Anda di halaman 1dari 38

By: IGA Sri Dhyanaputri, SKM.

,MPH
Statistika adalah ilmu dan seni tentang
pengembangan dan aplikasi metode
pengumpulan, pengolahan,
penyajian, analisis dan interpretasi
data kuantitatif sedemikian rupa,
sehingga pengambilan keputusan dapat
diperhitungkan secara matematik
probabilitas dengan tepat.
Bidang Kajian Statistika
1. Statistik Diskriptif :
sekumpulan metode statistik yang
digunakan untuk mengelompokkan dan
menganalisis data

2. Statistik Inferens
sekumpulan metode statistik yang
digunakan untuk melakukan
generalisasi
POPULASI
Rata-rata
Deviasi Standar Inferensial
Parameter Populasi Statistik

Pengambilan SAMPEL
Sampel Rata-rata
Deviasi Standar
Statistik Sampel
DATA STATISTIK

1. Data kualitatif
2. Data kuantitatif
a. Diskrit
b. Kontinyu
 Data yg tersusun dlm katagori-katagori yg
hanya membedakan 1 klpk dg klpk yg
lain.
 Katagori harus memiliki batas yg tegas
dan jelas shg 1 individu hanya dpt
dikelompokkan dlm 1 katagori (mutually
exclussive)
 Setiap individu harus dpt dikelompokkan
dalam salah satu katagori (collectively
exhaustive)
 Data Diskret: adl data yg hanya memiliki nilai
bulat dan tidak pecahan (c: frekuensi kunjunga
ke puskesmas, kehamilan, jumlah anak)
 Data Kontinue: adl data yang dapat memiliki
setiap nilai, baik maupun desimal dan nilai-
nilai tersebut terletak dalam suatu rentang
tertentu.
SUMBER DATA
1. Data Primer
2. Data Sekunder

Apakah keuntungan dan kerugian masing-


masing jenis sumber data ?
 Sensus
 Survei
 Eksperimen
 Pencatatan peristiwa vital (kelahiran, kematian,
pelaporan penyakit)
 Catatan/rekaman medik
 Laporan dan publikasi
 Pengamatan/observasi
 Wawancara
 Pengukuran
 Menggunakan data Dokumenter
 Accuracy /Keseksamaan (sesuai dan relevan)
 Precision /ketelitian)
 Kepraktisan
 Memiliki keterandalan (reliability,
reproducibility, atau repeatability)
 Memiliki kesahihan (validity)
 Fenomena variasi: adl suatu keadaan dimana
sebuah karakteristik yang dapat diukur atau
dihitung cenderung berubah dari satu individu ke
individu lainnya, atau dari suatu saat ke saat
lainnya pada individu yang sama.
 Variabel jg dpt diartikan sebagai konsep yg
memiliki bermacam-macam nilai
SKALA PENGUKURAN
DATA/VARIABEL

1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
4. Skala Ratio
 Skala Nominal : terdiri atas 2 atau lbh
katagori. Katagori bersifat mutually exclusive.
Contoh: jenis kelamin, status perkawinan)
 Skala Ordinal : memiliki tambahan jenjang.
Hal ini disebabkan krn katagori-katagori
diurutkan. Jarak antar katagori tidak harus
sama. Contoh: kebiasaan merokok
 Skala Interval : jarak antar kelas atau katagori
sama, tetapi tidak memiliki nol absolut.
Contoh : suhu
 Skala Ratio : selain sifat skala interval, juga
memiliki nol absolut (nol berarti yang diukur
tidak ada). Contoh : berat badan, pendapatan
Skala Kategori Jenjang Ukuran Nol Abs.

NOMINAL + - - -
ORDINAL + + - -
INTERVAL + + + -
RATIO + + + +
 Kategori/nominal: jenis kelamin, suku bangsa,
agama, jenis rambut
 Ordinal : stadium kanker, tingkatan depresi
 Interval : suhu
 Rasio : umur, berat badan

19
No Sex Umur Status Gizi Berat Badan Status ISPA
1 1 4 2 12 3
2 1 10 3 25 2
3 2 12 3 30 2
4 1 8 1 18 3
5 2 9 3 22 1
6 2 2 2 17 1
7 2 5 1 14 1
8 1 14 1 40 2
9 2 16 3 11 1
10 1 4 3 10 3
 Variabel
Bebas/independent/stimulus/prediktor/antecende
nt: adl variabel yg mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahan
 Variabel
Terikat/dependent/output/kriteria/konsekuen: adl
variabel yg dipengaruhi atau yang menjadi akibat
 Variabel moderator : adl variabel yg
mempengaruhi (memperkuat/memperlemah)
hubungan antara var. Bebas dan terikat
 Variabel intervening/penyela: adl variabel yg
secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
var. Bebas dan terikat, tetapi tidak dapat diamati
atau diukur. Variabel ini terletak diantara var.
Bebas dan terikat sehinggan var. Bebas tidak
langsung dpt mempengaruhi var. Terikat.
Penghasilan Gaya hidup Umur harapan
(v. Bebas) (v. intervening) hidup
(v. terikat)

Lingkungan tempat
tinggal
(v. moderator)
 Variabel Kontrol : adl variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan antara var. Bebas dan terikat tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Var. Kontrol sering digunakan dalam
penelitian eksperimen
 Bagian dari populasi untuk mewakili populasi
secara keseluruhan
 Penemuan yang diperoleh dari pemeriksaan pada
sampel diberlakukan pada populasi secara
keseluruhan (generalisasi)
 Ukuran populasi yang besar
 Dana untuk meneliti populasi terlalu mahal
 Tidak setiap anggota populasi dapat diamati
 Pengukura bersifat merusak
 Biaya lebih murah
 Waktu relatif singkat
 Kualitas informasi lebih baik
 Data yang dikumpulkan dapat lebih konprehensif
 Pencuplikan merupakan satu satunya metode
yang mungkin dikerjakan
 Sampel harus mewakili populasi
 Ukuran sampel cukup besar
 Kepraktisan dan kelayakan prosedur sampling
 Tepat guna/efisien dan ekonomis
 Probabilitas sampling
 Non probabilitas sampling
› Haphazard/insidental
› Purposif sampling
› Kuota
› Snowball sampling
› Sampling jenuh
 Simple random sampling
 Sistematik random sampling
 Stratified random sampling
 Cluster sampling
 Stratified sampling
 PENELITIAN POPULASI
 PENELITIAN SAMPEL

Dalam proses pemilihan sampel peneliti harus


memperhatikan tingkat keterwakilan
(representative). Tingkat keterwakilan sangat
dipengaruhi oleh besar sampel (jumlah anggota
sampel). Semakin besar sampel, semakin mampu
ia mewakili populasi
 Tingkat kesalahan,
 derajat keseragaman,
 biaya,
 waktu,
 tenaga yang tersedia.
 Ada banyak pendapat para ahli statistic dalam
menentukan besar sampel

Ada yang mengatakan, jika ukuran populasinya di


atas 1000, sampel sekitar 10 %  sudah cukup,
tetapi jika ukuran populasinya sekitar 100,
sampelnya paling sedikit 30%, dan kalau ukuran
populasinya 30, maka sampelnya harus 100%.
 Gay dan Diehl (1992) menyebutkan untuk
penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari
populasi, penelitian korelasional, paling sedikit
tiga puluh elemen populasi, penelitian
perbandingan kausal (causal comparative), tiga
puluh elemen per kelompok, dan untuk penelitian
eksperimen lima belas elemen per kelompok.
 Roscoe (1975) memberikan pedoman penentuan
jumlah sampel sebagai berikut :

1. Sebaiknya ukuran sampel antara tiga puluh sampai dengan lima ratus
elemen
2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam sub sampel, jumlah minimum
subsampel harus tiga puluh
3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate)
ukuran sampel harus sepuluh kali lebih besar dari jumlah variabel yang
akan dianalisis. Misalnya apabila variabel independent sebanyak tiga, dan
variabel dependent sebanyak dua, maka ukuran sampel yang digunakan
sebanyak lima puluh sampel.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang
ketat, ukuran sampel bisa antara sepuluh sampai dengan dua puluh
 Salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel adalah menggunakan
rumus Slovin, Rumus Slovin digunakan jika
jumlah populasi diketahui.
 Menurut Supranto J (2000) untuk penelitian
eksperimen dengan rancangan acak lengkap, acak
kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat
dirumuskan:
(t-1) (r-1) > 15
t = banyaknya kelompok perlakuan
r = banyaknya replikasi

Anda mungkin juga menyukai