OLEH
Kelompok 2:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
BAB 14
KONFLIK DAN NEGOISASI
I. KONFLIK
A. Definisi Konflik
Definisi konflik (conflict) secara luas adalah sebuah proses yang dimulai ketika salah satu
pihak memandang pihak lainnya telah memengaruhi secara negative, atau akan berpengaruh
secara negative terhadap segala sesuatu hal yang dipedulikan oleh pihak pertama
Pandangan tradisional atas sebuah konflik memiliki keyakinan bahwa semua konflik
berbahaya dan harus dihindari. Pandangan interaksionis atas konflik memiliki keyakinan bahwa
konflik tidak hanya merupakan sebuah paksaan yang positif dalam suatu kelompok tetapi juga
sangat diperlukan bagi suatu kelompok untuk bekerja dengan lebih efektif.
Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tujuan dari kelompok dan
meningkatkan kinerjanya, sedangan konflik disfungsional merupakan konflik yang menghambat
kinerja kelompok.
C. Proses Konflik
5. Tahap V : Hasil
Hasil dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Hasil yang fungsional, hasil ini melihat pada seberapa mungkin sebuah konflik
bisa bertindak sebagai peningkat kinerja kelompok.
b. Hasil yang disfungsional, konsekuensi dari konflik yang bersifat destruktif
terhadap kinerja kelompok atau organisasi yang secara umum dikenal: oposisi
tidak terkendali yang melahirkan ketidakpuasan, yang mana berperan untuk
membubarkan ikatan bersama yang akan berakhir menjadi kehancuran kelompok.
II. Negosiasi
Negosiasi merupakan suatu proses yang mana dua atau lebih pihak saling bertukar
barang atau jasa dan berupaya untuk setuju dengan nilai tukar bagi mereka.
1. Strategi Perundingan
Terdapat 2 pendekatan umum mengenai negosiasi, yaitu:
a. Perundingan Distributif, negosiasi yang berupaya untuk membagi jumlah sumber
daya secara tetap; situasi kemenangan atau kekalahan. Salah satu hal terbaik yang
dapat dilakukan dalam perundingan ini adalah dengan mengajukan penawaran
pertama dan lakukan dengan cara yang agresif. Pengajuan penawaran pertama ini
cenderung memperlihatkan kekuasaan,
b. Perundingan Integratif, negosiasi yang berupaya mencari satu atau lebih kesepakatan
yang dapat memberikan solusi kemenangan bagi kedua belah pihak semakin banyak
permasalahan yang dinegosiasikan, maka semakin besar balas jasa dimana
permasalahan dipertukarkan sesuai dengan pilihan dari individu yang berbeda.
Perbedaan perundingan distributif dan integrative :
Karateristik Perundingan Distributif Perundingan Integratif
Perundingan
Tujuan Memperoleh sebanyak mungkin Memperluas bagian sehingga kedua
bagian pihak menjadi terpuaskan
2. Proses Negosiasi
Dalam proses negosiasi ini terdapat 5 tahapan, yaitu:
1) Persiapan dan Perencanaan
Dilakukan berbagai macam persiapan agar bisa mengantisipasi posisi lawan, hal
ini menyebabkan lebih siap dalam menghadapi argument lawan dengan fakta dan angka
yang dapat mendukung posisi saat ini.
Setelah mengumpulkan infromasi yang dibutuhkan, maka selanjutnya adalah
membuat alternative yang terbaik, atau biasa disebut dengan BATNA (Best Alternative To
a Negotiated Agreement)
2) Definisi dari Aturan yang Mendasar
Setelah melakukan persiapan dan perencanaan, maka melakukan pendefinisian
dengan pihak lainnya mengenai aturan mendasar dan prosedur dari negosiasi itu sendiri.
3) Klarifikasi dari Pembenaran
Ini merupakan peluang untuk saling mengajarkan permasalahan satu sama lain,
mengapa permasalahan ini penting untuk dibahas, dan memberikan dokumentasi apapun
yang mendukung posisi saat ini
4) Melakukan Perundingan dan Pemecahan Masalah
Inti dari negosiasi adalah upaya memberi dan mengambil secara aktual dalam
mencoba untuk menyelesaikan perjanjian. Dalam hal ini, kedua belah pihak
membutuhkan untuk membuat konsesi.
5) Penutupan dan Implementasi
Dalam proses ini adalah saatnya perumusan perjanjian dan pengembangan
prosedur yang diperlukan untuk mengimplementasi dan mengawasinya.