Anda di halaman 1dari 6

Nama : Orbit Varasta Prakosa

NIM : F0121184
Prodi : S1 Ekonomi Pembangunan
Tugas 1 Statistika Deskriptif

Menentukan Besar Jumlah Sampel Minimal dan Pertimbangannya : Pemanfaatan


Statistika untuk Penelitian

Sebagai sebuah “alat” yang sering digunakan oleh banyak pihak (ilmuwan,
pemerintah, d.l.l.) statistika sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Keketatan prodi
dalam suatu universitas, pemeringkatan universitas terbaik dalam skala nasional, atau
mengapa sebuah video dikatakan trending di platform YouTube merupakan contoh produk
statistika yang bisa kita temui dengan akses yang sangat mudah.

Lantas, apa itu statistika? Douglas, dkk (2018:3) mendefinisikan statistika sebagai
Ilmu yang mempelajari metode pengumpulan, pengorganisasian, penyajian, analisis, dan
penafsiran data untuk membantu dalam membuat keputusan yang lebih efektif. Lebih jauh,
Anto (1983:1) menambahkan bahwa statistika juga mempelajari tentang bagaimana cara
mengambil suatu simpulan menganai karakteristik populasi yang diteliti melalui data sampel
yang terbatas.

Luasnya definisi menganai statistika sebagaimana dijelaskan di atas, membuat


statistika kemudian berkembang sehingga dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yang
mengandung pengertian berbeda, yaitu statistika deskriptif (deduktif) dan statistika inferens
(induktif). Mengenai statistika deskriptif, Evi (2018:2) mengartikannya dalam uraian sebagai
berikut.
Merupakan suatu metode bagaimana cara mengumpulkan angka-angka, menabelkan
angka-angka, menggambarkannya, mengolah dan menganalisis angka-angka tersebut
serta mengintrepertasikannya dengan memberikan penafsiran-penafsiran...dalam
bentuk grafik untuk dianalisis dan ditafsirkan dengan mengambil kesimpulan.
Sementara itu, Douglas, dkk (2018:4) mengartikan statistika deskriptif dengan lebih
sederhana sebagai “metode mengorganisasikan, mengumpulkan, merepresentasikan data
dengan cara yang informatif.”
Kita akan akrab dengan istilah populasi, sampel, dan teknik sampling ketika kita
mendalami statistika. Ketiga istilah tersebut akan menjadi istilah yang paling awal kita temui
sebelum kita mempelajari statistika lebih jauh. Istilah-istilah itu juga penting untuk kita
pahami sebelum kita melakukan penelitian dengan cara pengambilan data seperti survei atau
yang lainnya.

Populasi adalah keseluruhan objek yang memiliki karakteristik tertentu untuk diamati
(Sarini & Taufik, 2015:14). Sebuah penelitian atau pengambilan data akan mudah diketahui
secara tepat jika data tersebut mengandung pengukuran terhadap seluruh populasi tanpa
kecuali.

Ketika kita hendak mengetahui rata-rata nilai ujian nasional dari sebuah SMP di Kota
X, jika berangkat dari pengertian populasi, maka kita harus melakukan survei dan
pengamatan dengan menghitung banyaknya SMP di Kota X, mengetahui dan menjumlahkan
nilai ujian nasional dari seluruh murid SMP di Kota X tersebut, lalu menghitung rata-ratanya
dengan rumus yang mungkin sudah kita ketahui bersama.

Sayangnya, cara tersebut bukan cara yang efektif untuk dilakukan dalam pengambilan
data. Hambatan seperti waktu yang lama dan biaya yang relatif besar adalah faktor mengapa
cara tersebut bukanlah cara yang efektif. Para peneliti biasanya hanya akan mengambil data
dari beberapa SMP yang dinilai mewakili atau dapat menggambarkan keseluruhan SMP di
Kota X.

Dari Ilustrasi di atas, pembaca akan mengerti mengenai apa yang disebut sampel dan
teknik sampling. SMP yang dinilai mewakili atau dapat menggambarkan keseluruhan SMP
di Kota X akan kita sebut sebagai sampel. Adapun cara untuk mengambil dan menentukan
berapa dan mana saja SMP yang dinilai mewakili atau dapat menggambarkan keseluruhan
SMP di Kota X kita sebut sebagai teknik sampling.

Dalam konteks pengambilan data, sampel adalah sebagian anggota populasi yang
dapat mewakili dan menggambarkan populasi secara keseluruhan. Adapun teknik sampling
adalah cara yang dilakukan untuk mengambil sampel. Sampel dapat dikumpulkan atau dipilih
melalui berbagai cara seperti misalnya dipilih secara random atau sistematis (Anto,
1986:111).

Penggunaan sampel dalam pengambilan data dilakukan dengan beberapa alasan.


Douglas, dkk (2018: 251) menjelaskan bahwa penggunaan sampel dalam pengambilan data
dilatarbelakangi oleh beberapa hambatan, seperti penelitian akan memakan waktu yang lama
dan biaya yang tinggi jika mereka menjangkau semua unsur populasi. Ketidakmampuan fisik
untuk memeriksa semua item dalam populasi juga menjadi latar belakang mengapa
pengambilan sampel dinilai cukup layak digunakan sebagai metode pengambilan data.

Lalu bagaimana kita mengetahui berapa jumlah sampel yang dinyatakan memenuhi
syarat untuk penelitian? Kita dapat menjawabnya dengan terlebih dahulu menentukan
bagaimana populasi yang akan kita teliti. Pada dasarnya, semakin jumlah sampel yang
diambil mendekati jumlah populasi, maka akan semakin baik karena sampel akan semakin
mewakili karakteristik populasi.

Secara praktis, Eddy, dkk (2020:13) menjelaskan bahwa terdapat rumus untuk
menentukan berapa jumlah sampel minimal dalam sebuah populasi. Dikatakan praktis karena
rumus sebenarnya bukan satu-satunya pertimbangan dalam menjawab pertanyaan apakah
suatu sampel dinyatakan memenuhi syarat untuk mewakili populasi. Beberapa pertimbangan
lain, seperti jumlah kelompok populasi, teknik sampling yang digunakan, skala ukur variabel,
dan hal lainnya juga perlu diperhitungkan.

Eddy, dkk (Ibid.) menjelaskan bahwa terdapat beberapa rumus untuk menentukan
besar jumlah sampel minimal dengan ketentuannya yang telah dikembangkan oleh pakar
statistika seperti uraian berikut.

1. Jika pengambilan data memenuhi : populasi berjumlah satu, estimasi,


menggunakan simple random sampling atau systematic random sampling, data kontinyu, dan
N tidak diketahui, maka rumus yang dapat digunakan adalah:

2. Jika pengambilan data memenuhi : populasi berjumlah satu, estimasi,


menggunakan simple random sampling atau systematic random sampling, data kontinyu, dan
N diketahui, maka rumus yang dapat digunakan adalah:
3. Jika pengambilan data memenuhi : populasi berjumlah satu, estimasi,
menggunakan simple random sampling atau systematic random sampling, data proporsi, dan
N tidak diketahui, maka rumus yang dapat digunakan adalah:

4. Jika pengambilan data memenuhi : populasi berjumlah satu, estimasi,


menggunakan simple random sampling atau systematic random sampling, data proporsi, dan
N diketahui, maka rumus yang dapat digunakan adalah:
Empat rumus di atas tentu hanya contoh saja dari sekian banyak rumus yang ada.
Dalam sumber yang penulis temukan, sekurang-kurangnya terdapat empat belas rumus yang
ada, disesuaikan dengan kondisi populasi, teknik sampling yang digunakan, jenis data, serta
kondisi populasi yang akan diteliti.

Cecep, dkk (2015:22) menjelaskan cara menentukan besar sampel dengan lebih
sederhana. Alih-alih menggunakan rumus, Cecep, dkk (Ibid.) menerangkan bahwa kelayakan
sebuah sampel dapat ditentukan dengan tingkat keakuratan yang diekspresikan sebagai
persentase eror. Semakin tinggi tingkat keakuratan, maka jumlah sampel yang diambil
semakin besar, sehingga semakin layak pula sampel tersebut digunakan dalam sebuah
penelitian.

Beberapa pertimbangan dalam menetapkan jumlah sampel juga harus diperhitungkan.


Lebih jauh, Eddy (2020:14) menjelaskan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan besar sampel yang akan dirincikan sebagai berikut.

1. Derajat keseragaman populasi. Semakin sebuah populasi bersifat homogen,


semakin mudah pula peneliti dalam menentukan jumlah sampel karena semakin
sedikit pula unit sampel yang diperlukan.
2. Kemampuan peneliti dalam mengenal karakteristik populasi yang akan diteliti.
3. Margin of error yang dikehendaki. Semakin kecil margin of error yang diinginkan,
semakin besar pula sampel yang harus diambil.
4. Derajat kepercayaan (α) yang diinginkan.
5. Sifat penelitian yang akan dilakukan (pengujian atau penaksiran).
6. Parameter populasi yang akan diteliti (proporsi atau rata-rata).
7. Variabel yang akan diteliti dan skala pengukurannya.
8. Biaya, tenaga, dan waktu yang akan dikorbankan. Semakin rendah biaya, tenaga,
dan waktu yang akan dikorbankan, semakin kecil pula jumlah sampel yang diambil.

Berdasarkan uraian mengenai cara menentukan jumlah sampel yang layak untuk
penelitian beserta pertimbangannya di atas, dapat penulis simpulkan bahwa sebenarnya tidak
ada kepastian mutlak yang dapat menjawab pertanyaan “Berapakah besar jumlah sampel
yang dinyatakan memenuhi syarat untuk penelitian?” . Meskipun terdapat ahli statistika yang
secara gamblang menerangkan rumus untuk itu, penentuan jumlah sampel dalam populasi
akan tetap kembali pada pertanyaan tentang bagaimana kondisi populasi yang hendak diteliti.
Namun, satu hal pasti yang dapat kita pegang sebagai prinsip dalam menentukan
jumlah sampel adalah semakin jumlah sampel itu mendekati jumlah populasi, maka semakin
layak dan bagus pula sampel tersebut digunakan. Hal ini dikarenakan semakin jumlah sampel
mendekati jumlah populasi, maka sampel tersebut akan semakin mewakili dan
menggambarkan karakterisitik dari populasi secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai