Anda di halaman 1dari 8

Disusun Oleh :

Dionysius Priyanto

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

TAHUN AJARAN 2017/2018


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pupuk merupakan bagian penting dari pertanian. Pupuk adalah material yang

ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara

yang diperlukan oleh tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.

Berbagai macam pupuk telah dikenal oleh masyarakat seperti pupuk kompos,

pupuk organik, pupuk kandang, pupuk kimia, pupuk bokasi dan pupuk lainnya.

Pupuk bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan

starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik,

biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikro organisme dan sekam

padi. Pupuk organik ini pertama kali dipopulerkan di Negara Jepang, dan banyak

diterapkan di negara negara lainnya termasuk Indonesia karena kecepatan

dalam kematangan fermentasi yang sangat unggul. Pembuatan pupuk bokashi

biasanya berbahan dasar sampah organik, kotoran ternak maupun jerami.

Pupuk bokashi selain bisa digunakan sebagai pupum untuk tanaman, juga dapat

dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pembuatan bokasi sangat perlu diterapkan,

karena merupakan salah satu teknologi tepat guna dengan biaya yang terjangkau

serta mudah untuk proses pembuatannya dengan memanfaatkan limbah-limbah


ternak. Pemanfaatan limbah tersebut selain sebagai salah satu cara menjaga

lingkungan, juga sebagai cara untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pengaplikasian pupuk bokashi?

2. Apa manfaat pupuk bokashi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara pengaplikasian pupuk bokashi.

2. Mengetahui manfaat pupuk bokashi.


BAB II

PEMBAHASAN

Pupuk bokashi adalah pupuk yang dibuat dengan proses pengom-posan


menggunakan EM4. Keuntungan dalam penggunaan EM4 adalah pupuk organik
dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara
konvensional. EM4 mengandunga ragi, bakteri fotosintetik, jamur Lactobacillus
sp, dan lain-lainnya.
Pupuk bokasi kotoran sapi (Pupuk kandang)
Kotoran sapi merupakan salah satu limbah yang memiliki kandungan nitrogen,
pottasium, dan materi serat yang tinggi, maka kotoran sapi sangat cocok sebagai
bahan baku pembuatan pupuk bokashi ini. Pengamatan dilakukan selama 3 hari
sekali selama jangka waktu 2 minggu. Pada pengamatan pertama, belum ada
perubahan yang signifikan yang dapat ditemukan.
Pengamatan kedua, terjadi perubahan yang signifikan dari pH yang semakin
meningkat dan bau pupuk yang semakin menyengat. Hal ini terjadi akibat dari
kekurangan udara didalam kantong palstik, sehingga akan mengakibatka
munculnya gas metan yang membuat pupuk menjadi semakin berbau. Selain itu,
warna pupuk menjadi semakin hitam dan suhu yang semakin menurun. Hal ini
menunjukkan bahwa mulai terjadinya proses fermentasi dan pembusukan.
Pengamatan ketiga, terjadi perubahan pada tekstur pupuk yang semakin lunak dan
suhu yang semakin meningkat drastis. Perubahan tekstur ini menunjukkan bahwa
EM4 pada pupuk sudah mulai bekerja dengan baik. Sementara, perubahan suhu
yang sangat drastis ini (27C 37,8C) diakibatkan karena perbedaan waktu pada
saat pengamatan kedua dan ketiga, pengamatan kedua dilaksanakan pada sore hari
dengan cuaca yang hangat, sementara pengamatan ketiga dilakukan pada pagi hari
dengan cuaca yang masih dingin.
Pengamatan 4, perubahan pH sebesar 6, tekstur, warna yang semakin hitam pekat
dan suhu yang semakin menurun sebesar 32 C menandakan bahwa pupuk bokashi
kotoran sapi dikatakan berhasil. Keberhasilan dalam pembuatan pupuk bokashi ini
ditandai dengan menurunnya suhu dan pH dan berubahnya tekstur dan warna yang
signifikan.
Pupuk bokashi sayuran organik
Pembuatan pupuk bokashi sayuran organik ini hanya menggu-nakan sayuran-
sayuran yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Kandungan pada sayuran-sayuran ini
menjadi salah satu alasan untuk proses pembuatan pupuk bokashi. Pengamatan
dilakukan 3 hari sekali selama 2 minggu.
Pengamatan pertama, belum ada perubahan yang signifikan yang ditemukan. Bau
dari pupuk bokashi ini sangat menyengat dibandingkan dengan pupuk yang
lainnya. Hal tersebut dapat diakibatkan karena struktur sayuran yang mudah hancur
atau membusuk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Pengamatan kedua, adanya perubahan dari semua item. Perubahan tersebut yaitu
pH yang semakin tinggi (5-6,5), tekstur yang semakin lembek, warna yang
semakin kecoklatan, suhu yang semakin turun drastis (32C - 28C) , dan bau yang
semakin menyengat. Hal tersebut menunjukkan bahwa EM4/mikroorganisme
mulai bereaksi dengan kandungan pupuk.
Pengamatan ketiga, terjadi perubahan yang sangat kentara pada warna pupuk yang
semakin berwarna hitam, dan suhu yang naik secara drastis (28C-35,1C).
Perubahan suhu ini diakibatkan karena perbedaan waktu dalam proses pengamatan.
Perbedaan waktu ini sangat mempengaruhi proses penilaian suhu, karena setiap
waktu memiliki suhu yang berbeda-beda.
Pengamatan ketiga ini ditemukan adanya belatung didalam pupuk. Hal tersebut,
diakibatkan karena pupuk kurang tertutup dengan rapat dan daerah sekitar pupuk
yang lembab. Perubahan suhu yang semakin menurun pada pengamatan sebelum
juga menjadi salah satu indikator penyebanya, akibatnya belatung bisa masuk
kedalam pupuk dan berkembang biak.
Pengamatan keempat mengalami perubahan yang baik. Peruba-han tersebut terjadi
pada tekstur pupuk yang semakin lembek dan berair, suhu pupuk yang semakin
menurun, dan warna pupuk yang semakin menjadi hitam pekat. Namun, pada
pengamatan ini masih ditemukan adanya belatung yang berkembangbiak.
Pupuk bokashi jerami padi
Jerami padi memiliki kandungan unsur hara yang sangat meli-mpah, karena
pemberian pupuk yang dilakukan oleh petani masih tersimpan didalam jerami, oleh
sebab itu, ketika habis panen jerami sebaiknya tidak dibakar, karena dapat
mengakibatkan unsur hara yang terkandung menghilang/menguap. Jerami dapat
dibuat menjadi bahan baku utama dalam pembuatan pupuk bokashi ini.
Pengamatan pupuk jerami ini dilakukan selama 3 hari sekali selama seminggu.
Pengamatan pertama, pupuk jerami belum menunjukan perubahan yang sangat
kentara. pH pada pengamatan pertama ini sebesar 6,5, memiliki tekstur berserat,
berwarna kecoklatan, suhu sebesar 31C dan tidak berbau. Pada pengamatan ini
merupakan patokan untuk pengamatan selanjutnya.
Pengamatan kedua, terjadi beberapa perubahan pada pupuk. Perubahan
tersebut antara lain: pH pupuk yang semakin meningkat (6,5-7,0), warna pupuk
yang semakin coklat, dan suhu yang menurun (31C-28C). Perubahan tersebut
menandakan bahwa mikrooganisme didalam pupuk sudah mulai bereaksi.
Pengamatan ketiga, tekstur pupuk yang mulanya kasar menjadi hancur sedikit,
meskipun tekstur masih terlihat kasar secara umumnya dan warna pupuk yang
semakin coklat gelap. Suhu pupuk kembali mengalami peningkatan yang sangat
drastis (28C-38,3C) sama dengan pupuk lain. Bau pupuk tidak menyengat
diakibatkan karena jerami padi tidak mudah terurai dan tidak memiliki kandungan
air yang banyak seperti sayuran, sehingga jerami padi tidak memiliki bau ketika
sudah terurai.
Pengamatan keempat, terjadi perubahan tekstur agak halus berserat, hal tersebut
dikarenakan serat-serat jerami mulai terurai dan hancur. Suhu pupuk kembali
mengalami penurunan yang sangat siginifikan yaitu 38,3C-21C dan memiliki bau
yang sama yaitu tidak menyengat.

Manfaat pupuk bokashi


Pupuk bokashi memiliki berbagai manfaat yang menguntungkan bagi para petani,
antara lain:
1. Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam.
2. Kandungan hara dalam pupuk bokashi lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk
kompos.
3. Mempercepat pertumbuhan tanaman.
4. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan.
5. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit yang merugikan tanaman.
6. Mampu memperbaiki sifat kimia dan biologis tanah.
7. Menggemburkan tanah dan meningkat aerasi tanah.
Manfaat diatas akan didapatkan oleh para petani dalam budidaya
tanaman dibandingkan dengan pupuk kompos. Sehingga, kesejahteraan para petani
bisa meningkat dengan penggunaan pupuk ini. Pupuk bokashi jelas berbeda dengan
pupuk kompoas, baik itu cara pembuatannya, kandungannya, perlakuan yang
diberikannya dan kandungan yang ada didalamnya yang lebih menguntung-kan
bagi para petani.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pupuk bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat meng-
gunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik,
biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikro organisme dan sekam padi.
Praktikum pada kegiatan ini, membuat 3 jenis bahan baku pupuk bokashi, antara
lain: kotoran sapi, sayuran busuk, dan jerami padi. Ketiga pupuk tersebut
menggunakan bahan yang sama dan diamati 3 hari sekali selama dua minggu.
Pengamatan pertama ketiga pupuk tidak menunjukkan perubahan yang
signifikan, sementara pada pengamatan kedua ketiga pupuk mengalami penurunan
suhu yang diperkirakan diakibatkan oleh perbedaan waktu pengamatan yang
dilakukan. Pengamatan ketiga terdapat belatung pada pupuk bokashi sayuran
organik yang diakibatkan oleh kurang rapat ketika menutup, lembapnya daerah
sekitar, sehingga telur lalat bisa menetas menjadi belatung. Tetapi, kedua pupuk
(Kotoran sapi dan Jerami) tidak mengalami kejanggalan.
Pengamatan keempat semua pupuk sudah siap diaplikasikan. Pupuk
bokashi bisa digunakan setelah 10-12 hari fermentasi, ditandai dengan berubahnya
tekstur, suhu, warna, bau dan pH yang semakin halus dan menurun. Pupuk bokashi
ini memiliki banyak manfaat bagi tanaman, antara lain: meningkatkan hara da
pertumbuhan tanaman, memiliki kandungan hara yang tinggi, mempercepat
pertumbuhan, meningkatkan aktivitas organisme, memperbaiki sifat-sifat tanah,
dan lain-lain.

Saran
Praktikum selanjutnya agar lebih terjadwal dengan baik lagi dan kami
mengharapkan kelengkapan alat-alat praktikum yang nantinya bisa lebih memak-
simalkan pengetahuan dan hasil praktikum yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

. Laporan Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi Kotoran Sapi, Jerami dan Sayuran
Busuk .From http://saranghaeqoutes.blogspot.co.id/2016/12/laporan-praktikum-
pembuatan-pupuk.html

Anda mungkin juga menyukai