Anda di halaman 1dari 24

”IMPLEMENTASI STRATEGI”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Manajemen Strategi yang diampu
oleh:

Dr. Mulmuslyadi, M. M

OLEH KELOMPOK 6:

ELIZA ANDRIANI SUPARMAN : 2120203860202022

NUR AISYAH : 2120203860202021

ALAN KURNIAWAN : 2120203860202070

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE


A. Perspektif Manajemen

Secara umum, pengertian manajemen merupakan suatu seni dalam ilmu dan
pengorganisasian seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi dan
pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan. Bisa juga diartikan
bahwa manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sistematis agar dapat
memahami mengapa dan bagaimana manusia saling bekerja sama agar dapat menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain maupun golongan tertentu dan masyarakat luas.

Secara etimologis, pengertian manajemen merupakan seni untuk melaksanakan dan


mengatur. Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu yang mengajarkan proses mendapatkan
tujuan dalam organisasi, sebagai usaha bersama dengan beberapa orang dalam organisasi
tersebut. Sehingga, ada orang yang merumuskan dan melaksanakan tindakan manajemen
yang disebut dengan manajer.1

Berikut adalah pengertian manajemen menurut para ahli:

1. Hasibun (2010:9) mengatakan, “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efesien
untuk mencapai suatu tujuan”.
2. Menurut Terry dalam Nawawi (2011:11) manajemen adalah pencapaian tujuan
organisasi atau perusahaan yang telah ditentukan dengan menggunakan tangan orang
lain.
3. Menurut Netisemito (2012:11) manajemen adalah suatu ilmu dan seni untuk mencapai
tujuan melalui kegiatan orang lain.
4. Menurut Handoko (2012:8) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.

1
https://s2.universitassuryadarma.ac.id/2019/06/13/pengertian-dan-fungsi-manajemen/
5. Menurut Siswanto 92021:1) manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja
untuk mencapai tujuan.

Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah segala


sesuatu yang dilakukan untuk mengatur mengelola berbagai sumber untuk mencapai tujuan
yang diinginkan secara efektif dan efesien. 2

Manajemen terbagi menjadi beberapa macam. Berikut adalah macam-macam


manajemen:

1. Manajemen Strategis
Dalam dunia kerja, manajemen strategis memiliki fungsi eksekutif . Pada praktiknya,
divisi ini akan melakukan perencanaan, menganalisis, dan menerapkan strategi yang tepat
untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan.
2. Manajemen Penjualan
Setiap langkah dan kebijakan dalam perusahaan pasti membutuhkan panduan serta aturan
termasuk soal penjualan. Inilah alasan dibutuhkan manajemen penjualan yang tidak
hanya menerapkan kebijakan jual beli, tetapi juga memastikan bahwa perusahaan masih
bisa memperoleh keuntungan.
3. Manajemen Pemasaran
Jobdesc mereka yang bekerja di bidang manajemen pemasaran tidak hanya
tentang marketing produk dan jasa. Pada praktiknya, mereka juga diharapkan dapat
membuat strategi pemasaran, merencanakan produk, menetapkan merek, hingga
menentukan target pasar.
4. Manajemen Hubungan Masyarakat
Di lapangan. tugas utama divisi ini adalah memastikan bahwa sebuah perusahaan
memiliki hubungan baik dengan masyarakat, organisasi publik, ataupun pemerintahan
yang ada di sekitar.
5. Manajemen Operasi

2
http://eprints.unpam.ac.id/7080/3/BAB%20II.pdf
Cakupan kerja bidang ini cukup luas dan kebanyakan berhubungan dengan bagaimana
sebuah perusahaan bekerja secara operasional. Manajemen operasi juga terkait dengan
manajemen retail dan manajemen manufaktur.
6. Manajemen Rantai Pasokan
Jobdesc utama divisi ini hampir mirip dengan manajemen penjualan. Bedanya,
manajemen ini lebih fokus pada proses sedangkan manajemen penjualan fokus pada hasil
akhir.
7. Manajemen Pengadaan
Entah itu perusahaan yang bergerak di bidang jual beli barang ataupun jasa, keberadaan
manajemen pengadaan tetap dibutuhkan untuk memastikan bahwa sebuah perusahaan
bisa berjalan dengan baik.
8. Manajemen Keuangan dan Akuntansi
Sesuai namanya, manajemen keuangan dan akuntansi berwenang mengelola setiap proses
yang dilakukan oleh tim keuangan sebuah perusahaan. Manajemen ini juga akan
memastikan bahwa perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari setiap upaya yang
mereka lakukan.
9. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen ini bertanggung jawab pada pengelolaan SDM. Di dalamnya, terdapat
berbagai upaya untuk merekrut, melatih, memberi kompensasi, memberi penghargaan,
hingga memastikan setiap entitas di perusahaan memiliki kinerja yang baik.
10. Manajemen Teknologi dan Informasi
Pada praktiknya, manajemen ini tidak hanya berhubungan dengan dunia teknologi
informasi saja tetapi juga pengelolaannya. Pengelolaan yang dimaksud adalah setiap
upaya TI yang dilakukan tepat, karyawan yang terlibat kompeten, dan kebijakan yang
dilakukan memang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
11. Manajemen R&D
Fokus manajemen ini adalah pada upaya research dan development yang dilakukan
perusahaan. Pengelolaannya pun tidak jauh dari kebijakan tentang hal ini dan bagaimana
setiap upaya yang dilakukan benar-benar sesuai dengan visi misi perusahaan.
12. Manajemen Rekayasa
Di lapangan, manajemen ini bertugas mengelola berbagai aplikasi teknik yang digunakan
perusahaan untuk mengembangkan produk, manufaktur, dan konstruksi
13. Manajemen Proye
Jobdesc manajemen ini berkaitan dengan perencanaan, organisasi, kontrol, dan segala
upaya yang dilibatkan dalam proses pengelolaan proyek di sebuah perusahaan.
14. Manajemen Program
Masih berhubungan dengan proyek, tugas utama divisi ini adalah memastikan bahwa
pengelolaan portofolio proyek berlangsung sesuai visi misi perusahaan.
15. Manajemen Risiko
Dalam praktiknya, tugas utama manajemen ini adalah memastikan bahwa setiap risiko
telah dikelola dengan baik sehingga nantinya bisa dihindari atau dimanfaatkan untuk
kepentingan perusahaan.
16. Manajemen Kualitas
Sebagaimana namanya, dalam praktinya manajemen ini bertugas mengelola dan
memastikan segala upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa
suatu perusahaan.
17. Manajemen Perubahan
Divisi ini akan memastikan adanya pendekatan terstruktur untuk segala perubahan bisnis
agar mencapai target.
18. Manajemen Inovasi
Setiap perusahaan pasti memiliki inovasi terkait produk barang dan jasa mereka. Di
sinilah, peran manajemen inovasi dibutuhkan
19. Manajemen Desain
Pekerjaan divisi ini terkait dengan desain produk dan upaya yang dilakukan untuk
memastikan bahwa produk dapat diterima masyarakat.
20. Manajemen Fasilitas
Dalam praktiknya, manajemen fasilitas berkaitan dengan pengelolaan setiap sarana
prasarana di perusahaan dan memastikan bahwa semuanya bisa memberikan manfaat
kepada perusahaan.3

3
https://binus.ac.id/2021/12/mahasiswa-management-ini-20-jenis-manajemen-yang-harus-kamu-tahu/
B. Tujuan Jangka Pendek (Kurun Waktu Dalam Satu Tahun)
Tujuan terbagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka panjang (long term goals) dan tujuan
jangka pendek (short term goals). Tujuan jangka panjang direfleksikan dalam bentuk visi
perusahaan, yang memiliki jangka waktu lima tahun atau lebih, sedangkan tujuan jangka
pendek atau disebut juga penyataan tujuan merupakan turunan dari visi perusahaan berupa
sasaran-sasaran yang harus dicapai dalam kurun waktu yang lebih pendek, mulai dari
hitungan hari atau bulan hingga satu atau dua tahun. Salah satu contoh sederhana tujuan
jangka pendek adalah menyelesaikan tugas atau proyek kecil, mendapatkan pengalaman atau
mengambil kelas.
Tujuan-tujuan jangka pendek membantu menerapkan jangka strategi, paling tidak dalam
tiga cara:
1. Tujuan jangka pendek “mengoperasionalkan” jangka panjang. Jika manajemen
suatu perusahaan berkomitmen pada peningkatan penjualan sebesar 20 persen dalam
kuru waktu lima tahun, apa target atau tujuan spesifikasinya dalam hal pendapatan
selama tahun, bulan, atau minggu berjalan untuk menunjukkan bahwa mereka
membuat kemajuan yang sesuai?
2. Pembahasan mengenai dan kesepakatan atas tujuan-tujuan jangka pendek membantu
untuk mengangkat masalah dan konflik potensial dalam suatu organisasi yang
biasanya memerlukan koordinasi guna menghindari konsekuensi yang bersifat
disfungsional.
3. Tujuan-tujuan jangka panjang pendek membantu implementasi strategi
mengidentifikasikan hasil terukur dari rencana tindakan atau aktivitas fungsional,
yang dapat digunakan untuk membantu umpan balik, koreksi, dan evaluasi menjadi
lebih relavan dan dapat diterima.

Tujuan jangka pendek biasanya disertai dengan rencana tindakan, yang memperkaya
tujuan-tujuan tersebut dalam tiga cara, yaitu:

a) Rencana tindakan jangka pendek biasanya disertai dengan rencana tindakan, yang
memperkaya tujuan-tujuan tersebut dalam tiga cara, yaitu:
b) Kerangka waktu penyelesaian yang jelas yaitu kapan usaha tersebut akan dimulai
dan kapan hasil akan diperoleh.
c) Identifikasi atas siapa yang bertanggungjawab atas setiap tindakan dalam rencana
tersebut. Akunbilitas akan sangat penting untuk memastikan bahwa rencana
tindakan benar-benar dilaksanakan.

Kualitas Tujuan Jangka Pendek yang Efektif, yaitu:

1. Terukur
Tujuan jangka pendek akan lebih konsisten jika secara jelas menyatakan apa yang
perlu dicapai, kapan hal tersebut akan dicapai, dan bagaimana pencapaiannya akan
diukur. Tujuan-tujuan semacam itu dapat digunakan untuk vevantau efektivitas dari
setiap aktivitas ataupun kevajuan kolektif dari beberapa aktivitas yang saling
berkaitan.
Tujuan yang terukur mengurangi terjadinya kesalahapahaman di antara para
manager yang saling bergantung yang harus mengimplementasikan rencana
tindakan. Jauh lebih mudah untuk menguantifikasikan tujuan dari unit-unit lini
(misalnya, produksi), daripada bidang-bidang staff tertentu (misalnya, personalia).
Kesulitan dalam menguantifikasi tujuan sering kali dapat diatasi dengan berfokus
pada aktivitas yang terukur sejak awal, baru kemudian mengidentifikasi hasil-hasil
yang terukur.
2. Prioritas
Meskipun semua tujuan tahunan adalah penting, beberapa pantas diprioritaskan
karena pertimbangan waktu atau pengaruh khusus dari tujuan tersebut terhadapa
keberhasilan suatu strategi. Jika prioritas-prioritas semacam itu ditetapkan, asumsi-
asumsi yang paling bertentangan mengenai relatif pentingnya tujuan-tujuan tahunan
dapat menghambat kemajuan je arah efektivitas strategis.
Prioritas ditetapkan melalui beerbagai macam. Melakukan peningkatan sederhana
dapat didasari pada diskusi dan negosiasi selama proses perencanaan. Akan tetapi,
hal ini tidak lantas mengomunikasikan perbedaan rill dalam tingkat kepentingan dari
setiap tujuan sehingga istilah-istilah, seperti utama, top, dan sekunder mungkin
digunakan untuk mengidentifikasi prioritas. Beberapa perusahaan mengalikasikan
bobot (misalnya, 0 sampai 100 persen) untuk menetapkan dan mengomunikasikan
prioritas adalah dimensi relatif dari tujuan-tujuan tersebut. Apa pun metodenya,
menyadari prioritas adalah dimensi yang penting dalam nilai implementasi dari
tujuan jangka pendek.

Contoh tujuan jangka pendek dalam perkuliahan, yaitu:

1. Dapat mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik.


2. IPK semester 1 dan 2 harus bisa di atas 3.
3. Dapat hidup mandiri.
4. Masuk organisasi.
5. Mengerjakan tugas tepat waktu.

C. Kebijakan

Kebijakan merupakan proses pembuatan keputusan untuk menentukan tujuan dan cara
atau alternatif terbaik dala mencapai tujuan tersebut (T. Keban, Enam Dimensi Strategis
Admmistrasi Publik, Konsep, Teori, dan Isu, 2004 : 10) Dimensi kebijakan berkenaan
dengan keputusan tentang apa yang harus dikerjakan. Apabila dianalogikan, kebijakan
adalah pekerjaan otak yang selalu memutuskan apa yang hendak dikerjakan agar jantung dan
urat nadi (management) dan organ tubuh (organisasi) siap bergerak dan melaksanakan apa
yang telah diputuskan. Sedangkan menurut Graycar (dalam Keban, 2004 : 55) kebijakan
dapat dilihat sebagai suatu konsep filosifis, suatu produk, sebuah proses, maupun sebagai
sebuah kerangka kerja.
Kenyataannya untuk memproses sebuah keputusan yang efektif dibutuhkan
serangkaian prinsip, seperti prinsip rasionalitas, teknis maupun politis output dari proses
tersebut dapat berupa keputusan tentang alternatif terbaik yang siap untuk
diimplementasikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mustopadidjaja (1993 112) yang
menyatakan bahwa kebijakan merupakan produk dan sebuah proses pengambian keputusan
yang tentu saja memerlukan bahan-bahan (input/masukan) yang umunya merupakan produk
dari suatu proses baik teknis ataupun sosial-politis.
Kebijakan merupakan dimensi yang sangat penting, mengingat kedudukannya sebagai
penentu tentang apa yang hendak dikerjakan. Sedangkan apa yang hendak dikerjakan harus
didasarkan atas masalah, kebutuhan, atau aspirasi tertentu. Jadi tidak benar kalau suatu
kebijakan diputuskan tanpa ada masalah, kebutuhan atau aspirasi yang nyata dan tentu saja
tidak bisa didasarkan pada masalah atau kebutuhan yang dikarang pihak tertentu untuk
memenuhi kepentingannya. Mengingat kebijakan bagian dari administrasi publik, maka
yang menjadi perhatian adalah masalah, kebutuhan, dan aspirasi publik. Oleh karena itu agar
kebijakan yang diambil menjadi sebuah solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi
masyarakat, maka perlu dirumuskan suatu strategi dalam penyusuan kebijakan tersebut.

D. Alokasi Sumber Daya

Alokasi sumber daya adalah penyerahan sumber daya yang tersedia untuk berbagai
penggunaan. Dalam manajemen proyek, alokasi sumber daya atau manajemen sumber daya
adalah suatu aktivitas terskedul dan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas tersebut
dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan waktu proyek yang dibutuhkan.

Pelaksanaan suatu proyek pada umumnya terdiri dari beberapa aktifitas yang membentuk
jaringan kerja (network), dimana semua aktifitas tersebut memerlukan waktu, biaya dan
sumber-sumber daya. Penggunaan sumber-sumber daya tersebut apabila tidak diatur
alokasinya akan mengakibatkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien atau bisa juga
mempengaruhi lintasan kritis dari network yang sudah dibuat.

Ada 2 faktor yang dapat dikategorikan menjadi strategi di dalam meningkatkan kualitas
sumber daya pada perencaan proyek:

1. Faktor Internal, yaitu apa yang dimiliki oleh karyawan.


2. Faktor External, yaitu apa yang ada di luar tenaga kerja yang dapat menjadi stimulus bagi
tenaga kerja.4

E. Mengelola Konflik
Dalam situasi apa pun yang melibatkan lebih dari satu orang, konflik bisa muncul.
Apalagi yang memiliki bisnis dengan para karyawan yang bekerja, konflik semakin mudah
muncul.
Semakin besar suatu bisnis dan semakin banyak orang di dalamnya, maka potensi konflik
yang muncul semakin besar. Konflik dapat berujung pada kegagalan, lho. Terutama buat
bisnis kecil yang keberhasilan usahanya masih bergantung pada kohesi beberapa orang.
Jika muncul konflik, maka produktivitas bisa menurun. Hilangnya kepercayaan dan
produktivitas yang muncul karena konflik menandakan kematian bisnis. Serem banget, ya.

4
http://rizkaandani.blog.widyatama.ac.id/2019/11/14/alokasi-sumber-daya/#:~:text=Alokasi%20sumber%20daya
%20adalah%20penyerahan%20sumber%20daya%20yang%20tersedia%20untuk%20berbagai%20penggunaan.
Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut kamu harus memiliki pemahaman dasar tentang lima
strategi manajemen konflik. Sebagai pemilik usaha, kamu harus bisa menangani konflik
sebelum konflik semakin meningkat dan tidak bisa diperbaiki. Berikut lima strategi
manajemen konflik:
1. Akomodatif
Strategi akomodatif mengharuskan salah satu pihak mengalah untuk bisa
menyelesaikan suatu konflik. Strategi ini tepat digunakan saat kita mengetahui
dengan pasti kalau pihak lawan memiliki solusi yang tepat atas permasalahan yang
dihadapi. Strategi ini juga bisa digunakan jika konflik yang dihadapi dirasa tidak
terlalu penting untuk diri kita. Dengan kata lain, strategi akomodatif adalah strategi
“Saya Kalah, Anda Menang” atau “I lose, You Win”.
2. Menghindari
Strategi menghindari ini dilakukan dengan menghindari pengambilan keputusan.
Strategu ini berusaha untuk menunda konflik tanpa batas. Dengan menunda atau
mengabaikan konflik, berharap masalah itu bisa terselesaikan sendiri seiring
berjalannya waktu. Tetapi yang harus kamu tahu, orang yang menggunakan strategi
ini biasanya sering memiliki penghargaan yang rendah atau memegang posisi
kekuasaan yang rendah, lho. Dalam beberapa keadaan, menghindari dapat berfungsi
sebagai strategi manajemen konflik yang menguntungkan, seperti setelah pemecatan
karyawan yang populer tetapi tidak produktif. Kemudian mempekerjakan karyawan
yang jauh lebih produktif untuk bisa menenangkan banyak konflik di antara para
karyawan.
3. Kolaborasi
Kolaborasi dilakukan dengan mengintegrasikan ide-ide yang ditetapkan oleh banyak
orang. Tujuannya adalah menemukan solusi kreatif yang dapat diterima semua orang.
Kolaborasi, meskipun berguna, membutuhkan waktu yang tepat untuk bisa mencapai
kesepakatan dalam menyelesaikan konflik. Gaya manajemen konflik kolaborasi ini
sangat berguna karena bisa menggabungkan wawasan dari orang-orang dengan
perspektif yang berbeda-beda, lho. Hasilnya, bisa membangun komitmen bersama
yang kuat.
4. Kompromi
Dalam strategi kompromi ini dilakukan pendekatan kepada pihak-pihak yang
berkonflik untuk mau mengalah. Dalam kompromi semua pihak yang sedang dalam
konflik bersedia untuk mengalah atau tidak mendapatkan apa yang sebenarnya
mereka inginkan demi menjaga hubungan dan kepentingan bersama. Biasanya strategi
ini dilakukan oleh orang-orang dengan kekuatan yang setara dan memilki tujuan yang
sama. Strategi ini dilakukan oleh pemilik bisnis untuk proses negosiasi dalam kontrak
bisnis.
5. Kompetisi
Kata kompetisi tentu sudah gak asing lagi, kan? Manajemen konflik dengan kompetisi
ini menggunakan pendekatan ‘menang-kalah’, dimana kamu berusaha menyelesaikan
konflik dengan mengalahkan pihak lawan. Tindakan tegas dilakukan untuk
menyelesaikan konflik, bahkan tanpa ragu mengorbankan pihak lain. Namun tidak
semua konflik bisa diselesaikan dengan strategi kompetisi. Strategi kompetitif bekerja
paling baik dalam sejumlah konflik terbatas, seperti situasi darurat.
F. Memadukan Struktur Organisasi Dengan Strategi
Desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan menciptakan
struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain.
Struktur organisasi-organisasi sendiri memberikan kerangka yang menghubungkan
wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota
organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat
mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.
Organisasi merupakan suatu sistem atau tools untuk mengkoordinir sekelompok orang
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Menyusun struktur organisasi sangat
bergantung pada strategi perusahaan.
Tanpa adanya positioning perusahaan maka penyusunan struktur organisasi akan menjadi
kurang tepat, terutama jika dilihat dari sisi karakter kostumer dan fungsi penjualan dari
perusahaan itu sendiri. Karena pada umumnya perusahaan akan selalu memperhatikan
kostumernya agar pendapatan yang mereka terima dapat terus meningkat.
Begitu juga dengan sumber daya yang ada, dalam perancangan, organisasi perusahaan
harus memperhatikan 5M (Man, Money, Material, Method, Machine) dan aspek
lingkunngan. Apabila organisasi disusun tanpa memperhatikan strategi serta sumber daya
yang ada, maka organisasi tidak akan “fit-in” dengan kondisi yang ada sekarang.
Dikhawartirkan organisasi tidak akan menjadi muluk-muluk dan justru membawa kegagalan
dalam pencapaian strategi.
Di sisi lain target yang ingin dicapai juga tidak kalah penting untuk diprhatikan. Ibarat
kendaraan, organisasi membutuhkan kerangka baja yang kuat agar ketika melaju kencang
mobil tersebut tidak “merotoli” satu per satu di tengah jalan. Kriteria kerangka organisasi
yang kuat salah satunya adalah struktur organisasi yang dapat mensupport hubungan
koordinasi antar departemen untuk mencapai suatu tujuan. Tidak hanya kuat, namun struktur
juga harus dirancang juga harus dirancang ‘luntur’ sehingga mampu mengkomodir
perubahan yang ada tanpa harus menghilangkan cirri dan identitas perusahaan. Lentur dalam
hal ini juga tidak diartikan sebagai selalu berubah setiap saat, setiap bulan. Namun lebih
diartikan mampu mengadaptasi perubahan dengan relavan.
Struktur organisasi setidaknya harus menggambarkan dan menuangkan aktivitas-aktivitas
kunci dalam mendukung pencapaian strategi perusahaan yang salah satu caranya mampu
memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan masing-masing secara efektif untuk
memudahkan hubungan koordinasi.5

G. Mengelola Penolakan Terhadap Perubahan

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali mereka sendiri
mengubahnya”. Adalah menjadi Sunnatullah untuk menjadi lebih baik harus ada upaya
serius untuk mengubah keadaan. Bila semua kita menyadari pentingnya perubahan tentu
tidak ada masalah, semua akan bergerak menyukseskan perubahan ke arah yang lebih baik.
Menjadi masalah kalau ada yang resisten terhadap perubahan, tidak menyadari perlunya
perubahan lantas bersikap dan berperilaku menghambat program-program perubahan,
antipati terhadap perubahan.

Berikut cara-cara yang bisa kita tempuh untuk menghadapi resistensi perubahan, seperti
dikutip oleh Dr. Kusdi dalam bukunya Teori Organisasi dan Administrasi:

1. Pendidikan, komunikasi, sosialisasi. Diperlukan ketik terdapat kesenjangan informasi,


misinformation, beredar informasi-informasi yang tidak akurat tentang program
perubahan atau kurangnya informasi yang diterima. Cara ini memakan waktu, namun
pemrakarsa perubahan harus menyadari pentingnya melakukan sosialisasi perubahan.
2. Pertisipasi dan melibatkan. Cara ini ditempuh bila pemrakarsa perubahan tidak memiliki
informasi lengkap untuk merancang perubahan dan pihak penentang memiliki kekuatan

5
https://www.jtanzilco.com/blog/detail/155/slug/peran-struktur-organisasi-dalam-implementasi-strategi
untuk menentang lalu perlu dilibatkan. Harapannnya orang yang diajak berpartisipasi
akan sungguh-sungguh berkontribusi melaksanakan perubahan.
3. Memberi fasilitas dan dukungan; dilakukan ketika pihak-pihak menentang karena
kesulitan menyesuaikan dengan proses perubahan.
4. Negoisasi dan kesepakatan; kelompok-kelompok yang akan dirugikan dengan perubahan
dan lalu menentang diberikan kompensasi. Cara ini lebih mudah dilakukan namun
memakan biaya, apalagi jika dalam negoisasi terjdi tawar menawar yang alot.
5. Manipulasi dan kerjasama; bisa ditempuh bila cara lain tidak efektif. Namun bisa menjadi
masalah jika orang akhirnya merasa telah dimanipulasi.
6. Paksaan eksplisit dan implisit; diitempuh ketika pemrakarsa memiliki kekuatan yang
cukup dan perubahan harus cepat terwujud. Efektif mengatasi resistensi apapun namun
beresiko menyebabkan orang sakit hati.6
H. Mengelola Lingkungan Alam

Penerapan strategi berwawasan ramah lingkungan oleh perusahaan-perusahaan


multinasional di negara-negara barat, telah mampu menciptakan suatu keunggulan
(competitive advantage). Penggunaan strategi lingkungan tersebut, dinilai mampu
menghemat biaya operasi perusahaan, berupa penurunan biaya untuk pengelolaan limbah,
dan turunnya tuntutan atau klaim pihak ketiga/ masyarakat atas dampak polusi dan limbah
buangan.

”Disamping itu, penggunaan strategi ini dapat meningkatkan penerimaan perusahaan


melalui peningkatan penjualan terhadap produk-produk yang lebih natural dan ramah
lingkungan,” ujar Manajer Keuangan Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap Ir Gigih
Prakoso S SE MSi, saat ujian doktor bidang ilmu manajemen di Sekolah Pascasarjana
UGM,”at, (17/11).

Bagi Gigi Prakoso, strategi berwawasan lingkungan memiliki sasaran bersifat beyond
compliance, yaitu suatu pencapaian kinerja lingkungan yang jauh lebih tinggi dibanding
kinerja lingkungan sebagaimana yang dikehendaki dalam sebuah peraturan atau undang-
undang. Strategi ini dapat berupa strategi pencegahan polusi (pollution prevention), strategi
pemantauan produk (product stewardship), dan strategi pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).

Penerapan strategi pencegahan polusi, kata Supervisor Pengawasan Proyek Pertamina


1995-1998 ini, terfokus pada pengembangan kemampuan perusahaan untuk meminimalisasi
tingkat limbah dan polusi, bahkan hingga mampu meniadakan limbah atau polusi. Upaya
yang dilakukan perusahaan adalah perbaikan-perbaikan berkelanjutan (continous
improvement) dengan melibatkan seluruh pekerja dengan menciptakan prosedur produksi
yang lebih ramah lingkungan.

“Sedangkan strategi pemantauan produk lebih terfokus pada minimalisasi limbah dan
polusi, dengan mulai menggunakan bahan-bahan baku, energi, sampai kemasan produk yang
lebih ramah lingkungan,” tambah Gigih Prakoso.

6
https://biroorganisasi.jogjaprov.go.id/v1/strategi-menghadapi-resistensi-terhadap-perubahan/
Pria kelahiran Kalianget 30 juli 1964 ini, berpendapat strategi berwawasan lingkungan
paling maju (advanced) adalah strategi pembangunan berkelanjutan. Strategi ini, menurutnya,
terfokus pada kegiatan operasi perusahaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan daya
dukung lingkungan alami guna menetralkan limbah dan polusi yang terbuang ke lingkungan.

“Pengembangan strategi ini, mengharuskan perusahaan mampu melakukan inovasi untuk


menciptakan teknologi-teknologi baru yang berwawasan ramah lingkungan,” tandas
Asisten Manajer Pendanaan Investasi hilir PT Pertamina 2000-2003.

Selain itu, kata Gigi Prakoso, peranan hubungan masyarakat sangat penting dalam
mengembangkan strategi perusahaan berwawasan lingkungan. Terlebih, dalam rangka
meningkatkan pengakuan dan penilaian positif masyarakat pada upaya perusahaan dalam
menjaga dan bertanggung jawab bagi kelestarian lingkungan.

Setelah mempertahankan desertasi berjudul “Strategi Lingkungan Alami Dan


Pengaruhnya Pada Kinerja Perusahaan: Studi Pada Industri migas dan Manufaktur di
Indonesia”, Ir Gigih Prakoso SE MSi dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude,
sekaligus menjadi doktor ke-779 yang diluluskan UGM. Bertindak selaku promotor Prof Dr
Soekanto Reksohadiprodjo MCom dan ko-promotor Dr T Hani Handoko MBA serta Dr
Bambang Riyanto LS MBA. (Humas UGM).

I. Mengelola Budaya
Budaya organisasi merupakan hal penting bagi suatu perusahaan untuk membentuk insan
yang berada di dalamnya memiliki nilai dan tujuan yang sama dalam membangun
perusahaan. Budaya organisasi juga yang menjadi asset mahal yang tidak dapat dibeli hanya
dengan uang semata. Suatu budaya organisasi telah terbentuk dan internalisasi dengan kuat
akan tercermin pada sikap dan perilaku karyawan yang bekerja di sana. Untuk itu, sebuah
organisasi harus memiliki budaya yang kokoh agar menjadi benefit tersendiri bagi
perusahaan. Berikut langkah yang bisa dilakukan dalam membangun budaya organisasi yang
kuat, yaitu:
1. Tetapkan Visi dan Misi Secara Bersama

Budaya organisasi yang kuat tidak terlahir dengan sendirinya, tetapi karena secara
disengaja (by design) telah dikembangkan oleh para pemimpin organisasi tersebut. Dan
semuanya berawal dari menyusun visi dan misi yang ingin dicapai organisasi atau
perusahaan tersebut. Apa bedanya visi dan misi? Visi merupakan tujuan besar atau goal
jangka panjang yang ingin dicapai oleh organisasi Anda. Idealnya adalah para pemimpin
dan para pemangku kepentingan duduk bersama dan menetapkan secara bersama
kemana arah dan tujuan yang dicapai. Selanjutnya Anda perlu menurunkannya dalam
sebuah misi yaitu sejumlah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai visi
yang telah ditetapkan bersama tersebut.

2. Kembangkan Standard Perilaku Sebagai Nilai-Nilai

Ketika Anda telah menetapkan visi dan misi perusahaan, langkah selanjutnya adalah
Anda harus mengembangkan standard sikap atau prilaku yang menggambarkan
bagaimana visi dan misi tersebut diterapkan. Misalkan misi yang akan dilakukan oleh
perusahaan Anda adalah menjadi penyedia layanan perbankan yang berkelas dunia, nah
selanjutnya Anda perlu tetapkan bagaimana caranya hal tersebut bisa tercapai. Apakah
diperlukan menggunakan pendekatan secara personal kepada pelanggan ? Apakah
diperlukan sikap-sikap tertentu yang harus ditampilkan para penyedia layanan untuk
menyediakan pelayanan berkelas dunia?

Nyatanya tidak semua karyawan Anda tahu cara bersikap dan bertindak untuk sesuai
dengan misi tersebut. Maka cara terbaik untuk mendapatkan sikap yang diinginkan adalah
dengan membuat standard sikap dan perilaku secara tertulis yang dapat diukur. Sebagai
contoh: wajib menyapa pelanggan dengan senyuman ramah, mengkonfirmasi setiap kali
akan melakukan transaksi sesuai permintaan pelanggan dan melakukan tindak lanjut
kepada pelanggan sesuai kebutuhannya dengan cepat tanggap.

3. Komunikasikan Secara Efektif


Ketika Anda telah membuat dan mengembangkan standard sikap dan perilaku yang jelas
dan terukur, maka berikutnya menjadi sangat penting bagi Anda untuk
mengkomunikasikan dan mensosialisasikan kepada semua karyawan secara efektif. Pada
langkah ini Anda perlu mengkomunikasikan dengan media yang tepat ke semua jajaran
karyawan. Sebaiknya dimulai dari jajaran manakah? Idealnya adalah tentunya dari level
pemimpin, karyawan level menengah hingga jajaran karyawan tingkat pelaksana. Dan
Anda perlu mengkomunikasikan secara efektif disini, tidak hanya bicara
menginformasikan agar semua karyawan mengetahuinya. Tapi lebih dari itu standard
sikap dan perilaku yang merupakan cikal bakal budaya organisasi ini perlu untuk dihidupi
oleh semua orang. Dan terutama sekali itu perlu diawali dari para pemimpin yang
menghidupinya. Para pemimpin perlu hadir sebagai contoh atau role-model yang benar-
benar menjalankan standard perilaku tersebut di keseharian mereka.
4. Implementasikan Melalui Pelatihan & Pengembangan
Setelah standard perilaku tersosialisasikan dan para pemimpin hadir sebagai role-model,
maka untuk membuat seluruh karyawan benar-benar menghidupinya maka diperlukan
sarana untuk memfasilitasi dan memastikan perilaku-perilaku tersebut dilakukan.
Misalkan untuk dapat semua penyedia layanan dapat memberikan pelayanan perbankan
kelas dunia, maka Anda perlu memberikan pelatihan-pelatihan untuk para penyedia
layanan dengan harapan dapat memiliki ketrampilan sesuai target perilaku yang
dipersyaratkan. Pelatihan ini juga yang membekali para karyawan untuk memiliki level
pengetahuan yang sama, ketrampilan yang terus dilatih dan motivasi diri untuk
melakukan standard sikap dan perilaku layanan berkelas dunia tersebut. Pelatihan juga
dapat menjadi kesempatan yang tepat untuk para pemimpin mensharingkan pengalaman-
pengalaman mereka untuk memotivasi para karyawan menghidupi nilai-nilai yang ada
dan mencapai sukses bersama.
5. Dukunglah Dengan Apresiasi dan Konsekuensi
Setelah program-program pelatihan dijalankan, tetapi ada kalanya beberapa karyawan
yang tidak menaatinya atau belum dapat melakukannya dengan maksimal. Hal ini bisa
diatasi dengan memberikan dukungan bagi mereka, yang dapat diberikan melalui dua
pendekatan. Yang pertama adalah dengan pendekatan pemberian penghargaan bagi
karyawan yang menerapkan sikap dan perilaku yang sudah ditentukan dengan baik.
Sementara yang kedua adalah dengan memberikan konsekuensi bagi karyawan yang
tidak berkerja dan bersikap sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

6. Evaluasi ke Dalam Penilaian Kinerja Secara Berkala

Langkah terakhir namun tidak kalah penting yang harus Anda lakukan adalah dengan
memasukan penilaian sikap dan perilaku yang diharapkan ke dalam penilaian kinerja
keryawan. Cara ini membantu Anda untuk mengukur kesesuaian antara kinerja dengan
sikap atau perilaku yang selama ini karyawan Anda tunjukan. Apakah telah sesuai
dengan visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan bersama? Apakah untuk
mencapai target kerjanya karyawan melakukan cara-cara yang sesuai dengan standard
perilaku alias nilai-nilai perusahaan? Dengan mengevaluasinya dan melakukannya
secara berkala maka karyawan Anda akan terdorong untuk memperhatikan perilaku dan
sikap kerjanya. Hendaknya juga Anda melakukan penilaian dan evaluasi ini dengan cara
yang memotivasi, misalnya dengan pendekatan dua arah atau diskusi yang terbuka ketika
secara berkala Anda memberikan penilaian kinerja ini pada semua karyawan.7
J. Mengelola Produksi
Manajemen produksi adalah sebuah ilmu manajemen yang membahas secara menyeluruh
bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan menggunakan ilmu dan seni yang
dimiliki dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai hasil produksi
yang diinginkan.
Namun secara umum manajemen produksi adalah suatu penataan dari proses pengubahan
bahan mentah menjadi suatu produk atau jasa yang memiliki nilai jual. Manajemen produksi
juga merupakan bagian dari bidang manajemen yang berperan untuk melakukan beragam
kegiatan yang di kordinasi oleh manajemen agar tujuan bisnis bisa tercapai. Namun untuk
mengatur produksi, perlu adanya keputusan yang ada hubungannya dengan suatu
pencapaian.

Berikut yang harus perhatikan dalam memaksimalkan manajemen produksi yaitu :

1. Melakukan Perencanaan Produksi


7
https://nextleader.id/membangun-budaya-organisasi-yang-kuat/
Untuk memaksimalkan manajemen produksi yang baik, tahap yang harus dlakukan

adalah dengan melakukan perencanaan produksi, baik menentukan jenis barang apa yang

akan diproduksi, bagaimana kualitas barang, berapa jumlah barang yang ingin

dihasilkan, dan bagaimana cara pengendaliannya. Dalam melakukan perencanaan

tersebut, setiap anggota tim juga bisa mengajukan ide produk baru yang relevan dan

efektif untuk mencapai tujuan perencanaan organisasi.

2. Melakukan Pengendalian Produksi

Setelah rencana sudah di tentukan, maka perlu melakukan sebuah pengendalian atau

kontrol pada proses produksi, agar manajemen produksi berjalan sesuai dengan rencana.

Adapun beberapa yang harus dilakukan dalam melakukan pengendalian produksi ini

adalah mengatur jadwal kerja, pengaturan detail rencana sistem kerja, dan lain

sebagainya.

Dilakukan pengendalian produksi ini adalah agar dapat mengontrol produksi berjalan

dengan efektif dan efisien dan sehingga manfaat manajemen produksi yang dihasilkan

dapat maksimal.

3. Berikan Contoh yang Baik

Tentunya dalam dunia pekerjaan setiap kepribadian dan pendapat yang di berikan tidak

selalu sama dan akan ada selalu perbedaan di antara pekerja. Namun perbedaan pendapat

ini sering memicu permasalahan pada sebuah jalannya proses logistic. Apabila hal ini

selalu terjadi dalam melakukan manajemen produksi maka semuanya tidak akan berjalan

sesuai dengan apa yang manajemen inginkan dan semua yang di rencanakan akan gagal.

Maka dari itu, sebagai penanggung jawab dalam proses produksi harus memberikan
contoh yang baik, dengan memberikan cara atau jalan keluar yang terbaik untuk dapat

menyatukan pendapat yang berbeda tersebut.

4. Jangan Takut untuk Mengambil keputusan

Bagi para pebisnis, mengambil keputusan kepada karyawan yang mungkin sering

melakukan kesalahan dalam pekerjaannya tentu sangat di utamakan. Maka setiap pekerja

diharapkan untuk tidak melakukan kesalahan dalam bekerja. Sebagai orang yang

memiliki tanggung jawab di bagian ini, kita harus memiliki tindakan yang tegas kepada

mereka yang melakukan kesalahan.

Tetapi dalam mengambil tindakan yang tegas harus dalam batas wajar sehingga hal

tersebut tidak menimbulkan kekacauan. Maka dari itu untuk memaksimalkan sistem

informasi manajemen produksi, kita dapat membuat pedoman yang jelas kepada pekerja.

Hal ini akan membuat sebuah batas agar pekerja bisa melakukan pekerjaannya sesuai

dengan rencana.

5. Posisikan Diri Anda Menjadi Bagian Tim

Menjadi seorang pemimpin tentu menginginkan poduksi yang dihasilkan lebih cepat dan

efisien. Meminta karyawan untuk selalu bekerja dan menghasilkan barang dengan lebih

cepat dan berkualitas, tentu hal itu tidaklah salah. Namun harus memperhatikan tim, baik

sejauh mana batas kemampuan dan tenaga yang mereka miliki.

Sebagai pemimpin Anda juga harus dapat berbaur dengan pekerja sehingga mereka

merasa diperhatikan dan dihargai. Fokus pada proses produksi memang penting, tapi

jangan lupa untuk memastikan semua orang nyaman bekerja dalam tim. Semakin baik

kerja sama tim, semakin banyak pula pendapatan yang akan dihasilkan dari lingkungan

kerja yang produktif.


6. Manajemen Persediaan Tepat Waktu

Melakukan persediaan barang yang tepat waktu tentu akan menghindari kita dari

tekanan harga dan kehabisan produk untuk pelanggan. Apabila penyimpan persedian

barang terlalu banyak justru akan menimbulkan masalah yang besar bagi suaatu usaha.

Sebab ini akan menimbulkan kerugian yang besar bagi usaha apabila stok produk yang

hasilkan begitu banyak namun permintaan konsumen sedang mengalami penurunan.

Maka dari itu sediakan bahan baku produksi sesuai dengan pesanan yang diminta oleh

para konsumen dan lakukan produksi sesuai dengan jumlah yang di butuhkan.

7. Pengawasan Produksi

Pada saat proses produksi berlangsung, maka sangat diperlukan adanya pengawasan

yang dilakukan. Tujuannya agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang

diharapkan, tidak kekurangan atau kelebihan budget, produk sesuai dengan standar

kualitas, dan lain sebagainya hingga pada bagian produk siap untuk di pasarkan.

8. Menyusun Proses dan Waktu yang Diperlukan

Cara yang dilakukan untuk dapat melakukan manajemen produksi agar lebih maksimal

adalah dengan mengatur dan menyusun waktu rata-rata proses produksi sesuai dengan

urutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan produksi tersebut. Sehingga kita

akan mengerti berapa lama yang harus di butuhkan untuk menyelesaikan seluruh proses

produksi.

9. Mengantisipasi Berbagai Masalah

Mengantisipasi berbagai kesalahan dalam melakukan proses produksi salah satu hal yang

perlu dilakukan dalam manajemen produksi. Hal ini berguna untuk menjaga hal-hal yang

tidak diinginkan terjadi pada saat proses produksi. Sehingga kita dapat mempersiapkan
lebih dini strategi apa yang akan digunakan jika hal tersebut terjadi pada manajemen

produksi.

Namun kita juga dapat menggunakan KPI (Key Performance Indikator) biasanya istilah

tersebut sering dipakai atau digunakan oleh para manager di perusahaan-perusahaan

besar untuk mengukur kinerja karyawannya. Sehingga para manager tidak terlalu sulit

dalam memperhatikan keseharian kinerja setiap karyawan. Hal ini juga dapat

mengantisipasi berbagai kesalahan yang dilakukan oleh karyawan.

10. Investasi Teknologi

Dalam melakukan produksi barang, tentu sudah tidak heran saat ini sudah banyak

perusahaan menerapkan teknologi di bagian produksinya. Banyak alasan yang

menjadikan teknologi ini sangat dibutuhkan di era berkembang saat ini. Selain

menghemat biaya, teknologi juga berguna untuk mempercepat proses produksi secara

otomatis di bagian produksi. Tentu dalam membangun teknologi ini memang tidaklah

mudah untuk dilakukan, namun Anda bisa menyiapkan tim khusus untuk melakukan ini.8

K. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)

Dengan adanya berbagai tipe SDM tersebut, seorang atasan tentu membutuhkan strategi
dalam mengelola SDM agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efektif. Berikut ini
beberapa tips yang dapat dipergunakan oleh seorang atasan dalam mengelola SDM.
1. Tipe Konstruktif
Tipe orang ini memiliki ciri-ciri, antara lain :

a. Berani mengemban tanggung jawab


b. Dapat dipercaya
c. Mampu memahami dan menginprestasikan keinginan atasan
d. Tidak sekedar meniru atasan, tetapi memilik pemikiran yang kreatif
e. Berpenpandangan luas ke depan, meilik ambisi serta tanggap terhadap berbagai
situasi
8
https://www.harmony.co.id/blog/10-tips-memaksimalkan-manajemen-produksi-untuk-pengembangan-
perusahaan-anda
Tips mengelolanya :

1. SDM tipe konstruktif ini sangat potensial untuk dikembangkan


2. Berikan sasaran yang ingin dicapai, kemudian menyerahkan teknis pelaksanaan tugas
kepada bawahan tersenbut.

2. Tipe Rutin

a. Tingkat kemampuan intelektual dan daya imajinasinya masih dibawah tipe


konstruktif
b. Kurang memiliki inisiatif
c. Cenderung gamang jika tanpa diberi petunjuk dan arahan yang jelas dari atasan
d. Namun jika diarahkan dengan benar oleh atasan, ia dapat bekerja dengan loyal dan
sepenuh hati

Tips mengelolanya :

a. SDM tipe rutin dapat bekerja efektif jika diberi arahan yang jelas
b. Berikan saran yang hendak dicapai, kemudian berikan arahan dan prosedur yang
jelas. Jika perlu diberi target waktu.

3. Tipe Impulsif

a. SDM tipe ini sangat tidak imajinatif


b. Melakukan tugas atas dasar suka atau tidak suka pada atasan
c. Cenderung mudah berubah mengikuti lingkungan (seperti bunglon)

Tips mengelolanya :

a. Utamakan melakukan pendekatan personal serta berikan arahan dan petunjuk yang
lengkap beserta target
b. Agar SDM dapat bekerja dengan baik atasan harus berikan perhatian dan teladan.

4. Tipe Subversif

a. SDM tipe ini sulit dikontrol


b. Tidak memiliki prinsip yang kuat
c. Cenderung memikirkan keuntungan pribadi
d. Dapat menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginannya (provokasi)

Tips mengelolanya :

a. SDM tipe ini harus diberikan tugas dengan penekanan pada sasaran yang hendak
dicapai
b. Jika memungkinkan janjikan imbalan atau hukuman yang sesuai (reward and
punishment).9

9
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/8317/TIPS-MENGELOLA-SUMBER-DAYA-MANUSIA-YANG-
EFEKTIF.html
DAFTAR PUSTAKA

https://s2.universitassuryadarma.ac.id/2019/06/13/pengertian-dan-fungsi-manajemen/

http://eprints.unpam.ac.id/7080/3/BAB%20II.pdf

https://binus.ac.id/2021/12/mahasiswa-management-ini-20-jenis-manajemen-yang-harus-kamu-
tahu/

http://rizkaandani.blog.widyatama.ac.id/2019/11/14/alokasi-sumber-daya/#:~:text=Alokasi
%20sumber%20daya%20adalah%20penyerahan%20sumber%20daya%20yang%20tersedia
%20untuk%20berbagai%20penggunaan.

https://www.jtanzilco.com/blog/detail/155/slug/peran-struktur-organisasi-dalam-implementasi-
strategi

https://biroorganisasi.jogjaprov.go.id/v1/strategi-menghadapi-resistensi-terhadap-perubahan/

https://nextleader.id/membangun-budaya-organisasi-yang-kuat/

https://www.harmony.co.id/blog/10-tips-memaksimalkan-manajemen-produksi-untuk-
pengembangan-perusahaan-anda

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/8317/TIPS-MENGELOLA-SUMBER-DAYA-
MANUSIA-YANG-EFEKTIF.html

Anda mungkin juga menyukai