Disusun oleh :
Cindy Fauziah Rahman
Andi Fitira Pramesti Regita Cahyani
Agung Tri Cahyo Saputro
Disusun oleh:
Cindy Fauziah Rahman
Andi Fitira Pramesti Regita Cahyani
Agung Tri Cahyo Saputro
Disetujui,
(Nazula Rahma Shafriani, S.Si., M.Biomed.) (Farida Noor I., S.Si., M.Biomed.)
NIP. 9108281810474 NIP. 9210161904511
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan bayak kesempatan, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Studi Kasus dengan baik.
Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyarat dalam
menyelesaikan Praktik Kerja Puskesmas bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan,
Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Angkatan Tahun 2017. Dalam
penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya laporan ini
tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak, baik
bersifat moril maupun materil, oleh karena-Nya, kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih antara lain kepada :
1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat., selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
2. Moh. Ali Imron, M.Fis., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UNISA
3. Isnin Aulia Ulfah Mu’awanah, S.Si., M.Sc., selaku Ketua Prodi Sarjana
Terapan Teknologi Laboratorium Medis UNISA
4. Nazula Rahma Shafriani, S.Si., M.Biomed., selaku koordinator Praktik Klinik
Puskesmas
5. Farida Noor Irfani, S.Si., M.Biomed., selaku Dosen Pembimbing Institusi
6. Hanik Fauziah, A.Md., A.K selaku Clinical Instructor Praktik Kerja
Puskesmas Penyusunan Laporan Studi Kasus ini disusun dengan sebaik-
baiknya, namun
tentu masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan,
tidak lupa harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN....................................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................5
B. Tujuan...........................................................................................................7
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN TEORI.................................................................................................8
A. Definisi Trikomoniasis..................................................................................8
B. Morfologi dan Daur Hidup Trichomonas vaginalis......................................8
C. Cara Penularan..............................................................................................9
D. Gejala Klinis...............................................................................................10
E. Diagnosa Trikomoniasis.............................................................................10
BAB III...................................................................................................................12
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENDUKUNG........................................12
A. Pemeriksaan Laboratorium untuk Menegakkan Diagnosis Trikomoniasis 12
BAB IV...................................................................................................................14
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................................................14
A. Hasil...........................................................................................................14
B. Pembahasan.................................................................................................15
BAB V....................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
LAMPIRAN...........................................................................................................20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit infeksi yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai
saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,
baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang. Menurut World
Health Organization (WHO) pada tahun 2008 terdapat lebih dari 340 juta
kasus baru dari IMS yang dapat diobati seperti sifilis, gonorrhea, klamidia
trakomatis dan Trichomonas vaginalis yang terjadi setiap tahun di dunia,
terutama pada pria dan wanita berusia 15- 49 tahun.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012),
pengetahuan remaja (pria dan wanita umur 15-24 tahun) tentang IMS masih
rendah dimana 35% wanita dan 19% pria mengetahui gonorrhea, 14% wanita
dan 4% pria mengetahui genital herpes, sedangkan pengetahuan mengenai
condylomata, chancroid, chlamydia, candida, dan jenis IMS lain tergolong
sangat rendah (dibawah 1%). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Reproduksi
Remaja Indonesia (SKRRI), tujuh dari sepuluh pria dan wanita (masing-
masing 72%) tidak memiliki pengetahuan tentang gejala IMS. Pengetahuan
tentang gejala IMS lebih rendah pada wanita dan pria yang lebih muda
(Munson, 2013).
Trichomonas vaginalis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Dan
ternyata organisme ini dapat bertahan hidup selama 45 menit di tempat
dudukan toilet, baju mandi, pakaian dan air hangat. Penularan perinatal
ditemukan sekitar 5% dari ibu yang terinfeksi Trikomoniasis, tetapi biasanya
‘self-limited’ oleh karena metabolisme dari hormon ibu, tetapi pernah
dilaporkan suatu kasus respiratory distress bayi laki-laki cukup bulan, dimana
pada sediaan basah sputum kentalnya dijumpai sedikit leukosit dan organisme
Trichomonas vaginalis (Kusmiran, 2011).
5
6
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan diatas maka
tujuan dari laporan ini adalah:
1. Mengetahui kejadian Trikomoniasis pada pemeriksaan infeksi menular
seksual (IMS) di Puskesmas Cangkringan.
2. Mengetahui prosedur yang dilakukan untuk menegakkan penyakit
Trikomoniasis di Puskesmas Cangkringan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang
disebabkan parasit uniselluler Trichomonas vaginalis (T. vaginalis).
Walaupun Trikomoniasis merupakan PMS yang tersering namun data
tentang prevalensi dan insiden sangat kurang dijumpai. Menurut data
Centre for Disease Control and Prevention (2008), diperkirakan bahwa
setiap tahun sebanyak 7.4 juta kasus infeksi menular seksual akibat
Trikomoniasis terjadi pada wanita dan laki-laki.
Trichomonas vaginalis mempunyai hubungan denganpeningkatan
serokonversi virus HIV pada wanita. Selain itu, ia juga mengakibatkan
kelainan pada bayi yang lahir prematur, ruptur membran dan denganberat
badan lahir rendah. T. vaginalis biasanya ditularkan melalui hubungan
kelamin dan sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah, baik
pada wanita maupun laki-laki. Parasit ini dapat ditemukan pada vagina,
urethra, kantong kemih atau saluran parauretral. (Handsfield, 2007).
B. Morfologi dan Daur Hidup Trichomonas vaginalis
Habitat T. vaginalis adalah pada vagina wanita, prostat dan
vesikel seminal laki-laki serta urethra wanita dan laki-laki. Ia hanya hidup
pada fase trofozoit yaitu bentuk infektifnya. Trofozoit T. vaginalis
berbentuk oval dengan panjang 7µm hingga 23µ dan memiliki 5 flagella
dan undulating membrane. Intinya berbentuk oval dan terletak di bagian
atas tubuhnya, dan di bagian belakang ada blepharoblast sebagai tempat
keluarnya empat buah flagella yang berjuntai bebas dan melengkung di
ujungnya sebagai alat geraknya yang ‘maju-mundur’. Flagella kelimanya
melekat ke undulating membrane dan menjuntai ke belakang. Bawah
membrannya terdapat costa yaitu suatu cord yang mantap, berfilamen
dan berfungsi untuk menjaga undulating membrane. Selain itu juga
mempunyai axostyle yang terdapat pada sitoplasmanya yang
8
9
lebih dari 5,0 dicampurkan dengan saline normal maka akan terlihat
trokomonas yang motil dan predominan PMNs. Cara lain adalah melalui
kultur sekret vagina atau urethra pada pasien akut atau kronik. Hasil
kultur positif bila sel clue dan test bau amine positif, hapusan saline
mount atau Gram akan menunjukkan perubahan flora bakteri vagina.
Pemeriksaan serologi dan immnunologi juga boleh dijalankan namun
belum cukup sensitif untuk mendiagnosis T. vaginalis (Aridawarni,
2011).
BAB III
12
13
A. Hasil
Pemeriksaan yang dilakukan di Puskesmas Cangkringan untuk
Trikomoniasis hanya mikroskopis dan urin rutin saja sebagai penunjang, dari
hasil pemeriksaan yang kami lakukan dapat dilihat pada Gambar 1, Tabel 1
dan Tabel 2.
14
pemeriksaan yang meliputi sel polmorfonuklear, bakteri diplococcus, bakteri
15
16
B. Pembahasan
Trichomonas vaginalis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual yang
kemudian menyerang epitel squamosa vagina dan mulai bermultiplikasi secara
aktif. Hal ini menyebabkan suplai glikogen untuk Lactobacillus menjadi
berkurang bahkan menjadi tidak ada sama sekali dan ternyata organisme ini
dapat bertahan hidup selama 45 menit di tempat dudukan toilet.
Tabel 1 pada hasil menunjukkan kedua pasien positif bakteri Trichomonas
vaginalis. Pemeriksaan sediaan langsung dan pewarnaan gram adalah metode
standar untuk mendiagnosis adanya infeksi trikomonas dan kandida. Metode
standar adalah adanya tiga dari 4 gejala sebagai berikut:
a) Keputihan yang menutupi dinding vagina
b) Ditemukan clue cell
c) pH vagina > 4,5
d) Duh vagina berbau ikan amis ikan sebelum atau sesudah ditetesi KOH
10%. Pada kedua pasien di temukan clue cell, pH vagina diatas 4,5 dan
duh vagina berbau amis ikan sebelum di tetesi larutan KOH 10%.
17
Pada laporan studi kasus didapatkan sebanyak dua pasien yang terdiagnosa
Trikomoniasis dari mulai tanggal 16 November-26 Desember 2020.
Penegakkan diagnosis penyakit tersebut dilakukan dengan pemeriksaan urin
rutin yang menunjukkan pH urin dalam keadaan basa dan hasil pemeriksaan
mikroskopik yang ditunjukkan dengan banyak ditemukan sel PMN, bakteri
Trichomonas vaginalis dan sediaan berbau amis sebelum ditetesi KOH.
B. Saran
Berdasarkan adanya kasus Trikomoniasis di Puskesmas Cangkringan,
masyarakat sekitar diharapkan untuk lebih memahami tentang pencegahan
Trikomoniasis guna meminimalisir terjadinya penyakit tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
21
22