Anda di halaman 1dari 7

6.

Kemampuan Memecahkan Masalah (Problem Solving)

Strategi belajar berbasis problem solving adalah bagian strategi

belajar mengajar inkuiri. Strategi ini memberi tekanan pada penyelesaian

suatu masalah secara menalar. M. Thobroni (2015:273) menyatakan

bahwa strategi penyelesaian masalah sering disebut juga strategi inkuiri

atau strategi discovery. Perbedaannya, strategi inkuiri lebih menekankan

pada keyakinan atas diri sendiri terhadap apa yang ditemukan,

penyelesaian masalah pada terselesainya masalah. Sedangkan, discovery

menekankan pada penemuan.

Problem solving berbeda dengan discovery karena problem solving

berpusat pada masalah di kehidupan nyata sedangkan discovery dapat

menggunakan permasalahan akademik. Masalah pada hakikatnya adalah

kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diinginkan. Sedangkan

penyelesaian masalah adalah proses pemikiran dan mencari jalan keluar

dari masalah tersebut.

Menurut Brandsford dan Steen (1994); dan Nuun dan Kimberly

(2000) dalam Borich (2007:558) tahapan untuk mengajar pemecahan

masalah adalah:
a. Mengidentifikasi Masalah (Identify The Problem)

Pada tahap ini peserta didik harus tahu apa yang menjadi

masalah sebelum mereka dapat menyelesaikannya dan bertanya

pada diri sendiri apakah yang menjadi masalah dan jika peserta

didik paham maka tahap ini selesai.

b. Mendefinisikan masalah (Define Terms)

Pada tahap ini peserta didik mengamati bahwa mereka

mengerti atau paham arti setiap kata yang dinyatakan dalam

permasalahan.

c. Mencari Strategi (Explore Strategies)

Pada tahap ini peserta didik menghimpun informasi yang

relevan dan mencoba strategi tersebut untuk menyelesaikan

masalah.

d. Melaksanakan Strategi (Act on The Strategy)

Pada tahap ini peserta didik harus menggunakan salah satu

strategi dari berbagai pilihan strategi.

e. Mengamati Pengaruh atau Efek Bagi Peserta Didik (Look At The

Effect)

Pada tahap ini peserta didik bertanya pada dirinya sendiri

apakah jawaban yang mereka buat sesuai dengan solusi yang ada.

David Johnson dan Johnson dalam M. Thobroni (2015:276)

menyatakan bahwa penyelesaian masalah dilakukan melalui

kelompok. Masalah yang dipilih mempunyai sifat conflict issue atau

controversional, masalahnya dianggap penting (important), urgen,


dan dapat diselesaikan (solutionable). Prosedur penyelesaian

masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mendefinisikan Masalah

Pada tahap ini guru mengemukakan kepada peserta

didik peristiwa-peristiwa yang bermasalah, baik melalui

bahan tertulis maupun secara lisan. Kemudian meminta

peserta didik untuk merumuskan masalahnya dalam satu

kalimat sederhana (brain storming). Setiap pendapat yang

dikemukakan peserta didik ditampung dan ditinjau kembali

dengan meminta penjelasan dari yang bersangkutan.

Selanjutnya dipilih rumusan yang lebih tepat atau

dirumuskan kembali (rephrase, restate) perumusan-

perumusan yang kurang tepat sehingga kelas memilih satu

rumusan suatu masalah yang tepat dipakai oleh semua.

2) Mendiagnosis Masalah

Pada tahap ini setelah berhasil merumuskan peserta

didik mendiskusikan sebab-sebab timbulnya masalah.

Menurut David Johnson dan Johnson masalah timbul karena

dua faktor, yaitu faktor-faktor yang mendukung atau

mendorong tercapainya tujuan yang diinginkan dari faktor-

faktor yang menghambat percapainya tujuan. Munculnya

masalah disebabkan oleh kedua faktor tersebut yang berada

dalam kekuatan yang seimbang.


3) Merumuskan Strategi Alternatif

Pada tahap ini peserta didik mencari dan menemukan

berbagai alternatif tentang cara menyelesaikan masalah.

Oleh sebab itu, kelompok harus kreatif, berpikir secara

divergen, memahami pertentangan di antara berbagai ide,

dan memikiran daya temu yang tinggi.

4) Menentukan dan Menerapkan Strategi

Pada tahap ini peserta didik memilih alternatif mana

yang akan dipakai setelah berbagai alternatif ditemukan.

Penyelesaian masalah pada tahap ini memiliki dua aspek,

yaitu pengambilan keputusan (decision making) dan

penetapan keputusan (decision implementation).

5) Mengevaluasi Keberhasilan Strategi

Pada tahap akhir ini peserta didik mempelajari

tentang keberhasilan dan strategi yang dipilih dalam

memecahkan masalah dan tentang akibat dari penerapan

strategi yang dipilih. Pada akhir evaluasi harus

menghasilkan definisi tentang masalah baru,

mendiagnosisnya, dan mulai lagi proses penyelesaian yang

baru.

Pada penelitian ini difokuskan pada keterampilan memecahkan

masalah menurut Brandsford dan Steen (1994); dan Nuun dan Kimberly
(2000) dalam Borich (2007:558) yaitu, identify the problems, define terms,

explore strategies, act on strategy, dan look at the effect.

Penelitian dan Pengembangan

1. Definisi Penelitian dan Pengembangan

Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar

mengenai sesuatu masalah. Pengetahuan yang dihasilkan peneliti dapat berupa fakta,

konsep, generalisasi dan teori. Pengetahuan itu memungkinkan manusia untuk

meningkatkan kemampuan dalam mendeskripsikan, menjelaskan, meramalkan dan

mengendalikan fenomena alam di sekitarnya. Penelitian dan pengembangan atau

dalam bahasa inggrisnya Research and Development adalah metode penilaian yang

digunakan untuk mengahasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang

bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya

dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji

keefektifan produk tersebut sehingga metode yang digunakan adalah metode

penelitian dan pengembangan. Penelitian pendidikan dan pengembangan atau yang

lebih kita kenal dengan istilah Research and Development (R & D). Pengertian dari

penelitian pengembangan menurut Borg & Gall adalah suatu proses yang dipakai

untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam

bidang pendidikan. Penelitian Research and Development (R & D) ini mengikuti

suatu langkah–langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses pengembangan

ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba

lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan

revisi terhadap hasil uji lapangan. Penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian

sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan

produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan

efektivitas. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa penelitian pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan menghasilkan

dan mengembangkan produk yang kemudian secara sistematik dilakukan uji coba

lapangan dan dievaluasi yang harus memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan

efektivitas.

2. Karakteristik Penelitian dan Pengembangan

Sebenarnya penelitian dan pengembangan ini tidak jauh berbeda dengan penelitian-

penelitian yang selama ini kita lakukan. Perbedaan-perbedaan itu terletak pada

metodologinya saja. Pemahaman kita tentang penelitian pengembangan sebenarnya

sejalan dengan era industri. Dalam bidang industri, produk-produk yang dihasilkan

oleh suatu perusahaan telah mengalami suatu proses uji coba atau penelitian yang

tujuannya untuk disesuaikan dengan kebutuhan para konsumen. Dalam bidang

pendidikan, para teknolog atau perancang pembelajaran yang ingin memproduksi

misalnya produk berupa bahan ajar, tentu didahului dengan analisis kebutuhan. Untuk

siapa bahan ajar tersebut diproduksi. Apakah bahan ajar tersebut benar-benar

diperlukan untuk menunjang dan mempermudah keperluan belajar para siswa atau

peserta didik. Berdasarkan kajian dan analisis kebutuhan, dalam hal ini memang

bahan ajar itu sangat mendesak dibutuhkan, maka disusunlah draft (blueprint) bahan

ajar untuk dilakukan uji coba lapangan, mulai dari uji perorangan (one-to-one-tryout),

uji kelompok terbatas atau kelompok kecil sampai kelompok besar atau uji lapangan.
Hasil atau produk pengembangan yang divalidasi melalui serangkaian uji coba

tersebut untuk dilakukan revisi atau disempurnakan, dan sampai pada tahap produk

akhir.1

Anda mungkin juga menyukai