KAJIAN PUSTAKA
agar sesuai dengan kondisi dan psikis siswa sehingga proses pembelajaran
melibatkan siswa agar saling berinteraksi atau bekerja sama dalam suatu
sendiri.
sebagai hasil pemecahan masalah yang harus didasari atas logika dan
terlihat dari pembelajaran yang tidak ceramah terus, tetapi juga melakukan
secara berkelompok yang mengajak siswa agar dapat bekerja sama untuk
kecil, sehingga siswa dapat menjalin kerja sama dalam memilih alternatif
Tabel 2.1
Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Decision Making
Langkah Model
Perlakuan Guru
No Pembelajaran Kooperatif
Tipe Decision Making
1. Informasi Pada tahap ini guru memberikan
infromasi, tujuan dan rumusan
masalah.
2. Merumuskan Masalah Pada tahap ini guru mengajak siswa
untuk merumuskan masalah sesuai
dengan gambar dan alat peraga yang
disajikan.
3. Identifikasi Pada tahap ini guru meminta siswa
untuk mengidentifikasi permasalahan
yang terdapat dilingkungan sekitar
dan mencari penyebab terjadinya
masalah.
4. Pemecahan Masalah Pada tahap ini guru mengajak siswa
untuk berfikir kritis, mengajak siswa
untuk mengemukakan memilih
alternatif, dan mencari penyebab
terjadinya masalah.
5. Merumuskan Pada tahap ini guru mengajak siswa
Kesimpulan untuk menyimpulkan seluruh
informasi yang telah diperoleh dan
memberi penghargaan.
produktif serta mengevaluasi bukti. Satu cara untuk mendorong murid agar
mungkin bahwa pemikiran kita valid dan benar. Berpikir kritis dapat
pemikiran dan praktik tersebut. Selain itu, berpikir kritis meliputi aktivitas
diketahui.
tujuan berpikir kritis adalah untuk menguji mutu pendapat atau ide melalui
sini dituntut untuk lebih memahami dan mengerti apa yang mereka
pelajari. Selain itu, siswa juga harus lebih banyak mencari sumber-sumber
atau informasi yang sesuai dan akurat. Hal tersebut bertujuan agar siswa
secara kritis ataupun belum, sebelumnya hal tersebut sangatlah sulit untuk
demikian, Faiz (2012:4) telah menyusun ciri-ciri orang yang berpikir kritis
logika yang valid dengan logika yang tidak valid; (4) mengidentifikasi
kecukupan data; (5) menyangkal suatu argumen yang tidak relevan dan
menyampaikan argumen yang relevan; (6) mempertanyakan suatu
dalam pendapat.
yaitu ciri-ciri orang yang mampu berpikir kritis adalah: (1) memiliki
masalah; (3) bersikap skeptik yakni tidak mudah menerima ide atau
kriteria dalam hal ini yang menjadi dasar pengukuran kemampuan berpikir
kemampuan berpikir kritis sangat susah karena hal tersebut merupakan hal
yang abstrak.
yang hampir sama dengan pendapat di atas yanng dirumuskan oleh Faiz
penelitian ini mengacu pada pendapat Faiz (2012:3), maka aspek yang
suatu masalah.
Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dari
tertentu”.
hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki
penilaian ini dapat dijadikan tindak lanjut, atau bahkan cara untuk
dalam sikap dan tingkah lakunya, aspek perubahan itu mengacu kepada
taksonomi tujuan pelajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpon dan
konsep tertentu.
secara utuh.
2014).
berikut:
Krathwohl, Bloom dan Masia dalam (Siregar dan Nara, 2010), meliputi
tujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai serta
diperlukan.
merespons.
yang tepat.
pembelajaran dalam bentuk angka atau huruf yang meliputi aspek kognitif,
yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai
internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik,
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
belajar yaitu :
1) Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri individu yang
sedang belajar, antara ain faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat
tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan), dan faktor kelelahan.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di uar individu, antara lain:
faktor keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan
pengertian orang tua), faktor sekolah (model pembelajaran,
kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah), dan masyarakat
(kegiatan siswa dalam masyarakat , teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat).
berlangsung.
Peran serta siswa dan guru dalam konteks belajar menjadi sangat
Terdapat perbedaan hasil test keterampilan berpikir kritis antara kelompok peserta
didik yang diberi model cooperative learning tipe decision making dengan
hasil 0,000<0.05 Hal ini menunjukkan bahwa model cooperative learning tipe
SMK Trisakti Baturaja”. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata skor yang
diperoleh pada tes awal adalah 61,29 dan pada tes akhir 77,76 dengan peningkatan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang mengikuti pembelajaran
video, menunjukkan rata-rata hasil belajar IPS lebih tinggi dibandingkan dengan
media video berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPS siswa dibandingkan
pada siswa yaitu suatu keadaan yang lebih baik menuju tingkat keberhasilan siswa
yang dicapai selama waktu tertentu. Dalam penerapannya proses belajar dapat
terjadi dimana saja dan kapan saja, tidak harus dalam kondisi formal di dalam
kelas, tetapi dapat secara informal, nonformal. Aktivitas belajar juga merupakan
salah satu proses membangun makna terhadap pengetahuan. Siswa diajak untuk
kritis merupakan salah satu strategi kognitif dalam pemecahan masalah yang lebih
pelajaran yang disampaikan agar siswa tidak mengalami kegagalan dalam proses
pembelajran yang dirancang dengan baik untuk turut melibatkan siswa aktif di
dalam kelas sehingga dapat memecahkan masalah dengan berpikir secara kritis
dan kreatif. Hal ini akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga
pola pikir siswa akan semakin berkembang. Model pembelajaran kooperatif tipe
decision making mengajak siswa beripikir kritis dan berpikir secara selektif dalam
memecahkan masalah.
untuk terlibat secara aktif melalui berpikir tentang alternatif yang tersedia,
menimbang fakta dan bukti yang ada dalam kehidupan nyata, serta mampu
mengambil keputusan agar masalah dapat dipecahkan, sehingga siswa menjadi
lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran dan pemahaman akan mata pelajaran
produk kreatif dan kewirausahaan serta keinginan siswa untuk belajar semakin
kuat dan lebih tertarik. Maka, secara tidak langsung kemampuan berpikir kritis
Variabel dalam penelitian ini adalah satu variabel bebas dan dua variabel
dan hasil belajar siswa. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam
Diagram 2.1
Diagram Kerangka Berpikir
Kemampuan Berpikir
Kritis
(Y1)
Model Pembelajaran
Kooperatif tipe
Decision Making
(X)
Hasil Belajar
(Y2)
2.4 Hipotesis
penelitian ini adalah “Adanya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
meningkatnya kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas XI OTKP
di SMK PAB 2 Helvetia pada mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan