Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jombang adalah sebuah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi

Jawa Timur.Dengan luas wilayah 1.159,50 km. Sedikitnya 42% lahan di Jombang

digunakan sebagai area persawahan. Lokasi ini ditanamai tanaman padi serta

palawija seperti jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu.

Komoditas andalan tanaman pangan Kabupaten Jombang di tingkat provinsi

adalah padi, jagung, kacang kedelai dan ubi kayu.

Pemanfaatan utama areal persawahan adalah untuk menghasilkan komoditi

pangan terutama tanaman padi. Besarnya produksi padi telah menempatkan

Jombang sebagai daerah swasembada beras di provinsi Jawa Timur. Daya dukung

tanaman padi sebagai sumber bahan baku pakan ternak cukup besar. Beberapa

limbah yang dikeluarkan dari usaha tanaman padi diantaranya jerami yang

besarnya mencapai 100% dari produksi gabah, bekatul 1,5%, dedak kasar 4%

dan dedak halus 2,5% dan sekam 24%. Limbah yang dihasilkan dari tanaman

padi dapat digunakan secara keseluruhan. Jerami dapat digunakan sebagai

pupuk atau pakan ternak, sekam untuk litter, dedak dan bekatul untuk pakan

ternak dan merang sebagai media pertumbuhan jamur. Jerami melalui teknologi

pengolahan yang tepat dapat menjadi sumber pakan yang berlimpah bagi ternak.

Potensi fisik jerami yang sangat besar belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Pemanfaatan jerami sebagian besar dibakar (37%) untuk pupuk, dijadikan alas

kandang (36%) yang kemudian dijadikan kompos dan hanya sekitar 15% sampai

22% yang digunakan sebagai pakan ternak. Kendala utama penggunaan jerami

sebagai bahan pakan ternak adalah kecernaan (45-50%) dan protein (3-5%)

yang rendah.
Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia (sapi,

kerbau, kambing dan domba). Untuk meningkatan produksi perlu penyediaan

hijauan pakan yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya.

Hijauan pakan ternak yang umum diberikan untuk ternak ruminansia adalah

rumput-rumputan yang berasal dari padang penggembalaan atau kebun rumput,

tegalan, pematang serta pinggiran jalan.

1.2 Tujuan

1. Mengenalkan pada para petani dan masyarakat bahwa limbah jerami padi
dapat dijadikan pakan ternak bernutrisi.

2. Mengenalkan limbah jerami padi dengan pengolahan fermentasi.

3. Memberikan penyuluhan pemahaman pengolahan limbah jerami padi


untuk menghemat biaya pakan.

4. Mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau.

1.3 Manfaat

1. Membuka wawasan masyarakat, khususnya petani peternak untuk


melakukan inovasi pakan fermentasi dalam pengolahan limbah jerami
padi.

2. Mampu mengurangi polusi dan pencemaran.

3. Menumbuh kembangkan kreativitas mahasiswa sekaligus jiwa kepedulian


terhadap masyarakat.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Judul Pemanfaatan Limbah Pertanian Jerami Sebagai Pakan Ternak

Tujuan Dapat menjelaskan, mengetahui, dan meningkatkan,keterampilan


peternak tentang pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan
ternak.

Metode 1. Ceramah

2. Diskusi

3. Demonstrasi
Media 1.Media cetak (poster)

2. Peta Singkap

3. Power Point
Tempat Jombang, Jawa Timur

Pelaksanaan
Waktu 90 Menit
Sasaran 1. Petani

2. Masyarakat

3. Peternak
Alat Bantu
Pokok
No Uraian Kegiatan Waktu Keterangan
Kegiatan
1. Perkenalan

1. Pembukaan 2. Maksud dan 5 menit


Tujuan
1. Pengertian dan
manfaat
fermentasi
jerami padi 10 menit
sebagai pakan
ternak

2. Kesediaan
peternak
2. dalam
Isi / materi 10 menit
membuat
fermentasi
jerami.

3. Cara membuat
fermentasi
35 menit
jerami.
3. Diskusi 1. Tanya Jawab 20 menit
1. Kesimpulan 10 enit
hasil
pemyuluhan
4. Penutup
2. Penutup
penyuluhan

1. Pengertian dan Manfaat Fermentasi Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak.

Jerami adalah bagian batang tumbuhan yang setelah dipanen bulir-bulir


buahnya baik bersama tangkainya atau tidak dikurangi dengan akar dan sisa
batang yang disabit dan masih tegak dipermukaan tanah. Produksi jerami padi
bervariasi yaitu dapat mencapai l2- 15 ton per hektar satu kali panen, atau 4-5
ton bahan kering tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang
digunakan. Jerami padi dihasilkan 1-2 kali di daerah kering, dan sebagian
petani masih membiarkannya tertumpuk pada lahan sawah sampai datangnya
musim tanam kembali.

Jerami padi melimpah selama musim hujan, namun langka pada musim
kemarau. Jumlahnya cukup besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan,
potensinya sebagai salah satu sumber makanan ternak memang memiliki nulai
nutrisi yang relatif rendah.

Fermentasi adalah suatu cara pengawetan yang menggunakan mikrobia


tertentu untuk menghasilkan asam atau komponen lainnya yang dapat
menghambat mikrobia perusak lainnya. Cara melakukan fermentasi adalah
dengan menambahkan bahan yang mengandung mikrobia proteolitik, lignolitik,
selulolitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik. Mikrobia tersebut
kita kenal dengan sebutan probiotik. Campuran berbagai mikro organisme
tersebut berguna untuk mempercepat proses pemecahan serat jerami padi,
sehingga mudah dicerna oleh ternak.

Jika dibandingkan dengan rumput maka daya cerna jerami padi lebih
lambat. Yang dimaksud daya cerna adalah lamanya makanan berada dalam
saluran pencernaan sejak mulai masuk dari mulut sampai keluar melalui anus.
Untuk jerami padi waktu cerna dapat mencapai 5-12 hari, sedangkan rumput
hanya 2-3 hari saja. Semakin cepat waktu cernanya maka ternak makin mudah
lapar lagi dan akan mengkonsumsi makanan lebih banyak. Sebaliknya makin
lambat proses pencernaan maka hewan juga akan membutuhkan waktu yang
lama untuk lapar kembali sehingga menyebabkan jumlah pakan yang dikonsumsi
lebih sedikit. Ditambah lagi nilai nutrisi jerami yang relatif rendah menyebabkan
nutrisi yang masuk ke tubuh ternak juga sedikit dan ternak menjadi kekurangan
nutrisi.

Penghambat daya cerna pada jerami adalah kandungan lignin, silika dan
kutin yang relatif tinggi karena jerami adalah tanaman yang sudah tua dan telah
melewati fase generatif (sudah berbuah). Namun potensi jerami sebagai sumber
energi cukup baik. Pengolahan dan Pengawetan jerami merupakan upaya untuk
dapat meningkatkan daya cerna dan mempertahanakan kualitas selama mungkin
selama penyimpanan. Jerami bisa disimpan dan diawetkan dengan cara
pengeringan (haylage) dan silage.

No Kandungan Persentase (%)


1 Protein Kasar 3,6 %
2 Lemak 1,3 %
3 Abu 16,4 %
4 BETN 41,6 %
5 Serat Kasar 32 %
6 Lignin 4,9 %
7 Silicia 13,5 %
8 P 0,10 %
9 Ca 0,24 %
Sumber : TPUPM

2. Kesediaan Peternak dalam Membuat Fermentasi Jerami.

3. Cara Pembuatan Fermentasi Jerami.

1. Bahan

-Jerami : 1 Ton

- Urea : 6 kg

- Starbo atau bahan sejenisnya : 6kg


- Air : Secukupnya

2. Tempat

-Terdapat atapnya

-Terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.

3. Cara Pembuatan

a. Jerami kering panen dilayukan selama 1 hari untuk mendapatkan kadar air
mendekati 60%, dengan tanda-tanda jerami kita remas, apabila air tidak menetes
tetapi tangan kita basah berarti kadar air mendekati 60%.

b. Jerami yang sudah dilayukan tersebut dipindahkan ke tempat pembuatan


dengan cara ditumpuk setebal 20-30 cm (boleh diinjak-injak) kemudian
ditaburkan urea, bahan pemacu mikroorganisme (starbio atau bahan sejenis)
dan air secukupnya kemudian ditumpuk lagi jerami seperti cara di atas sehingga
mencapai ketinggian 1,5 m.

c. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari (tidak perlu dibolak-balik).

d. Setelah 21 hari tumpukan jerami dibongkar lalu diangin-anginkan atau


dikeringkan.

e. Jerami siap diberikan pada ternak atau kita stok digudang.

Hasil fermentasi jerami yang baik ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Baunya agak harum

2. Warnanya kuning sedikit kecoklatan

3. Teksturnya lemes (tidak kaku)

4. Tidak busuk dan tidak berjemur.


Kesimpulan :

Penyuluhan pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak baik


sapi, kambing, domba maupun kerbau dilakukan dengan mengumpulkan
masyarakat desa setempat di kantor kelurahan atau balai desa. Penyuluhan
diawali dengan perkenalan dan penyampaian materi aplikatif oleh pembicara
kepada masyarakat desa setempat tentang pemanfaatan limbah pertanian
sebagai pakan ternak. Acara ini dikemas dalam bentuk dialog interaktif antara
masyarakat dengan pembicara dan mahasiswa. Sasaran utama penyuluhan ini
adalah masyarakat yang memiliki ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, domba,
dan kambing. Media penyuluhan yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi,
dan diskusi.

Daftar Pustaka

https://kknmcintaratu2012.wordpress.com/2012/07/17/pemanfaatan-limbah-
pertanian-sebagai-pakan-ternak/

https://putridamayantik.wordpress.com/2015/01/12/lembar-persiapan-menyuluh/
http://materi-penyuluhan-copas.blogspot.co.id/2014/05/limbah-pertanian-untuk-
pakan-ternak.html

http://www.infoagribisnis.com/2014/10/pakan-ternak-2/

Anda mungkin juga menyukai