Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zahwa Aulia Nurul ‘Aini

NIM : 2310412124
Kelas :D
Program Studi : S1 Hubungan Internasional
Dosen Pengampu : Yani Hendrayani, Ph. D

A. Right Climate
1. Attitudes (Sikap)
Attitudes adalah sikap atau perilaku yang disertai oleh tindakan dan hal yang
harus dimiliki setiap manusia untuk menjadi manusia yang baik. Attitudes sangat
diperlukan dalam society karena akan mempengaruhi pandangan orang lain
terhadap diri kita sendiri.
2. Trust (Kepercayaan)
Adalah sebuah hal yang didalamnya terdapat harapan kepada orang lain. Untuk
menjaga kepercayaan diperlukannya sikap jujur baik dalam hal apapun. Trust
adalah sebuah keyakinan yang kita anut untuk suatu tindakan dan keputusan yang
dilakukan diri kita sendiri maupun kepada orang lain.
3. Safety (Keamanan)
Safety, suatu perasaan dimana kita merasa bebas melakukan apapun tanpa
mengkhawatirkan suatu ancaman atau permasalahan yang akan datang. Hal ini
termasuk ke dalam hak setiap orang (Hak Asasi Manusia / HAM) untuk
mendapatkan rasa aman. Bila terjadinya pelanggaran dalam hal ini maka dapat
ditindaklanjuti sesuai dengan hukum yang berlaku.
4. Behavioral Integration
Menurut Ajzen (2005), Behavioral Integration adalah hal yang menjelaskan
pembentukan atau pengaruh perilaku manusia berdasarkan intensi (niat atau
motivasi). Ada beberapa hal yang diperhitungkan dalam model ini seperti tingkat
rasionalitas, kendali eksekutif yang adil dalam konstruksi niat, faktor demografi,
pengaruh lingkungan, kebiasaan, dan kemampuan (The Behavior Institute LLC,
t.thn.). Model ini menekankan pada niat yang ditentukan oleh sikap dan norma
yang dimiliki oleh orang tersebut.
5. Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional)
Emotional Intelligence atau kemampuan mengatur, menjaga, dan
mengungkapkan emosi dengan kesadaran dan pengendalian merupakan hal yang
penting bagi setiap manusia. Dari kemampuan ini juga, orang lain menilai diri kita.
Orang yang mampu mengendalikan emosinya secara stabil akan dinilai memiliki
kecerdasan secara emosional, karena dianggap mudah mengatasi permasalahan
sosial yang dihadapi dilingkungan tempat ia berada.

B. Constructive Communications
1. Reflective Thinking and Delayed Responding
Reflective Thinking adalah proses merefleksikan emosi dan perasaan untuk
menciptakan hubungan antara manusia itu sendiri dengan pengetahuan. Ada tiga
langkah untuk melakukan Reflective Thinking dimulai dengan melihat fakta yang
terjadi di masa lalu, masa depan, sekeliling, dan melihat kedalam. Setelah
melihat, kita akan berpikir untuk menghubungkan fakta dengan ilmu pengetahuan
yang kita ketahui (diperlukannya critical thinking). Langkah terakhir adalah
merefleksikannya dengan memperhatikan emosi, pengalaman, dan koneksi
(Suroyo, 2022).
Delayed responding adalah reaksi dalam menanggapi sesuatu yang tidak dapat
dikeluarkan saat itu juga atau tertunda yang dapat menimbulkan perasaan
cemas, depresi, dan terisolasi, serta gejala fisik seperti sakit kepala. Hal ini biasa
diderita oleh orang dengan penyakit psikologis yaitu PTSD (Noor, 2022). Delayed
responding juga menjadi penyakit ketika tidak dapat melakukan reflective thinking
akibat adanya masalah pada memori masa lalu atau pada saat melihat sekitar
atau melihat kedalam diri sendiri.
2. Listening and Understanding
Mendengarkan dan memahami merupakan bagian sikap yang harus dimiliki
manusia ketika berinteraksi dengan orang lain. Dengan kita mendengarkan dan
memahami apa yang dilakukan atau diceritakan oleh orang lain, orang tersebut
akan merasa kita adalah orang yang pengertian dan membuka diri terhadap orang
lain. Hal tersebut juga dapat berbalik kepada diri kita sendiri, ketika kita
membutuhkan orang lain untuk mendengarkan dan memahami kita.
3. Perspective Taking
Perspective taking adalah kemampuan kita dalam mencoba memposisikan diri
kita pada perasaan atau situasi orang lain untuk mendapatkan feel atau perasaan
yang sama seperti yang mereka rasakan. Itu dapat melatih perasaan empati kita
terhadap orang lain. Selain itu juga dapat membantu melatih diri kita dalam
berpikir memecahkan masalah dengan situasi yang belum pernah dirasakan dan
dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang menjadi penentu dalam mencari
titik penyelesaian.
4. Expressing Emotions
Kemampuan dalam mengekspresikan emosi merupakan aspek penting dalam
hidup kita untuk diri kita sendiri bukan untuk orang lain. Mengapa demikian?
Karena ketika diri kita sudah mampu mengeluarkan emosi sesuai dengan hati dan
pikiran hal tersebut tidak akan menjadi permasalahan yang terpendam. Dampak
dari permasalahan yang dipendam tidak akan baik untuk kedepannya, karena
suatu saat nanti dapat menjadi ledakan emosi.
5. Techniques for Staying on Track
Teknik untuk tetap pada jalur sama dengan berpendirian teguh. Ketika diri kita
sendiri telah memiliki pendirian dalam menentukan kehidupan yang akan dijalani,
maka kita harus tetap berpegangan terhadap apa yang sudah kita tanamkan
dalam diri kita, agar tidak menjadi orang yang mengikuti apa yang dikatakan orang
lain dan dicap dengan orang yang tidak memiliki pendirian atau selalu bergantung
dengan orang lain.

C. Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada diri sendiri, dapat disimpulkan bahwa pada
bagian right climate, saya sudah memiliki attitudes yang baik meskipun sedang
mencoba untuk menjadi lebih baik karena dalam beberapa aspek masih ada
sikap yang belum baik, merasakan keamanan dalam berkehidupan, memiliki
behavioral integration, dan sudah dapat mengontrol emosi lebih baik dari tahun-
tahun sebelumnya. Namun sayang pada aspek kepercayaan, hal tersebut belum
dapat terpenuhi dengan baik, mengingat saya memiliki rasa trust issues pada diri
sendiri dan terutama orang lain sehingga sulit untuk percaya pada apa yang
dikatakan dan dilakukan oleh orang lain, kecuali melihatnya sendiri.
Kemudian pada constructive communication, saya sudah dapat
mendengarkan dan memahami, melakukan perspective taking, expressing
emotions, dan berpendirian teguh. Sedangkan untuk reflective thinking masih
dalam proses pembelajaran dengan alasan memiliki masa lalu yang kurang baik
yang tidak dapat dijelaskan dengan rinci, tetapi tidak sampai tahap delaying
responding.

References
Noor, S. (2022). Faith Behavioral Health. Retrieved from
https://faithbehavioralhealth.com/why-do-i-have-a-delayed-emotional-
response/
Suroyo, A. (2022). ITB Ahmad Dahlan . Retrieved from ITB-AD: https://www.itb-
ad.ac.id/2022/12/09/reflective-thinking/
The Behavior Institute LLC. (n.d.). Behavior Institute. Retrieved from Besci.org:
https://www.besci.org/models/integrated-behavior-model

Anda mungkin juga menyukai