Adib Alfalah
alfalahadib33@gmail.com
ABSTRAK
Pada tulisan kali ini, penulis memilih model yang ke tiga yaitu model
personal. Model ini dimulai dengan pengarahan guru terhadap siswanya tentang
pemahamannya masing-masing. Pengarahan dapat dilakukan melalui pertanyaan
atau permasalahan yang harus diselesaikan sesuai dengan kemampuan siswa,
misalnya permasalahan tentang tantangan atau keinginan yang harus dicapai.
Macam-macam Model Personal, yaitu: Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive
Teaching), Model Sinektik (Synectics Model), Latihan Kesadaran (Awareness
Training), Pertemuan Kelas (Classroom Meeting).
Lebih khusus lagi dalam model personal ini penulis memilih model
pertemuan kelas. Model ini dikembangkan berdasarkan hasil kerja William
Glasser (Joyce & Weil, 2004). Model pembelajaran pertemuan kelas dilakukan
oleh guru dan siswa dalam suasana yang hangat, menyenangkan dan tidak
terbatas, tidak terikat dengan berbagai bahan diskusi, masalah-masalah apapun
dapat dibahas dalam pertemuan kelas ini. Masalah dapat dimunculkan oleh guru
ataupun siswa itu sendiri. Model pertemuan kelas dimaksudkan untuk
mengembangkan kepedulian siswa dalam kelompok sosial dan disiplin diri.
Model pembelajaran seperti ini penulis pilih karena model ini menjadikan peserta
didik lebih merdeka dalam belajar, karena topik yang dibahas dalam diskusipun
bisa dari siapa saja dan apa saja. Ini diharapkan mampu menstimulus peserta didik
untuk lebih peka terhadap fenomena dan mampu berargumen kritis terhadap
topik-topik yang dibahas. Keberadaan gurupun diharapkan mampu menjadi sosok
yang hangat disini adalah mampu menjadi sosok pengganti orang tua dirumah,
guru yang menjadikan kelas menjadi santai dan tidak formal, mampu menjadikan
kelas seolah-olah rumah yang nyaman. Konsep ini sejalan dengan yang
diinginkan menteri pendidikan Nadiem Makarim saat berbincang dalam podcast
Dedi Corbuzier pada Maret 2020, ia mengatakan bahwa seharusnya guru di
sekolah bisa menjadi orang tua dan orang tua di rumah bisa menjadi guru. Maka
model pembelajaran yang cocok dengan yang diinginkan Nadiem adalah model
personal dengan tipe Classroom Meeting.
Untuk memilih meteri pembelajaran apa yang akan diangkat dalam model
pembelajaran ini, penulis memilih materi yang relevan dengan permasalahan yang
sedang banyak dialami oleh masyarakat. Permasalahannya yaitu tentang “berita”.
Kenapa berita? Karena pada tahun 2020 ini, penyebaran berita di media sosial
sangat cepat bahan terlalu cepat. Terlalu banyak dan bahkan kadang tidak
terkontrol. Berita-berita yang diinformasikanpun bermacam-macam dan dari
berbagai sumber. Karena berita yang sangat cepat, beragam dan dari berbagai
sumber, masyarakatpun tidak mampu menyaring informasi mana yang betul
penting dan layak disebarkan. Efek dari berita yang cepat dan tidak tersaring
tersebut, masyarakat tidak mampu mambedakan mana berita hoax dan mana berita
yang fakta. Terlebih lagi sekarang banyak media dan sumber-sumber informasi
yang tidak jelas memberikan berita yang berisikan konten penggiringan opini,
judul berita kearah propaganda, hoax, fitnah dan provokator. Maka dari itu,
pembelajaran yang penulis kaji adalah teks berita. Pembelajaran teks berita ini
nantinya akan diajarkan dengan model pembelajaran personal tipe classroom
meeting dan diharapkan dengan model ini, peserta didik dapat memahami isi
berita dengan pemahaman kritis.
PEMBAHASAN
1. Orientasi Model
Orientasi pertemuan selalu positif yang menuju kepada pemecahan dan
bukan pada mencari kesalahan. Adapun pada tipe pertemuan open-ended
pebelajar diberikan pertanyaan-pertanyaan pemikiran provokatif yang
berkaitan dengan kehidupan mereka.Mungkin pula pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan berhubungan dengan kurikulum kelas. Perbedaan antara
pertemuan open-ended dengan diskusi kelas ialah bahwa pada pertemuan
open-ended pertanyaan guru secara khusus tidak mencari jawaban-
jawaban faktual.
Model pertemuan (diskusi) kelas terdiri atas enam tahap, yaitu (1)
menciptakan ikiim (suasana) yang kondusif, (2) menyampaikan
permasalahan diskusi, (3) membuat penilaian pribadi, (4) mengidentifikasi
alternatif tindakan solusi, (5) membuat komitmen, dan (6) merencanakan
tindak lanjut tindakan.
5) Penerapan (Pelaksanaan)
Kemandirian dan
Kemandirian dan
Penguasaan diri
penguasaan diri Satu, dengan
yang lain
Model Keterbukaan dan memelihara
pertemuan Keutuhan Satu dengan
pertumbuhan
Model yang lain
kelas akademik
pertemuan Keterbukaan dan keutuhan memelihara
Pencapaian Tujuan
kelas dan Evaluasi pertumbuhan
akademik.
Pencapaian
Berdasarkan gambar tersebut,tujuan
modeldanpertemuan kelas akan berdampak
evaluasi
intruksional (garis lurus), yakni mencapai tujuan dan evaluasi serta
membentuk kemandirian dan pengarahan diri dan hasil belajar yang
dicapai langsung dengan cara mengarahkan para siswa pada tujuan yang
diharapkan. Sedangkan dalam pembelajaran tersebut akan dicapai juga
dampak pengiring (garis putus-putus), yakni peserta didik akan menyadari
dan menampakkan sikap keterbukaan dan mendahulukan keutuhan kelas.
SIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd). USA: Prentice-Hall, Inc.