Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperolah hasil sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kompos Hari ke-2, ke-4, dan ke-6.
Pengamatan Ke- Parameter Pengamatan

Warna Aroma Suhu Tekstur


1 Hijau

Kecoklatan Fermentasi Panas Kasar

2 Hijau Fermentasi Panas Kasar


Kecoklatan

3 Hijau Fermentasi Panas Kasar


Kecoklatan

4 - - - -
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pupuk kompos dilihat dari warna, warna
yang diamati pada pengamatan pertama dan kedua warna kompos masih masih
berwarna hijau kecoklatan, itu tandanya masih belum terjadi penguraian
mikroorganisme yang hidup, pada pengamatan keempat kompos masih
berwarna tetap sama yaitu hijau kecoklatan, apabila kompos yang dibuat
didiamkan beberapa hari lagi mungkin masih bisa matang. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Paradipta (2021) bahwa, kompos yang sudah matang
coklat kehitaman (gelap) menyerupai tanah, sedangkan Kompos yang gagal
adalah kompos yang belum cukup mengalami lapukan dan dicirikan oleh
warna yang tetap sama dengan warna bahan pembentuknya.
Berdasarkan pengamatan pupuk kompos dilihat dari aromanya, pada
praraktikum yang d i lakukan pada hari pertama dan terakhir aromanya tetap
sama yaitu berbau fermentasi hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan
aroma, hal tersebut sesuai dengan pendapat Prihandini dan Purwanto (2017)
bahwa, bau atau aroma yang dihasilkan pada proses pengomposan merupakan
suatu tanda bahwa terjadi aktivitas dekomposisi bahan oleh mikroba. Kompos
y a n g berbau khas fermentasi, kering, dingin, dan ditumbuhi jamur berwarna
putih, maka pembuatan kompos dianggap gagal.
Berdasarkan pengamatan pupuk kompos dilihat dari suhunya, pengamatan
di hari pertama hingga kekeempat suhu yang di rasakan ketika disentuh tetap
panas, pengomposan mempunyai pengaruh baik karena mampu menurunkan
bakteri patogen (mikroba/gulma), hal ini sesuai dengan pendapat Rezki (2017)
bahwa, suhu merupakan penentu dalam aktivitas pengomposan. Proses
pengomposan akan berjalan dalam empat fase, yaitu fase mesofilik, termofilik,
pendinginan dan pematangan. Suhu dalam proses pengomposan berkisar kurang
dari 20 ̊ C, maka kompos dinyatakan gagal sehingga harus diulang kembali
dan kisaran temperatur ideal tumpukan kompos adalah 55-65 C.
Berdasarkan pengamatan pupuk komos dilihat dari tekstur pengomposan
yang diamati, saat hari pertama tekstur kompos tetap kasar terutama pada
cacahan enceng gondok sampai hari terakhir dan pada hari kedua pengamatan
mulai terdapat belatung yang hidup karena basah pada dikompos. Hal ini sesuai
dengan pendapat Manalu dan Rasidah (2021) bahwa, gundukan kompos
enceng gondok yang bersentuhan langsung dengan tanah terlihat basah.
Tekstur kasar pada kompos dikarenakan sampah belum terdekomposisi
sempurna oleh bakteri, keadaan ini dapat menyebabkan kompos yang dihasilkan
tidak dalam kondisi kering atau proses pengomposan gagal.

Anda mungkin juga menyukai