MENDAPATKAN DATA/INFORMASI
SEBAGAIMANA ADANYA DAN BUKAN
SEBAGAIMANA SEHARUSNYA
CARA ILMIAH
1. RASIONAL
2. EMPIRIS
3. SISTEMATIS
RASIONAL, EMPIRIS, SISTEMATIS
Relevant
Sesuai dengan kemajuan ilmu, tata laksana
pasien, kebijakan kesehatan, atau dasar
riset selanjutnya
Hasil penelitian (KTI)
Pendahuluan
Kajian pustaka
Metode penelitian
Hasil dan pembahasan
Simpulan saran
Daftar pustaka
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian
Merupakan rancangan penelitian yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menuntun peneliti untuk dapat
memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian, meliputi :
identifikasi masalah, rumusan hipotesis,
operasionalisasi hipotesis, cara
pengumpulan data sampai analisis data.
Secara sempit desain penelitian mengacu
pada jenis penelitian yang digunakan
untuk mencapai tujuan penelitian.
Desain penelitian berguna sebagai
1. Sarana peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan penelitian
2. Alat bagi peneliti untuk dapat
mengendalikan/mengontrol pelbagai
variabel yang berpengaruh atau berperan
dalam penelitian
Hal yang harus
dipertimbangkan
Tentukan terlebih dahulu apakah peneliti
akan melakukan intervensi atau tidak?
Tentukan desain eksperimen? Atau
tentukan desain penelitian
observasionalnya (cross sectional/case
control/cohort?
Apakah akan dilakukan studi retrospektif
atau studi prospektif?
Jenis rancangan penelitian
Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian
(klinis,lapangan,laboratorium)
Berdasarkan pada substansi penelitian
(penelitian dasar dan terapan)
Berdasarkan pada ada tidaknya analisis
hubungan antar variabel (deskriptif dan
analitik)
Berdasarkan ada tidaknya analisis statistik
(kuantitatif dan kualitatif)
Berdasarkan ada tidaknya perlakuan
(eksperimental dan observasional)
Klasifikasi sederhana
Deskriptif (survei,studi
kasus,studi banding,
studi evaluasi)
observasional
Analitik (kausa,
Desain prognostik,diagnostik)
penelitian
Laboratorium, klinik,
eksperimental
epidemiologi
Penelitian kausa
Cross Sectional
Case controll
cohort
RANCANGAN CROSS
SECTIONAL
Penelitian cross sectional
= penelitian transversal = penelitian
potong lintang
Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel
tergantung (efek) diobservasi hanya sekali
pada saat yang sama
Efek selalu variabel tergantung
SKEMA CROSS SECTIONAL
Efek (+)
F risk (+)
Efek (-)
Populasi/
sampel
Efek (+)
F risk (-)
Efek (-)
Tabel
EFEK
CROSS SECTIONAL
Ya Tidak
Ya A B
FAKTOR
RISIKO
Tidak C D
Intepretasi hasil
Rasio Prevalens
Prevalensi pada kelompok dengan faktor risiko
dibanding prevalensi pada kelompok tanpa faktor risiko
Rasio Prevalens :
RP = A/A+B : C/(C+D)
Menghitung rasio prevalens
= 1 tidak berefek ( netral)
> 1 variabel merupakan faktor risiko
< 1 variabel merupakan faktor protektif
Kelebihan Cross Sectional
Mudah, ekonomis, hasil cepat didapat
Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
Kemungkinan subjek drop out kecil
Tidak banyak hambatan etik
Dapat sebagai dasar penelitian
selanjutnya
Kelemahan cross sectional
Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat
Subjek penelitian cukup besar terutama bila
variabel banyak dan faktor risk relatif jarang
ditemukan
Kurang tepat untuk mempelajari penyakit
dengan kurun waktu sakit pendek
Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding
case control atau cohort
Tidak dapat menggambarkan perjalanan
penyakit faktor risiko, diagnosis,
prognosis
CONTOH PERTANYAAN PENELITIAN
F risk (+)
retrospektif
Efek (-)/
F risk (-) kontrol
Tabel
EFEK
Case Control
Ya Tidak Jumlah
Ya A B A+B
FAKTOR
RISIKO
Tidak C D C+D
Efek +
Subyek dengan
faktor risiko
Subyek Efek -
penelitian
FR
Efek - Efek +
Subyek tanpa
faktor risiko
Efek -
Langkah-langkah kohort
Merumuskan masalah penelitian
Menetapkan subjek penelitian
Memilih kelompok kontrol
Mengidentifikasi variabel penelitian
Mengamati perkembangan dan
menetapkan timbulnya efek (penyakit)
Analisis hasil
Tabel
EFEK
Cohort
Ya Tidak Jumlah
Ya A B A+B
FAKTOR
RISIKO
Tidak C D C+D
Serangan infark
ulangan
Ya Tidak Jumlah
Ya A B A+B
Pasien MI
hipotensi
Tidak C D C+D
X Y
Variabel Variabel
Bebas tergantung
Hubungan antar variabel (2)
X A Y
X Y
Variabel
Variabel tergantung
Bebas
Z
Variabel Perancu
Hubungan antar variabel (2)
X A Y
Z
Variabel Perancu
Kegunaan variabel penelitian
Untuk mempersiapkan alat dan metode
pengumpulan data
Untuk mempersiapkan metode
analisis/pengolahan data
Untuk pengujian hipotesis
Definisi operasional variabel
Menurut Sugiyono (2012: 31), definisi
operasional adalah penentuan konstrak atau
sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur.
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu
yang digunakan untuk meneliti dan
mengoperasikan konstrak, sehingga
memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara
yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran konstrak yang lebih baik.
Contoh definisi operasional
Cluster sampling.
Pengambilan sampel dilakukan secara random dari cluster
yang secaraalami terjadi dalam populasi. Cluster sampling
sangat berguna bila populasi sangat tersebar.
Contoh:
Penelitian kanker paru di Indonesia yang diambil dari CM
rumah sakit, mula-mula dibuat daftar rumah sakit, kemudian
diambil beberapa rumah sakit secara random untuk
penelitian kanker paru tersebut.
Kemudian diseleksi secara random pada tiap-tiap " strata
tersebut
NON PROBABILITY SAMPLING.
Jawab
Akurasi 95%, galat pendugaan/derajat
kesalahan/toleransi error 5%
n = N / (1 + Nd2)
n = 1000 / (1 + 1000. (0,05)2)
n = 285,714286
n = 286 objek sampel
Penelitian Eksperimental
Rumus federer