Anda di halaman 1dari 6

Nama: Rulina Niken Pitaloka

NIM: 1711304156

KELOMPOK: B6

RESPONSI EPIDEMIOLOGI

ABSEN GENAP

1. Analisa kasus dibawah ini :


Jaka Perlian mahasiswa TLM yang ikut serta dalam penelitian di sepanjang kali code.
Untuk mengidentifikasi wabah penyakit DBD di daerah sungai Code. Hasil identifikasi didapatkan
hasil 40 warga yang terjangkit DBD dari total 645 warga di kecamatan Kali Code Yogyakarta. Dari
jumlah 40 orang tersebut berdasar jenis kelamin terdapat 15 orang wanita dan 25 orang pria.
Dari jumlah 40 orang tersebut terdapat 8 orang meninggal dunia (2 warga yang meninggal
dikarenakan muntaber berat dan dehidrasi, 2 orang dikarenakan sakit kepala berkepanjangan
karena infeksi dan 4 orang dikarenakan panas tinggi berakibat perdarahan). Jumlah kematian
tersebut meningkat 2x lipat dari jumlah kematian di tahun sebelumnya (2018). Sedangkan dari
tahun 2017 ke 2018 jumlah meninggal meningkat 50 %. Untuk angka kesakitan, jumlah yang
terinfeksi wabah DBD meningkat 2x lipat dari tahun 2018, dan dari tahun 2017 ke 2018
meningkat 50%. Selain kasus DBD di kelurahan tersebut juga terdapat wabah baru leptospirosis
yang pada tahun sebelumnya tidak ada. Jumlah warga yang terinfeksi leptospirosis sebesar 20
warga di kelurahan tersebut.
Untuk absen Genap : silahkan di cari frekuensi, insidensi rate, Case Fatality Rate, dan
berapa angka pasien meninggal pada tahun 2017 dan 2018.

2. Apa perbedaan antara Case Control dan Cohort?


Jawab :
Case control adalah rancangan penelitian yang menyebutnya sebagai studi retrospektif,
meskipun istilah ini kurang tepat. Penelitian ini berusaha melihat ke belakang, yaitu data digali
dari dampak (efeknya) atau akibat yang terjadi. Kemudian dari dampak tersebut ditelusuri
variable variabel penyebabnya atau variable yang mempengaruhi. Sedangkan, Penelitian kohort
atau sering disebut penelitian prospektif adalah suatu penelitian survey (non eksperimen) yang
paling baik dalam mengkaji hubungan antara factor resiko dengan efek (penyakit). Faktor resiko
yang akan dipelajari diidentifikasi dulu kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya
efek yaitu penyakit atau salah satu indicator status kesehatan.

3. Apa perbedaan antara case report dan case series?


Jawab :
Case Report adalah Merupakan study pada satu kasus yang sama atau kasus baru yang
menggambarkan suatu riwayat penyakit dan pengalaman klinis dari masingmasing kasus. Unit
pengamatan atau analisisnya individual. Sedangkan, case series merupakan studi lanjutan dari
case report. case report hanya terdiri dari satu kasus saja, tetapi case series terdiri lebih dari
satu kasus dan kurang dari sepuluh kasus. Studi ini juga terkait pada sindrom atau penyakit baru.
Unit pengamatannya juga individual.

4. Relative risk dan odds ratio digunakan untuk jenis penelitian epidemiology apa ?
Jawab :
Relative risk untuk jenis penelitian epedimiologi dengan pendekatan kohort dan odds
ratio untuk jenis penelitian epedimiologi dengan pendekatan case control.

5. Pada suatu pesta ulang tahun, terjadi wabah keracunan Nasi Sarden, dengan keluhan sakit
kepala, mual, muntah. Data yang terkumpul adalah sebagai berikut: Jumlah undangan = 50
orang, Jumlah undangan yang makan Nasi sarden = 35 orang, diantaranya ada 20 undangan
yang menderita gejala keracunan. Ada 2 undangan yang tidak ikut makan sarden, tetapi
mempunyai gejala yang sama, sakit kepala, mual, muntah. Silahkan dianalisa :
Untuk absen Genap : silahkan dicari angka odds ratio, dan kesimpulan apa yang didapatkan.
Jawab:
TUTORIAL
1. Buka aplikasi SPSS kemudian menuju variable view dan ketik data variable dikolom nama.
Lalu atur type menjadi numeric, decimals menjadi 0, label, dan measure pada sarden dan
keracunan diganti menjadi nominal.
2. Kemudian Atur values dengan cara klik kanan pada kolom sarden hingga muncul value labels
kemudian isi value = 1 / 2, pada label = ya / tidak. Lalu add dan tekan ok. Seperti gambar
dibawah ini.

3. Lanjutkan ke bagian data view kemudian isi data pada masing masing kolom variable.
4. Selanjutnya pilih analyze dan klik descriptive statistics, kemudian menuju ke crosstabs.

5. Setelah muncul kotak crosstabs, masukkan sarden ke row(s) dan keracunan ke column(s).
6. Kemudian klik Statistics, Centang Cochran’s and Maentel-Haenszel Statistics dan biarkan
Test Common Odds Ratio tetap 1, lalu klik Continue. Kemudian Klik OK.

7. Kemudian akan muncul hasil seperti gambar dibawah ini.

8. Kesimpulan yang didapatkan adalah:

Jadi, estimate yaitu 1,000. Artinya undangan yang memakan nasi sarden lebih beresiko 1
kali lipat dari yang tidak memakan nasi sarden. Nilai common odds ratio lower bound dan
upper bound menunjukkan batas atas dan batas bawah OR, yang artinya undangan yang
memakan nasi sarden sekurang-kurangnya lebih berisiko sebesar 0,020 kali lipat terjadi
keracunan dan paling besar lebih berisiko sebesar 50,397 kali lipat terjadi keracunan.

Anda mungkin juga menyukai