Anda di halaman 1dari 19

METODOLOGI PENELITIAN

ENYK YUNANTO, SST., MPH


JENIS PENELITIAN
DESAIN PENELITIAN
CROSS SECTIONAL

Desain penelitian yang paling sering dilakukan


Bisa bersifat deskriptif dan analitik
Merupakan studi yang pengukuran variabel bebas
(fator resiko) dengan variabel terikat (efek)
dilakukan satu kali pada satu waktu
Hasil akhir pengukuran berupa prevalens suatu
penyakit atau efek pada populasi
Cross sectional dikenal sebagai prevalence study
KEUNTUNGAN CROSS SECTIONAL

 Relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat diperoleh.


 Memungkinkan menggunakan populasi dari masyarakat
umum, tidak hanya pasien yang mencari pengobatan,
sehingga generalisasinya cukup memadai
 Dapat digunakan untuk meneliti banyak variabel sekaligus
 Jarang terjadi loss to follow up karena melihat pajanan dan
efek secara bersamaan /point time
 Dapat dimasukan ke tahapan pertama suatu penelitian
kohort atau eksperimen, tanpa atau sedikit menambah biaya
 Dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
yang bersifat konklusif
KERUGIAN CROSS SECTIONAL

 Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data


risiko dan efek secara point time.
 Memungkinkan terjadinya salah interpretasi pada penelitian kasus
penyakit yang mempunyai masa sakit yang panjang dari pada masa sakit
yang pendek, karena subyek dengan masa sakit yang pendek mempunyai
kesempatan lebih sedikit untuk terjaring.
 Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak, terutama jika variabel
yang dipelajari banyak.
 Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens maupun prognosis.
 Tidak dapat digunakan untuk meneliti kasus yang sangat jarang.
 Memungkinkan terjadi bias prevalens dan bias insidens karena efek
suatu faktor risiko selama periode tertentu dapat disalah tafsirkan
sebagai penyakit.
CASE CONTROL

 Penelitian epidemiologi analitik observasional mengkaji


hubungan antara efek (penyakit atau masalah kesehatan)
dengan faktor resiko.
 Digunakan mencari seberapa jauh hubungan faktor resiko
mempengaruhi efek
 Desain kasus kontrol ini berada di bawah eksperiment dan
studi kohort
 Studi ini dimulai dengan mengidentifikasi kelompok menjadi
kelompok kasus (yang terpajan efek) dan kelompok kontrol
(yang tidak terpajan efek)
 Secara retrospektif diteliti faktor resiko apa saja yang
memungkinkan mempengaruhi efek
Untuk menjelaskan seberapa jauh hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen atau
ratio antara dua proporsi dengan Relative Risk dan
Odds ratio
Relative risk biasanya dipakai untuk penelitian
prospektif / Kohort
Odds ratio biasanya dipakai untuk penelitian
retrospektif / studi kasus kontrol
KEUNTUNGAN CASE CONTROL

Merupakan satu-satunya studi yang digunakan


untuk meneliti kasus yang sangat jarang
Hasil dapat diperoleh secara cepat
Biaya yang diperlukan relatif murah dibandingkan
dengan studi kohort
Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelbagai
faktor risiko sekaligus dalam satu penelitian
KELEMAHAN KASUS KONTROL

Data pajanan mengandalkan daya ingat sehingga


recall bias cukup tinggi
Validasi informasi kadang sukar diperoleh
Kasus dan kontrol dipilih oleh peneliti karena
subyek yang sedikit, sukar meyakinkan bahwa kedua
kelompok sebanding
Tidak dapat memberikan incidence rate
Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari 1
variabel dependen, hanya berkaitan dengan satu
penyakit atau efek
KOHORT

Merupakan penelitian epidemiologik analitik non-


eksperimental yang mengkaji hubungan antara
faktor resiko dengan efek atau penyakit
Menggunakan pendekatan waktu secara longitudinal
atau time period approach
Kausa atau faktor resiko diidentifikasi terlebih
dahulu, kemudian subyek diikuti sampai periode
waktu tertentu untuk melihat terjadinya efek
JENIS KOHORT

Studi kohort prospektif dengan kelompok


pembanding internal
Studi kohort dengan kelompok pembanding
eksternal (studi kohort ganda)
Studi kohort retrospektif
Nested case control study
KEUNTUNGAN KOHORT

 Merupakan desain yang terbaik dalam menentukan


insidens dan perjalanan penyakit atau efek
 Paling baik dalam menerangkan hubungan dinamika faktor
resiko dengan efek secara temporal
 Paling baik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif
 Dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari faktor
resiko
 Pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal,
studi kohort memiliki kekuatan yang handal untuk meneliti
berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat
KELEMAHAN KOHORT

Studi kohort memerlukan waktu yang lama


Sarana dan biaya biasanya mahal
Studi kohort seringkali rumit
Kurang efisien segi waktu dan biaya untuk meneliti
kasus yang jarang terjadi
Terancam terjadi drop out atau loss to follow up
Dapat menimbulkan masalah etika karena
membiarkan subjek terkena pajanan
STUDI KASUS

studi kasus merupakan metode yang diterapkan


untuk memahami individu lebih mendalam dengan
dipraktekkan secara integratif dan komprehensif.
peneliti bisa mengumpulkan dan mendapatkan
pemahaman yang mendalam mengenai individu
yang diteliti, berikut masalah yang dihadapi supaya
dapat terselesaikan dan membuat diri individu
tersebut berkembang lebih baik
TAHAPAN STUDI KASUS

Wawancara / observasi tentang :


1.Data subyektif dan data obyektif klien beserta
keluhan yang dialami / dirasakan
2.Pemeriksaan fisik klien
3.Pemeriksaan penunjang / lab
4.Analisa masalah / diagnosa
5.Perencanaan Tindakan Terapi
6.Pelaksanaan
7.Evaluasi
KEUNTUNGAN STUDI KASUS

Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang


spesifik, unik dan hal-hal yang amat mendetail yang
tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi
kasus mampu mengungkap makna di balik
fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual,
tetapi juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan
pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang
menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh
penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
KELEMAHAN STUDI KASUS

Dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus


dipersoalkan dari segi validitas, realiabilitas dan
generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik
dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter
yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, yang
bertujuan untuk mencari generalisasi.

Anda mungkin juga menyukai