Disusun oleh :
NIM : 19808141120
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Tugas 1
1. Penyelesaian Masalah : Para pihak yang berkonflik bertemu face to face dengan tujuan
untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi melalui diskusi
terbuka.
2. Penyelarasan Tujuan : Masing-masing pihak yang berkonflik berkerja sama untuk
menciptakan tujuan bersama.
3. Perluasan Sumber Daya : Konflik yang disebabkan oleh kelangkaan sumber daya
misalnya, uang, promosi, peluang, ruang kantor; teknik perluasan sumber daya dapat
menciptakan solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
4. Penghindaraan : Penghindaraan merupakan teknik dengan menunda atau menghindari
pembahasan mengenai konflik yang sedang terjadi. Teknik ini digunakan ketika konflik
tersebut dianggap bukan masalah yang besar. Penggunaan teknik ini diharapkan konflik
dapat terselesaikan seiring berjalannya waktu.
5. Smoothing : Berusaha untuk meminimalisir perbedaan dibarengi dengan menekankan
kepentingan bersama antara pihak yang bertikai.
6. Kompromi : Teknik dimana kedua belah pihak saling mengalah untuk menyelesaikan
konflik. Penggunaan teknik ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
tujuan yang sama seperti pemilik bisnis untuk negosisasi dalam hal kontrak bisnis.
7. Perintah Otoritatif : Pihak manajemen menggunakan kewenangannya untuk
menyelesaikan konflik dan kemudian mengkomunikasikannya keinginan pihak yang
terlibat.
8. Perubahan Variabel Manusia : Penyelesaian konflik dengan menggunakan teknik
perubahan perilaku seperti pelatihan hubungan manusia untuk mengubah sikap dan
perilaku yang menyebabkan konflik.
9. Perubahan Variabel Struktural : Teknik manajemen konflik dengan mengubah struktur
organisasi formal dan pola interaksi pihak yang berkonflik melalui desain ulang
pekerjaan, transfer, penciptaan posisi koordinasi, dan sejenisnya.
Teknik Stimulasi Konflik
Ringkasan
Para ahli menyarankan bahwa konflik yang efektif memiliki tiga karakteristik utama: mereka
harus (1) berbicara tentang apa yang mungkin, (2) menarik, dan (3) melibatkan
ketidakpastian.
1. How would you ensure sufficient discussion of contentious issues in a work group?
How can managers bring unspoken conflicts into the open without making them
worse?
Dalam memastikan diskusi yang memadai tentang masalah kontroversial dalam
kelompok kerja, saya akan memastikan bahwa seluruh anggota kelompok merasa aman
dan nyaman untuk mengemukakan pendapat mereka. Sesama anggota kelompok juga
harus saling menghargai berbagai pendapat dari masing-masing anggota.
Menurut saya, manajer dapat mengungkapkan konflik yang tidak terucapkan tanpa
memperburuknya dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman di mana karyawan
merasa nyaman dapat menyuarakan pendapat mereka.
2. How can negotiators utilize conflict management strategies to their advantage so
that differences in interests lead not to dysfunctional conflicts but rather to positive
integrative solutions?
Negosiasi adalah sebuah proses di mana dua atau lebih banyak pihak bertukar barang
atau
layanan dan mencoba untuk menyetujui nilai tukar untuk mereka. Negosiasi menciptakan
interaksi di antara banyak orang dalam suatu organisasi. Dengan banyaknya interaksi
maka sering muncul konflik dan itulah mengapa strategi pengelolaan konflik dapat
berguna bagi negosiator. Negosiator dapat memanfaatkan solusi manajemen konflik
seperti berkolaborasi atau berkompromi sehingga perbedaan mengarah pada solusi
integratif yang positif.
3. Can you think of situations in your own life in which silence has worsened a conflict
between parties? What might have been done differently to ensure that open
communication facilitated collaboration instead?
Satu situasi dalam hidup saya di mana keheningan telah memperburuk konflik antar
pihak adalah saat di mana saya dengan teman saya sedang marah dan menolak untuk
berbicara satu sama lain. Teman saya salah paham terhadap saya dan menuduh bahwa
saya telah menyebarkan rahasianya kepada orang lain. Dilain sisi saya juga tidak merasa
menyebarkan rahasia dari teman saya. Alih-alih untuk berdamai tetapi saya dan teman
saya memilih untuk mengabaikan satu sama lain dalam diam. Miskomunikasi akhirnya
menjadi perseteruan selama seminggu. Jika saya dan teman saya dapat menyelesaikan
masalah dengan mengungkapkan komunikasi terbuka, mungkin saya dan teman saya
tidak akan memiliki konflik yang berkembang menjadi masalah lain. Untuk memastikan
bahwa komunikasi terbuka memfasilitasi kolaborasi, saya dan teman saya harus
membicarakan dan menjelaskan masalah tersebut satu sama lain.