1
MATERI 1
KONSEP MODEL PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran
1. Tujuan
Tujuan mengikuti materi konsep model pembelajaran adalah
peserta bimtek dapat memahami konsep model
pembelajaran berdasarkan teori belajar serta mengetahui
dan memahami rumah model pembelajaran dan mampu
mengaplikasikannya dalam pembelajaran.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti bimtek, peserta dapat:
a. Merumuskan model pembelajaran berdasarkan teori
belajar;
b. Mengidentifikasi model pembelajaran berdasarkan teori
belajar;
c. Mengklasifikasi model pembelajaran berdasarkan teori
belajar;
d. Melakukan identifikasi terhadap model-model
pembelajaran berdasarkan rumah model.
2
Pokok-Pokok Materi
Uraian Materi
3
yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai. Selain
ciri di atas terdapat dua alasan dari penggunaan model
pembalajaran, pertama yaitu istilah model mempunyai
makna lebih luas dari strategi, metode, atau prosedur.
Kedua, model dapat juga berfungsi sebagai sarana
komunikasi yang penting dalam proses mengajar dikelas.
Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa aspek. Diantaranya berdasarkan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, sintaks, dan sifat dari
ligkungan belajar sendiri. Penggunaan model pembelajaran
yang tepat dapat memungkinkan seorang guru mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Sintaks (pola urut)
dari suatu model pembelajaran menggambarkan
keseluruhan urutan alur langkah yang seharusnya dilakukan
oleh guru, siswa, urutan kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas
khusus yang harus dilakukan siswa. Sebenarnya dari
banyaknya model pembelajaran tidak ada model yang lebih
baik dari model yang lainnya. Maka dari itu seorang guru
harus memiliki banyak pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang akan digunakan. Pertimbangan yang
dimaksud antara lain :
a. Materi pelajaran yang akan disampaikan,
b. Tingkat perkembangan kognitif siswa,
c. Sarana dan fasilitas yang tersedia sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai sesuai yang ditetapkan.
4
a. Sintaks (Syntax) dari pada model, yaitu langkah-langkah,
fase-fase, atau urutan kegiatan pembelajaran. Jadi
sintaks itu adalah deskripsi model dalam action. Setiap
model mempunyai sintaks atau struktur model yang
berbeda-beda
5
peristiwa pembelajaran bagi pengguna model-model
tertentu. Di samping itu dibutuhkan pula analisis
kesulitan pelajaran dan analisis kesulitan-kesulitan
khusus penggunaan model. Sebagaimana telah
dikemukakan bahwa setiap model mempunyai kegunaan
utama di samping kegunaan-kegunaan lainnya yang
dapat diterima.
6
informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan
individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar
yang diterimanya menjadi suatu pengalaman yang
bermanfaat bagi pribadinya. Sehingga dengan demikian
dapat dipahami bahwa pembelajaran merupakan suatu
sistem yang membantu individu belajar dan berinteraksi
dengan sumber belajar sehingga dapat memberikan
dampak positif terhadap lingkungannya.
7
deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori
pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran
yang optimal, sedangkan teori belajar bersifat deskriptif
karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan
proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada
hubungan antara variabel-variabel yang menentukan
hasil belajar, sedangkan teori pembelajaran menaruh
perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi
orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan kata lain
teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol
variabel yang dispesifikasikan dalam teori belajar agar
dapat memudahkan belajar (C. Asri Budiningsih,2004).
8
Teori belajar Deskriptif dan Preskriptif memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan dari teori belajar deskriftif
adalah: a) lebih terkonsep sehingga siswa lebih
memahami materi yang akan disampaikan; b)
mendorong siswa untuk mencari sumber pengetahuan
sebanyak – banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas.
Sementara itu kelebihan teori belajar preskriptif adalah:
a) lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan
yang jelas; b) banyak memberi motivasi agar terjadi
proses belajar; c) mengoptimalisasikan kerja otak secara
maksimal. Kekurangan teori belajar deskriptif adalah
kurang memperhatikan sisi psikologis siswa dalam
mendalami suatu materi. Sementara kekurangan teori
preskriptif adalah membutuhkan waktu cukup lama.
9
1) Pavlov (Classical Conditioning)
Pada awal abad 19 Pavlov mempelajari proses
pencernaan pada anjing. Dia memperhatikan
perubahan waktu dan kecepatan pengeluaran air liur
pada anjing yang sudah dioperasi kelenjar air liurnya
sehingga ketika mengeluarkan air liur dapat
ditampung dan diobservasi. Pavlov meneliti apakah
bunyi bel sebagai stimulus berkondisi dapat
menimbulkan air liur sebagai respon berkondisi pada
anjing, dan hasilnya adalah:
a) Apabila daging disajikan maka anjing
mengeluarkan air liur (alami).
b) Apabila bunyi bel disajikan secara bersamaan
dengan daging maka air liur tidak keluar.
c) Apabila perlakuan pada poin b) dilakukan secara
berulang-ulang maka air liur anjing dapat keluar.
d) Apabila bunyi bel diganti dengan bunyi sirine
maka anjing tetap mengeluarkan air liur.
e) Apabila bunyi bel disajikan sacara terus menerus
tanpa diikuti oleh daging maka lama-lama air liur
tidak keluar hal ini disebut extinction (kepunahan).
f) Apabila stimulus disajikan secara bervariasi yaitu
dengan penguatan berupa lampu merah disertai
daging dan lampu hijau tidak disertai daging dan
diberikan secara berulang-ulang maka anjing
akan mengeluarkan air liur ketika melihat lampu
merah walaupun tidak disertai daging karena
sudah terbentuk respon berkondisi Kesimpulan
10
penelitian Pavlov adalah bahwa dalam diri anjing
akan terjadi penglondisian selektif berdasar
penguatan selektif artinya anjing dapat
membedakan stimulus yang disertai penguatan
dan yang tidak disertai penguatan. Teori Pavlov ini
disebut Classical Conditioning.
2) Thorndike (connectionism)
Thorndike menggunakan kucing sebagai hewan
percobaan, Thorndike menghitung waktu yang
dibutuhkan oleh kucing untuk dapat keluar dari
kandang percobaan (Puzzle Box). Hasil dari
eksperimen Thorndike adalah bahwa kucing dapat
keluar dari kandang dengan jalan coba-coba (Trial
and Error) Dari percobaan tersebut Thorndike
mengemukakan tiga hukum belajar yaitu:
11
respon akan menurun.
12
sekunder adalah penguatan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan non fisik seperti pujian,
pangkat, uang dan sejenisnya.
13
metode ini.
c) Penerapan teori behavioristik yang salah dalam
suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan
terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai
sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung
satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang
harus dipelajari murid.
d) Murid berperan sebagai pendengar dalam proses
pembelajaran dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar
yang efektif.
e) Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh
para tokoh behavioristik justru dianggap metode
yang paling efektif untuk menertibkan siswa
f) Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar
dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang
diberikan guru.
g) Penerapan teori behavioristik yang salah dalam
suatu kondisi pembelajaran juga mengakibatkan
terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai
sentral bersikap otoriter, komunikasi berlangsung
satu arah guru melatih dan menetukan apa yang
harus dipelajari murid sehingga dapat menekan
kreatifitas siswa.
h) Murid hanya mendengarkan dengan tertib
penjelasan guru dan meghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar
yang efektif sehingga inisiatif siswa terhadap
14
suatu permasalahan yang muncul secara
temporer tidak bisa diselesaikan oleh siswa.
15
1) Reseptor (alat indera): menerima rangsangan dari
lingkungan dan mengubahnya menjadi rangsangan
neural, memberikan symbol informasi yang
diterimanya dan kemudian diteruskan.
2) Sensory register (penampungan kesan-kesan
sensoris): terdapat pada syaraf pusat, fungsinya
menampung kesan-kesan sensoris dan mengadakan
seleksi sehingga terbentuk suatu kebulatan persepsi.
Informasi yang masuk sebagian masuk ke dalam
memori jangka pendek dan sebagian hilang dalam
system.
3) Short term memory (memory jangka pendek):
menampung hasil pengolahan perceptual dan
menyimpannya. Informasi tertentu disimpan untuk
menentukan maknanya. Memori jangka pendek
dikenal juga dengan informasi memori kerja,
kapasitasnya sangat terbatas, waktu penyimpananya
juga pendek. Informasi dalam memori ini dapat di
transformasi dalam bentuk kode-kode dan
selanjutnya diteruskan ke memori jangka panjang.
4) Long Term memory (memori jangka panjang):
menampung hasil pengolahan yang ada di memori
jangka pendek. Informasi yang disimpan dalam
jangka panjang, bertahan lama, dan siap untuk
dipakai kapan saja.
5) Response generator (pencipta respon): menampung
informasi yang tersimpan dalam memori jangka
panjang dan mengubahnya menjadi reaksi jawaban.
16
Menurut Piaget proses belajar sebenarnya terdiri atas
tiga tahapan yaitu:
1) Asimilasi: Proses pengintegrasian informasi baru ke
struktur kognitif yang sudah ada.
2) Akomodasi: Proses penyesuaian struktur kognitif ke
dalam situasi baru.
3) Equilibrasi: Penyesuaian yang berkesinambungan
antara asimilasi dan akomodasi.
17
1) Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk
materi yang akan dipelajari.
2) Berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan
antara yang sedang dipelajari dan yang akan
dipelajari.
3) Dapat membantu siswa untuk memahami bahan
belajar secara lebih mudah.
d. Teori Konstruktivistik
Menurut paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih
mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan
konsep, konstruksi solusi dan algoritma ketimbang
menghafal prosedur dan menggunakannya untuk
memperoleh satu jawaban benar. Pembelajaran lebih
dicirikan oleh aktivitas eksperimentasi, pertanyaan-
pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model- model
yang dibangkitkan oleh siswa sendiri.
18
melandasi kelas konstruktivistik, yaitu: (1) meletakkan
permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa, (2)
menyusun pembelajaran di sekitar konsep-konsep
utama, menghargai pandangan siswa, (4) materi
pembelajaran menyesuaikan terhadap kebutuhan siswa,
(5) menilai pembelajaran secara kontekstual. Secara
tradisional, pembelajaran telah dianggap sebagai bagian
“menirukan” suatu proses yang melibatkan pengulangan
siswa, atau meniru-niru informasi yang baru disajikan
dalam laporan atau quis dan tes. Menurut paradigma
konstruktivistik, pembelajaran lebih diutamakan untuk :
1) Membantu siswa dalam menginternalisasi,
membentuk kembali, atau mentransformasi informasi
baru.
2) Menghargai otonomi dan inisiatif siswa.
3) Menggunakan data primer dan bahan manipulatif
dengan penekanan pada keterampilan berpikir kritis.
4) Mengutamakan kinerja siswa berupa mengklasifikasi,
mengananalisis, memprediksi, dan mengkreasi dalam
mengerjakan tugas.
5) Menyertakan respon siswa dalam pembelajaran dan
mengubah model atau strategi pembelajaran sesuai
dengan karakteristik materi pelajaran.
6) Menggali pemahaman siswa tentang konsep-konsep
yang akan dibelajarkan sebelum sharing
pemahamannya tentang konsep-konsep tersebut.
7) Menyediakan peluang kepada siswa untuk berdiskusi
baik dengan dirinya maupun dengan siswa yang lain.
8) Mendorong sikap inquiry siswa dengan pertanyaan
19
terbuka yang menuntut mereka untuk berpikir kritis
dan berdiskusi antar temannya.
9) Mengelaborasi respon awal siswa.
10) Menyertakan siswa dalam pengalaman-pengalaman
yang dapat menimbulkan kontradiksi terhadap
hipotesis awal mereka dan kemudian mendorong
diskusi.
11) Menyediakan
pembelajaran lebih
kesempatan yang cukup kepada siswa
dalam
konsep,memikirkan dan mengerjakan
mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan
konstruksi solusi dan algoritma ketimbang tugas-tugas.
12) Menumbuhkan sikap ingin tahu siswa melalui
menghafal prosedur
20
proses belajar, ialah:
1) Proses pemerolehan informasi baru.
2) Penyampaian informasi ini pada individu.
1) Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di
dalam diri individu ada dua hal:
a) Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b) Kekuatan untuk melawan atau menolak
perkembangan itu.
21
dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti
kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan
kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan
mendapatkan rasa aman dan seterusnya. Hirarki
kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai
implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh
guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia
mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini
mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar siswa
belum terpenuhi.
3) Kolb
Kolb membagi tahapan belajar menjadi empat tahap
yaitu:
a) Pengalaman konkret: pada tahap dini seseorang
hanya mampu ikut mengalami suatu kejadian
inilah terjadi tahap awal proses pembelajaran.
b) Pengalaman aktif dan reflektif: siswa lambat laun
melakukan pengamatan aktif terhadap kejadian
itu, dan mulai berusaha memikirkan serta
memahaminya.
c) Konseptualisasi: siswa mulai belajar membuat
abstrak atau teori tentang hal yang pernah
diamatinya.
d) Eksperimentasi aktif: siswa sudah mampu
22
mengaplikasikan suatu autran umum ke situasi
yang baru.
23
pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan
apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari
perilaku yang ditunjukkan.
f) Guru menerima siswa apa adanya, berusaha
memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai
secara normatif tetapi mendorong siswa untuk
bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan
atau proses belajarnya.
g) Memberikan kesempatan murid untuk maju
sesuai dengan kecepatannya.
h) Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan
perolehan prestasi siswa.
24
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan
analisis terhadap fenomena sosial.
b) Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah
siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam
belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku
dan sikap atas kemauan sendiri.
c) Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas,
tidak terikat oleh pendapat orang lain dan
mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung
jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau
melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang
berlaku.
25
Model pemrosesan informasi ditekankan pada
pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi.
Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif
peserta didik. Model ini didasari oleh teori belajar
kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan
peserta didik memproses informasi yang dapat
memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi
merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli
dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan
masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol
verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif
dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting
dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi yang kemudian diolah
sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil
belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi
antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif)
dan kondisi-kondisi eksternal (rangsangan dari
lingkungan). Interaksi antar keduanya akan
menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan
keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa
kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari:
(1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, (3) strategi
kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.
26
1) Motivasi yaitu fase awal memulai pembelajaran
dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu
tindakan dalam mencapai tujuan tententu (motivasi
intrinsik dan ekstrinsik).
2) Pemahaman yaitu individu menerima dan memahami
Informasi yang diperoleh dari pembelajaran.
Pemahaman didapat melalui perhatian.
3) Pemerolehan yaitu individu memberikan
makna/mempersepsi segala Informasi yang sampai
pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan
dalam memori peserta didik.
4) Penahanan yaitu menahan informasi/hasil belajar
agar dapat digunakan untuk jangka panjang. Hal ini
merupakan proses mengingat jangka panjang.
5) Ingatan kembali yaitu mengeluarkan kembali
informasi yang telah disimpan, bila ada rangsangan
6) Generalisasi yaitu menggunakan hasil pembelajaran
untuk keperluan tertentu.
7) Perlakuan yaitu perwujudan perubahan perilaku
individu sebagai hasil pembelajaran
8) Umpan balik yaitu individu memperoleh feedback
dari perilaku yang telah dilakukannya.
27
2) Memberikan informasi mengenai tujuan
pembelajaran dan topik yang akan dibahas
3) Merangsang peserta didik untuk memulai aktivitas
pembelajaran
4) Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik
yang telah dirancang
5) Memberikan bimbingan bagi aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran
6) Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran
7) Memberikan feedback terhadap perilaku yang
ditunjukkan peserta didik
8) Melaksanakan penilaian proses dan hasil
9) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya
28
Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke
dalam rumpun pemrosesan informasi ini adalah seperti
pada tabel 1.
Nama Model
No Tokoh Misi/tujuan/manfaat
Pembelajaran
1 Berpikir Hilda Ditujukan secara khusus
Induktif Taba untuk pembentukan
kemampuan berpikir
induktif yang banyak
diperlukan dalam
kegiatan akademik
meskipun diperlukan juga
untuk kehidupan pada
umumnya. Model ini
memiliki keunggulan
melatihkan kemampuan
menganalisis informasi
dan membangun konsep
yang berhubungan
dengan kecakapan
berpikir.
2. Latihan Inkuari Richard Pemecahan masalah
Suchman sosial, terutama melalui
29
Nama Model
No Tokoh Misi/tujuan/manfaat
Pembelajaran
penemuan sosial dan
penalaran logis
3. Pembentukan Jerome Dirancang terutama
Konsep Bruner, untuk pembentukan
Goodnow, kemampuan berpikir
dan induktif, peserta didik
Austin dilatih mempelajari
konsep secara efektif.
4 Perkembangan Jean Dirancang terutama
Kognitif Piaget, untuk pembentukan
Irving kemampuan
Siegel, berpikir/pengembangan
Edmund intelektual pada
Sullivan, umumnya, khususnya
Lawren-ce berpikir logis, meskipun
Kohl-berg demikian kemampuan ini
dapat diterapkan pada
kehidupan sosial dan
pengembangan moral.
5 Advanced David Dirancang untuk
organizer Ausubel meningkatkan
kemampuan mengolah
informasi melalui
penyajian materi
beragam (ceramah,
membaca, dan media
lainnya) dan
30
Nama Model
No Tokoh Misi/tujuan/manfaat
Pembelajaran
menghubungkan
pengetahuan baru
dengan struktur kognitif
yang telah ada.
6. Memori Harry Dirancang untuk
Laroyne meningkatkan
Jerry kemampuan menginingat
Lucas
31
5) Model pengembangan, bertujuan untuk
mengembangkan intelegensi umum, terutama
berfikir logis, aspek sosial dan moral.
32
humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai
pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik
terhadap perasaanya. Implikasi teori ini dalam pendidikan
adalah sebagai berikut.
a. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan.
b. Tingkahlaku yang ada dapat dilaksanakan sekarang
(learning to do).
c. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap
aktualisasi diri.
d. Sebagian besar tingkahlaku individu adalah hasil dari
konsepsinya sendiri.
e. Mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar bagi
peserta didik adalah sangat penting.
f. Mengajar adalah membantu individu untuk
mengembangkan suatu hubungan yang produktif
dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai
pribadi yang cakap.
33
perhatian pada kehidupan emosional. Fokus pembelajaran
ditekankan untuk membantu individu dalam
mengembangkan hubungan individu dengan
lingkungannya dan untuk melihat dirinya sendiri. Jenis-jenis
model pembelajaran pribadi seperti tercantum pada tabel 2.
Nama
Tokoh Misi/Tujuan
Model
Pengajaran Carl Penekanan pada pembentukan
Non Rogers kemampuan belajar sendiri untuk
Direktif mencapai pemahaman dan
penemuan diri sendiri sehingga
terbentuk konsep diri. Model ini
menekankan pada hubungan guru-
peserta didik.
Latihan Fritz Pembentukan kemampuan
Kesadaran Pearls menjajagi dan menyadari
William pemahaman diri sendiri.
Schutz
Sinektik William Pengembangan individu dalam hal
Gordon kreativitas dan pemecahan masalah
kreatif.
Sistem David Didesain untuk meningkatkan
Konseptual Hunt kompleksitas pribadi dan
fleksibilitas.
Pertemuan William Pengembangan pemahaman diri
kelas Glasser dan tanggungjawab pada diri
sendiri dan kelompok sosial lainnya.
34
(Sumber: Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1980, Models of
Teaching dikutipRusman, Model-Model Pembelajaran:
Mengembangkan Profesional)
35
proses-proses yang demokratis dan bekerja secara produktif
dalam masyarakat. Model ini didasari oleh teori belajar
Gestalt (field-theory). Model interaksi sosial menitikberatkan
pada hubungan yang harmonis antara individu dengan
masyarakat (learning to life together). Teori pembelajaran
Gestalt dirintis oleh Max Wertheimer (1912) bersama dengan
Kurt Koffka dan W. Kohler. Mereka mengadakan eksperimen
mengenai pengamatan visual dengan fenomena fisik.
Percobaannya yang dilakukan memproyeksikan titik-titik
cahaya (keseluruhan lebih penting dari pada bagian).
36
makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi
kehidupannya di masa yang akan datang.
c. Perilaku bertujuan. Perilaku terarah pada suatu tujuan.
Perilaku di samping ada kaitan dengan SR-bond, juga
terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pembelajaran terjadi karena peserta didik memiliki
harapan tertentu. Oleh sebab itu, pembelajaran akan
berhasil bila peserta didik mengetahui tujuan yang akan
dicapai.
d. Prinsip ruang hidup (Life Space). Prinsip ini
dikembangkan oleh Kurt Lewin (teori medan field
theory). Prinsip ini menyatakan bahwa perilaku peserta
didik terkait dengan lingkungan/medan tempat ia
berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki
kaitan dengan situasi lingkungan tempat peserta didik
berada (CTL).
37
materi keakademisan. Jenis-jenis model pembelajaran
rumpun Interaksi Sosial adalah seperti dalam tabel 3 berikut
ini.
38
Nama Model Tokoh Misi/tujuan
P.Shaver menyelesaikan isu
kemasyarakatan dengan
kerangka acuan atau cara
berpikir jurisprudensial
(ilmu tentang hukum-
hukum manusia).
Role playing Fannie Didesain untuk mengajak
(Bermain Shaftel peserta didik dalam
peran) George menyelidiki nilai-nilai
Shafted pribadi dan sosial melalui
tingkah laku mereka sendiri
dan nilai-nilai yang menjadi
sumber dari penyelidikan
itu
Simulasi Sosial Sarene Didisain untuk membantu
Boocock, pengalaman peserta didik
Harold melalui proses sosial dan
Guetzkow realitas dan untuk menilai
reaksi mereka terhadap
proses-proses sosial
tersebut, juga untuk
memperoleh konsep-
konsep dan keterampilan-
keterampilan pengambilan
keputusan
(Sumber: Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1980, Models of Teaching
dikutip Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesional)
39
Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran
sebagai berikut.
a. Kerja Kelompok bertujuan mengembangkan
keterampilan berperan serta dalam proses
bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan
interpersonal dan discovery skill dalam bidang akademik.
b. Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan
pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa
tanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap kelompok.
c. Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.
d. Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan
kesadaran pribadi dan keluwesan dalam-kelompok.
e. Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik menemukan nilai-nilai sosial dan
pribadi melalui situasi tiruan.
f. Simulasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik
mengalami berbagai kenyataan sosial serta menguji
reaksi mereka.
40
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu
bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk
mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah
laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).
Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku
psikologis dan perlilaku yang tidak dapat diamanti
karakteristik model ini adalah penjabaran tugas¬-tugas yang
harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.
41
b. Memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi
dan metode dan tugas yang diberikan dalam rangka
mengkomunikaksikan keberhasilan.
42
Model Tokoh Misi atau tujuan
(santai) Masters mengajak peserta didik
Wolpe menemukan tujuan-tujuan
pribadi.
Pengurangan Rimm & Model ini ditujukan untuk
Ketegangan Masters membelajarkan peserta didik
dalam cara relaksasi
dalam mengatasi kecemasan
dalam situasi sosial
Assertive Wolpe, Menyatakan perasaan secara
Training lazarus, langsung dan spontan dalam
(Latihan Salter situasi sosial
berekspresi)
Latihan Gagne Pola tingkah laku,
Langsung Smith & keterampilan-keterampilan.
Smith
Kesimpulan
43
pencapaian tujuan pelajaran
3. Empat rumpun model pembelajaran tersebut adalah: (1)
rumpun model pembelajaran pemrosesan iInformasi, (2)
rumpun model pembelajaran personal, (3) rumpun
model pembelajaran sosial, dan (4) rumpun model
pembelajaran perilaku.
44
(Discovery/Inquiry Learning). Disamping model
pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model
pembelajaran Production Based Education (PBE) sesuai
dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan.
Keempat model tersebut juga masih relevan untuk
diterapkan dalam kurikulum merdeka, tetapi tidak semua
model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/CP.
Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk
materi pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi
pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika
menggunakan model pembelajaran tertentu. Oleh karena itu
guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD/CP,
kemudian menentukan model pembelajaran yang tepat
untuk mencapai komptensi. Untuk menentukan model
pembelajaran yang tepat dapat merujuk pada rambu-rambu
berikut:
a. Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/
penemuan (Discovery/Inquiry Learning):
1) Pernyataan pada aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan mengarah ke pencarian atau penemuan;
2) Pernyataan pada aspek pengetahuan lebih
menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan
faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan
sampai metakognitif;
3) Pernyataan pada aspek keterampilan pada taksonomi
mengolah dan menalar.
b. Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem
Based Learning dan Project Based Learning):
1) Pernyataan pada aspek pengetahuan dan
45
keterampilan mengarah pada hasil karya berbentuk
jasa atau produk;
2) Pernyataan pada aspek pengetahuan pada bentuk
pengetahuan metakognitif;
3) Pernyataan aspek keterampilan pada taksonomi
menyaji dan mencipta, dan
4) Pernyataan pada aspek pengetahuan dan
keterampilan yang memerlukan persyaratan
penguasaan pengetahuan konseptual dan
prosedural.
Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki
urutan langkah kerja syntax) tersendiri, yang dapat
diuraikan sebagai berikut.
1) Model Pembelajaran Penyingkapan (Discovery/
Inquiry Learning)
46
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih,
2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip.
47
menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan
logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
temuannya.
48
relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan
dalam menerapkan konsep-konsep pada
permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep
High Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam
belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan
keterampilan (Norman and Schmidt).
Berikut adalah beberapa model sintak Problem Based
Learning:
49
dan
(4) Mengevaluasi.
50
Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based
Learning, meliputi:
a) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the
Essential Question);
b) Mendesain perencanaan proyek;
c) Menyusun jadwal (Create a Schedule);
d) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
(Monitor the Students and the Progress of the
Project);
e) Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
f) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the
Experience).
51
Sintaks/tahapan model pembelajaran Production
Based Trainning meliputi:
a) Merencanakan produk;
b) Melaksanakan proses produksi;
c) Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu),
dan
d) Mengembangkan rencana pemasaran. (G. Y.
Jenkins, Hospitality 2005).
52
membuat pertanyaan secara individu atau
kelompok tentang apa yang belum diketahuinya.
Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada
guru, narasumber, siswa lainnya dan atau kepada
diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa
dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan
dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus
dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap
aktif dan gembira. Bentuknya dapat berupa
kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil
belajar dari kegiatanmenanya adalah siswa dapat
merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.
c) Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa
mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis
dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data
dapat dilakukan dengan cara membaca buku,
mengumpulkan data sekunder, observasi
lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara,
menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil
belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah
siswa dapat menguji hipotesis.
d) Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data
dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan
pikiran dengan bantuan peralatan tertentu.
Bentuk kegiatan mengolah data antara lain
melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting),
menghitung, membagi, dan menyusun data
dalam bentuk yang lebih informatif, serta
menentukan sumber data sehingga lebih
53
bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data
misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta
konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya
siswa menganalisis data untuk membandingkan
ataupun menentukan hubungan antara data yang
telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga
dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya
prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam
menambah skema kognitif, meluaskan
pengalaman, dan wawasan pengetahuannya.
Hasil belajar dari kegiatan menalar/ mengasosiasi
adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari
hipotesis.
e) Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa
mendeskripsikan dan menyampaikan hasil
temuannya dari kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan dan mengolah data, serta
mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain
baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk
diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan
bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau
teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar
dari kegiatan mengomunikasikan adalah siswa
dapat memformulasikan dan mempertanggung
jawabkan pembuktian hipotesis.
54
Rangkuman
Tugas
55
1. Jelaskan teori-teori pembelajaran!
2. Identifikasi model-model pembelajaran berdasarkan teori
belajar?
3. Identifikasi model-model pembelajarn berdasarkan
rumah/rumpungnya masing-masing!
Link Pendukung
56