Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKODIAGNOSTIK INTELIGENSI

“TES WECHSLER ADULT

INTELLEGENCE SCALE (WAIS)”

Oleh :

Widhy Astuti (18090000015)

Nazra Widianingsih (18090000038)

Muhammad Robeth Fuadi (18090000039)

Izzah Ainur Rifnida (18090000044)

Maria Teku Bule (18090000045)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah psikodiagnostik intelegensi yang
berjudul “Tes Wechsler Adult Intellegence Scale (WAIS)” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah psikodiagnostik
intelegensi.

Makalah ini akan membahas mengenai Tes Wais secara lebih dalam. Semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca. Dalam
pembuatan makalh ini tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,koreksi dan
saran. Untuk itu kami berterimakasih kepada Ibu Ritna Sandri, S.Psi, M,Psi, Psikolog,
selaku dosen pengampu mata kuliah psikodiagnostik intelegensi untuk segala
bimbingan dan arahannya. Kami mohon maaf apabila masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini serta memohon kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah kami.

Malang, 18 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar isi.................................................................................................................ii

1. BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan ...................................................................................................1
2. BAB 2. PEMBAHASAN............................................................................2
2.1 Pengenalan dan Fungsi Tes WAIS.........................................................2
2.2 Administrasi Tes WAIS (Tes Verbal dan Tes Perfomance)..................3
2.3 Interpretasi WAIS..................................................................................5
2.4 Roleplay Tes WAIS.............................................................................10
3. BAB 3 PENUTUP.....................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................11
3.2 Saran ....................................................................................................11

Daftar Pustaka......................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Skala kecerdasan dewasa wechsler (WAIS) adalah tes IQ yang
dirancang untuk mengukur kecerdasan dan kemampuan kognitif pada orang
dewasa dan lebih tua. Pada tahun 1939, David Wechsler memperkenalkan
versi pertama tes intelegensi yang dirancang khusus untuk digunakan bagi
orang dewasa yang bernama Wechsler -Bellevue Intellegence Scale (W-B)
(Anastasi & Urbina, 1997). Sepuluh tahun kemudian, Wechsler menerbitkan
skala intelegensi untuk anak-anak yang dikembangkan berdasar isi skala W-B.
Skala ini diberi nama Wechsler Intellegence Scale For Children (WISC).
WISC terdiri dari dua sub bagian, yakni verbal (V) dan perfomance (P). Pada
tahun 1974, WISC direvisi dan diluncurkan dengan nama baru, yakni WISC-
R (R adalah revised). Wechsler terus menyusun skala lain untuk orang dewasa
dengan cara memperluas isi tes WISC sehingga lahirlah Wechsler Adult
Intellegence Scale (WAIS) pada tahun 1955. Revisi terhadap WAIS sendiri
telah dilakukan dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1981 dengan nama
WAIS-R.

1.2 Tujuan
Tujuan mempelajari Tes WAIS ini yaitu untuk mengetahui, mempelajari serta
untuk mengukur intelegensi umum dan diagnosa psikiatris pada orang
dewasa. Diagnosa psikiatris dalam WAIS dianggap mampu untuk
mengobservasi kerusakan otak, kemerosotan psikosis, dan kesulitan
emosional yang dapat mempengaruhi sejumlah fungsi intelektual lebih
daripada yang lain.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan dan Fungsi Tes WAIS

David Wechsler memperkenalkan versi pertama tes inteligensi yang


dirancang khusus untuk digunakan bagi orang dewasa. Terbit pada tahun 1939
dan dinamai Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WBIS), disebut juga skala W-
B.

Pada tahun 1949 Wechsler menerbitkan pula skala inteligensi untuk


digunakan pada anak-anak yang dikembangkan berdasar isi skala W-B. Skala ini
diberi nama Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC). Isinya terdiri dari
dua sub bagian Verbal (V) dan sub bagian Performance (P).

Pada tahun 1974 suatu revisi terhadap tes WISC dilakukan kembali dengan
nama WISC-R (R adalah revised). Di tahun 1955, Wechsler menyusun sakala lain
untuk orang dewasa dengan memperluas isi tes WISC. Skala ini bernama
Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Revisi terhadap WAIS telah
dilakukan dan diterbitkan pada tahun 1981 dengan nama WAIS-R. WAIS –R
merupakan skala inteligensi yang terdiri dari dua bentuk, yaitu :

1. Skala Verbal
Merupakan skala yang digunakan untuk mengukur kemampuan verbal individu,
pengetahuan umum, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsi verbal
indivdu.
2. Skala Performance

2
Skala performance lebih mengarah kepada bagaimana individu mampu untuk
menyelesaikan masalah praktis, dan kemampuan performance dari individu
dalam melakukan suatu hal.

Kedua bentuk skala tersebut digabungkan ke dalam satu buah alat test WAIS – R
yang terdiri dari 11 buah subtes, yang terdiri dari 6 subtest verbal dan 5 subtest
performance.

Kelebihan Dan Kekurangan Tes WAIS

1. Kelebihan Tes Wais


Kelebihan tes ini adalah dapat mendiagnosis kesulitan belajar, karena tes ini
mencakup aspek verbal dan performance sehingga hasilnya dapat
mendiagnosis kesulitan belajar klien pada aspek performance atau verbal. Dari
sini juga dapat diketahui kecerdasan verbal dan non-verbalnya.
2. Kekurangan Tes Wais
Kurangnya pendasaran teoritis yang menyulitkan penemuan basis interpretasi
yang koheren. Selain itu juga komposisi skala-skala ini tampak menganggap
bahwa domain kemampuan yang dipilih oleh subtesnya dalam semua tingkat
umur sama.

Fungsi Tes WAIS : Untuk mengungkap inteligensi orang dewasa. Tujuan pemisahan
verbal dan performence IQ adalah untuk keperluan diagnosa jika misalnya seseorang
mendapat handicap dalam bidang verbal atau cultural.

2.2 Administrasi Tes WAIS (Tes Verbal dan Tes Perfomance)

WAIS diciptakan dengan dasar pikiran intelegensi terdiri dari beberapa aspek
yaitu, aspek verbal, abstrak, numerical, bahkan faktor G). oleh karena itu dalam tes
WAIS ada 2 kelompok susunan tes, yaitu Tes Verbal dan Tes performance

3
Skala Verbal terdiri dari:
1. Informasi : Berisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap
dapat diperoleh oleh setiap orang dari lingkungan sosial dan budaya sehari-
hari dimana ia berada.
2. Rentang Angka : Berupa rangkaian angka antara 3 sampai 9 angka yang
disebutkan secara lisan dan subjek diminta untuk mengulangnya dengan
urutan yang benar.
3. Kosa Kata : Berisi 40 kata-kata yang disajikan dari yang paling mudah
didefinisikan sampai kepada yang paling sulit.
4. Hitungan : Berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan di
sekolah dasar.
5. Pemahaman : Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum.
6. Kesamaan : Berupa 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada
hal apakah dua benda memiliki kesamaan.

Untuk skala performansi adalah sebagai berikut:


1. Kelengkapan Gambar : Subjek diminta menyebutkan bagian yang hilang dari
gambar dalam kartu yang jumlahnya 21 kartu.
2. Susunan Gambar : Berupa delapan seri gambar yang masing-masing terdiri
dari beberapa kartu yang disajikan dalam urutan yang tidak teratur.
3. Rancangan Balok : Terdiri atas suatu seri pola yang masing-masing tersusun
atas pola merah-putih. Setiap macam pola diberikan di atas kartu sebagai soal.
4. Perakitan Objek : Terdiri dari potongan-potongan langkap bentuk benda yang
dikenal sehari-hariyang disajikan dalam susunan tertentu.
5. Simbol Angka : Berupa Sembilan angka yang masing-masing mempunyai
simbolnya sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis symbol untuk masing-
masing angka di bawah deretan angka yang tersedia sebanyak yang dapat dia
lakukan selama 90 detik.

4
2.3 Interpretasi WAIS

Dalam melakukan Interpretasi terhadap hasil dari tes kecerdasan Wechsler ,


penting untuk mengetahui dan mengerti secara esensi dari setiap subtes yang
diberikan sehingga dapat diketahui hal-hal apa saja yang akan diukur melalui sub tes
yang ada.

1. Skala verbal
Mengukur :
 Kemampuan untuk bekerja dengan symbol verbal.
 Kemampuan perseptual/auditoris.
 Kemampuan untuk memproses informasi secara verbal .
 Kemampuan berfikir /problem solving dengan kata-kata.
Sedangkan esensi dari setiap subtes dari skala verbal adalah sebagai berikut :
a. Informasi
 Ingatan jangka panjang.
 Kemampuan belajar.
 Kemampuan untuk mengumpulkan informasi.
 Kewaspadaan dalam hidup sehari-hari.
b. Rentangan angka
 Ingatan jangka pendek.
 Konsentrasi dan perhatian.
 Kemampuan mengubah pola pikir.
c. Perbendaharaan kata
 Kecerdasan verbal umum.
 Kemampuan belajar verbal umum dan penggunaan bahasa.

5
 Gambaran pendidikan yang diperoleh subjek.
 Gambaran ide-ide, pengalaman dan minat subjek.
d. Berhitung
 Penalaran numeric dan kecepatan penyelesaian permasalahan
numeric.
 Konsentrasi dan perhatian.
 Kontak dengan realitas dan kewaspadaan menta, hubungan yang
aktif dengan dunia luar.
 Gambaran yang dipelajari di sekolah.
 Penalara logis, abstraksi dan analisis problem numeric.
e. Pengertian
 Penilaian sosial, logika dan penilaian situasi sosial sehari-hari.
 Pemahaman lingkungan sosial , misalnya informasi, pengetahuan,
moral dan aturan-aturan sosial.
 Kemampuan untuk mengevaluasi pengalaman masa lalu, memilih,
mengorganisasi dan penekanan dari fakta-fakta yang saling
berhbungan.
 Kesadaran realitas , pemahaman dan kewaspadaan terhadap
kehidupan sehari-hari.
 Kemampuan berfikir abstrak.
f. Persamaan
 Kemampuan membentuk konsep verbal atau berfikir konseptual.
 Penalaran abstrak secara logis.
 Kemampuan asosiasi yang dikombinasikan dengan kemampuan
bahasa.
2. Skala performasi
Mengukur :

6
 Kemampuan untuk mengintegrasikan stimulus perseptual dengan
respon motoric yang sesuai.
 Kemampuan berfikir dalam gambar dan memanipulasinya secara
tepat, cepat lancar dan luwes.
 Kemampuan memahami dan mengatur secara visual tugas-tugas
dengan pembatasan waktu.
 Kemampuan untuk membentuk konsep abstrak dan melihat suatu
hubungan tanpa penggunaan kata-kata.

Esensi dari setiap subtes skala performasi adalah sebagai berikut :

a. Melengkapi gambar
 Ketajaman visual, kesadaran akan detikl-detil dalam
lingkungan, kontak dengan realitas.
 Persepsi keseluruhan hubungan dalam bagian-bagiannya,
kemampuan konsepsi secara visual.
 Kemampuan untuk melihat detil yang oenting dan tidak
penting.
 Kewaspadaan dan konsentrasi perseptual yang digabung dalam
kemampuan untuk menggambarkan materi yang harus
diorganisisr.
b. Rancangan balok
 Pembentukan konsep non verbal.
 Koordinasi visual motoric dan organisasi perseptual.
 Konsentrasi
 Koordinasi visual motoric dan spasial, kecepatan memanipulasi
dan perseptual.
c. Merakit objek
 Organisasi visual motoric.

7
 Sintesis, menempatkan bagian melalui bentuk yang bisa
dikenali.
 Kemampuan untuk membedakan bentuk-bentuk yang bisa
dikenali.
 Kecepatan perseptual dan manipulative dalam menghubungkan
objek yang tidak diketahui dengan bagian lain.
d. Mengatur gambar
 Pemahaman situasi interpersonal secara akurat.
 Kemampuan untuk memahami keseluruhan situasi dan
mengevaluasi akibatnya.
 Organisasi visual dan mempresepsikan isyarat visual yang
pentig.
 Kemampuan untuk mengantisipasi akibat dari setiap tindakan
dan merencanakan keseluruhan hubungan sosial.
 Penyesuaian seksual dan sosial.

e. Symbol angka-angka
 Koordinasi dan kecepatan visual motoric.
 Kemampuan untuk mempelajari tugas yang tidak lazim ,
kemampuan untuk belajar dan merespon terhadap materi visual
yang baru.
 Fleksibilitas
 Perhatian, konsentrasi dan efisiensi proses mental.
 Belajar asosiasi, kemampuan untuk meniru dengan hal baru
yang telah dipelajari.
 Ingatan jangka pendek.

8
Untuk menginterpretasikan tes WAIS, perlu diperhatikan langkah-langkah berikur ini
yaitu :

1. Setelah hasil tes keluar, kemudian jawaban dai testee di cocokkan dengan
kunci jawaban yng tersedia, kemudian hasilnya disebut skor mentah.
2. Perolehan skor mentah skala verbal dan skala performasi di konversikan pada
tabel sesuai skala masing-masing.
3. Hasil konversi tersebut dinamakan skor skala verbal dan skor skala
performasi.
4. Hasil skor skala verbal dan skor skala performasi kemudian dijumlahkan dan
menghasilkan skor IQ lengkap.
5. Skor IQ lengkap kemudian di konversikan dengan tabel kategorisasi IQ
menurut Wehcler , dan kemudian hasil skor IQ tes WAIS akan diketahui.

Tabel kategorisasi IQ Wechler

Very Superior >130

Superior 120 - 129

Diatas rata-rata 110 - 119

Rata-rata Atas 105-109

Rata-rata 100-104

Rata-rata Bawah 90 – 109

Dibawah Rata2 80 - 89

Borderline 70 – 79

Defective <69

9
2.4 Roleplay Tes WAIS

Seperti tes psikologis pada umumnya, pelaksanaan WAIS menuntut tester


mampu menyelenggarakan tes dengan baik dan teliti, ruangan dan suasana yang
kondusif, serta penyajian alat-alat tes secara teratur. Selain itu, peralatan tes harus
tersusun dengan baik dan runtut, sehingga memudahkan terselenggaranya tes tanpa
perlu penundaan waktu. Materi tes tidak boleh terlihat oleh subyek.
Selain itu, kondisi ruangan harus nyaman, antara lain pencahayaan yang tepat,
temperatur yang pas, dan penataan ruang yang memudahkan subyek leluasa dalam
mengerjakan tes. Penataan ruangan yang baik tentunya juga akan memudahkan tester
dalam memberikan instruksi, mencatat jawaban, mempersiapkan materi tes,
melakukan timing, dan mengobservasi subyek.

Masing-masing sub tes didukung oleh peralatan berikut:


1. Booklet berikat spiral berisi soal-soal tes melengkapi gambar. 
2. Booklet berikat spiral berisi rancangan-rancangan untuk tes dan rancangan
balok. Isi dari booklet ini diatur sedemikian rupa sehingga soal-soal dapat
disajikan dengan mudah.
3. Kantong berisi kartu-kartu untuk tes mengatur gambar, masing-masing soal
dalam kantong yang terpisah.
4. Sembilan kubus merah-putih untuk tes rancangan balok, hal ini juga
digunakan untuk soal pertama dalam tes hitungan.
5. Empat kantong berisi bagian-bagian untuk soal-soal tes merakit obyek.
6. Kartu perisai melukiskan beberan untuk bagian-bagian soal merakit obyek.
Kartu ini melayani dua tujuan, menyembunyikan potongan-potongan tes dari
subyek hingga selesai diatur untuk penyajian dan menyediakan contoh untuk
pengaturan bagi tester.

10
7. Stopwatch untuk mencatat waktu.
8. Dan tentu saja, buku panduan WAIS.
Bentuk Penilaian
WAIS menggunakan bentuk penilaian (Record Form) dalam testing untuk
mempermudah pencatatan jawaban dan informasi lainnya tentang subyek, termasuk
perilakunya selama tes berlangsung. Dalam beberapa subtes, seperti Informasi dan
Melengkapi Gambar, penilaian dapat langsung dilakukan begitu subyek selesai
memberikan jawaban. Namun dalam beberapa sub tes lain, seperti Pengertian,
Persamaan, Perbendaharaan Kata, dan Mengatur Gambar, tester harus mencatat
jawaban subyek untuk kemudian dikoreksi lebih lanjut.
Dalam penyajian tes, tester harus selalu membaca petunjuk dan pertanyaan
sesuai dengan yang tertulis dalam Buku Pegangan. Jika tidak, tester mungkin saja
akan mengubah kata-katanya sehingga menyimpang dari prosedur standar. Petunjuk
dan pertanyaan harus dibaca dengan jelas dan lugas. Jangan sampai kegagalan subyek
untuk mengerjakan tes ternyata bersumber dari instruksi tester yang terdengar
"ambigu" atau tidak jelas.

Tugas-tugas administratif dalam testing


Selama penyajian tes dan penilaian WAIS, tester harus melakukan langkah-langkah
yang bersifat administratif, yaitu sebagai berikut:
1. Nilai, catat angka-angka untuk setiap soal dengan teliti dan jelas sebagaimana
menilai suatu jawaban soal. 
2. Bila ada hadiah, catat waktu yang digunakan oleh subyek dan nilai hadiahnya
dengan teliti.
3. Bilamana soal-soal permulaan dari suatu tes tidak diberikan, seperti halnya
dalam tes informasi, pengertian, hitungan dan perbendaharaan kata, jangan
lupa memberi nilai pada soal-soal tersebut.
4. Periksa penjumlahan nilai-nilai soal dalam menghitung angka kasar dari tes.

11
5. Pastikan bahwa angka kasar untuk setiap tes sudah dipindahkan ke ruangan
yang selayaknya dalam bagian ringkasan pada sampul formulir penilaian.
6. Cocokkan umur subyek dengan mengurangi umur yang dinyatakan dengan
tanggal testing atau periksa catatan yang dapat dipercaya.
7. Hindari kesalahan-kesalahan dalam menyalin angka kasar ke angka skala dan
angka skala ke angka kecerdasan (IQ). Ulangi langkah-langkah dalam
menggunakan tabel-tabel untuk mengoreksi kesalahan membaca.
8. Periksa semua pemindahan bahan, perhitungan, dan penyalinan angka-angka
secara teliti.
Menyalin angka kasar ke angka skala
Ketika tester sudah melakukan scoring pada setiap subtes, kemudian angka
(hasilnya) sudah dijumlahkan, maka hasil yang diperoleh adalah angka kasar untuk
setiap sub tes tersebut. Angka kasar ini kemudian dipindahkan ke bagian ringkasan di
muka formulir penilaian. Tepat di sebelah kiri bagian ringkasan itu ada suatu tabel
dari skala angka perbandingan. Tabel ini terdapat pada buku pegangan (manual),
digunakan untuk menyalin angka-angka skala untuk semua subyek tanpa memandang
umur dan jenis kelamin. Angka kasar yang diperoleh subyek untuk suatu sub tes
ditempatkan dalam kolom tabel itu untuk sub tes yang bersangkutan. Tester kemudian
membaca secara mendatar dari sesuatu angka kasar ke kolom yang terkiri atau kanan
pada tabel, tester akan menemukan skala angka perbandingan.
Angka skala ini kemudian dimasukkan ke dalam ruangan yang bersangkutan
pada bagian ringkasan, tepat di sebelah kanan angka kasar yang tercatat. Bilamana
hal ini sudah dikerjakan untuk semua sub tes, bagian ringkasan menunjukkan suatu
kolom untuk angka-angka kasar dan kolom yang berdekatan untuk angka-angka
skala. Sesudah itu, tidak perlu memperhatikan lagi angka-angka kasar tersebut,
karena perbandingannya angka-angka skala lebih berarti.
Angka Verbal adalah jumlah angka-angka skala dari enam tes Verbal.
Demikian juga, angka Performance diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka

12
skala dari lima sub tes Performance. Angka skala lengkap adalah jumlah angka
Verbal dan angka Performance yang didasarkan atas sebelas sub tes.

Menentukan Angka Kecerdasan (AK)


Untuk menyalin angka-angka Verbal, Performance dan Skala Lengkap ke
dalam angka kecerdasan (IQ), digunakan tabel norma WAIS yang terdapat pada buku
pegangan (manual).
Tabel norma WAIS terdiri atas 10 rangkaian tabel, masing-masing untuk
setiap kelompok umur subyek. AK Skala Verbal, AK Skala Performance, dan AK
Skala Lengkap dapat diperoleh dengan melihat halaman-halaman tabel norma WAIS,
sehingga tester dapat menentukan ketiga AK untuk seorang subyek dengan
memeriksa serangkaian tabel-tabel untuk kelompok umur subyek. Umur subyek
adalah umur kelahiran yang dihitung dari tanggal lahir dan tahun sampai dengan
tanggal tes dilaksanakan yang disebut chronological age.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Skala Kecerdasan Dewasa Wechsler (WAIS) adalah tes IQ yang dirancang


untuk mengukur kecerdasan dan kemampuan kognitif pada orang dewasa dan lebih
tua. WAIS merupakan alat tes intelegensi yang ditemukan oleh David Wechsler. wais
merupakan alat tes intelegensi yang dikembangkan dan diperkenalkan pada tahun
1981, dengan nama wais-r. WAIS-R terdiri dari skala verbal dan skala performansi.
Skala Verbal Merupakan skala yang digunakan untuk mengukur kemampuan verbal
individu, pengetahuan umum, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsi
verbal indivdu. Skala Performance lebih mengarah kepada bagaimana individu
mampu untuk menyelesaikan masalah praktis, dan kemampuan performance dari
individu dalam melakukan suatu hal. Kedua bentuk skala tersebut digabungkan
kedalam satu buah alat tes wais-r, yang terdiri dari 11 buah subtes verbal (informasi,
pengertian, hitungan, persamaan, rentangan angka, pembendaharaan kata) dan 5
subtes perfomance (simbol angka, melengkapi gambar, rancangan balok, mengatur
gambar, dan merakit objek).

3.2 SARAN

Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini,


maka penulis mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penulis
ucapkan terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anna.2006. Tes Psikologi.Jakarta: PT Indeks


Suryabrata, Sumadi.1990. Pembimbing ke Psikodiagnostik. Yogyakarta: Rake
Sarasin

Azwar, Saifuddin, 2002. Pengantar Psikologi Inteligensi. Edisi I, Cetakan III.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

15

Anda mungkin juga menyukai