keterangan :
n = ukuran sampel yang dibutuhkan
N = jumlah populasi
e = margin error yang diperkenankan (5% atau 10%)
Selain kedua rumus diatas, ternyata masih ada teori lain yang bisa menjadi
referensi teman-teman dalam menentukan jumlah sampel. Teori ini adalah
teori Roscoe dalam buku Research Method for Businerss (1982:253) yang
menyatakan bahwa untuk menentukan ukuran sampel penelitian bisa dilakukan
dengan beberapa acuan yakni:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 3-sampai
dengan 500,
2. Bila sampel dibiagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai
negeri-swasta, dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30,
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisa dengan multivariate
(korelasi atau regresi berganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel
penelitiannya ada 6 (5 variabel independen + 1 variabel dependen),
maka jumlah anggota sampel adalah 10 x 6 = 60,
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota
sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.
Nah, dari ketiga cara menentukan ukuran sampel di atas, teman-teman bisa
memilih teori mana dan cara mana yang paling nyaman dan sesuai dengan
penelitian yang akan teman-teman lakukan. Jumlah sampel juga tentu akan
mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan. Selain itu jumlah sampel
juga mempengaruhi efektifitas pada penelitian yang teman-teman lakukan.
Karena sampel biasanya diperlukan untuk menentukan jumlah responden dalam
penelitian kita, maka semakin banyak jumlah sampel tentu membutuhkan
waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan jumlah sampel yang relatif
sedikit.
Daftar Pustaka:
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B,
Alvabeta, Badung, 2010.
Kusmayadi, Endar Sugiarto, Metodologi Penelitian dalam Bidang
Kepariwisataan, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000.
Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa
jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil dapat
menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang
sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan
biaya penelitian.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
dimana
n:jumlah sampel
N: jumlah populasi
e:batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan.
Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi
kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan
batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas
kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama,
semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki 1000 karyawan, dan akan dilakukan survei dengan
mengambil sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan
5%.
Dengan menggunakan rumus Slovin:
n = N / (1 + Ne) = 1000 / (1 + 0,05) = 285,71 286.
ara menentukan jumlah sampel penelitian menggunakan tabel ataupun rumus cukup
bervariasi. Misalnya ada yang menggunakan rumus seperti rumus Slovin maupun tabel
pengambilan sampel yang cukup populer yaitu Tabel Krejcie dan Morgan. Tulisan ini
mengetengahkan pula cara menentukan sampel penelitian menggunakan tabel. Namun,
tabel yang akan digunakan adalah tabel Cohen Manion dan Morrison.
Tabel Cohen Manion dan Morrison (satu tabel dengan tiga penulis) ini cukup menarik.[1]
Pertama, penentuan populasi yang diprediksi dalam pengambilan sampelnya hingga 1
juta anggota populasi. Kedua, tabel ini merinci Taraf Keyakinan penelitian dari 90%,
95% dan 99% yang masing-masing taraf memiliki jumlah sampel berbeda. Ketiga, tabel
ini pun merinci Interval Keyakinan penelitian (alpha) yaitu dari 0,1, 0,05, hingga 0,01.
Baiklah, tabel tersebut adalah sebagai berikut:
Perhatikan tabel di atas. Paling kiri terdapat kolom populasi. Kolom kedua berisikan
Taraf Keyakinan penelitian 90% yang berisi subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1,
0,05, dan 0,01. Kolom ketiga berisikan Taraf Keyakinan penelitian 95% yang terdiri atas
subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. Kolom keempat berisikan Taraf
Keyakinan penelitian 99% yang terdiri atas subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05,
dan 0,01.
Bagaimana cara menggunakannya? Caranya cukup mudah. Misalnya seorang peneliti
bernama Sutarno menemukan bahwa populasi target penelitiannya berjumlah 7.500
orang. Taraf Keyakinan penelitian yang diterapkan Sutarno pada penelitiannya adalah
95% dengan alpha 0,01. Dengan demikian sampel penelitian yang harus diambil
Sutarno adalah 934. Semakin tinggi taraf keyakinan maka semakin tinggi pula sampel
yang harus diambil. Mudah bukan?
-------------------Referensi:
[1] Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison, Research Methods in
Education, Sixth Edition (Oxon: Routledge, 2007) p. 104.
tags:
cara menentukan sampel penelitian menggunakan tabel cara menentukan sampel
penelitian berdasarkan taraf keyakinan penelitian tabel krejcie dan morgan tabel cohen
manion morrison cara menentukan jumlah sampel penelitian menggunakan tabel krejcie
morgan cohen manion morrison taraf keyakinan 95%
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10
sampai dengan 20
Slovin (1960) menentukan ukuran sampel suatu populasi dengan formula
N = n/N(d)2 + 1
n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah
5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk :
1.
2.
3.
4.
Malhotra (1993) memberikan panduan ukuran sampel yang diambil dapat ditentukan
dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5x jumlah variabel. Dengan
demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 20, maka sampel minimalnya
adalah 5 x 20 = 100
Arikunto Suharsimi (2005) memberikan pendapat sebagai berikut : ..jika peneliti
memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mareka dapat menentukan kurang
lebih 25 30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya
meliputi antara 100 150 orang, dan dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan
angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Namun apabila peneliti
menggunakan teknik wawancara dan pengamatan, jumlah tersebut dapat dikurangi
menurut teknik sampel dan sesuai dengan kemampuan peneliti.
Referensi :
Arikunto Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Fraenkel, J. & Wallen, N. (1993). How to Design and evaluate research in education. (2nd
ed). New York: McGraw-Hill Inc.
Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and. Management,
MacMillan Publishing Company, New York
Slovin dikutip dari Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan
dan Peneliti Pemula, Bandung : Alfabeta. p :65
Malhotra K. Naresh. 1993. Marketing Research An Applied Orientation, second edition,
Prentice Hall International Inc, New Jersey
Roscoe dikutip dari Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba
Empat. p :
Bacaan yang direkomendasikan :
Krejcie, R. V., & Morgan, D. W. (1970). Determining sample size for research activities.
Educational and Psychological Measurement, 30, 607-610.
Keith P. Lewis. 2006. Statistical Power, Sample Sizes, and the Software to Calculate
Them Easily. BioScience, Vol. 56, No. 7 (July 2006), pp. 607-612
Luis Saldanha and Patrick Thompson. 2003. Conceptions of Sample and Their
Relationship to Statistical Inference. Educational Studies in Mathematics, Vol. 51, No. 3
(2002), pp. 257-270
Richard J. Harris and Dana Quade. 1992. The Minimally Important Difference
Significant Criterion for Sample Size. Journal of Educational Statistics, Vol. 17, No. 1
(Spring, 1992), pp. 27-49