Anda di halaman 1dari 7

Tugas Pengembangan Keterampilan Profesional

MEMBANGUN KERJASAMA TIM DAN BERNEGOSIASI

Nama : Resni Ani Yusup


NIM : G021221041
Kelas : Pengembangan Keterampilan
Profesional E

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
PENDAHULUAN:

Kerjasama biasanya didasarkan pada tujuan yang sama, yaitu tujuan yang
ingin dicapai. Kerja tim (teamwork) sangat penting dalam sebuah organisasi.
Karena kekuatan pendorong semua organisasi adalah orang, bukan mesin,
komputer, dll. Dan secara psikologis, manusia dapat dibagi menjadi tiga kualitas:
manusia individu, manusia sosial, dan makhluk ilahi. Sebagai manusia individu,
manusia memiliki harga diri, memiliki kecenderungan ingin menang atas diri
sendiri, egois, dan sebagainya. Sebagai makhluk ilahi, manusia diharapkan
untuk mengikuti ibadahnya, mengikuti ajarannya, menjauhi larangannya, dan
sebagainya. Sebagai orang dewasa yang bekerja, orang harus dapat
berinteraksi, berteman, berkolaborasi, dan saling menghormati, baik di dalam
keluarga, di tempat kerja, maupun di komunitas tempat mereka tinggal.
Kerja tim adalah keunggulan kompetitif utama dalam sebuah organisasi
atau perusahaan. Beberapa orang menggambarkan kekuatan tim sebagai
berikut: “Jika setiap orang dalam organisasi dapat berjuang untuk yang sama,
mereka dapat mendominasi setiap industri di setiap pasar dan menghadapi
persaingan kapan saja, di mana saja.” Tim yang kuat adalah mungkin dan adalah
mudah tapi sulit untuk dicapai. Kerja tim atau kelompok adalah metode untuk
mengendalikan perilaku anggota atau orang yang tidak setara dalam suatu
organisasi, sehingga meskipun tidak rumit secara teori, mereka sangat sulit untuk
diterapkan dalam kenyataan sehari-hari. Tim atau kelompok Kerja sama tim atau
pengelompokan yang baik terjadi ketika semua anggota suatu tim memiliki
komitmen yang sama. Oleh karena itu, bekerja dalam tim atau kelompok
membutuhkan lebih banyak keberanian, ketekunan, dan disiplin.
Negosiasi adalah metode berbiaya rendah dan bertekanan rendah untuk
menyelesaikan konflik kepentingan dan oleh karena itu direkomendasikan
sebagai upaya awal untuk menyelesaikan konflik kepentingan. Dalam negosiasi,
anggota tim sering mengalami konflik kepentingan dalam hal tujuan dan nilai
yang ingin dicapai, tetapi bila dilakukan dengan benar dengan pola pikir
kolaboratif, pengambilan keputusan selama negosiasi menjaga keharmonisan
bersama. , mencapai tujuan dengan mengurangi biaya. Waktu dan Permusuhan.
Gaya negosiasi yang berbeda harus dipertimbangkan, karena gaya negosiasi
merupakan faktor penting dalam menyelesaikan konflik kepentingan. Hasil
negosiasi sangat dipengaruhi oleh gaya negosiasi para pihak yang bernegosiasi.
Gaya negosiasi dibedakan menjadi 5 gaya, yaitu bersaing, menghindari
konflik, berkolaborasi, mengakomodasi, dan berkompromi. Sedangkan hasil
negosiasi dibedakan menjadi 7 (tujuh) hasil, yaitu terpecahkannya masalah,
meningkatnya konflik, memburuknya hubungan, kelambanan penyelesaian
konflik, ketidaksetujuan lebih lanjut, terpeliharanya hubungan, dan menurunnya
konflik.
PEMBAHASAN:

Kerjasama kelompok dalam suatu organisasi atau perusahaan juga dapat


dicapai dengan memfasilitasi hubungan industrial, baik antar anggota organisasi
atau perusahaan maupun antara pimpinan organisasi atau perusahaan dengan
bawahannya atau anggota lainnya. Tujuan memelihara kerjasama dalam
organisasi atau perusahaan adalah untuk mencapai kerjasama yang kompak dan
harmonis antara anggota lain atau personil yang ada dari organisasi.
Dalam kerjasama tim atau kelompok, anggota tim harus rela
mengesampingkan kebutuhan pribadi mereka demi kelompok karena mereka
memiliki rasa koneksi dan persatuan dalam kelompok. Keberhasilan tim diukur
dengan kemampuan tim untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
Kerja sama kelompok sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau
perusahaan supaya kumpuulan manusia tersebut dapat saling berhubungan dan
bekerja sama satu sama lain. Adapun alasan-alasan diperlukannya kerja sama
kelompok adalah :
1. Hasil kerja sama kelompok dapat memberikan hasil yang lebih banyak
2. Kerja sama kelompok memberikan semangat, kepuasan dan kebahagiaan
bagi para anggota kelompok
3. Kemampuan perorangan dalam kerja sama kelompok dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan
4. Keberhasilan kelompok dapat diraih melalui saling membantu antara anggota
kelompok.
Kemampuan bernegosiasi untuk menjalin hubungan kerja dengan instansi
atau organisasi lain ditunjukkan melalui tahap negosiasi yang terdiri dari
penelitian, penawaran dan negosiasi, perbandingan dan persetujuan. Informan
ilmiah menjalin kerjasama dengan peserta lain dengan tujuan untuk memperluas
kerjasama. Kedua belah pihak bertemu dan berdiskusi untuk bekerja sama. Hal
ini sesuai dengan teori pertukaran sosial, dimana tawar menawar memiliki unsur
imbalan, dimana pihak yang bernegosiasi saling memberi dan menerima,
mendapatkan keuntungan dari kerjasama yang terjalin, dan menghasilkan
keuntungan bersama.
Ada dua pendekatan berbeda untuk gaya dan hasil negosiasi. Pendekatan
pertama adalah negosiasi distributif, yang menggambarkan negosiasi
menggunakan metode menang-kalah di mana keuntungan satu pihak ditanggung
oleh pihak lain. Pendekatan kedua adalah negosiasi keuntungan, yang
menjelaskan pengalaman pemecahan masalah Dalam literatur negosiasi, arah
metode pencegahan disebut agresif, dan arah pemecahan masalah bersama
adalah kooperatif.
Ada beberapa situasi yang terjadi dari bentuk kerja sama kelompok yang
dapat menunjang dan mempercepat peningkatan produktivitas organisasi atau
perusahaan, antara lain :
1. Bekerja merupakan hal yang menyenangkan dan semua memiliki
kesempatan yang sama untuk berprestasi
2. Hubungan antar anggota organisasi atau perusahaan baik dan
menyenangkan serta saling percaya dan menghargai satu sama lain
3. Kesalahan dan kegagalan yang terjadi bisa diterima dengan ikhlas dan tidak
saling menyalahkan satu sama lain
4. Adanya persaingan sehat yang bersifat saling mendorong anggota
organisasi atau perusahaan untuk berprestasi
5. Adanya pertemuan atau rapat yang melibatkan semua anggota tanpa
membedakan satu sama lain

Gaya negosiasi ini dibagi menjadi 5 (lima) yaitu:


1. Avoiding/Menghindari. Negosiator yang menunjukkan gaya ini merupakan
orang yang bersifat pasif, lebih memilih untuk menghindari dan mengabaikan
konflik sehingga kesepakatan di kedua belah pihak tidak tercapai.
2. Competing/Bersaing. Negosiator yang menunjukkan gaya ini merupakan
orang yang ingin mendominasi proses negosiasi dan berorientasi pada hasil,
percaya diri, tegas, menggunakan kekuasaan untuk memenangkan konflik,
dan memastikan salah satu pihak akan memenangkan konflik.
3. Accomodating/Mengakomodasi. Negosiator yang menunjukan gaya ini
merupakan orang yang membuat upaya untuk menjaga hubungan dengan
pihak lain, mengecilkan perbedaan, dan mengalah untuk mengakomodasi
kepentingan bersama agar mencapai kesepakatan bersama.
4. Collaborating/Kolaborasi. Negosiator yang menunjukan gaya ini merupakan
orang yang berprilaku ingin mendominasi proses negosiasi, terbuka dan jujur
untuk menciptakan kesepakatan dan mencari solusi yang saling memuaskan
kedua belah pihak. Gaya ini biasanya memiliki sifat yang responsive dan
lebih berorientasi pada hasil akhir.
5. Compromising/Berkompromi. Negosiator yang menunjukan gaya ini
merupakan orang yang memiliki tujuan untuk menemukan jalan tengah,
menyisihkan perbedaan, sering terlibat dalam memberi dan menerima
pengorbanan, dan menerima kepuasan untuk mencapai kebutuhan kedua
belah pihak
Ada beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya kerja sama, tetapi juga ada
beberapa hal yang dapat mengganggu kerja sama, Agar terjalin kerjasama yang
mantap dalam suatu kelompok, sehingga mampu memecahkan masalah yang
sedang dihadapi, ada beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya
kerjasama tersebut, antara lain :
a. Masing-masing pihak harus sadar dan mengakui kemampuan masing-
masing
b. Masing-masing pihak harus mengerti dan memahami akan masalah yang
dihadapi
c. Masing-masing pihak yang bekerjasama perlu berkomunikasi
d. Pihak-pihak yang bekerjasama perlu mengerti kesulitan dan kelemahan
orang lain.
e. Perlu adanya pengaturan, yaitu koordinasi yang mantap
f. Adanya keterbukaan dan kepercayaan
g. Melibatkan orang lain
Berdasarkan studi pustaka, gaya negosiasi seorang manajer proyek
dibagi menjadi 5 (lima) faktor, yaitu, menghindar (avoiding), bersaing
(competing), mengakomodasi (accodating), berkolaborasi (collaborating), dan
berkompromi (compromising). Sedangkan hasil negosiasi dibedakan menjadi 7
(tujuh), yaitu terpecahkannya masalah (problem solving), meningkatnya konflik
(conflict escalation), memburuknya hubungan (relationship deterioration),
kelambanan penyelesaian konflik (inaction), ketidaksetujuan lebih lanjut (further
disagreement), terpeliharanya hubungan (relationship maintained), dan
menurunnya konflik (conflct reduction)
Kerja sama parlemen membutuhkan keterbukaan dan transparansi.
Dan untuk menciptakan keterbukaan, semua anggota organisasi atau kelompok
harus mampu berkomunikasi dan berkomunikasi. Komunikasi bukan hanya
tentang berbicara, tetapi bagaimana seseorang atau komunikator
mengungkapkan pendapat dan gagasannya kepada orang lain agar orang lain
mau menerima pendapatnya.
Kemampuan negosiasi untuk membangun kerjasama dengan instansi
atau organisasi lain diuraikan berdasarkan tahap negosiasi terdiri dari eksplorasi,
penawaran serta tawar-menawar, penyelesaian, dan pengesahan. Informan
penelitian menjalin kerjasama dengan pihak lain bertujuan untuk memperluas
hubungan kerjasama. Kedua belah pihak mengadakan pertemuan dan
membicarakan hendak melakukan kerjasama. Hal ini sesuai dengan teori
pertukaran sosial dimana dalam negosiasi terdapat unsur ganjaran, di antara
pihak yang bernegosiasi saling memberi dan menerima, memperoleh manfaat
dari kerjasama yang dibangun, dan menghasilkan keuntungan bersama.
Kedua belah pihak memahami bahwa yang lain adalah pasar potensial
untuk bisnis mereka dan sebaliknya. Proses pemahaman ini dicapai ketika para
pihak memperjelas posisi mereka dalam negosiasi. Pilihan lain adalah
melakukan penelitian sebelumnya untuk mendapatkan informasi tentang
negosiator.
Mengumpulkan lebih banyak informasi sebelum aktivitas tawar-menawar
terjadi, memberi negosiator peluang menang yang lebih baik. Semakin banyak
informasi yang kita miliki, semakin baik alternatif yang dapat kita ciptakan.
Menurut Jackman (2005), "penelitian merupakan faktor yang sangat penting
untuk menjadi negosiator yang sukses." Penelitian yang cermat dan teliti
memperkuat kredibilitas renegosiasi dan memperluas pengetahuannya.
KESIMPULAN:

Kemampuan bernegosiasi untuk menjalin kerjasama dengan otoritas atau


organisasi lain digambarkan berdasarkan tahapan negosiasi yang terdiri dari
eksplorasi, penawaran dan negosiasi, penyelesaian dan ratifikasi. Informan
penelitian bekerja sama dengan pihak lain untuk membangun kemitraan. Kedua
belah pihak bertemu untuk membahas kerja sama
Ketika semua anggota tim atau kelompok dalam suatu organisasi atau
bisnis memahami pentingnya kolaborasi, kolaborasi antar departemen atau unit
kerja akan berhasil dan lancar, sehingga lebih mudah untuk mencapai program
yang direncanakan. Ketika setiap anggota tim atau kelompok memiliki energi dan
potensi yang besar, mereka bersatu menjadi kekuatan yang mengesankan.
Tidak ada egoisme lintas sektoral antar disiplin, lintas sektor, atau unit kerja, dan
tidak ada keinginan masing-masing pihak untuk menonjol.
Untuk membangun kerjasama kelompok, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan antara lain, membangun rasa saling percaya, saling pengertian,
keterbukaan, kejujuran dan keberanian, membangun komunikasi, realisasi diri,
motivasi, saling ketergantungan dan lain sebagainya
Tidak ada organisasi atau perusahaan yang sukses karena “superman”,
tetapi sebagian besar organisasi atau perusahaan akan berjaya karena adanya
“superteam”. Semua kekuatan diarahkan untuk terwujudnya visi, misi dan
strategi organisasi atau perusahaan, tercapainya kinerja yang optimal yang akan
mendukung kesejahteraan seluruh anggota tim atau kelompok dalam organisasi
atau perusahaan.
kemampuan negosiasi bisnis untuk membangun kerjasama diperoleh
dengan bernegosiasi berdasarkan tahap-tahapnya. Dalam tahap eksplorasi,
perlu memahami tuntutan pihak lain. Negosiator memiliki karakteristik personal
yang baik dalam melakukan tawar-menawar terhadap penawaran dari pihak lain.
Kedua, memiliki kemampuan negosiasi bisnis dalam bersaing dengan
pengusaha lain. Hal itu ditemukan bahwa mereka memiliki karakteristik personal
yang berani menggali lebih banyak informasi, sabar untuk bertahan lebih lama
dari negosiator lawan, dan bersedia menjadi pendengar yang baik.

SARAN :

Review berikutnya dapat diteliti lebih mendalam mengenai gaya kerja sama tim
dan negosiasi terhadap hasil yang dilakukan oleh organisasi. Untuk penelitian
sejenis dapat melengkapi faktor-faktor dan hasil kerjasa sama tim dan
negosiasi yang lebih lengkap lagi, agar gaya Kerjasama tim dan negosiasi
dapat dijelaskan dengan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Setiyanti, S.W. 2012. Membangun Kerjasama Tim (Kelompok). Jurnal Stie


Semarang, 2(3): 59-65.
Ardana, I.K., Mujiati, N.W., Utama, I.W.M. 2012, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta
Scott, Bill. 1993. Strategi dan Teknik Negosiasi. Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Presstindo. Schoonmaker,
Dawson, Roger. 2004. Secret of Power Negotiating; Rahasia Sukses Seorang
Negosiator Ulung.C. Louis Novianto (penerjemah). Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Ramdoni, R.A. 2020. Optimalisasi Kerjasama Pelatihan melalui Teknik Negosiasi
yang Tepat. Jurnal AgriWidya, 1(1): 85-92.
Alan N. 1993. Langkah-Langkah Memenangkan Negosiasi, Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta. Sujana, Asep. 2004. Retail Negotiator
Guidance:Menyingkap Rahasia Sukses Global Retailer. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai