Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Upaya pemanfaatan limbah perkebunan sebagai pakan merupakan kajian
penting yang harus diperbaiki kualitas dari kandungan nutrien tersebut dari waktu ke
waktu. Hal berkaitan erat dengan tata cara pengolahan limbah perkebunan agar
kandungan nutriennya meningkat. Salah satu limbah perkebunan yang dapat
dimanfaatkan adalah limbah perkebunan kopi. Pengolahan limbah perkebunan kopi
arabika (Coffea arabica) yang banyak tersebar di wilayah pulau Jawa merupakan
salah satu sumber yang dapat dijadikan bahan pakan alternatif. Penggunaan limbah
kopi dengan kulit kopi ini dapat dipakai sebagai campuran konsentrat pakan
ruminansia kecil seperti domba dan kambing serta campuran ransum unggas.
Pemberian dengan batasan yang sesuai akan memberikan manfaat seperti menekan
biaya pakan dan menunjang laju pertumbuhan ternak. Kulit kopi merupakan salah satu
alternatif untuk mengatasi masalah pakan. Menurut data Deptan (2011), produksi kopi
nasional mencapai sekitar 687 ribu ton per tahun. Limbah kopi atau sering disebut
juga kulit kopi terdiri atas kulit dan daging buah yang memiliki proporsi 48% dari berat
total buah kopi. Apabila ditinjau dari kandungannya, nutrien yang dimiliki limbah kopi
tidak menunjang dalam asupan pakan berkualitas baik, karena kandungan proteinnya
yang rendah. Upaya untuk meningkatkan kualitas nutrien kulit kopi dapat dilakukan
dengan cara pengolahan, yaitu dengan cara fermentasi menggunakan jasa mikroba
sehingga dapat meningkatkan kandungan protein kasar, menurunkan kandungan
serat kasar dan meningkatkan kecernaan bahan pakan. Pengolahan bahan pakan
secara fermentasi dapat tercapai dengan bantuan aktifitas mikroorganisme dapat
menghasilkan enzim untuk merombak bahan-bahan organik kompleks menjadi
sederhana.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas fisik dan kandungan nutrisi dari fermentasi kulit kopi dengan
kapang Trichoderma sp?
1.3. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kualitas fisik dan kandungan nutrisi dari fermentasi kulit kopi dengan
kapang Trichoderma sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Morfologi Trichorderma sp.


Jamur Trichoderma sp. Jamur tanah merupakan salah satu golongan yang
penting dari golongan populasi tanah yang tersebar secara luas. Bentuk-bentuk
tertentu merupakan karakteristik dari suatu tipe tanah sebagai medium bagi
perkembang biakannya. Trichoderma sp. merupakan salah satu jamur dari sekian
banyak genus dan spesies jamur tanah (Supiandi, 1999). Sistematika dari jamur
Trichoderma adalah sebagai berikut :

Kingdom : Fungi
Filum : Deutromycota
Klas : Deutromycetes (imperfek fungi)
Subklas : Deuteromycetidae
Ordo : Moniliales
Famili : Moniliaceae
Genus : Trichoderma
Spesies : Trichoderma sp

Trichoderma ini memiliki 88 spesies yang ditentukan dengan karakterisasi


molekuler (Druzhinina dan Kubicek, 2005). Jamur Trichoderma sp. memiliki ciri
morfologi sebagai berikut: miselium bersepta, konidioforanya bercabang dengan arah
yang berlawanan, konidianya berbentuk bulat atau oval dan satu sel melekat satu
sama lain, wama hijau terang (Devi dkk., 2000). Setelah konidia atau tubuh buahnya
terbentuk maka jamur ini akan terlihat berwama hijau kebiruan. Konidia tersebut
mempakan sel tunggal yang berbentuk oval yang saling melekat satu sama lain
sehingga membentuk suatu kimipulan pada ujung konidiofora. Koloni fungi ini mudah
dikenali dengan pertumbuhan yang cepat dan matang pada pertumbuhan 5 hari. Pada
umumnya fungi ini memiliki aroma yang khas yaitu bau kelapa dan beberapa isolat
dari spesies ini dapat mengubah wama medium. Pembahan wama disebabkan oleh
pigmentasi fialid yang mengeluarkan wama kuning, hijau terang dan hijau (Devi dkk.,
2000)
2.2. Syarat Tumbuh Trichoderma sp.

Pertumbuhan jamur Trichoderma sp. sangat dipengaruhi oleh temperatur dan


pH. Pertumbuhan optimum jamur Trichoderma viride pada temperatur 20-28 "C dan
pH optimumnya berkisar antara 4,5 - 5,5. Sedangkan Trichoderma harzianum
pertumbuhan optimumnya pada temperatur 15 - 35°C dan pH optimumnya berkisar
antara 3,7 - 4,7 (Domsch dkk., 1980)

2.3. Aplikasi Fermentasi dengan Trichoderma sp.


Fermentasi adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan enzim
dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi
kimia lainnya, sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik dengan
menghasilkan produk tertentu dan menyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan
tersebut. Proses fermentasi bahan pangan oleh mikroorganisme menyebabkan
perubahanperubahan yang menguntungkan seperti memperbaiki mutu bahan pakan
baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya. Produk
fermentasi biasanya mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi daripada bahan aslinya
karena adanya enzim yang dihasilkan dari mikroba itu sendiri (Winarno dan Fardiaz,
1989).
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian pembuatan fermentasi limbah kulit kopi dilaksanakan pada tanggal
….. di Labolatorium Nutrisi dan Pakan Ternak Politeknik Pembangunan Pertanian
Malang dan analisis kandungan nutrisi limbah kulit kopi dilaksanakan di Labolatorium
Sentral Universitas Muhammadiyah Malang.
3.2. Materi
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum antara lain
1. Timbangan digital
2. Timbangan duduk
3. Gelas ukur
4. Nampan
5. Gembor
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum antara lain:
1. Limbah Kulit Kopi (5 kg)
2. Air (30% dari kulit kopi)
3. Molasses (10% dari air)
4. KapangTrichoderma sp. (1% dari molasses)
3.3.Metode
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan pakan fermentasi kulit kopi yaitu
sebagai berikut
1. Siapkan limbah kulit kopi
2. Basahi kulit kopi dengan kelembapan sekitar 60 – 70% dengan 9 liter air
3. Buatlah larutan yang terdiri dari kapang Trichoderma sp, molases, dan air dengan
mencampurkan air 1.5 L, molasses 150 ml, trichoderma 1,5 gr. Kemudian aduk hingga
homogen dan diamkan selama 15 menit.
4. Percikan larutan tersebut pada limbah kulit kopi sampai tercampur rata
5. Masukkan kulit kopi pada plastik, dan tutup rapat plastik secara manual
6. Simpan selama 7 hari dan hindarkan dari sinar matahari.
3.4. Metode Pengamatan
Metode yang digunakan untuk mengamati hasil fermentasi adalah dengan uji
kualitas fisik atau uji organoleptik dan Analisis Proksimat . Uji organoleptic dilakukan
dengan menggunakan panca indera yang terdiri dari 4 yaitu:
- Melihat Kemasannya, tampilan fisik banyak sedikitnya.
- Meraba Lembab, kering, halus, kasar, panas.
- Mencium Segar, tengik, asam dan lain-lain .
- Merasakan : Asin, tawar. asam dan lain-lain .

Hasil fermentasi menunjukkan perbedaan karakteristik dengan standar kualitas


fermentasi dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Cek Kualitas Fermentasi


No Uraian Kualitas
I II III IV
1. Warna Kuning Kecoklatan Coklat Coklat gelap Gelap
2. Aroma Asam segar Asam Sedikit asam Busuk
3. Tekstur Sangat kasar Kasar Sedikit kasar Halus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

1. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik hasil fermentasi merupakan penampakan yang menunjukan kualitas
dari hasil fermentasi yang dilakukan dengan melalui pengamatan fisik. Berdasarkan
hasil dari fermentasi limbah kulit kopi yang difermentasidengan kapang Trichoderma
sp, dengan konsentrasi yang berbeda menunjukan karakteristik fisik seperti pada
Tabel 2.

Tabel 2. Tabel Hasil Uji Organoleptik Fermentas Limbah Kulit Kopi


NO ULANGAN Kualitas
Warna Aroma Tekstur pH
1. P1 2 1 2 4
2. P2 2 1 2 4
3. P3 3 1 1 5
4. P4 1 1 3 4
5. P5 3 2 2 5
6. P6 2 1 2 4
7. P7 2 1 2 5
8. P8 4 2 3 6
9. P9 2 1 2 5
10. P10 2 3 2 5
11. P11 1 1 2 5
Deptan. 2012. Populasi Kerbau Tahun 2011. Diakses pada http://www.deptan.go.id/new
s/detail.php.id [23 Januari 2019].
Domsch, K.H.; Gams, W.; Anderson, T.-H. 1980. Compendium of soil fungi. 1:1-860
Supiandi, J. 1999. Produksi enzim kitinase dan selulase Trichoderma sp. isolat
perkebunan lada di Lampung. Skripsi-Sl. Jurusan Kimia FMIPA-UR,
Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai