Anda di halaman 1dari 3

ABORSTUS SPONTAN KOMPLIT

Kompetensi SKDI : 4a

Definisi
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum usia gestasi 20 minggu ATAU berat janin < 500
gram. Spontan dan komplit berarti sudah keluar seluruh jaringan hasil konsepsi (desidua dan
fetus), tanpa intervensi dari luar. Biasanya terjadi secara tidak sengaja, alami.

Etiologi dan Faktor Risiko


Terdapat 3 faktor:
Faktor janin (fetal) kelainan genetik (kromosom), antagonis rhesus.
Faktor ibu (maternal) infeksi (TORCH), kelainan hormonal (hipotiroidisme), DM,
malnutrisi, kelainan kardiovaskuler, obat-obatan (uternotonika), rokok, alkohol, faktor
imunologis, kelainan koagulasi darah, defek anatomis (uterus didelfis), inkompetensia
serviks (penipisan dan pembukaan serviks sebelum in partu, biasanya di trimester dua),
sindrom Asherman (sinekia uteri, bahkan bisa sampai destruksi endometrium, misalnya
post kuretase), penderita anomali kongenital, kelainan letak uterus, kurangnya
persiapan uterus, distorsio uterus, peregangan uterus terlalu cepat (kehamilan mola,
gemeli), gangguan sirkulasi plasenta (penderita nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum,
anomali plasenta), trauma fisik dan psikologis.
Faktor ayah (paternal) kelainan sperma (karena usia, malnutrisi, penyakit kronis, dll.)

Epidemiologi
Angka kejadian abortus yaitu 15% diketahui secara klinis, 30-45% dideteksi dengan beta-hCG
assay yang peka. Prevalensi kejadian abortus mengalami peningkatan sesuai dengan umur ibu
yaitu 12% wanita usia kurang dari 20 tahun dan 50% lebih adalah wanita usia lebih dari 45
tahun. Lebih dari separuh disebabkan karena anomali kromosom.

Patofisiologi singkat
Abortus terjadi karena adanya perdarahan desidua basalis yang berdampak terjadi nekrosis
jaringan sekitar sehingga sebagian atau seluruh hasil konsepsi keluar dan
menyebabkan uterus menjadi berkontraksi. Hasil konsepsi kurang dari umur kehamilan 8 minggu
dapat keluar seluruhnya, sedangkan hasil konsepsi dengan umur kehamilan 814 minggu maka
hasil konsepsi keluar sebagian atau seluruhnya. Pengeluaran hasil konsepsi umumnya ditandai
dengan perdarahan. Keguguran dini disertai perdarahan ke dalam desidua basalis dan nekrosis
jaringan sekitar, sehingga ovum terlepas dan merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan
ekspulsi.

Manifestasi Klinis
Perdarahan dari serviks sudah berhenti atau masih sedikit, dapat berupa bercak saja.
Bisa jadi ada riwayat perut nyeri dan kaku (kram), ketika datang periksa sudah tidak
terlalu nyeri atau malah sudah hilang nyerinya.
Ostium serviks masih terbuka ATAU dapat sudah tertutup kembali.
Riwayat perdarahan disertai gumpalan yang tidak hancur jika diremas (pengeluaran
konsepsi seluruhnya).
Ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan.

Diagnosis dan DD
Anamnesis
Riwayat perdarahan lewat jalan lahir, disertai gumpalan jaringan.
Riwayat nyeri perut atau kram yang lebih berat.
Pemeriksaan Fisik
Penilaian TTV.
Periksa adanya tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik
<90 mmHg). Jika ada, tangani segera. Jika tidak ada, tetap evaluasi reguler.
Periksa adanya conjunctiva anemis.
Periksa ada tidaknya massa abdomen.
Periksa ada/tidak tanda akut abdomen dan defans muskular.
Pemeriksaan ginekologi untuk melihat ostium terbuka/tertutup, perdarahan
sedikit, uterus lebih kecil dari usia kehamilan.
Pemeriksaan Penunjang
USG endometrial line dapat sudah tampak lagi. Uterus bersih, tidak ada
gambaran sisa jaringan yang tidak beraturan (menandakan uterus telah mengecil
dan rongga rahim kosong).
-hCG biasanya masih (+) sampai 7-10 post abortus.

DD
a. Kehamilan ektopik
b. Mola hidatidosa
c. Missed Abortion
Penatalaksanaan
Tidak perlu evakuasi jaringan hasil konsepsi lagi, karena telah keluar seluruhnya.
Observasi keadaan ibu.
Bila anemia R/ tab Sulfas Ferosus 600 mg S1 dd tab I No XIV.
Bila anemianya berat transfusi darah.
Evaluasi keadaan ibu setelah 3 minggu.

Edukasi
Konseling dukungan emosional ibu dan tawarkan kontrasepsi pasca keguguran.
Jika suatu saat hamil lagi, untuk:
a. Pemeriksaan rutin antenatal
b. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,telur).
c. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan dengan tujuan mencegah infeksi
yang bisa mengganggu proses implantasi janin.
d. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi
uteroplasenta.

Anda mungkin juga menyukai