MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Imunologi Gizi
yang dibina oleh Ibu Fifi Luthfiyah, SST., M.Kes.
Oleh :
Kelompok 3
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik
serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang
berjudul “KANKER SERVIKS”. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah PATOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR. Selain itu,
untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah
yang kami susun.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan
makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
dan umumnya bagi kita semua. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini membahas (a) latar belakang, (b) rumusan masalah, dan (c)
tujuan. Berikut ini uraian tiap-tiap subbab.
A. Latar Belakang
Kanker serviks merupakan salah satu masalah utama kesehatan
reproduksi pada wanita. Kanker serviks merupakan suatu neoplasma atau
keganasan pada leher rahim (serviks). Human Papilloma Virus (HPV) sub
tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18 merupakan penyebab kanker
serviks1 . Persistensi HPV pada tiap pejamu berbeda tetapi belum
diketahui penyebab yang pasti karena penyebab terjadinya kanker bersifat
multifaktorial, namun infeksi HPV merupakan pencetus utama penyebab
terjadinya kanker serviks2 . Kebiasaan melakukan seksual yang berganti-
ganti pasangan, merokok, mempunyai anak banyak, tingkat pendidikan
dan pemakaian kontrasepsi menjadi resiko terjadinya kanker serviks3 .
1
untuk kejadian kanker serviks dan keenam untuk kematian dibandingkan
wilayah lain di dunia6 . 2 Di Indonesia menurut data Global Cancer
Observatory (GLOBOCAN) pada tahun 2020, kanker serviks menduduki
peringkat ke-2 sebanyak 36.633 per 100.000 penduduk dan untuk tingkat
kematian di Indonesia, kanker serviks menduduki peringkat ke-3 sebanyak
21.003 per 100.000 penduduk7 . Menurut data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013, provinsi di Indonesia, lima besar dengan insiden
tertinggi adalah provinsi Jawa Timur dengan 21.313 kasus, provinsi Jawa
Tengah dengan 19.734 kasus, provinsi Jawa Barat dengan 15.635 kasus,
provinsi DKI Jakarta dengan 5.919 kasus dan provinsi Sumatera Utara
dengan 4.694 kasus8 .
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Edwin Lasut dkk yang
dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou tahun 2015 dengan jumlah 40
sampel. Berdasarkan usia, pasien dengan usia 35-39 tahun, 40-44 tahun,
45- 49 tahun dan 55-59 tahun merupakan kasus terbanyak masing-masing
6 kasus (15%). Berdasarkan kelompok jumlah paritas, pasien yang
memiliki dua anak paling banyak di diagnosis kanker serviks, dengan
jumlah 12 (30%) pasien. Berdasarkan pekerjaan, pasien yang bekerja
sebagai IRT (ibu rumah tangga) yang paling banyak didiagnosa kanker
serviks, dengan jumlah 37 pasien (92,5%). Dan berdasarkan kelompok
usia pertama kali menikah, pasien yang usia pertama kali menikah pada
20-24 tahun paling banyak didiagnosa kanker serviks, dengan jumlah 19
pasien (47,5%)9 .
2
Berdasarkan jumlah paritas, pasien dengan multipara dan grandemultipara
paling banyak di diagnosis kanker serviks, dengan jumlah masing-masing
18 pasien (36%). Dan berdasarkan riwayat 3 penggunaan kontrasepsi
hormonal, pasien dengan riwayat penggunaan kontrasepsi oral paling
banyak di diagnosis kanker serviks, dengan jumlah 29 pasien (58%)10.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kenker serviks?
2. Apa patogenesis kanker serviks?
3. Bagaimana etiologi kanker serviks?
4. Bagaimana tanda gejala dari kanker serviks?
5. Bagaimana diagnosis kanker serviks?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari kanker serviks?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kanker serviks
2. Mengetahui patogenesis kanker serviks
3. Mengetahui etiologi kanker serviks
4. Mengetahui tanda gejala kanker serviks
5. Mengetahui diagnosis kanker serviks
6. Mengetahui penatalaksanaan kanker serviks
3
BAB II
PEMBAHASAN
Bagian ini membahas (a) pengertian (b) petogenesis, (c) etiologi, (d) tanda
gejala, (e) diagnosis, dan (f) penatalaksanaan. Berikut ini uraian tiap-tiap subbab.
A. Pengertian
Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus
merupakan kanker pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker
payudara. Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat
pertama. Kanker serviks yang sudah masuk ke stadium lanjut sering
menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat.
4
apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-
organ lain di seluruh tubuh penderita.
B. Pathogenenis
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papillomavirus
(HPV). Setelah infeksi HPV, dibutuhkan 15 sampai 20 tahun untuk kanker
serviks berkembang pada wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang
normal. Kanker serviks umumnya berkembang perlahan dan baru
menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. HPV
merupakan patogen intaepitel yang tidak dapat dipropagasi di kultur sel
(Paavonen, 2007). Mukosa dan permukaan kulit merupakan port de entry
infeksi yang paling sering terjadi. Wanita yang aktif secara seksual dapat
terinfeksi HPV melalui aktivitas seksual dengan pasangan yang terinfeksi.
Setelah berhasil menginfeksi, siklus hidup HPV sepenuhnya bergantung
pada proses diferensiasi alami sel karatinosit atau sel epitel genitalia.
Karakteristik sel di epitel serviks adalah simple columnar secretory
epithelium. Squamocolumnar junction sangat rentan terhadap transformasi
yang disebabkan HPV high-risk dan merupakan area dimana sekitar 90%
malignansi pada saluran kelamin bawah diinisias (Paavonen, 2007; Wang
et al., 2020).
5
furin ini dikonservasi dan dibutuhkan untuk infeksi. Perlekatan yang stabil
ini memudahkan transfer virus memasuki sel keratinosit (Stebhen et al.,
2007).
6
Sel epitel yang terinfeksi kemudian masuk ke kompartemen
differensiasi, meninggalkan siklus pembelahan. Ketika sel host berhenti
membelah dan memulai diferensiasi menjadi sel matang, hal ini memberi
sinyal pada virus untuk mengaktifkan seluruh gennya, meningkatkan
genom virus menjadi ribuan. Terjadi proses ekpresi gen dan replikasi
DNA virus dalam jumlah besar dan perbanyakan jumlah virus hingga 1000
virus per sel. Terjadi pula ekspresi berlebihan dari early gen E6 dan E7
dan terakhir dihasilkan protein L1 dan L2 (Stanley, 2010). Dua late protein
L1 dan L2 yang berperan pada viral assembly dan pengemasan DNA,
hanya akan diekpresikan di akhir pada sel epitel yang telah matang
(Stebhen et al., 2007). Siklus ini membutuhkan waktu kira-kira 2-3
minggu in vivo, sama dengan waktu yang diperlukan untuk sel epitel atau
keratinosit basal untuk bergerak ke atas epitelium dan berdiferensiasi
(Stanley, 2010).
C. Etiologi
Penyebab utama kanker serviks adalah Human Papilloma Virus
(HPV). HPV merupakan virus yang sifatnya umum dan berjumlah lebih
dari 100 jenis, namun tidak semua HPV bersifat ganas. Dari 100 jenis
HPV, 10 diantaranya mampu meningkatkan risiko kanker serviks.
Beberapa diantaranya adalah HPV jenis 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52,
dan 58. Lebih dari 90% kanker leher rahim adalah jenis skuamosa yang
mengandung DNA virus Human Papilloma Virus (HPV) dan 50% kanker
servik berhubungan dengan Human Papilloma Virus tipe 16. Virus HPV
dapat menyebar melalui hubungan seksual terutama pada hubungan
seksual yang tidak aman. Virus HPV menyerang selaput pada mulut dan
kerongkongan serta anus dan akan menyebabkan terbentunya sel-sel pra-
kanker dalam jangka waktu yang panjang.
7
genom setelah itu kapsid dihancurkan. Setelah virus masuk ke dalam inti
sel, virus melakukan transkripsi dengan DNA-nya berubah menjadi
MRNA.
Ikatan antara protein E6 dan gen p53 akan menyebabkan p53 tidak
berfungsi sebagai gen supresi tumor yang bekerja di fase G1. Gen p53
akan menghentikan siklus sel di fase G1 dengan tujuan penghentian siklus
sel yaitu agar sel dapat memperbaiki kerusakan sebelum berlanjut ke fase
S. Mekanisme kerja p53 adalah dengan menghambat kompleks cdk-cyclin
yang akan merangsang sel memasuki fase selanjutnya jika E6 berikatan
dengan p53 maka sel terus bekerja sehingga sel akan terus membelah dan
menjadi abnormal.
D. Tanda Gejala
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyakit kanker yang
menyerang leher rahim dan disebabkan oleh human papilloma virus atau
HPV. Pada awal diderita, kanker serviks kerap tidak menimbulkan gejala
sehingga sering kali baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut.
1. Fisik :
8
a. Pembengkakan di salah satu tungkai
Ketika kanker serviks memasuki stadium lanjut,
biasanya akan menimbulkan berbagai komplikasi dan salah
satunya adalah pembengkakan pada tungkai.
Pembengkakan di salah satu tungkai dapat terjadi ketika
benjolan akibat kanker menekan pembuluh darah di panggul,
sehingga menghambat sirkulasi darah ke tungkai. Akibatnya,
terjadi penimbunan cairan yang membuat tungkai menjadi
bengkak.
2. Klinis :
a. Perdarahan vagina yang tidak normal
Ketika wanita menderita kanker serviks, gejala yang
biasanya muncul adalah perdarahan tidak normal pada vagina.
Perdarahan yang dialami bisa lebih banyak atau lebih sedikit
dari menstruasi biasanya. Selain itu, perdarahan juga dapat
terjadi di antara periode menstruasi, pada wanita yang
sudah menopause, atau saat sedang berhubungan seksual.
b. Keputihan yang tidak biasa
Ciri-ciri kanker serviks lainnya adalah keputihan yang
tidak normal. Lendir pada keputihan akan mengalami
perubahan warna, memiliki aroma tidak sedap, serta terjadi
perubahan tekstur dan konsistensi cairan vagina.
Meski begitu, keputihan yang tidak biasa ini juga bisa
disebabkan oleh penyakit lain sehingga Anda disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter saat mengalaminya.
c. Nyeri saat berhubungan intim
Pada stadium lanjut, tanda yang muncul dapat lebih
beragam dan salah satunya adalah nyeri panggul saat
berhubungan intim. Nyeri ini menimbulkan rasa tidak nyaman
saat melakukan hubungan seksual.
Jika Anda merasakan keluhan ini, segera periksakan diri
ke dokter guna memastikan penyebabnya. Pasalnya, selain
9
dikaitkan dengan penyakit kanker serviks, keluhan ini juga
dapat dipicu oleh penyakit lain
seperti endometriosis atau miom.
d. Frekuensi buang air kecil meningkat
Sakit saat buang air kecil dan tidak bisa menahan
keinginan untuk buang air kecil juga menjadi gejala atau ciri-
ciri kanker serviks.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sel kanker yang
tumbuh mengelilingi leher rahim, lalu menyebar hingga ke
kandung kemih. Namun, gejala ini juga bisa muncul
akibat infeksi saluran kemih (ISK) sehingga Anda perlu ke
dokter untuk memastikannya.
e. Mudah lelah
Ciri lain yang dapat muncul saat menderita kanker
serviks adalah mudah lelah. Kondisi ini terjadi akibat
perdarahan yang tidak normal pada vagina, sehingga lama
kelamaan tubuh mengalami kekurangan sel darah merah
atau anemia yang menyebabkan munculnya rasa lelah.
Rasa lelah yang dirasakan biasanya akan berlangsung
setiap saat dan tidak hilang meski Anda telah beristirahat
cukup.
f. Kehilangan nafsu makan
Ciri-ciri kanker serviks berikutnya adalah penurunan
atau hilangnya nafsu makan. Hal ini dikarenakan penyebaran
sel kanker bisa membuat metabolisme tubuh berubah, sehingga
berpengaruh terhadap nafsu makan. Selain itu, penurunan berat
badan drastis yang tidak diketahui penyebabnya juga perlu
dicurigai sebagai gejala kanker.
g. Sembelit
Jika kanker serviks telah menyebar hingga ke usus
besar, akan berpotensi menyebabkan konstipasi atau sembelit.
10
Kondisi ini dapat terjadi saat kanker serviks sudah memasuki
stadium lanjut.
h. Bercak darah di urine
Jika sedang berkemih dan melihat urine bercampur
darah, segera konsultasikan ke dokter karena bisa jadi itu
merupakan salah satu tanda dari kanker serviks.
i. Keluar urine atau fases dari vagina
Kanker serviks dapat juga memengaruhi fungsi vagina. Saat
sudah memasuki stadium lanjut, kanker serviks dapat
menimbulkan kebocoran urine atau keluarnya tinja dari vagina.
Hal ini bisa terjadi akibat terbentuknya fistula antara vagina dan
saluran kemih atau fistula ani antara vagina dan anus, sehingga urine dan
fases dapat melewati vagina.
E. Diagnosis
Beberapa diagnosa banding dari kanker serviks antara lain
(Kemenkes RI, 2016):
11
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker serviks dilakukan berdasarkan stadium
kanker. Pilihan modalitas terapi kanker serviks dapat berupa pembedahan,
kemoterapi, maupun radioterapi. Selain terapi definitif kanker, dibutuhkan
terapi suportif seperti perbaikan kondisi umum dan terapi paliatif pada
pasien kanker stadium lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus
HPV. Berikut adalah cara-cara pengobatan pada pasien kanker serviks :
1. Pembedahan / operasi
Ada beberapa jenis pembedahan yang dilakukan untuk
pengobatan kanker serviks, yaitu :
a. Histerektomi
Histerektomi digunakan untuk mengobati beberapa
kanker serviks stadium awal (stadium 1) dan mengobati
kanker stadium prakanker (stadium 0). Operasi ini, akan
mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, Vagina
bagian atas yang berbatasan dengan leher rahim, dan
beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah
panggul. Opersi ini paling sering di lakukan melalui
pemotongan bagian depan perut, bukan dilakukan melalui
vagina.
b. Trachlektomi
2. Radioterapi
12
radioterapi adalah prosedur pengobatan yang menggunakan
pancaran energi bertenaga tinggi, seperti sinar-X atau proton untuk
membunuh sel kanker. Perawatan ini juga bisa digunakan setelah
operasi bila ada risiko kanker untuk kembali. Pemberian
radioterapi dalam rangkaian perawatan untuk mengobati kanker
serviks, bisa dilakukan dalam tiga cara, yaitu:
4. Terapi target
13
tumor tanpa memberikan efek samping pada jaringan yang sehat.
Jenis obat yang digunakan dalam terapi target memiliki fungsi
yang berbeda dengan obat kemoterapi biasa. Salah satu contoh obat
terapi target adalah bevacizumab yang tergolong dalam obat
penghambat angiogenesis. Obat ini bekerja dengan cara
menghalangi proses pembentukan pembuluh darah pada tumor.
Dengan begitu, pertumbuhan tumor bisa terhambat dan tumor bisa
mengecil.
5. Imunoterapi
6. Dukungan Nutrisi
14
pembedahan serta kemo- dan atau radio-terapi. Pada kondisi-
kondisi tersebut, dokter SpGK perlu memberikan terapi nutrisi
khusus, meliputi edukasi dan terapi gizi serta medikamentosa,
sesuai dengan masalah dan kondisi gizi pada pasien. Penyitas
kanker sebaiknya memiliki BB ideal dan menerapkan pola makan
yang sehat, tinggi buah, sayur dan biji-bijian, serta rendah lemak,
daging merah, dan alkohol dan direkomendasikan untuk terus
melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan secara teratur dan
menghindari gaya hidup sedenter.
15
BAB III
PENUTUP
Bagian ini membahas (a) kesimpulan, dan (b) saran. Berikut ini uraian tip-
tiap subbab.
A. Kesimpulan
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV).
Virus HPV dapat menyebar melalui hubungan seksual terutama pada
hubungan seksual yang tidak aman. Setelah infeksi HPV, dibutuhkan 15
sampai 20 tahun untuk kanker serviks berkembang pada wanita dengan sistem
kekebalan tubuh yang normal. Tanda dan gejala fisik kanker serviks salah
satunya adalah Pembengkakan di salah satu tungkai, sedangkan tanda klinis
meliputi, Perdarahan vagina yang tidak normal, Nyeri saat berhubungan intim,
Frekuensi buang air kecil meningkat, Mudah lelah, Kehilangan nafsu makan,
Sembelit, Bercak darah di urine, dan Keluar urine atau fases dari vagina.
Penatalaksanaan kanker serviks dilakukan berdasarkan stadium kanker. Ada
beberapa cara pengobatan pada pasien kanker servik, diantaranya :
Pembedahan / operasi, Radioterapi, Kemoterapi, Terapi target , Imunoterapi
Dukungan Nutrisi.
B. Saran
Pengetahuan mengenai kanker serviks atau kanker leher Rahim perlu
dipahami bagi setiap kalangan, terutama wanita sehingga prevalensi kanker
serviks diharapkan bisa menurun.
16
DAFTAR RUJUKAN
Alodokter. 2022. Ciri Kanker Serviks yang Perlu Anda Waspadai, diakses pada 6
Mei 2023 https://www.alodokter.com/ini-ciri-ciri-kanker-serviks-yang-perlu-
anda-waspadai
Gultom, D. A. (2021). Patogenitas Human Papillomavirus (HPV) dalam
Onkogenesis Kanker Serviks dan Pengembangan Vaksin Pencegahannya. Jurnal
Pro-Life, 8(2), 134-147. https://doi.org/10.33541/jpvol6Iss2pp102
Kanker serviks. Berkas Tamaymo Computer. (2016, March 21).
https://burangasitamaymo.wordpress.com/2015/06/26/makalah-kanker-serviks/
Mayangsarii, W. I. (2019). Pemberian Dukungan Keluarga Dalam Meningkatkan
Efikasi Diri Pasien Kanker Serviks Dengan Kemoterapi Di Wilayah Puskesmas
Kalijudan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).
morulaivf indonesia. (2021, Juni 15). Diambil dari www.morulaivf.co.id:
https://www.morulaivf.co.id/id/blog/ca-endometrium-adalah/
Murniaseh, E. (2021, November 19). Diambil dari klikdokter.com:
https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/mengenal-polip-serviks-tumor-
jinak-yang-tumbuh-di-leher-rahim
Oktaviani Sukmadewi, N. P. A. (2020). Pola Konsumsi Protein Hewani Dan
Lemak Sebagai Faktor Risiko Kejadian Kanker Serviks Di Rsud Wangaya
Denpasar (Doctoral dissertation, Poltekkes Denpasar).
Pengobatan Kanker serviks. Alodokter. (2023, January 16).
https://www.alodokter.com/kanker-serviks/pengobatan
Puspita Dewi, N. K. (2018). Hubungan Antara Pengetahuan Wanita Usia Subur
Tentang Kanker Serviks Dengan Keikutsertaan Pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat (Doctoral dissertation, Jurusan Kebidanan 2018).
17