Anda di halaman 1dari 12

COUNSELING IN ONLINE ENVIRONMENT

Psikologi dan media sosial


KONSELING MELALUI MEDIA ONLINE

Konseling melalui media online terus berkembang sejalan dengan majunya


teknologi dan kebutuhan masyarakat akan jasa konselor atau psikolog .Konseling
melalui media online tentunya berbeda dengan konseling dengan cara tradisional
yang mengharuskan klien dan konselor bertemu langsung (face to face). Cepatnya
perkembangan dan luasnya penggunaan internet untuk memberikan informasi dan
mendukung komunikasi telah menghasilkan penciptaan bentuk-bentuk baru konseling
(Robert, 2011).
Salah satu layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan teknologi
komputer khususnya internet adalah E-counseling (electronic counseling), yang
sering disebut juga dengan cybercounseling, online therapy, email therapy, atau email
counseling (Achmad Juntika Nurihsan, 2005) terapi Internet (Rochlen et al., 2004)
atau Internet konseling (Pollock, 2006) atau bahkan E-Therapy. Teknik
cybercounseling merupakan satu inovasi dari beberapa penggunaan teknologi
informasi dalam bimbingan dan konseling.
PENGERTIAN CYBERCOUNSELING

• Bloom (2004) menyebutkan bahwa layanan konseling cybercounseling


adalah salah satu strategi layanan konseling yang bersifat virtual atau
konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet.
• Prasetiawan, H.( 2016) mendefinisikan Cybercounseling sebagai praktek
konseling profesional yang terjadi ketika konseli dan konselor berada secara
terpisah dan memanfaatkan media elektronik untuk berkomunikasi melalui
internet
Jadi Cybercounseling adalah salah satu strategi bimbingan dan
konseling yang bersifat virtual atau konseling yang berlangsung melalui
bantuan koneksi internet.
BENTUK-BENTUK CYBERCOUNSELING

1. Terapi E-mail
E-mail konseling adalah metode asinkron di mana klien dan terapis berinteraksi dalam waktu
yang mereka pilih sendiri, dan berkorespondensi melalui email. Konseling ini meniadakan
perlunya pertemuan formal, seperti pada tradisional terapi (Suler, 2000). Individu tidak perlu
mengalihkan perhatian diri dengan penampilan fisik masing-masing atau bagaimana nada
suara mereka. Mereka juga dapat menghindari kemungkinan yang tidak menyenangkan atau
isyarat dari terapis, seperti reaksi terhadap pengungkapan (Maples & Han, 2008). Dengan
demikian, klien mungkin lebih terbuka untuk mengungkapkan masalah dan informasi
menyakitkan kepada terapis mereka (Goss & Anthony, 2003).
2. Obrolan Online ( Pesan Instan )
Obrolan online memiliki karakteristik dan kelebihan yang mirip dengan email terapi, perbedaan
yang mencolok adalah bahwa obrolan online atau pesan instan beroperasi sebagai bentuk
komunikasi yang sinkron. Yaitu klien dan terapis saling terlibat secara real time (Fenichel et
al., 2002). Berbeda dengan email, jika klien dan terapis terlibat dalam terapi melalui pesan
instan, mereka diharuskan untuk memesan janji / slot waktu dan hadir pada saat itu waktu
(Goss & Anthony, 2003).
3. Konseling video
Konseling video hanya menerima sedikit fokus penelitian terhadap bentuk lain dari konseling
online (Goss & Anthony, 2003) dan namun itu mungkin sangat berharga dalam menghilangkan
kesulitan seputar kejujuran dan kepercayaan pada klien dan sisi terapis online hubungan
terapeutik. Hal ini dikarenakan oleh interaksi yang terjadi secara real time, secara sinkron,
antara klien dan terapis yang dapat melihat dan mendengar masing-masing lainnya (Down,
2009). Tidak seperti metode terapi email dan IM(Instant Message), isyarat untuk interaksi tetap
terlihat, nada suara, bahasa tubuh, dan fisik penampilan klien dan terapis semuanya tetap
ada, dan ambiguitas dapat dikurangi (Simpson 2009; Suler, 2000).
TUJUAN CYBERCOUNSELING

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penggunaan teknik


Cybercounseling menurut Ririn Alimuzdalifah Aisah (2012) , antara lain:
• Menambah keterampilan komunikasi konseling, khususnya konselor.
• Memudahkan proses konsultasi bagi individu bermasalah yang ingin
menyelesaikan masalahnya dengan cepat dan tepat, fleksibel dalam
waktu dan tempat.
• Menyediakan ruang bantuan menanggapi postingan remaja dan anak
yang bermasalah dengan tetap memperhatikan asas kerahasiaan.
• Gerakan pemberdayaan dan konstruktif
BENTUK TERAPI YANG IDEAL DALAM CYBERCOUNSELING
Terapi yang dapat diterapkan dalam Cyber Conseling
adalah Terapi perilaku kognitif dan pendekatan yang berpusat
pada klien. Terapi ini dapat beradaptasi lebih mudah ke
lingkungan online karena pendekatan pertanyaan langsung
dalam terapi, terapi tersebut menggunakan pendekatan yang
lebih reflektif seperti konseling berpusat pada klien atau
pendekatan psikodinamik (Jones & Stokes, 2008).
Dalam pendekatan konseling online, seperti kontak
psikologis dapat dicapai melalui tautan empati yang tersirat
seperti yang diungkapkan melalui pertukaran kata dan atau
webcam yang tertulis.
ETIKA CYBERCOUNSELING
Beberapa etika yang perlu diperhatikan dalam melakukan cybercounseling menurut Rudi
Mulyatiningsih (2013) :
• Pertama adalah hal yang berkaitan dengan posisi konselor dan klien. Dalam hal ini
hendaklah konselor sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada klien dan klien dapat
sepenuhnya memperhatikan konselor. Klien benar-benar melihat dan merasakan bahwa
konselor dalam kondisi selalu memperhatikan diri klien dan permasalahannya.
• Kedua, etika yang berhubungan dengan asas konseling perorangan. Ada beberapa asas
yang perlu dipegang teguh dalam melaksananan cybercounseling, yaitu :
 Asas kerahasiaan yang menuntut dijaminnya semua rahasia pribadi klien.
 Asas kesukarelaan dan keterbukaan, menuntut adanya kesukarelaan penuh dari klien
untuk menjalani proses konseling.
 Asas kenormatifan yang menuntut adanya kaidah dan norma yang berlaku, baik norma
agama, adat, hukum, dan kebiasaan selama cyber counseling.
 Asas kemandirian, yaitu keputusan diambil oleh klien sendiri dan sanggup menanggung
resiko akibat keputusannya tersebut.
• Ketiga, hal yang berkaitan dengan keterampilan konseling.
Selama cyber counseling konselor dituntut terus menggunakan
keterampilan konseling, mulai dari attending (penerimaan),
responding (merespon), understanding (pemahaman),
personalizing (mempersonalisasikan), acting (pengambilan
tindakan), dan initiating (menginisiasiakan). Penggunaan media
teknologi telepon video hendaklah tidak jadi penghalang konselor
untuk melakukan keterampilan konseling.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CYBERCOUNSELING
Setiap pelayanan konseling memiliki kelebihan dan kelemahan, demikian halnya dengan
layanan cybercounseling. Berikut ini diuraikan kelebihan dan kelamahan tersebut.

Kelebihan :
• Client yang pemalu datang meminta bantuan secara face-to-face dapat mengikuti konseling
kelompok online secara sukarela tanpa ada paksaan dari konselor. Artinya client lebih
nyaman dalam berkomunikasi.
• Memungkinkan akses ke berbagai macam orang, yang mungkin secara geografis terbatas
dalam akses mereka ke tradisional konseling (Sussman, 2004), atau keterbatasan mobilitas
pribadi (Maples & Han, 2008) dan atau preferensi proses konseling.
• Konselor dapat mengjangkau para client secara lebih luas.
• Konselor dan client dapat melaksanakan konseling kapan dan dimana saja atas dasar
kesepakatan bersama.
• Walaupun tanpa teramati isyarat verbal dan fisik, tetapi kebanyakan konseli lebih
mudahdalam mencurahkan pikiran dan perasaan yang mereka rasakan.
• Dengan kelebihan tersebut maka konselor harus memiliki kemampuan teoritis dan praktis
dalam melaksanakan cybercounseling secara matang.
Kelemahan :
• Secara umum ada beberapa kelemahan cybercounseling sebagai berikut:
• Kelemahan cybercounseling menyebabkan konselor kurangnya memberikan perhatian yang
cukup untuk ekspresi wajah dan bahasa tubuh.
• Pertumbuhan dinamika dalam proses konseling kurang mendapat perhatian.
• Tidak dapat dikontrol secara ketat perilaku-perilaku yang melemahkan dinamika konseling.
• Karena itu, konselor harus memiliki kemampuan imajinasi yang tinggi dan memiliki
kemampuan menginterpretasi kata-kata yang dituliskan ataupun bentuk-bentuk motion dan
animasi-animasi yang digunakan dalam proses komunikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai