Anda di halaman 1dari 32

Cross-sectional dan Kasus-

kontrol
Bagus Artiko
 Merupakan rencana penelitian sebagai sarana peneliti untuk
memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian atau menguji
validitas hipotesis
 Klasifikasi sederhana: observasional dan eksperimental

Desain  Eksperimental, mengintervensi, observasional, mengamati


 Saling berhubungan dan saling menunjang
penelitian  Masing2 mempunyai kekurangan dan keunggulan
Studi cross-sectional

Semua jenis penelitian yang pengukuran variable variabelnya dilakukan hanya satu
kali pada satu saat.

An analytic investigation in which subjects are sampled at a fixed point or period of


time, and then the association between the concurrent presence or absence of risk
factors and disease are investigated

Karena dilakukan dalam satu waktu, sering disebut juga studi prevalensi (tidak dapat
melihat insidensi)
Cross-sectional
Deskriptif

• Prevalensi (Prevalence rate),


• Mean, Simpang Baku, Median, Persentil

Cross- Analitik
sectional
• Numerik. Kontinyu  korelasi dan
regresi korelasi
• Nominal  Odds Ratio, Rasio
Prevalensi (RP) dan Exposure ratio
Langkah-langkah

 Tentukan kriteria penelitian


 Tentukan variable dan co-variable
 Mencari Informasi etik
 Identifikasi populasi dari referensi
 Buat kriteria inklusi dan eksklusi
 Tentukan besar sampel dan cara pengambilan sampel
 Definisikan prosedur pengukuran
 Pengambilan data
 Rangkium data dan analisis
Deskriptif

 Contoh
Analitik

 Contoh
 a: subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek
 b: subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek
 c: subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek
 d: subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek
 Rasio prevalens dihitung dengan membagi prevalens efek pada kelompok dengan faktor
risiko dengan prevalens efek pada kelompok tanpa faktor risiko. RP=a/(a+b):c/(c+d)
kelebihan

 Relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh


 Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya pasien yang
mencari pengobatan, hingga generalisasinya cukup memadai
 Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
 Jarang terancam lost to follow-up (drop out)
 Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau eksperimen
 Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih kondusif
kekurangan

 Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan efek
dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas)
 Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang panjang
daripada yg mempunyai rasa sakit pendek, krn individu yg cepat sembuh atau cepat
meninggal mempunyai kesempatan yg lebih kecil utk terjaring
 Dibutuhkan jumlah subyek yg lebih banyak
 Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis
 Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang
 Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek suatu faktor risiko selama
periode tertentu yang disalahtafsirkan sebagai efek penyakit.
KASUS KONTROL

Pengertian:  Konsep  membandingkan kelompok kasus (penyakit) dan


Menelaah kelompok kontrol (tanpa penyakit); data disajikan dalam hasil
odds ratio
hubungan antara  Hipotesis  kelompok dengan penyakit X lebih sering
kejadian penyakit mendapat pajanan faktor risiko dp mereka yang tidak
dengan faktor berpenyakit X

risiko
Desain Kasus
Kontrol
Langkah-langkah

Merumuskan pertanyaan penelitian

Mendeskripsikan variabel

Menentukan kelompok kasus dan kontrol dan caranya

Melakukan pengukuran variable efek dan faktor risiko

Analisa data
Faktor risiko  mengukur dosis,
frekuensi atau lamanya pajanan

• Sumber informasi: catatan medik, catatan kantor,


Variabel kontak langsung dg subjek

Efek  kriteria diagnosis harus jelas,


terkadang standar baku juga perlu
dimodifikasi sesuai dengan pertanyaann
penelitian.
Menentukan  Pengambilan kasus di masyarakat

subjek penelitian  gunakan kasus insiden. Kasus prevalens tidak mewakili


kasus penyakit yang relatif singkat dan tingkat mortalitas tinggi
Kasus dan kontrol (Neyman bias)
idealnya mewakili  Pengambilan kasus di rumah sakit.  eksposur mempengaruhi
pemilihan tempat berobat. Karakteristik pasien yang berobat ke
populasi RS berbeda dengan yang tidak berobat (Berkson bias)
 Harus berasal dari populasi yang sama dg kasus
 Matching: memilih kontrol dg karakteristik yang sama dengan
Pemilihan kasus, kecuali untuk variabel yang diteliti.

kontrol Menggunakan lebih dari 1 kelompok kontrol
Analisis data kasus-kontrol
Analisis data
kasus-kontrol
ODDS RATIO

 OR = 1
 Odd untuk terkena penyakit
antara kasus dan control sama
 Pajanan tidak berhubungan
dengan penyakit
 OR > 1
 Pajanan berhubungan positif
dengan penyakit
 OR < 1
 Pajanan berhubungan protektif
Bias pada kasus kontrol

 Bias seleksi
 Recall bias
 Confounding bias  banyak factor risiko  solusi matching
 Efektif untuk penyakit yang jarang atau yang memiliki masa
inkubasi lama
 Hasilnya cepat

Kelebihan  Biaya murah



studi kasus Subyek yang dibutuhkan relatif kecil dibandingkan kohort
 Memungkinkan mempelajari berbagai faktor resiko
kontrol
 Sensitif terhadap bias
 Validitas informasi yang lemah dan kadang-kadang sulit diperoleh
 Subyektifitas peneliti sulit dihindari agar kedua kelompok tetap
Kelemahan sebanding dalam berbagai faktor

studi kasus  Tidak dapat memberikan incidence rate


 Hanya berkaitan dengan satu efek/penyakit
kontrol
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai