Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN KONFLIK

PENGERTIAN

 Konflik (Conflict) => “an


incompatibility between opinions,
principles, etc.” (Oxford, 2000)
 Konflik: Masalah internal & eksternal
yg terjadi sebagai akibat perbedaan
pendapat, nilai, atau keyakinan dari
dua org/lebih (Marquis & Huston,
1998).
 Littlefield (1995): Konflik dpt
dikategorikan sebagai suatu kejadian
atau proses.
PENGERTIAN
 Konflik di organisasi dapat berhubungan dengan
kekuasaan, komunikasi, tujuan individu & organisasi,
ketersediaan sarana, perilaku kompetensi,
kepribadian serta peran yg membingungkan.
 Manajer keperawatan harus memiliki 2 asumsi dasar
mengenai konflik:
- Konflik merupakan kejadian yg tidak dapat
dihindari dalam organisasi
- Jika dikelola dg baik, konflik dpt menghasilkan
kualitas produksi, penyelesaian yg kreatif, &
berdampak terhadap peningkatan & pengembangan
Sebab konflik
1. Komunikasi
-informasi tidak lengkap, tidak dipahami, sulit dimengerti, mendua, gaya individu
manajer yang tidak konsisten
2. Struktur
- perebutan kekuasaan/kepentingan, persaingan untuk memperebutkan
sumber daya yang terbatas, saling ketergantungan antar kelompok
3. Pribadi
- Perbedaan nilai-nilai dan persepsi, emosi
KATEGORI KONFLIK

Konflik dibedakan menjadi 3 jenis:


 Intrapersonal  internal individu.
 Interpersonal  antara dua/lebih
individu  perbedaan nilai, tujuan,
keyakinan.
 Antarkelompok (Intergroup)  antara
dua/lebih kelompok, departemen,
atau organisasi.
Di dalam organisasi, konflik dipandang
sebagai konflik secara vertikal &
horizontal (Marquis & Huston, 1998).
PROSES KONFLIK

Tahapan konflik:
 Konflik laten  tahapan konflik yg terjadi
secara terus-menerus (laten) dalam
organisasi. Mis., keterbatasan staf &
perubahan yg cepat yg memicu
instabilitas organisasi & kualitas produksi
meski terkadang tidak nampak secara
nyata.
 Felt Conflict or affective conflict (Konflik
yg dirasakan)
Konflik terjadi karena adanya rasa
terancam, takut, tidak percaya, dan
marah.
PROSES KONFLIK

 Konflik yg tampak/sengaja
dimunculkan
 untuk tujuan dicari solusi. Tindakan
yang dilakukan mungkin menghindar,
kempetisi, debat atau mencari
penyelesaian konflik. Agresivitas &
kekuatan dapat digunakan individu
dalam menghadapi konflik.
Penyelesaian konflik memerlukan
suatu upaya & strategi untuk mencapai
tujuan organisasi
PROSES KONFLIK

 Konflik “aftermath”
Konflik yg terjadi akibat tidak terselesaikannya konflik
yg pertama. Konflik akan menjadi masalah besar jika
tidak segera diatasi atau dikurangi penyebab konflik
yang utama.
DIAGRAM PROSES KONFLIK
(Marquis & Huston, 1998: 314)

KONFLIK LATEN

Felt Conflict Konflik yg dialami

Konflik yg tampak

Penyelesaian/manajemen konflik

Konflik aftermath
RESOLUSI KONFLIK
(Vestal, 1994)
Pengkajian
 Analisis situasi

1. Identifikasi jenis konflik u/


menentukan waktu yg diperlukan.
2. Validasi semua perkiraan melalui
pengkajian mendalam.
3. Tentukan siapa saja yg terlibat & peran
4. Tentukan apakah situasi dapat
diubah/tidak
RESOLUSI KONFLIK

 Analisis & mematikan isu yg


berkembang
1. Jelaskan masalah & prioritas
fenomena yg terjadi.
2. Tentukan masalah utama yg
menuntut penyelesaian & mulai dari
masalah tersebut.
3. Hindari penyelesaian semua
masalah dalam satu waktu.
 Menyusun tujuan  jelaskan tujuan
spesifik yg akan dicapai
RESOLUSI KONFLIK

Identifikasi
 Mengelola perasaan
 Hindari respons emosional: marah,
dendam, dll. karena setiap individu
mempunyai respons yg berbeda terhadap
kata-kata, ekspresi, & tindakan.
Intervensi
 Masuk pada konflik yg diyakini dapat
diselesaikan dg baik. Identifikasi hasil
positif yg akan terjadi.
 Seleksi metode dan strategi yg paling
tepat untuk menyelesaikan konflik.
STRATEGI RESOLUSI
KONFLIK
 KOMPROMI ATAU NEGOSIASI
- Semua yg terlibat dalam konflik saling menyadari &
sepakat tentang keinginan bersama.
- “Lose-lose solution”  kedua unsur yg terlibat
menyerah & menyepakati keputusan yg dibuat.
- Sering digunakan oleh middle dan top manajer
keperawatan.
 KOMPETISI
- Strategi “win-lose solution”.
- Menekankan bahwa hanya 1 individu yg menang tanpa
mempertimbangkan yg kalah. Akibat negatif 
kemarahan, putus asa, & keinginan u/ perbaikan di
masa mendatang.
STRATEGI RESOLUSI
KONFLIK
 AKOMODASI
- Disebut pula “cooperative” &
berlawanan dengan kompetisi.
- Individu berusaha mengakomodasi
permasalahan & memberi kesempatan
orang lain u/ menang.
- Masalah utama sebenarnya tidak
terselesaikan dan biasanya digunakan
dalam suatu politik untuk merebut
kekuasaan dengan berbagai
konsekuensinya.
STRATEGI RESOLUSI
KONFLIK
 SMOOTHING
- Mengurangi komponen emosional dalam konflik.
- Setiap individu yg terlibat berupaya mencapai
kebersamaan daripada perbedaan dg penuh kesadaran &
introspeksi diri.
- Dapat diterapkan pd konflik ringan.
STRATEGI RESOLUSI
KONFLIK
 Menghindar  strategi ini digunakan bila
ketidaksepakatan membahayakan kedua pihak,
biaya penyelesaian lebih besar, atau memerlukan
org ketiga dalam menyelesaikan masalah atau jika
masalah dpt terselesaikan dg sendirinya.
 Kolaborasi
“WIN-WIN SOLUTION”  kedua unsur menentukan
tujuan bersama & bekerja sama dalam mencapai
suatu tujuan. Tidak akan tercapai jika ada
kompetisi intensif, tidak memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan masalah & tidak ada rasa
percaya (Bowditch & Buono, 1994).
Kasus I

 Dalam ruang rawat inap, terjadi konflik


antara perawat baru dan senior. Perawat
baru sering megeluh dan menyatakan
keberatan atas banyaknya tugas yang
dilimpahkan padanya. Perawat baru
sering bersikap melawan dan menolak
pekerjaan yang diberikan oleh seorang
senior.
 Tahapan proses konflik & jenis konflik?
 Bagaimana strategi penyelesaiannya
Kasus II
 Seorang perawat baru di ruang rawat inap bedah ditugaskan oleh ketua
tim untuk melakukan pemasangan kateter pada pasien dengan stroke.
Perawat pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan sebelumnya
karena gagal melakukan tindakan, sehingga perawat ragu untuk
melakukannya.
 Tahapan proses konflik & jenis konflik?
 Penyelesaian konflik ?
Kasus III

 Seorang ketua tim ruang rawat inap anak, memberi


perintah pada perawat baru untuk melaksanakan tugas.
Ketua tim tidak menjelaskan kapan tugas itu harus
dilakukan dan bagaimana cara melakukan tugas
tersebut, sehingga perawat baru kebingungan.
 Tahapan proses konflik & jenis konflik?
Kasus IV

 Seorang perawat akhir-akhir ini sering tidak hadir, saat


ditanya kepala ruangan perawat menyatakan masih
memberikan asi ekslusif buat bayinya. Perawat
mencintai pekerjaannya, tapi lebih memilih menjadi ibu
yang baik buat anaknya.
 Tahapan proses konflik & jenis konflik?
 Kasus V
Di sebuah ruang rawat inap, ada seorang perawat baru lulusan program sarjana
keperawatan yang tidak menghargai perawat senior lulusan diploma,
melakukan pekerjaan sesuai dengan caranya, dan tidak berbagi dengan tim di
ruangan. Kepala ruangan mempertemukan keduanya dan meminta perawat
baru mengikuti aturan di ruangan, bekerja sama dalam tim dan menghargai
perawat senior.
 strategi penyelesaian masalah ?
 Kasus VI
 Dalam ruang rawat inap, terjadi konflik antara perawat baru dan senior.
Perawat baru sering bersikap melawan dan menolak pekerjaan yang
diberikan oleh seorang senior. Dalam menyelesaikan konflik, kepala ruangan
mempertemukan keduanya, memberi kesempatan menyampaikan masalah
dan keinginan, dan memfasilitasi untuk menentukan tujuan bersama dan
cara bekerja sama untuk mencapai tujuan.
 Strategi penyelesaian konflik?
 Kasus VII
 Seorang perawat di ruang rawat inap, sering dikritik kepala ruangan tanpa
alasan yang jelas. Perawat merasa tidak nyaman, namun merasa tidak ada
gunanya melawan. Maka perawat memilih untuk merasa tidak bermasalah,
namun berusaha untuk tidak bertemu langsung dengan kepala ruangan.
 Strategi penyelesaian konflik?

Anda mungkin juga menyukai