Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KASUS HIDUP

Dicha Fitra Rafinda


UMY/20164011120
dr. IBG. Surya Putra Pidada, Sp. F
I. PENGALAMAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. PB
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal lahir : 10 Desember 1987
Warna negara : Indonesia
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jetis, Bantul
Tanggal masuk RS : 10 Oktober 2017

B. Kronologi Kejadian
1,5 jam SMRS, saat bekerja di pabrik BH di Bantul, saat hendak membetulkan kain di
mesin laminating, tangan kanan pasien tiba-tiba tertarik ke dalam mesin, dan pasien
segera menarik. Saat ditarik, jari telunjuk tangan kanannya tampak kulit jari sudah
terkelupas, berdarah (+) banyak, nyeri (+), tampak tulang (+). Oleh teman, pasien
segera dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Bantul didiagnosis vulnus amputatum
digiti II phalanx proximal-distal manus dextra, dan segera dirawat luka, dipasang
infus RL 20 tpm, injeksi Ceftriaxone 1 gram IV, injeksi Ketorolac kp IV, injeksi
Tetagam IA, dilakukan rontgen manus dextra AP, dan segera dirujuk ke Unit Bedah
Plastik di RSUP Dr. Sardjito.

Di RSS, pasien mendapat IVFD RL 20 tpm, injeksi Ceftriaxone 1 gram/12 jam, injeksi
Ketorolac 30 mg/8 jam, injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam, dilakukan cek lab, rontgen
thorax AP/L, dan segera dilakukan operasi CITO. Diagnosis sebelum dan sesudah
operasi: skin loss, skin degloving digiti II manus dextra. Jari sempat direndam es
sehingga tidak dapat disambung lagi, sehingga dilakukan cangkok selama 4 minggu.

Riw hipertensi (-), DM (-), operasi SC (+) 5 tahun yang lalu.

C. Pemeriksaan Fisik
KU: sedang, CM
Vital Sign
Tekanan Darah : 121/79 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : afebris

Kepala : pupil 3/3, isokor, CA -/-, SI -/-, RC +/+


Thorax : I : simetris, jejas -/-
P : VF ka ki
P : sonor +/+
A : p/ ves +/+, rh -/-, wh -/-
c/ s1s2 reg, bising (-)
Abdomen : I : distended (-), jejas (-)
A : peristaltik (+)
P : tympani
P : NT (-), supel, defans (-), H/L ttb
Extremitas : akral hangat, CRT <2

Status lokalis regio manus dextra


Look : wound expose (+) dasar tendo, bone, dan jaringan ikat, swelling (-), bone
expose digiti II phalanx dextra (+)
Feel : nyeri tekan (+), krepitasi (-)
Move : ROM terbatas karena nyeri, flexi (+), extensi (+)

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
AL 7,76 Hb 9,3 L
AE 4,35 Hmt 33,3 L
AT 290 Netrofil # 7,14
MCV 26,6 L Lymfosit # 5,49 L
MCH 22,8 L Monosit # 0,11 L
MCHC 29,7 L Netrofil % 92,1 H
Goldar O+ Lymfosit % 6,3 L
APTT 21,8 L OT/PT 14 L/20

Pemeriksaan rotgen manus dextra AP

II. MASALAH YANG DIKAJI


Bagaimana membedakan jenis-jenis luka dan tergolong jenis luka apakah pada kasus ini?
III. ANALISIS KASUS
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh akibat kekerasan. Kata
Luka dalam bahasa latin adalah Vulnus. Sehingga biasanya jika sebuah diagnosis
diawali dengan huruf V maka akan berhubungan dengan luka.
Dalam bidang forensik, terdapat cabang keilmuan, yaitu traumatologi, merupakan
ilmu yang mempelajari luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan
(rudapaksa). Berdasarkan sifat dan penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Mekanik
Kekerasan oleh benda tumpul
Kekerasan oleh benda tajam
Tembakan senjata api
2. Fisika
Suhu
Listrik dan petir
Perubahan tekanan udara
Akustik
Radiasi
3. Kimia
Asam atau basa kuat

Berdasarkan sifat dan penyebab luka, jenis-jenis lukanya sebagai berikut:


1. Luka akibat Kekerasan Benda Tumpul
Benda yang dapat mengakibatkan luka ini adalah yang permukaannya tumpul. Luka
yang dapat terjadi, berupa:
a. Memar (kontusio, hematom)
Merupakan suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya
kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul, contohnya
adalah jejas ban mengakibatkan perdarahan tepi atau marginal haemorrhage.
b. Luka lecet (ekskoriasi, abrasi)
Terjadi akibat cedera epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
permukaannya kasar atau runcing, misalnya pada kecelakaan lalu lintas dan
terbentur aspal. Berdasarkan mekanisme terjadinya, luka lecet diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Luka lecet gores (scratch)
Diakibatkan oleh benda runcing, misalnya kuku jari, menyebabkan kulit
epidermis terangkat sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan.
2) Luka lecet serut (graze)
Variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan kulit lebig
lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat tumpukan epitel.
3) Luka lecet tekan (impression, impact abrasion)
Akibat penjejakan benda tumpul pada kulit. Daerah jejas lebih cekung dan
warnanya lebih gelap dari kulit di sekitarnya.
4) Luka lecet geser (friction abrasion)
Akibat tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada
kasus gantung, jerat, dan pecut.
c. Luka terbuka/robek (vulnus laseratum)
Merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit
teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan
terjadi robekan di kulit. Ciri bentuk luka tidak beraturan, tepi tidak rata, tampak
jembatan jaringan antara kedua tepi luka, dasar luka tidak beraturan.
d. Luka akibat Kekerasan Benda Setengah Tajam
Akibat kekerasan benda tumpul yang tepinya rata, misalnya tepi meja,
lempengan besi, gigi, dsb. Contohnya adalah jejas gigit (bite-mark) yang
merupakan luka lecet tekan atau hematom berbentuk garis lengkung terputus-
putus. Luka gigitan umumnya masih baik sampai 3 jam pasca-trauma, setelah
itu dapat berubah bentuk karena elastisitas kulit.
2. Luka akibat Kekerasan Benda Tajam
Benda yang mengakibatkan luka mempunyai sisi tajam, misalnya pisau, golok,
keping kaca, gelas, logam, sembilu, tepi kertas, rumput, dsb. Gambaran luka
umumnya tepi rata, berbentuk garis, tidak ada jembatan jaringan, dasar luka
berbentuk garis atau titik. Luka dapat berupa:
a. Luka iris atau sayat
b. Luka tusuk
c. Luka bacok
3. Luka akibat Tembakan Senjata Api

Vulnus Laceratum (Laserasi)


Vulnus Laceratum atau di singkat VL adalah luka yang mengakibatkan robek pada
kulit dengan identifikasinya memiliki dimensi panjang, lebar dan dalam. Pinggir
compang-camping dan tidak rata, karena benda tumpul. Biasanya Vulnus Laceratum
diakibatkan karena terjatuh, terkena ranting pohon, terkena batu sehingga
menimbulkan robekan pada kulit.

4. Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)


Vulnus Excoriasi atau di singkat VE adalah luka yang di akibatkan terjadi gesekan
dengan benda keras. Cara mengidentifikasikan Vulnus Excoriasi adalah luka yang
memiliki panjang dan Lebar, Berbeda dengan VL yang memiliki kedalaman luka.
Sebagai contoh luka lecet akibat terjatuh dari motor sehingga terjadi gesekan antara
anggota tubuh dengan aspal.
5. Vulnus Punctum (Luka Tusuk)
Vulnus Punctum atau di singkat VP adalah luka akibat tusukan benda tajam, yang
mengakibatkan luka sempit dan dalam.

6. Vulnus Contussum (Luka Kontusiopin)


Vulnus Contussum atau di singkat VC adalah luka akibat pecahnya pembuluh darah
di bawah kulit, tidak terjadi robekan dan pendarahan keluar. Vulnus Contussum
terjadi akibat benturan keras sehingga menimbulkan warna merah kehitaman atau
kebiruan pada kulit.
7. Vulnus Insivum (Luka Sayat)
Vulnus Insivum atau di singkat VI adalah jenis luka kecil dan tipis yang di sengaja
dalam proses pengobatan. Tepi halus dan rata, disebabkan karena benda tajam.

8. Vulnus Schlopetorum
Vulnus Schlupetorum atau di singkat VS adalah jenis luka yang dalam akibat
terkena peluru atau tembakan senjata.
VS ada berbagai macam:
- Luka tembak masuk (jarak jauh, jarak dekat, jarak sangat dekat, tembak tempel)
memiliki nilai investigasi tinggi seperti dapat diketahui sudut tembaknya
dilihat dari kesimetrisan lingkaran jalan masuk peluru. Jarak dibedakan dari ada-
tidaknya black spot mesiu, dan juga jelaga.
- Luka tembak keluar (tembus) memiliki nilai investigasi yang kecil karena luka
berantakan.

9. Vulnus Morsum (Luka Gigitan)


Vulnus Morsum atau di singkat VM adalah jenis luka yang disebabkan oleh gigitan
gigi, baik itu oleh manusia ataupun hewan, seperti anjing, ular, manusia, dll.
10. Vulnus Perforatum
Vulnus Perforatum adalah luka tembus yang merobek dua sisi tubuh yang
disebabkan oleh senjata tajam seperti panah, tombak atau pun proses infeksi yang
sudah meluas sehingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan tubuh.
11. Vulnus Amputatum
Vulnus Amputatum adalah luka yang di akibatkan terputusnya salah satu bagian
tubuh, biasa di kenal dengan amputasi. Luka yang di sebabkan oleh amputasi di
sebut Vulnus Amputatum.
12. Vulnus Combustion (Luka Bakar)
Bulnus Combustion adalah jenis luka bakar yang di akibatkan rusaknya jaringan kulit
akibat thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia. Derajatnya sebagai berikut:
Derajat 1 : kulit hiperemis, udem
Derajat 2 : timbul bula
Derajat 3 : jaringan nekrosis, escar

Luka bakar listrik umumnya derajat 3. Penyebabnya adalah arus listrik tegangan
tinggi mengaliri tubuh tahanan jaringan yang lebih tinggi menimbulkan luka bakar
yang lebih tinggi derajatnya. Pada luka masuk dan keluar terjadi destruksi jaringan
yang hebat panas yang timbul pada pembuluh darah merusak intima; timbul
thrombosis, iskemik dan nekrosis jaringan.

IV. KESIMPULAN

V. REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai