Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lya Yudhit Meilinda

NIM : 19808141120

Kelas : Manajemen C19

TUGAS 1

Pengaruh Perbedaan Kepribadian setiap Individu dalam Sebuah

Organisasi

Organisasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama. Dalam sebuah
organisasi terdapat banyak sekali perbedaan salah satunya perbedaan kepribadian antar
individu. Kepribadian adalah serangkaian atribut psikologis yang relatif stabil yang
membedakan satu individu dengan individu lain. Kepribadian yang dikembangkan kepada
seseorang jauh sebelum seseorang itu menjadi anggota suatu organisasi dipengaruhi oleh
sifat-sifat keturunan, determinan budaya dan sosial. Walaupun kepribadian dibentuk di luar
organisasi tetapi karena individu tersebut pada saatnya berada dalam suatu organisasi, maka
kepribadian awal yang dibawa oleh anggota-anggota atau individu-individu organisasi itu
dianggap sebagai faktor penting dalam perilaku di tempat kerja. Menurut kerangka
pemikiran Myers-Briggs, kepribadian manusia terbagi menjadi empat, antara lain

1. Ekstraversi (E) versus Introversi (I)


Ekstrovert memperoleh energi ketika berkumpul bersama orang-orang, sedangkan
introvert lebih nyaman dengan kesenderian untuk mengisi kembali energi mereka.
2. Sensing (S) versus Intuisi (N)
Sensing lebih menyukai hal-hal konkret, sedangkan intuitif lebih menyukai konsep
abstrak.
3. Memikirkan (T) versus Merasakan (F)
Individu yang pemikir lebih mendasarkan keputusan mereka pada logika dan akal,
sedangkan individu yang perasa lebih mendasarkan keputusan pada perasaan dan
emosi.
4. Menilai (J) versus Memahami (P)
Orang yang penilai menikmati hal-hal yang rampung atau tujuan yang tercapai,
sedangkan mereka yang pemaham lebih menikmati proses dan situasi yang tidak bisa
diduga hasilnya.
Keragaman keribadiaan setiap individu dalam sebuah organisasi membawa pengaruh, baik
positif maupun negatif. Pengaruh positif seperti menumbuhkan rasa saling pengertian antar
individu dan mengembangkan sikap toleransi. Sedangkan pengaruh negatif akan terjadi
apabila antar individu tidak dapat mengerti satu sama lain. Hal tersebut akan mengakibatkan
permusuhan antar individu bahkan perpecahan di dalam organisasi. Keadaan demikian akan
menghambat tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut,
peran manajer sangat dibutuhkan dalam mengelola perbedaan kepribadian antar individu
dalam organisasi. Seorang manajer harus dapat memahami perilaku organisasi. Perilaku
organisasi pada hakekatnya adalah hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasi.
Dengan memahami perilaku organisasi akan membantu manajer dalam memahami dan
mengelola perilaku karyawannya dalam organisasi. Manajer juga dapat mengadakan
berbagai acara seperti acara makan malam, piknik bersama, dan sebagainya guna
mempererat hubungan antar karyawannya. Selain itu, manajer dalam melakukan perekrutan
karyawan sebaiknya menyesuiakan individu dengan pekerjaan. Kesesuaian individu-
pekerjaan mengacu pada derajat sejauh mana kontribusi seseorang dan insentif dari
organisasi sesuai satu sama lain. Kesesuaian individu-pekerjaan yang baik memiliki
keseimbangan antara kontribusi yang dihasilkan individu dan insentif yang diberikan
organisasi. Misalnya sesorang yang memiliki kepribadian introvert sebaiknya ditempatkan
pada pekerjaan yang tidak banyak berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain seperti
programmer, akuntan, dan sebagainya. Meskipun manajer sangat penting dalam hal ini,
peran antar individu/karyawan juga sangat dibutuhkan agar perbedaan kepribadiaan antar
karyawan diharapkan dapat membawa dampak yang baik bagi organisasi, tidak
menimbulkan hal-hal yang negatif.
Referensi

Nunung Yuliastuti. 2014. KEPRIBADIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP


PERILAKU ORGANISASI. Diakses pada tanggal 12 September 2020
http://updkediri.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/KEPRIBADIAN-N-PENGARUHNYA-
THD-PERILAKU-ORGANISASI.pdf

Griffin and Ebert. 2015. Pengantar Bisnis Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga
TUGAS 2

The Effect Flynn

Efek Flynn adalah peningkatan hasil uji kecerdasan secara berkelanjutan di berbagai belahan
dunia dari tahun 1930 hingga saat ini. Saat hasil ujian kecerdasan intelektual (IQ)
distandardisasi dengan menggunakan sampel peserta ujian, rata-rata hasil peserta ujian
biasanya ditetapkan pada angka 100 dengan deviasi standar antara 15 hingga 16 IQ. Setelah
soal ujian tersebut direvisi, hasilnya kembali distandardisasi dengan menggunakan sampel
peserta ujian yang baru yang berbeda generasi dengan peserta ujian sebelumnya. Rata-rata
kembali ditetapkan pada angka 100, tetapi ketika peserta ujian yang baru mengikuti ujian
yang lama, rata-rata skor mereka selalu lebih tinggi dari 100. Beberapa penjelasan telah
diajukan untuk mengetahui penyebab efek Flynn, seperti lebih tersebarnya pendidikan pada
masa modern, jumlah anggota keluarga yang lebih kecil, cerdas dalam mengambil ujian,
faktor gen. Peningkatan-peningkatan serupa telah diamati pada fungsi otak lain, seperti
memori semantik dan episodik.
Pertanyaan
1. Do you belive people are really getting smarter? Why or why not?
Saya setuju bahwa orang-orang jaman sekarang semakin pintar dibandingkan orang-
orang jaman dahulu karena orang-orang zaman dulu lebih banyak menggunakan cara
berpikir yang konkret (cara berpikir yang hanya melihat permukaannya saja), sementara
orang-orang zaman sekarang lebih banyak menggunakan cara berpikir yang abstrak
(cara berpikir yang lebih mendalam). Hal tersebut dikarenakan fasilitas yang disediakan
sudah memadai sehingga orang-orang zaman sekarang dapat dengan mudah mengakses
berbagai informasi.
2. Which of the factors explaining the Flynn effect do you accept?
Menurut saya, faktor yang saya setujui mengenai efek Flynn adalah faktor pendidikan.
Alasannya karena dunia pendidikan saat ini persaingannya cukup tinggi sehingga
banyak orang yang terdorong untuk terus mengembangkan kemampuan dan
keterampilannya supaya dapat bersaing dengan yang lainnya.
3. If the Flynn effect is true, does this undermine the theory that IQ is mostly
inherited? Why or why not?
Efek Flynn tidak merusak teori bahwa IQ diturunkan. Ini karena IQ diwariskan dan
kemudian dikembangkan. Skor rata-rata IQ tidak berkurang saat membandingkannya
dengan skor para baby boomer. Pengetahuan tentang baby boomer diturunkan ke
generasi X. Pengetahuan tentang generasi X diturunkan ke generasi Y. Dengan
demikian, generasi Y memiliki pengetahuan yang diturunkan dari generasi baby boomer
dan generasi X. Jadi, IQ diwariskan dan kemudian dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai