Anda di halaman 1dari 18

CASE CONTROL (KASUS

KONTROL)
OLEH :
KELOMPOK 6

DOSEN PEMBIMBING : VITRILINA HUTABARAT, SST , M.Kes


PENDAHULUAN
• Sering disebut juga sbg :
case comparison study, case referent study
Retrospective study
• Desain ini dpt digunakan utk mencari hubungan
seberapa jauh faktor resiko mempengaruhi
terjadinya penyakit ( cause-effect relationship)
Ex : hub antara ca cerviks dan perilaku seks
• Dalam hubungan sebab – akibat , Case Control
lebih rendah dari kohort dan eksperimen ,namun
lebih kuat dr Cross Sectional
Apa itu case control ?
 Penelitian case control merupakan penelitian jenis
analitik observasional yang dilakukan dengan cara
membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok
kontrol berdasarkan status paparannya. Hal tersebut
bergerak dari akibat ( penyakit ) ke sebab ( paparan ).
Ciri-ciri dari penelitian case control adalah pemilihan
subyek yang didasarkan pada penyakit yang diderita,
kemudian lakukan pengamatan yaitu subyek
mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau
tidak.
Skema Desain Case Control

Apakah ada Faktor Penelitian dimulai


Risiko Ditelusur retrospektif disini

Ya

Kasus
Tidak

Ya
Kontrol

Tidak
Langkah-langkah Case Control
1. Menentukan pertanyaan penelitian dan Hipotesis
yang sesuai
2. Mendeskrpsikan variabel penelitian : faktor risiko
dan efek
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel (kasus,
kontrol) dan cara untuk pemilihan subyek penelitian
4. Melakukan pengukuran var. Efek & FR
5. Menganalisa data
1. Menentukan pertanyaan penelitian
& hipotesa
Ex :
Apakah terdapat hubungan antara kejadian penyakit
jantung bawaan pada bayi yang ibunya minum
jamu peluntur pada kehamilan muda?
Hipotesa , ex :
Pajanan terhadap jamu peluntur lebih sering terjadi
pada ibu yg anaknya menderita penyakit jantung
bawaan dibanding pada ibu yg anaknya tidak
menderita penyakit jantung bawaan
2. Mendefenisikan variabel
penelitian
 Faktor resiko
intensitas pajanan faktor resiko dapat dinilai
dengan mengukur : dosis , frekuensi , lama pajanan
ukuran pajanan terhadap faktor resiko yang
berhubungan dengan frekuensi dapat bersifat :
 Dikotom : pernah minum atau tidak
 Polikotom : tidak pernah minum , kadang-kadang ,
sering minum
 Kontinu : diukur dalam skala kontinu
ex: umur , berat lahir
Ukuran pajanan yg berhub. Dgn waktu dpt
berupa :
 Lamanya pajanan ex : jumlah bulan
pemakaian AKDR dan apakah pajanan itu
berlangsung trs menerus
 Saat mendapat pajanan pertama
 Bilakah terjadi pajanan terakhir
 Dlm mencari informasi ttg pajanan FR,
sumber informasi hrs akurat spt dr :
 Catatn medik RS, laporan patologi
anatomi
 Data dr catatan kantor kes
 Kontak dgn sumber ( lgs, telp, surat)
 Efek
Pada efek/pykt yg mdh diagosis, penentuan
subyek yang sakit atau sehat, mengalami atau
tdk mengalami tidaklah sukar
Jika kriteria klinis sulit ditentukan, perlu
adanya pembuktian kasus dgn pemeriksaan
lab
Untuk bbrp px t3 telah ada kriteria baku utk
diagnosis, tp tdk jrg kriteria baku tsb
dimodifikasi agr sesuai dgn pertyaan
penelitian
3. Menentukan subyek penelitian
Kasus , beberapa hal yg perlu
dipertimbangkan dlm memilih kasus
 Kasus insiden atau kasus prevalens
 Tempat pengumpulan kasus
 Waktu diagnosis
Ex : ingin diketahui kemungkinan hub
antara diet dgn kanker kolon. Pertanyaan
hrs ditujukan ttg diet sblm timbulnya gjla,
sbb ada kemungkinan subyek tlh mengubah
dietnya krn gjl yg ada
 Kontrol
Cara memilih kontrol yg baik :
• Harus berasal dr populasi yg sama dgn kasus shg kasus dan
kontrol py kesempatan yg sama terpajan FR
• Matching : memilih kontrol yg py karakteristik yg sama dgn
kasus dlm semua variabel yg mungkin berperan sbg FR ttp
tdk diteliti
• Memilih lebih dr satu kontrol
 Menetapkan besar sampel
o densitas pajanan
o Odds Rate terkecil yg dianggap bermakna
o Derajat kemaknaan
o Rasio perbandingan antara kasus dan kontrol
o Apkah pemilihan kontrol dilakukan dgn matching
4. Melakukan pengukuran
 Penentuan efek biasanya cukup sulit dan hrs
didefinisikan dlm usulan.
(dibutuhkan rekam medis yg lgkp, gambaran
patologi anatomi, lab, gambaran pencitraan)
 Pengukuran FR terpajan yg tjd pd wktu lampau ,
m’andalkan ingatan  recall bias
 Peneliti hrs py kiat t3 untuk memperoleh ket. Yg
benar
5. Menganalisis Hasil penelitian

Perhitungan Odds Ratio


Bias dalam case control
Dalam penelitian CC ada 3 klpk bias :
1. Bias seleksi
2. Bias informasi
3. Bias perancu (confounding factors)
Mnrt sacket :
1. Informasi tentang FR atau faktor
perancu mgkn terlupa oleh subyek
penelitian atau tdk tercatat dlm cat.
Medik kasus
Kelebihan Case Control
 Studi CC dpt, atau kdg bahkan mrpkan satu-
satunya cara utk meneliti kasus yg jrg atau yg masa
latennya pjg
 Hasil dpt diperoleh dgn cepat
 Biaya yg diperlukan relatif lbh sedikit
 Memerlukan subyek penelitian yg lbh sedikit
 Memungkinkan utk mengidentifikasi brbgai FR
sekaligus
2. Subyek yg terkena efek (kasus) olh krn
ingin mengetahui penyebab pyktnya, akan
lebih sering melapotkan FR dibandingkan
yg tdk terkena efek (kontrol)
3. Peneliti kadang sukar menentukan dgn
tepat apakah pajanan agen menyebabkn
px ataukah terdapatnya px menyebabkan
subyek lbh terpajan oleh agen
4. Identifikasi subyek sbg kasus maupun
kontrol yg representatif tdk jrg sgt sukar
Kelemahan Case Control
 Data ttg paparan FR diperoleh dgn mengandalkan
ingatan atau cat. Medik  recall bias & data
sekunder yg krg akurat/ bahkan tdk lengkap
 Validasi ttg informasi kdg sukar diperoleh
 Kasus dan kontrol dipilih oleh peneliti shg sukar utk
meyakinkan bhw kedua klpk tsb sebanding dlm faktor
internal dan sumber bias lainnya
• Tdk dpt memberikn incidence rates
• Tdk dpt dipakai utk menentukan lbh dr
satu variabel dependen, hy berkaitan
dgn satu px/efek

Anda mungkin juga menyukai