Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 3

Nama : Moh Ikmal Ilyasa


NIM : 045076057
Mata Kuliah : ADPU4431/Perilaku Organisasi

SOAL
1. Proses Komunikasi dan Pengambilan Keputusan
a. Apa yang Saudara pahami tentang Komunikasi Organisasi dan unsur-
unusur yang terkait didalamnya. Jelaskan !
Jawab :
Komunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi, gagasan, dan
pandangan antara individu atau kelompok dalam suatu organisasi agar
anggota agar terjadi pengertian bersama. Terdapat enam unsur yang terkait
dalam komunikasi organisasi, yaitu:
1. Komunikator: Ini adalah individu atau kelompok yang menginisiasi
pesan. Mereka bisa berperan sebagai pemimpin, manajer, atau anggota
tim yang bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi.
2. Pesan: Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator. Pesan ini bisa berupa ide, instruksi, permintaan, atau
informasi lainnya yang ingin dikomunikasikan kepada penerima.
3. Jalur (medium): Jalur atau medium adalah cara atau saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan. Ini bisa berupa komunikasi
lisan, tulisan, surat elektronik, rapat, atau media sosial, tergantung
pada kebutuhan dan konteks komunikasi.
4. Penerima: Penerima adalah individu atau kelompok yang menerima
pesan yang disampaikan oleh komunikator. Mereka harus mampu
memahami pesan yang disampaikan.
5. Umpan Balik (Feedback): Umpan balik adalah respons atau tanggapan
yang diberikan oleh penerima terhadap pesan yang diterima. Ini
memungkinkan komunikator untuk mengevaluasi sejauh mana pesan
mereka dipahami dan diterima dengan baik oleh penerima.
6. Gangguan (Noise): Gangguan atau noise adalah segala sesuatu yang
mengganggu atau menghalangi proses komunikasi. Gangguan bisa
bersifat fisik (misalnya, gangguan teknis dalam perangkat komunikasi),
psikologis (misalnya, perbedaan persepsi atau bahasa yang tidak
jelas), atau lingkungan (misalnya, gangguan suara atau lingkungan
yang tidak mendukung komunikasi yang efektif).

b. Jelaskan langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan.


Jawab :
1. Menentukan Tujuan dan Mengukur Hasilnya:
Langkah awal adalah mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai dan
menetapkan parameter atau ukuran untuk menilai keberhasilannya. Ini

membantu fokus pada hasil yang diinginkan. Contoh: Dalam sebuah


universitas/kampus memiliki tujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan
kepuasan mahasiswa. Ukuran hasil dapat mencakup tingkat kelulusan,
penilaian kepuasan mahasiswa, dan prestasi akademis.
2. Mengidentifikasi Masalah:
Identifikasi dan definisikan masalah yang ada. Penting untuk memahami
akar masalah sebelum mencari solusi. Hal ini dapat melibatkan
pengumpulan informasi dan analisis menyeluruh. Contoh: Masalah yang
diidentifikasi mungkin termasuk tingkat drop-out mahasiswa yang tinggi,
penurunan kualitas pengajaran, atau konflik antara mahasiswa.
3. Mengembangkan Alternatif:
Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menghasilkan
berbagai pilihan atau alternatif solusi yang mungkin. Ini dapat melibatkan
brainstorming, penelitian, atau kreativitas untuk menemukan opsi yang
layak. Contoh: Alternatif untuk menanggulangi drop-out mahasiswa bisa
melibatkan program mentoring, pemberian beasiswa, atau penyediaan
layanan konseling. Alternatif untuk peningkatan kualitas pengajaran bisa
mencakup pelatihan dosen atau pengembangan kurikulum.
4. Mengevaluasi Alternatif:
Evaluasi setiap alternatif dengan mempertimbangkan konsekuensi, risiko,
keuntungan, dan keterjangkauan dari setiap solusi yang diusulkan. Ini
dapat melibatkan penggunaan matriks evaluasi atau analisis cost-benefit.
Contoh: Evaluasi alternatif bisa melibatkan analisis biaya dan manfaat dari
masing-masing solusi, penilaian dampaknya terhadap tujuan organisasi,
dan pemahaman terhadap risiko yang terlibat.
5. Memilih Alternatif:
Setelah evaluasi, pilihlah alternatif yang dianggap paling sesuai dan efektif
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Contoh: Setelah evaluasi, organisasi kampus memilih untuk
mengimplementasikan program mentoring untuk mengurangi tingkat drop-
out mahasiswa karena alternatif ini dinilai paling efektif dan sesuai dengan
tujuan organisasi.
6. Melaksanakan Keputusan:
Setelah keputusan diambil, langkah berikutnya adalah melaksanakan
keputusan tersebut. Ini termasuk mengkomunikasikan keputusan kepada
pihak terkait, menetapkan tindakan yang diperlukan, dan mengalokasikan
sumber daya yang dibutuhkan. Contoh: Implementasi program mentoring
melibatkan perekrutan dan pelatihan mentor, pemberian informasi kepada
mahasiswa, dan pencatatan kemajuan mahasiswa secara teratur.
7. Pengendalian dan Evaluasi:
Proses pengendalian melibatkan memantau pelaksanaan keputusan untuk
memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Evaluasi
dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas keputusan yang diambil, apakah
tujuan tercapai, dan apakah perubahan atau penyesuaian diperlukan.
Contoh: Selama implementasi, organisasi kampus melakukan pemantauan
secara berkala untuk memastikan program mentoring berjalan sesuai
rencana. Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah tingkat drop-out benar-
benar menurun, dan jika tidak, langkah-langkah perbaikan diterapkan.

c. Kohler mengemukakan tiga model dalam pengambilan keputusan.


Menurut penilaian Saudara manakah model pengambilan keputusan yang
terbaik. Mengapa ? Jelaskan.
Jawab :
1. Model Tingkah Laku:
Pengambilan keputusan pada model ini berdasarkan perilaku orang orang
yang terlibat dalam organisasi.
2. Model Informasi:
Model ini menekankan pengumpulan, pemrosesan, dan penggunaan informasi
dalam pengambilan keputusan. Pencarian informasi, evaluasi, dan analisis
menjadi kunci dalam model ini.
3. Model Normatif:
Model ini menunjukkan bagaimana keputusan seharusnya diambil
berdasarkan pada standar atau prosedur yang dianggap optimal.

Pemilihan Model Pengambilan Keputusan yang Terbaik:


Menurut pandangan saya, tidak ada satu model pengambilan keputusan yang
dianggap sebagai yang terbaik dalam semua konteks. Pilihan tergantung
pada kompleksitas situasi, jenis keputusan yang harus diambil, dan
preferensi individu. Namun, beberapa pertimbangan dapat membantu
menentukan model yang sesuai:
1. Situasional: Tergantung pada situasi, model tingkah laku mungkin lebih
sesuai jika keputusan harus diambil dengan cepat dan sumber daya
informasi terbatas.
2. Informasi yang Tersedia: Jika informasi yang lengkap dan relevan
tersedia, model informasi mungkin lebih sesuai karena menekankan
pada pemrosesan dan evaluasi informasi.
3. Tujuan dan Nilai: Model normatif menjadi lebih penting jika keputusan
harus diarahkan pada pencapaian tujuan yang jelas atau jika terdapat
norma etika dan sosial yang kuat.
4. Rasionalitas vs. Keterbatasan Waktu: Jika keputusan harus dibuat
secara rasional dan terdapat waktu untuk memproses informasi
dengan cermat, model normatif atau informasi mungkin lebih cocok.

2. Motivasi dan Prosesnya


a. Motivasi berkaitan dengan proses psikologi dan menjadi alasan utama
orang berperilaku dengan cara-cara tertentu. Jelaskan pernyataan tersebut .
Jawab :

Motivasi adalah kekuatan internal yang mendorong individu untuk bertindak


atau berperilaku dengan cara tertentu. Dorongan ini melibatkan kebutuhan
dan tujuan yang mendorong individu untuk mencapai hasil tertentu atau
memenuhi kebutuhan tertentu. Motivasi dapat berasal dari faktor internal,
seperti keinginan untuk merasa kompeten, atau eksternal, seperti hadiah
atau hukuman yang diharapkan.
Proses psikologis dalam motivasi mencakup persepsi, evaluasi, dan
pengambilan keputusan. Individu mengevaluasi situasi, mempersepsikan
kebutuhan atau tujuan, dan memilih tindakan yang dianggap paling efektif
untuk mencapai tujuan tersebut.
Motivasi bervariasi antara individu dan situasi, dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti nilai-nilai pribadi, pengalaman sebelumnya, dan lingkungan sosial.
Dalam konteks pendidikan, pemahaman motivasi penting untuk menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi siswa.
Secara keseluruhan, pemahaman tentang motivasi membantu kita mengelola
perilaku kita sendiri, mendukung motivasi orang lain, dan merancang
lingkungan yang memotivasi. Motivasi memainkan peran sentral dalam
membentuk perilaku dan memberikan wawasan tentang mengapa orang
berperilaku sebagaimana adanya.

b. Apa yang Saudara ketahui tentang Teori Kebutuhan, Teori ERG, Teori
Harapan, dan Teori Persepsi dalam Motivasi. Jelaskan keempat teori yang
dimaksud dan jelaskan perbedaannya.
Jawab:
1. Teori Kebutuhan:
Teori Kebutuhan, yang dikembangkan oleh Abraham Maslow, menyatakan
bahwa individu memiliki hierarki kebutuhan yang harus dipenuhi secara
bertahap. Hierarki ini mencakup kebutuhan fisik dasar seperti makanan dan
tempat tinggal, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan, dan akhirnya, kebutuhan aktualisasi diri atau mencapai
potensi penuh seseorang.
2. Teori ERG:
Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) oleh Clayton Alderfer
menyederhanakan hierarki kebutuhan Maslow menjadi tiga kategori utama:
keberadaan (existence), keterkaitan (relatedness), dan pertumbuhan
(growth). Teori ini mengatakan bahwa individu dapat merasakan kebutuhan
di lebih dari satu tingkat secara bersamaan dan bahwa kebutuhan di tingkat
yang lebih rendah tidak selalu harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Teori Harapan:
Teori Harapan, dikembangkan oleh Victor Vroom, berkaitan dengan persepsi
individu tentang hubungan antara usaha yang diberikan, kinerja yang dicapai,
dan hadiah yang diterima. Menurut teori ini, individu akan termotivasi untuk
bertindak jika mereka percaya bahwa usaha mereka akan menghasilkan
kinerja yang baik dan bahwa kinerja yang baik akan diikuti oleh hadiah yang
berharga.
4. Teori Persepsi:
Teori Persepsi motivasi berkaitan dengan cara individu mempersepsikan
lingkungan kerja dan apakah mereka merasa bahwa usaha mereka akan
mengarah pada hasil yang diinginkan. Ini mencakup persepsi tentang sejauh
mana tujuan organisasi sesuai dengan tujuan pribadi, serta sejauh mana
usaha mereka diakui dan dihargai.
Perbedaan Antara Keempat Teori:
1. Fokus Utama:
 Teori Kebutuhan dan Teori ERG fokus pada hierarki kebutuhan
individu.
 Teori Harapan berfokus pada harapan individu tentang hubungan
antara usaha, kinerja, dan hadiah.
 Teori Persepsi lebih menekankan pada bagaimana individu
mempersepsikan lingkungan kerja dan apakah mereka melihat
hubungan antara usaha dan hasil yang diinginkan.
2. Hierarki Kebutuhan:
 Teori Kebutuhan memiliki hierarki yang mencakup lima tingkat
kebutuhan.
 Teori ERG menggabungkan kebutuhan Maslow menjadi tiga
kategori.
3. Aspek Usaha dan Hasil:
 Teori Harapan menyoroti pentingnya harapan individu tentang
hubungan antara usaha, kinerja, dan hadiah.
 Teori Persepsi menekankan bagaimana individu mempersepsikan
sejauh mana usaha mereka akan menghasilkan hasil yang
diinginkan.
4. Faktor Eksternal dan Internal:
 Teori Kebutuhan dan ERG lebih fokus pada faktor internal
kebutuhan individu.
 Teori Harapan mencakup faktor internal dan eksternal dalam
hubungan usaha-kinerja-hadiah.
 Teori Persepsi menyoroti bagaimana faktor eksternal, seperti
pengakuan dan penghargaan, memengaruhi motivasi.

3. Dinamika Kelompok
a. Apa yang Saudara ketahui tentang dinamika kelompok dan arti
pentingnya dinamika kelompok didalam organisasi ? Jelaskan.
Jawab :
Dinamika kelompok merujuk pada cara anggota kelompok berinteraksi,
saling berhubungan, dan membentuk pola perilaku dalam suatu kelompok.
Dinamika kelompok melibatkan proses komunikasi, kerjasama, konflik, serta
pembentukan norma dan peran dalam kelompok tersebut.
Dinamika kelompok dalam organisasi memiliki arti penting karena
menciptakan kerjasama efektif, meningkatkan motivasi dan keterlibatan,
memfasilitasi pemecahan masalah bersama, memberikan dukungan
emosional, memperbaiki efektivitas komunikasi, membentuk identitas dan
kebersamaan, mengelola konflik, serta menyediakan platform untuk
pembelajaran dan pengembangan bersama. Dinamika kelompok membantu
membentuk budaya organisasi yang sehat dan produktif, menciptakan
lingkungan kerja yang kolaboratif, inovatif, dan mendukung kesejahteraan
anggota kelompok.
b. Apa yang saudara ketahui tentang konflik dan bagaimana seorang
manajer dapat secara efektif menyelesaikan konflik di dalam
organisasinya ? Jelaskan
Jawab :

Konflik merupakan situasi di mana dua atau lebih pihak memiliki perbedaan
pandangan, kepentingan, atau tujuan yang dapat menyebabkan ketegangan.
Dalam konteks organisasi, konflik dapat muncul antara individu, tim, atau
departemen, dan dapat berdampak pada kinerja dan kesejahteraan
organisasi secara keseluruhan.
Manajer memiliki peran penting dalam menyelesaikan konflik di dalam
organisasi. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh
seorang manajer untuk menyelesaikan konflik secara efektif:
1. Pemahaman Terhadap Konflik:
 Manajer harus memahami sumber dan akar penyebab konflik. Hal
ini melibatkan mendengarkan semua pihak yang terlibat,
mengidentifikasi perbedaan pandangan, kepentingan, atau
kebutuhan yang mendasari konflik.
2. Komunikasi Terbuka:
 Mendorong komunikasi terbuka dan jujur antara pihak yang
terlibat. Ini membantu mengurangi ketidakpahaman dan
memungkinkan identifikasi solusi yang dapat diterima bersama.
3. Mediasi:
 Manajer dapat berperan sebagai mediator untuk membantu pihak
yang terlibat menemukan solusi bersama. Proses mediasi
melibatkan diskusi yang terarah dan bimbingan untuk mencapai
kesepakatan.
4. Negosiasi:
 Mendorong negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang saling
menguntungkan. Manajer dapat membantu menemukan titik
temu antara pihak yang berselisih dan memfasilitasi perundingan
yang adil.
5. Penggunaan Tim Konflik:
 Pembentukan tim konflik yang terdiri dari perwakilan semua
pihak yang terlibat. Tim ini dapat membantu mengidentifikasi
solusi, menciptakan kesepakatan, dan memfasilitasi perubahan
yang diperlukan.

6. Bekerja Sama:
 Mendorong kolaborasi dan kerja sama antara pihak yang terlibat.
Fokus pada tujuan bersama dan kepentingan organisasi dapat
membantu meredakan konflik.
7. Implementasi Perubahan:
 Jika konflik berasal dari perubahan organisasi, manajer perlu
memastikan bahwa perubahan diimplementasikan dengan
transparan dan komunikasi yang baik. Hal ini dapat membantu
mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran yang dapat
menyebabkan konflik.
8. Pelatihan dan Pengembangan:
 Memberikan pelatihan konflik dan keterampilan komunikasi
kepada anggota tim dapat membantu mencegah konflik dan
meningkatkan kemampuan mereka dalam menangani
ketegangan.
9. Evaluasi dan Pembelajaran:
 Setelah konflik diselesaikan, manajer harus melakukan evaluasi
untuk memahami apa yang dapat dipelajari dari pengalaman
tersebut. Hal ini dapat membantu mencegah munculnya konflik
serupa di masa depan.
Dengan menggunakan pendekatan-pendekatan ini, seorang manajer dapat
menciptakan lingkungan di mana konflik diatasi secara konstruktif,
mendukung pertumbuhan organisasi, dan meningkatkan hubungan antar
anggota tim.

Referensi :
Muharto Toha, Darmanto. (2023). Perilaku Organisasi. Tangerang Selatan.
Universitas Terbuka.
Harapan, Edi, Syarwani Ahmad, and Drs MM. Komunikasi antarpribadi:
Perilaku insani dalam organisasi pendidikan. PT. RajaGrafindo Persada-
Rajawali Pers, 2022.

Siregar, Nina Siti Salmaniah. "Interaksi Komunikasi Organisasi." Jurnal Ilmu


Sosial 5.1 (2012): 2085-0328.

Puspita, Weni. Manajemen Konflik: Suatu Pendekatan Psikologi, Komunikasi,


dan Pendidikan. Deepublish, 2018.

Anda mungkin juga menyukai