Anda di halaman 1dari 111

Metodologi penelitian kesehatan

Uswatun Khasanah, M.Pd


Tujuan pembelajaran
Tujuan umum
1. mahasiswa mampu menyusun proposal dan
melakukan penelitian ilmiah sesuai ilmiah
sesuai dengan masalah kesehatan baik pada
individu, keluarga maupun masyarakat.
2. Mahasiswa mampu menulis skripsi/ tesis/
disertasi yang baik dan sesuai dengan kaidah
karya ilmiah yang menjadi acuan institusi
masing-masing.
Tujuan khusus
Mampu menulis proposal karya ilmiah
dengan kaidah yang benar, serta
menuliskan referensi dan mensitasinya
dengan benar.
Mampu menerapkan metode penelitian
dengan benar.
Mampu melakukan penelitian dan
menganalisisnya dengan kaidah yang
benar.
Tujuan khusus
Mampu menuliskan hasil penelitiannya
dengan baik.
Mampu menuliskan pembahasan terhadap
hasil penelitiannya dan menyimpulkan
serta menuliskan saran dengan baik.
Pre test
Menurut kalian apa yang dimaksud
dengan penelitian ilmiah?
apa perbedaan penelitian ilmiah dengan
karya tulis ilmiah?
Apa saja isi dari karya tulis ilmiah?
Desain penelitian apa saja yang kamu
ketahui?
Tuliskan satu judul penelitian yang ingin
kalian teliti?
Materi pembelajaran
Pertemuan 1
Hakekat dan definisi penelitian, jenis
penelitian dan desain penelitian
pertemuan 2
Desain eksperimen, variabel penelitian,
definisi operasional variabel
Pertemuan 3
Populasi dan sampel, teknik sampling,
perhitungan jumlah sampel
HAKEKAT PENELITIAN

MENDAPATKAN DATA/INFORMASI
SEBAGAIMANA ADANYA DAN BUKAN
SEBAGAIMANA SEHARUSNYA
CARA ILMIAH
1. RASIONAL
2. EMPIRIS
3. SISTEMATIS
RASIONAL, EMPIRIS, SISTEMATIS

RASIONAL : TERJANGKAU OLEH


PENALARAN MANUSIA

EMPIRIS : TERJANGKAU OLEH


PANCAINDERA MANUSIA

SISTEMATIS: MENGIKUTI LANGKAH-


LANGKAH YANG LOGIS
Definisi
Penelitian merupakan suatu sarana ilmiah
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
untuk menelaah fakta-fakta yang ada dan
bertujuan untuk menemukan fakta-fakta
baru sehingga dapat disusun suatu
kaidah, konsep, teori baru yang kelak
harus ditelaah dengan penelitian
selanjutnya.
Definisi
Penelitian kesehatan merupakan suatu
sarana ilmiah yang secara umum
bertujuan untuk mendapatkan jawaban
yang terbaik bagi pengembangan bidang
kesehatan, baik bagi ilmu kedokteran
maupun bagi penatalaksanaan suatu
penyakit
Tujuan penelitian
PENEMUAN
PENGEMBANGAN
PEMBUKTIAN
Kegunaan penelitian
Memahami masalah
Memecahkan masalah
Antisipasi masalah
Ruang lingkup
Penelitian kedokteran dasar
Penelitian kedokteran klinis, dan
Penelitian kedokteran komunitas
Masalah penelitian
Hulley dan Cummings, ( Sudigdo, 2014)
F Feasible (kemampulaksanaan)
I Interesting (menarik bagi peneliti)
N Novel (memberikan nilai baru)
E Ethical (Etis)
R - Relevant (Relevan)
Feasible
Tersedia subyek penelitian
Tersedia Dana
Tersedia waktu, alat, dan keahlian
Interesting

Masalah hendaknya menarik bagi peneliti


(menghindari ketidaktaatan asas penelitian,
dan agar tidak cepat menyerah)
Novel / Memberikan nilai baru
mengemukakan sesuatu yang baru
membantah atau mengkonfirmasi
penemuan terdahulu,
melengkapi atau mengembangkan hasil
penelitian terdahulu
Ethical
Tidak bertentangan dengan etika

Relevant
Sesuai dengan kemajuan ilmu, tata laksana
pasien, kebijakan kesehatan, atau dasar
riset selanjutnya
Hasil penelitian (KTI)
Pendahuluan
Kajian pustaka
Metode penelitian
Hasil dan pembahasan
Simpulan saran
Daftar pustaka
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian
Merupakan rancangan penelitian yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menuntun peneliti untuk dapat
memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian, meliputi :
identifikasi masalah, rumusan hipotesis,
operasionalisasi hipotesis, cara
pengumpulan data sampai analisis data.
Secara sempit desain penelitian mengacu
pada jenis penelitian yang digunakan
untuk mencapai tujuan penelitian.
Desain penelitian berguna sebagai
1. Sarana peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan penelitian
2. Alat bagi peneliti untuk dapat
mengendalikan/mengontrol pelbagai
variabel yang berpengaruh atau berperan
dalam penelitian
Hal yang harus
dipertimbangkan
Tentukan terlebih dahulu apakah peneliti
akan melakukan intervensi atau tidak?
Tentukan desain eksperimen? Atau
tentukan desain penelitian
observasionalnya (cross sectional/case
control/cohort?
Apakah akan dilakukan studi retrospektif
atau studi prospektif?
Jenis rancangan penelitian
Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian
(klinis,lapangan,laboratorium)
Berdasarkan pada substansi penelitian
(penelitian dasar dan terapan)
Berdasarkan pada ada tidaknya analisis
hubungan antar variabel (deskriptif dan
analitik)
Berdasarkan ada tidaknya analisis statistik
(kuantitatif dan kualitatif)
Berdasarkan ada tidaknya perlakuan
(eksperimental dan observasional)
Klasifikasi sederhana

Deskriptif (survei,studi
kasus,studi banding,
studi evaluasi)

observasional

Analitik (kausa,
Desain prognostik,diagnostik)
penelitian

Laboratorium, klinik,
eksperimental
epidemiologi
Penelitian kausa
Cross Sectional
Case controll
cohort
RANCANGAN CROSS
SECTIONAL
Penelitian cross sectional
= penelitian transversal = penelitian
potong lintang
Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel
tergantung (efek) diobservasi hanya sekali
pada saat yang sama
Efek selalu variabel tergantung
SKEMA CROSS SECTIONAL
Efek (+)
F risk (+)

Efek (-)

Populasi/
sampel
Efek (+)

F risk (-)
Efek (-)
Tabel

EFEK
CROSS SECTIONAL
Ya Tidak

Ya A B
FAKTOR
RISIKO
Tidak C D
Intepretasi hasil
Rasio Prevalens
Prevalensi pada kelompok dengan faktor risiko
dibanding prevalensi pada kelompok tanpa faktor risiko
Rasio Prevalens :
RP = A/A+B : C/(C+D)
Menghitung rasio prevalens
= 1 tidak berefek ( netral)
> 1 variabel merupakan faktor risiko
< 1 variabel merupakan faktor protektif
Kelebihan Cross Sectional
Mudah, ekonomis, hasil cepat didapat
Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
Kemungkinan subjek drop out kecil
Tidak banyak hambatan etik
Dapat sebagai dasar penelitian
selanjutnya
Kelemahan cross sectional
Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat
Subjek penelitian cukup besar terutama bila
variabel banyak dan faktor risk relatif jarang
ditemukan
Kurang tepat untuk mempelajari penyakit
dengan kurun waktu sakit pendek
Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding
case control atau cohort
Tidak dapat menggambarkan perjalanan
penyakit faktor risiko, diagnosis,
prognosis
CONTOH PERTANYAAN PENELITIAN

Apakah hasil tes kulit/ alergi


positip pd penderita rinitis kronik
berhubungan dengan rinosinusitis
?

Apakah tonsilitis kronik


berhubungan dengan prestasi
belajar siswa ?
RANCANGAN CASE CONTROL
CASE CONTROL
Mempelajari seberapa jauh f risiko
mempengaruhi terjadinya efek
Hub sebab akibat :
cross sectional < case control < cohort
F risk dipelajari melalui pendekatan
retrospektif efek diidentifikasi saat ini, f
risk diidentifikasi masa lalu
F risk (+) Efek (+)/
retrospektif kasus
F risk (-)
Matching/
Non matching

F risk (+)
retrospektif
Efek (-)/
F risk (-) kontrol
Tabel

EFEK
Case Control
Ya Tidak Jumlah

Ya A B A+B
FAKTOR
RISIKO
Tidak C D C+D

jumlah A+C B+D A+B+C+D


Intepretasi hasil
OR ( Odds Ratio )
Insiden pada kelompok dengan faktor risiko
dibanding insiden pada kelompok tanpa faktor
risiko
((A/A+B): B/(A+B)) :
(C/(C+D):D/(C+D))=A/B:C/D
=AD/BC
Tahapan kasus kontrol
1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan
hipotesis yang sesuai
2. Menetapkan variabel penelitian
3. Menetapkan subjek penelitian
4. Melakukan pengukuran variabel
5. Analisis hasil
Menentukan kasus
Insidens ( baru) atau prevalens ( baru +
lama)
Tempat pengumpulan kasus
Waktu diagnosis
Cara menetapkan kel kontrol
Populasi yang sama dengan kasus,
namun tidak memiliki efek tergantung
matching atau memilih kontrol dengan
karakteristik yang sama dengan kasus
dalam semua variabel
Kelebihan kasus kontrol
1. Cocok untuk mempelajari penyakit yg
jarang ditemukan
2. Hasil cepat, ekonomis
3. Subjek penelitian bisa lebih sedikit
4. Memungkinkan mengetahui sejumlah
faktor risiko yang mungkin berhubungan
dengan penyakit
5. Kesimpulan korelasi > baik, krn ada
pembatasan dan pengendalian f risk
6. Tidak mengalami kendala etik
Kelemahan kasus kontrol
Bias
Tidak diketahui pengaruh variabel luar yg
tak terkendali
Pemilihan kontrol dgn mathcing akan sulit
bila faktor risiko yg di matchingkan
banyak
Contoh R Q Penelitian Kasus Kontrol
Apakah risiko terjadinya Infark Myocard
pada wanita diakibatkan oleh penggunaan
oral kontrasepsi?

Apakah penderita hipertensi berat yang


lama memiliki risiko terjadinya dementia
dini?
RANCANGAN KOHORT
Mempelajari hubungan antara faktor risiko
dengan efek atau penyakit melalui
pendekatan waktu secara longitudinal
perspektif
Faktor risiko diidentifikasi lebih dulu
observasi timbul efek atau tidak
Hubungan sebab akibat kuat
Contoh : hubungan antara kebiasaan
mandi di sungai dengan bakteriuria pada
anak 5-10 tahun
Cohort Prospektif
Penelitian
mulai disini

Efek +
Subyek dengan
faktor risiko
Subyek Efek -
penelitian
FR
Efek - Efek +
Subyek tanpa
faktor risiko
Efek -
Langkah-langkah kohort
Merumuskan masalah penelitian
Menetapkan subjek penelitian
Memilih kelompok kontrol
Mengidentifikasi variabel penelitian
Mengamati perkembangan dan
menetapkan timbulnya efek (penyakit)
Analisis hasil
Tabel

EFEK
Cohort
Ya Tidak Jumlah

Ya A B A+B
FAKTOR
RISIKO
Tidak C D C+D

jumlah A+C B+D A+B+C+D


Intepretasi hasil
RR (Risiko Relatif)
Insiden efek pada kelompok dengan faktor
risiko dibanding insiden pada kelompok tanpa
faktor risiko
A/A+B : C/C+D
Keunggulan kohort
Hub sebab akibat paling kuat
Dapat untuk meneliti beberapa efek
sekaligus
Dapat menetapkan besarnya angka risiko
dari waktu ke waktu
Memungkinkan dikembangkan mjd kohort
retrospektif atau eksperimen
Kekurangan kohort
Waktu lama, sarana dan biaya mahal
Kemungkinan Subjek drop out lebih besar
Masalah etika
Contoh RQ pada cohort
Apakah kebiasaan mandi di sungai
berhubungan dengan munculnya
bakteriuria pada anak 5-10 tahun
Apakah kejadian asfiksi waktu lahir
berhubungan dengan kejadian tuli
kongenital ?
Penelitian prognostik
Penelitian prognostik bertujuan untuk
menganalisis efek/akibat dari suatu
penyakit
Penelitian prognostik merupakan
penelitian kohort untuk membandingkan
ada atau tidaknya faktor prognostik yang
bersifak positif atau negatif yang dimiliki
oleh sekelompok paisen yang telah
menderita sakit tertentu
contoh
pada sekelompok orang yang pernah
menderita myocard infark, akan diteliti apakah
hipotensi merupakan faktor prognostik yang
bersifat (-) terhadap kemungkinan terjadinya
serangan infark ulangan. Pada penelitian
tesebut, pasien dibagi menjadi 2 kelompok:
Kelompok 1 : penderita myocard infark,
plus hipotensi
Kelompok 2:penderita myocard infark,tanpa
hipotensi
Kedua kelompok tersebut diikuti sampai
waktu tertentu dan diukur luarannya (ada/
tidaknya serangan infark ulangan)
Tabel

Serangan infark
ulangan

Ya Tidak Jumlah

Ya A B A+B
Pasien MI
hipotensi
Tidak C D C+D

jumlah A+C B+D A+B+C+D


Misalnya, hasil RR = 3,5
Artinya: Penderita MI dengan hipotensi,
memiliki risiko 3,5 X terjadinya MI ulangan,
dibandingkan yang tidak hipotensi
Penelitian diagnostik
Penelitian diagnostik ditujukan untuk
menguji suatu alat diagnostik baru/ inovatif
dalam memprediksi suatu penyakit.
Alat diagnostic yang ideal harus
menunjukkan hasil yang (+) pada orang
yang menderita penyakit, dan memberikan
hasil yang (-) pada yang tidak menderita
penyakit.
Alat diagnostik yang baru tentu saja juga
diharapkan memberikanhasil yang lebih
cepat, aman, sederhana, tidak
menimbulkan rasa sakit, murah dan
konsisten (reliable).
Variabel-variabel pada tes
diagnostik
Variabel bebas (Predictor variable):
Hasil tes alat diagnostik baru

Variabel tergantung (Outcome variable):


Hasil tes alat diagnostik yang sudah
menjadi baku emas (gold standard), yaitu
ada/ tidaknya penyakit
PENELITIAN EKSPERIMEN
Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan salah
satu rancangan yang digunakan untuk
mencari hubungan sebab akibat.
Penelitian eksperimental adalah merupakan
penelitian dimana peneliti memberikan suatu
perlakuan pada variabel bebas, kemudian
mengobservasi efeknya (variabel
tergantung).
Kekuatan hubungan sebab akibat, lebih
tinggi dibandingkan dengan penelitian
observasional
Kata kunci
1. Alokasi random (melakukan
randomisasi dari subyek penelitian untuk
dijadikan kasus atau kontrol)
2. Perlakuan
3. Control condition (-kontrol /perlakuan
standar)
4. Pre test
5. Post test
Koding dari perlakuan
eksperimental
R = alokasi random
X = perlakuan
01 = pengukuran pre-test
02 = pengukuran post-test
RANCANGAN
Rancangan dapat berbentuk:
- Pra Eksperimen : biasanya tanpa
kelompok kontrol
- Kuasi Eksperimen : kelompok kontrol
tidak sama/matching
- True Eksperimen : kelompok kontrol
matching
Pre eksperimen
One-shot case study
X O2

Hanya 1 kelompok perlakuan, dilakukan


intervensi kemudian diukur hasil
intervensinya (hanya post test)
Tak ada alokasi random, tak ada kelompok
kontrol
One group, pre-test, post test design
O1 X O2

Hanya 1 kelompok perlakuan, dilakukan pre


test dan post test
Tak ada alokasi random, tak ada kelompok
kontrol
Static group comparison
X 02
02
Terdapat 2 kelompok studi yang dipisahkan
tanpa alokasi random. 1 kelompok dilakukan
intervensi, sedangkan yang lain tidak dilakukan
intervensi. Pada akhir penelitian, ke 2
kelompok dibandingkan untuk menganalisis
perbedaan sebagai hasil dari intervensi pada
kelompok 1.
Time series Design
01 X 02 Stop X 03

Penelitian ini hanya menggunakan 1


kelompok penelitian, dilakukan dengan cara
membandingkan luaran dari 1 kelompok
penelitian sebelum dan sesudah intervensi,
lalu intervensi dihentikan, setelah beberapa
waktu diintervensi dan diukur lagi
Kelemahan dari penelitian ini antara lain
adalah kemungkinan masih adanya efek
residu ketika intervensi dihentikan.
Quasi eksperiment
Pre-test, post-test, unequivalent groups
01 X O2
01 O2
Terdapat 2 kelompok studi yang dipisahkan
tanpa alokasi random
Dilakukan pengukuran pre dan post-test
Tak ada aspek pembutaaan (no blinding)
dalam mengukur pre maupun post test
Desain ini umumnya dilakukan untuk
penelitian intervensi (edukasi)
True eksperiment
1. Pre-test, post-test, equivalent groups
design
R 01 X O2
01 O2

Dilakukan alokasi random


Dilakukan pengukuran pre dan post test
Post test only controlled group design
R X O2
O2
Variabel luaran diukur hanya 1 kali (post test).
Desain ini bisa digunakan pada penelitian
dengan menggunakan hewan coba, yang untuk
mengukur variabel luarannya harus mengambil
organ atau mematikan hewan coba tersebut.
Bisa pula digunakan pada penelitian pada
manusia, biasanya bila untuk pengambilan
sampelnya hanya dapat dilakukan saat operasi.
Solomon four-group design
R 01 X O2
01 O2
X O2
O2
Solomon group design, ditujukan untuk
mengontrol kemungkinan efek
"sensitizing" dari pre-test dengan
menambahkan 2 kelompok yang tidak
mengalami pre test.
Randomized Controlled Trial
Istilah lazim digunakan untuk penelitian
experimental dengan subyek manusia (pasien).
Pemilihan jenis perlakuan yang diberikan pada
subyek dilakukan secara random (dilakukan
alokasi random), sehingga setiap subyek
penelitian diharapkan memiliki kemungkinan
yang sama untuk menerima/ tidak menerima
perlakuan (sebagai kelompok intervensi atau
sebagai kelompok kontrol)
Merupakan desain dengan model yang sama
dengan pre test, post test, group equivalent
design
Double Blinded Randomized Controlled
Trial

Dilakukan alokasi random


Perbedaan perlakuan yang diberikan pada
subyek penelitian, dilakukan secara
membuta. Oleh karena itu, peneliti tidak
tahu subyek mana yang mendapat
perlakuan dan mana yang menjadi
kontrolnya. Sedangkan subyek penelitian
juga tidak tahu apakah ia menerima obat
intervensi atau obat standar.
Studi ekperimental /intervensi

Masalah medik non klinik :


Persepsi masyarakat mengenai ikhwal penyakit,
pengobatan & kesehatan
Masalah pendidikan kesehatan masyarakat
Perilaku masyarakat, atau masalah
penatalaksanaan.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian
Konsep yang punya variasi nilai

Segala sesuatu yang menjadi obyek


pengamatan dalam penelitian

Teridentifikasi dari Tinjauan Pustaka


Variabel adalah karakteristik suatu
benda, binatang ataupun manusia
yang merupakan interes (menjadi
subyek) dalam suatu penelitian.
Dimensi Variabel dalam
Penelitian
Variabel bebas (independen, prediktor,
risiko atau kausa)
variabel yang bila berubah akan
mengakibatkan perubahan variabel lain

Variabel tergantung (dependen, efek,


hasil, outcome, response atau event)
variabel yang berubah akibat perubahan
variabel bebas
Variabel antara : variabel yang
berhubungan dengan variabel bebas dan
variabel terikat
Variabel perancu : variabel yang
berhubungan dengan variabel terikat,
namun tidak berhubungan dengan
variabel bebas
Contoh : kebiasaan merokok, pada studi
mencari hubungan antara kebiasaan minum
kopi dengan penyakit jantung koroner
Hubungan antar variabel (1)

X Y

Variabel Variabel
Bebas tergantung
Hubungan antar variabel (2)

X A Y

Variabel antara Variabel


Variabel tergantung
Bebas
Hubungan antar variabel (3)

X Y
Variabel
Variabel tergantung
Bebas

Z
Variabel Perancu
Hubungan antar variabel (2)

X A Y

Variabel antara Variabel


Variabel tergantung
Bebas

Z
Variabel Perancu
Kegunaan variabel penelitian
Untuk mempersiapkan alat dan metode
pengumpulan data
Untuk mempersiapkan metode
analisis/pengolahan data
Untuk pengujian hipotesis
Definisi operasional variabel
Menurut Sugiyono (2012: 31), definisi
operasional adalah penentuan konstrak atau
sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur.
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu
yang digunakan untuk meneliti dan
mengoperasikan konstrak, sehingga
memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara
yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran konstrak yang lebih baik.
Contoh definisi operasional

Variabel Definisi Hasil ukur Skala ukur


Operasional

Obesitas Kelebihan 1 : IMT > 27 nominal


massa tubuh kg/m2
responden yang 2 : IMT 27
didapat kg/m2
berdasarkan
perhitungan
rasio berat
badan dan
tinggi badan
pada kurun
waktu tiga bulan
terakhir.
Variabel Definisi Skala
Pekerjaan ayah Pekerjaan ayah sehari- Nominal
hari yang dinyatakan ibu

Kepuasan ibu Jawaban ibu terhadap Ordinal


terhadap RS pertanyaan aspek ke- (Likert 1
puasan, yang dimintakan 5)
kepada ibu dalam 1
minggu setelah bayinya
keluar dari RS

Kelompok VCO Merupakan kelompok Nominal


perlakuan yang terdiri dari 5 dengan 5
kelompok, yaitu: kategori
Perlakuan 1 : VCO 1 ml/hr
Perlakuan 2 : VCO 2 ml/hr
Perlakuan 3 : VCO 3 ml/hr
Kontrol (-) : Tak diberi VCO
maupun obat standar
Kontrol (+) : diberi obat
Standar
Kesalahan yang sering dilakukan !

Menuliskan anggota kelompok penelitian


sebagai variabel tersendiri, misalnya:
penelitian untuk membandingkan berbagai
dosis obat X tetapi menuliskan masing-
masing dosis tersebut sebagai variabel
tersendiri.
Populasi & Sampel
POPULASI
Jumlah keseluruhan dari unit analisa yang
ciri-cirinya akan diteliti
Dapat berupa manusia, hewan percobaan,
data rekam medis, data laboratorium, dll
Populasi : Populasi target dan populasi
terjangkau
1. POPULASI TARGET (Target population)
bersifat umum ; dalam penelitian klinis
dibatasi oleh karakteristik demografis
Misal : pasien osteoporosis, pasca menopouse

2. POPULASI TERJANGKAU (Accessible


population)
bagian dari populasi target yang dapat
dijangkau oleh peneliti
dibatasi tempat dan waktu
Misal : pasien osteoporosis, pasca menopouse,
D RSUD Waled 2014
Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi : karakteristik umum subyek
penelitian pada populasi target dan
terjangkau, / syarat seseorang ikut dalam
penelitian
Kriteria eksklusi : karakteristik khusus
yang memenuhi kriteria inklusi namun
harus dikeluarkan karena alasan sebab
tertentu, misal : subyek menolak
partisipasi, ada hambatan etis, pasien
punya karakteristik perancu, dll
Contoh
Penelitian suplementasi Calsium untuk mencegah
osteoporosis.
Kriterian penerimaan:
Wanita usia 45-50 tahun; kondisi
kesehatan baik; datang ke rumah sakit
antara 1 Januari - 31 Desember 2015
kriteria penolakan pada penelitian diatas:
alkoholik
batu ginjal
tidak menyetujui untuk menerima alokasi
random sebagai kelompok plasebo
SAMPEL
Himpunan bagian dari populasi yang
dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap sebagai dapat mewakili
populasinya.
Sampel selalu mempunyai ukuran yang
kecil atau sangat kecil jika dibandingkan
dengan ukuran populasi
Sampel : subyek yang diteliti dan subyek
yang dikehendaki
Subyek yang terpilih : merupakan bagian dari
populasi terjangkau yang direncanakan untuk
diteliti
Misal : 60 pasien osteoporosis, pasca
menopouse
Subyek yang diteliti : merupakan subyek
yang benar mengikuti penelitian dari awal
sampai selesai.
Misal : 54 pasien osteoporosis, pasca
menopouse
Alasan menggunakan sampel
Lebih murah
Lebih mudah
Lebih cepat
Lebih akurat
Mewakili populasi
Lebih spesifik
Teknik sampling
Probability sampling
Semua anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih atau
tidak terpilih sebagai sampel penelitian
Nonprobability sampling
Berdasarkan alasan tertentu peneliti, tidak
semua anggota populasi berkesempatan
menjadi sampel penelitian
Probability Sampling
Simple random sampling
Systematic sampling
Stratified random sampling (jenis kelamin,
ras, kondisis sosial ekonomi, status gizi,
dll)
Cluster random sampling (terkluster
secara alamiah, misal : kodya, kecamatan,
kabupaten)
Simple random sampling.
Semua unit populasi yang akan diteliti diberi nomor urut,
kemudian dirandom untuk diambil sebagai sampel.
Systematic Sampling
Apabila diinginkan sampel yang tersebar secara merata
dari suatu populasi target.
Contoh:
Penelitian penderita asma di Jawa Tengah, maka dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Merandom kota-kota di Jawa Tengah, lalu merandom
kecamatan-kecamatan dari kota yang telah terpilih, lalu
merandom kelurahan-kelurahan dari kecamatan-
kecamatan yang telah terpilih, dst.
Stratified random sampling.
Digunakan pada populasi yang heterogen
Populasi dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan
kriteria tertentu (jenis kelamin, umur, status ekonomi ).

Cluster sampling.
Pengambilan sampel dilakukan secara random dari cluster
yang secaraalami terjadi dalam populasi. Cluster sampling
sangat berguna bila populasi sangat tersebar.
Contoh:
Penelitian kanker paru di Indonesia yang diambil dari CM
rumah sakit, mula-mula dibuat daftar rumah sakit, kemudian
diambil beberapa rumah sakit secara random untuk
penelitian kanker paru tersebut.
Kemudian diseleksi secara random pada tiap-tiap " strata
tersebut
NON PROBABILITY SAMPLING.

Praktis, mudah, dan cepat dikerjakan,


kurang dianjurkan karena
menghilangkan kesempatan seseorang
untuk terambil sebagai sampel
Nonprobability sampling
Consecutive sampling : semua subyek
yang datang dan memenuhi kriteria
pemilihan langsung terpilih sebagai
sampel sampai jumlah subyek yang
diperlukan terpenuhi
Convenient sampling : pengambilan
sampel tanpa sistematika yang jelas,
sehingga dianggap sebagai cara paling
lemah
Judgemental sampling/purposive sampling
Peneliti memilih sampel berdasarkan pada
pertimbangan subyektif dan praktis.

Contoh : Pada studi tentang keberhasilan dari brosur


tentang diet lemak yang terkontrol, peneliti memilih
pasien-pasien yang mempunyai kemungkinan untuk
patuh.Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa
intervensi dengan brosur itu efektif, hal ini riskan
untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut pada
pasien yang lain.
Teknik perhitungan besar
sampel
Rumus slovin
Contoh Kasus
Jika akan dilakukan penelitian pada populasi
sebanyak 1000 orang. Coba tentukan jumlah
sampel yang ingin diambil jika diinginkan akurasi
/derajat kepercayaan 95%

Jawab
Akurasi 95%, galat pendugaan/derajat
kesalahan/toleransi error 5%
n = N / (1 + Nd2)
n = 1000 / (1 + 1000. (0,05)2)
n = 285,714286
n = 286 objek sampel
Penelitian Eksperimental

Rumus federer

(t-1) (r-1) > 15

dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan


r = jumlah replikasi

Contohnya: Jika jumlah perlakuan ada 4 buah, maka jumlah ulangan


untuk tiap perlakuan dapat dihitung:

(4 -1) (r-1) > 15


(r-1) > 15/3
r>6
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai