamu yang berbeda terasa seperti fantasi?
 Bagaimana Kamu membedakan antara kenyataan dan fantasi di dunia
maya?
 Bagaimana Kamu bereaksi terhadap tempat-tempat yang nyata versus
imajiner?
h. Dimensi Fisik
 Bagaimana penggunaan komputer atau telepon Kamu secara negatif
memengaruhi tubuh Kamu?
 Kapan aktivitas fisik Kamu bertepatan dengan apa yang Kamu lakukan
online?
 Kapan tubuh fisik Kamu terputus dari apa yang Kamu lakukan?
 Di mana Kamu menggunakan perangkat seluler Kamu dan bagaimana
pengaruhnya terhadap Kamu?
 Bagaimana Kamu menggunakan perangkat untuk menafsirkan lingkungan
Kamu dan reaksi Kamu terhadapnya?
 Di mana portal ke dunia maya muncul di lingkungan sehari-hari Kamu?

Referensi:
Suler, J. (2016). Psychology of the Digital Age: Humans Become Electric.
Cambridge: Cambridge University Press.

Suler, J. (2016). Cyberpsychology. In S. Akhtar and S. Twemlow (Eds), Textbook


of Applied Psychoanalysis. Karnac Books.

Suler, J. (2016). The Eight Dimensions of Cyberpsychology Architecture. In J.


Gackenbach (Ed), Boundaries of Self and Reality Online: Implications of
Digitally Constructed Realities. Academic Press.

Suler, J. (2000). Psychotherapy in cyberspace: A 5-dimensional model of online and


computer-mediated psychotherapy. Cyberpsychology and Behavior.

http://truecenterpublishing.com/psycyber/cyberarchitecture.htm

Anda mungkin juga menyukai