Anda di halaman 1dari 3

Kegiatan Belajar 3

Implementasi Model – model Pembelajaran Konsep Dasar IPS

1. Model Pembelajaran “Problem Solving”


Savage and Armstrong (1996) mengemukakan bahwa sejumlah masalah ada solusi terbaiknya,
menurut mereka ada 4 tahap proses pemecahan masalah sebagai berikut
1) Mengenal adanya masalah.
2) Mempertimbangkan pendekatan – pendekatan untuk pemecahannya.
3) Memilih dan menerapkan pendekatan – pendekatan tersebut.
4) Mencapai solusi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Menurut Wilkins (1990) menuraikan 6 langkah dalam model pembelajaran “Problem Solving”
yang dimana dapat digunakan sebagai keterampilan dalam penyuluhan melalui model belajar
individual ( individualized Instruction), sebagai berikut:

1) Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah


Sejalan dengan fungsi/ peran guru sebagai fasilitator- memberi kemudahan- kepada
siswa, maka dalam proses bimbingan terkadang guru lebih banyak mendengarkan
berbagai keluhan, ungkapan kesulitan dan masalah.
2) Mencari alternative solusi
Ketika masalah dirumuskan secara jelas, guru dapat meminta siswa untuk berpikir
tentang solusi apakah yang yang dapat diambil.
3) Menguji alternative solusi
Bantulah siswa menguji manfaat dan kegunaan dari setiap alternative solusi dalam hal
kecakapan melaksanakannya dan akibat – akibat yang mungkin.
4) Memilih solusi
Bantulah siswa untuk memilih solusi yang dirasakan oleh mereka menyenangkan dan
yang akan menimbulkan potensi hasil yang positif dan mengutungkan.
5) Bertindak sesuai dengan pilihan solusi
Ambilah kesepakatan untuk sesuatu hal yang akan dilakukan.
6) Tindak lanjut (Follow-up)
Selain sebagai fasilitator, tugas dan peran guru juga memberikan dukungan atau
harapan (support) selama siswa melakukan perbuatan solusi.
2. Model “Problem Solving”, Inkuiri atau Model Pembelajaran Penemuan
Persamaan dari ketiga model pembelajaran tersebut adalah semuanya mensyaratkan adanya
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar melalui proses penelitian, yakni meneliti
hubungan antar sejumlah data atau informasi untuk tercapainya suatu solusi. Prosedur
pembelajaran “problem solving” dalam IPS lebih kompleks dari pada dengan Matematika,
khususnya rumusan masalahnya. Sesuai dengan sifat ilmu – ilmu social yang objek
pembahasannya adalah manusia yang memiliki sejumlah misteri maka prosedur untuk
mengungkap rahasia yang berkaitan dengan makhluk ini pun sangat kompleks. Oleh karena itu ,
model pembelajaran “problem solving” dalam IPS ini sangatlah penting sehingga perlu
sosialisasikan kepada semua siswa yang akan menghadapi masa depan yang penuh tantangan
dan masalah social yang semakin kompleks.

Kegiatan Belajar 4
Model Desain Pembelajaran Pengambilan Keputusan

1. Model Pembelajaran Pengambilan Keputusan


Makna konsep “pengambilan keputusan” (decision-marking) berkaitan dengan kemampuan
berpikir tentang alternatif pilihan yang tersedia, menimbang fakta dan bukti yang ada,
mempertimbangkan tentang nilai pribadi dan masyarakat.
Banks (1990) menyatakan bahwa tujuan dasar dari inkuiri social adalah untuk menghasilkan
pengetahuan dalam bentuk fakta, konsep, generalisasi,dan teori. Banks mengatakan bahwa
kemampuan seseorang dalam pengambilan keputusan tidaklah muncul dengan sendirinya.
Kemampuan ini sangat diperlukan dalam rangka menuju masyarakat madani (civil society) yang
demokratis sebagai masyarakat harapan bangsa Indonesia di masa depan. Sedangkan Savage
and Armstrong (1996) mengemukakan langkah – langkah proses pembelajaran pengambilan
keputusan sebagai alternative model pembelajaran dalam IPS sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi persoalan dasar atau masalah
2) Mengemukakan jawaban – jawaban alternative.
3) Menggambarkan bukti yang mendukung setiap alternatif.
4) Mengidentifikasi nilai – nilai yang dinyatakan dalam setiap alternatif.
5) Menggambarkan kemungkinan akibat setiap pilihan alternatif.
6) Membuat pilihan dari berbagai alternatif
7) Menggambarkan bukti dan nilai yang dipertimbangkan dalam membuat pilihan.
Menurut Banks (1990) pengambilan keputusan,sedikitnya ada 2 syarat untuk melaksanakan
model pembelajaran yaitu
 Pengetahuan sosial
Pengetahuan sosial merupakan komponen yang sangat penting bagi tercapainya
pengambilan keputusan yang logis.
 Metode atau cara mencapai pengetahuan
Pengetahuan diperlukan untuk membuat keputusan reflektif. Kerlinger menyimpulkan
ada 4 metode untuk memperoleh pengetahuanialah:
 Berpegang pada apa yang telah diketahui kebenarannya (method of tenacity)
 Mencari informasi untuk mempercayai (method of authority)
 Mengetahui sesuatu karena telah disepakati kebenarannya (apriori method)
 Metode ilmiah ( method of science)

Menurut Banks, ada beberapa syarat metode dalam memperoleh pengetahuan, antara lain
apabila orang menggunakan metode tersebut secara berulang – ulang maka hasil yang diperoleh
adalah sama. Dengan kata lain, sifat metode haruslah berlaku umum (public). Oleh karena itu,
jenis metode yang memenuhi syarat seperti ini hanyalah metode ilmiah. Banks menyebut istilah
untuk metode ini adalah metode inkuiri ilmu –ilmu sosial (social science inquiry). Melalui
metode ini orang dapat memperoleh pengetahuan yang meliputi : fakta, konsep,
generalisasi,dan teori.

Langkah – langkah yang dianjurkan dalam melakukan proses pengambilan keputusan secara
sekuensial, sebagai berikut:

 Mengenal masalah yang perlu diambil keputusan


 Perolehan pengetahuan melalui inkuiri ilmu sosial.
 Mengorganisir masalah dan pengetahuan untuk bahan pembelajaran.
 Inkuiri nilai
 Pengambilan keputusan dan tindakan untuk warga Negara
 Menentukan urutan tindakan
 Memberi kesempatan kepada warga Negara untuk bertindak dan berpartisipasi ( di
lingkungan masyarakat dan sekolah)

Untuk mengambil keputusan yang baik dan benar, seseorang hendaknya melakukan inkuiri terhadap
sejumlah konsep atau pengetahuan dan nilai yang berkaitan dengan masalah tersebut. Selanjutnya,
membuat sejumlah prediksi berdasarkan pengetahuan dan melakukan klarifikasi nilai. Tahap berikutnya
adalah melakukan pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan alternative dan konsekuensi
sebelum bertindak.

Anda mungkin juga menyukai