Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN KAUSAL

Shinta Elvira STr.keb,M.H


Kausalitas
• Kausalitas/hubungan kausal berkaitan dengan
hubungan sebab akibat yang digunakan untuk
memastikan bagaimana kejadian atau
lingkungan yang berbeda berhubungan satu
sama lain dan /atau bagaimana kejadian
tersebut bisa berhubungan
Beberapa klasifikasi penyebab :
1. Sufficient cause (cukup) adalah suatu faktor (biasanya
gabungan dari beberapa faktor) yang tidak dapat
dihindarkan untuk menghasilkan penyakit
2. Component cause merupakan suatu faktor yang
berkontribusi terhadap penyebab penyakit tetapi belum
cukup untuk menyebabkan penyakit
3. Necessary cause merupakan suatu agent (atau
komponen penyebab) yang dibutuhkan untuk
berkembangnya penyakit (contohnya adalah agent
infeksious). Agent ini harus selalu ada jika penyakit itu
terjadi
Pendekatan kausalitas
 Ada dua pendekatan untuk mengetahui
hubungan sebab akibat antara faktor yang
diteliti dan penyakit:
1. Pendekatan determinant
2. Pendekatan Probabilitas
Pendekatan probabilitas
 Memberikan ruang terhadap kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan, baik yg bersifat acak (sampling
eror), bias maupun kerancuan (confounding).
 Dalam pendekatan probabilitas digunakan teori
statistik untuk meyakinkan apakah terdapat
hubungan yg valid antara faktor penelitian dan
penyakit
 Penaksiran hubungan yg valid adalah penaksiran
hubungan yg lebih telah memperhitungkan faktor
peluang dan bias
Pendekatan determinasi
 Hubungan antara variabel dependent
(penyakit) dan variabel independent (faktor
penelitian) berjalanan sempurna, diasumsikan
tidak terdapat satu jenis kesalahan (eror) pun
yg mempengaruhi sifat hubungan kedua
variabel itu.
Model determinasi murni
Faktor X Penyakit Y

 hubungan kausal antara faktor X (agent) dan faktor Y


(penyakit) memiliki bentuk yg konstan (k), satu lawan
satu sehingga satu faktor dapat memprediksi kejadian
satu faktor lainnya dengan sempurna.
 Sebagai agent X dikatakan sebagai penyebab penyakit
Y, jika hubungan X dan Y memiliki spesifitas akibat dan
spesifitas penyebab.
Postulat Henle-Koch
 Suatu agent adalah penyebab penyakit, apabila ketiga
syarat berikut:
1. Agent tersebut selalu dijumpai pada setiap kasus
penyakit yg diteliti (necessary cause), pada kenyataan yg
sesuai
2. Agent tersebut hanya mengakibatkan penyakit yg diteliti,
tidak menyebabkan penyakit lain (spesifitas efek).
3. Jika agen diisolasi sempurna dari tubuh dan berulang-
ualng ditumbuhkan dalam kultur yg murni ia dapat
menginduksikan.
Model kausasi majemuk
• Peran faktor-faktor penyebab dalam model
kausalitas majemuk bersifat kumulatif
• Model yg menggambarkan relasi faktor-faktor
penyebab penyakit adalah:
a. Klaster faktor penyebab
b. Segitiga epidemiologi
c. Jaringan Laba-laba (Web of Causation)
d. Model roda
Asosiasi Epidemiologi
Mengetahui adanya hubungan antara
penyebab penyakit (etiologi/faktor risiko)
dg. penyakit (disease) .

Kemungkinan hubungan :
1. palsu (semu)
2. bukan penyebab langsung (nonkausal)
3. penyebab langsung (kausal asosiasi)
Hubungan Palsu (semu) :

disebabkan ada bias antara lain karena :


1. metode penelitian yang tidak sesuai
2. sumber populasi yang terkena masalah/penyakit
3. seleksi sampel tidak representatif terhadap populasi
4. dan sampel tidak koperatif pada saat penelitian
5. besar sampel tidak terwakili, termasuk kejadian dropout
6. alat dan bahan penelitian kadaluarsa, tdk pernah
dikalibrasi
7. kuesioner yang tidak valid dan tidak reliabel
8. petugas pengumpul data yang tidak profesional
9. ada variabel pengganggu (confounding variabel)
Contoh :
1. orang ubanan dengan hipertensi
2. penyakit Jantung koroner (PJK) yang dirawat di
rumah sakit tidak dapat kita katakan mewakili
populasi di masyarakat, karena masing-masing
populasi memiliki karakter yang berbeda.
3. jenis dan warna mobil dengan kejadian
kecelakaan lalulintas
Bukan penyebab langsung (nonkausal)
1. ada variabel pendahulu yang mendahului hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen
Contoh : variabel pendahulu (rokok....terpapar debu asbes...minum
kopi...rokok..minum kopi). Hubungan kopi dengan Ca. Paru
2. ada variabel perantara
contoh : variabel perantara (minum kopi..banyak gulanya....
merokok....banyak minum kopi. Hubungan kopi dengan Diabet
(DM)
3. ada pengaruh waktu
contoh: variabel waktu masih sejak usia muda ( personal higiene,
sosial ekonomi rendah, kawin usia muda). Hubungan antara kawin
usia muda dengan Ca. cervix
Kriteria kausal atau yang disebut dengan
kriteria hill
• Dikemukakan oleh Sir Austin Bradford Hill
pada tahun 1965
• Ada 9 hal dalam menentukan penyebab:
Kekuatan asosiasi (kekuatan hubungan)

• Sebuah asosiasi yang kuat diantara kemungkinan


penyebab penyakit dan efek yang ditimbulkannya,
biasanya dapat dilihat dari Odds Ratio(perbaningan)
• Contoh: para penghisap rokok itu kira-kira mempunyai
risiko untuk menderita infark miokardium akut sebanyak
dua kali lipat dibanding orang yang bukan perokok.
Risiko untuk menderita kanker paru pada perokok
dibandingkan dengan orang-orang bukan perokok telah
diperlihatkan diberbagai penelitian bahwa risiko itu
meningkat di antara empat kali lipat dan dua kali lipat
Consistency of association (konsistensi)

• Konsistensi diperlihatkan dalam beberapa penelitian yang


memberikan hasil yang selalu sama. Adanya konsistensi
dari hasil penelitian yang dilakukan berkali-kali dengan
peneliti yang berbeda, tempat yang berbeda, keadaan
yang berbeda, populasi yang berbeda dan waktu yang
berbeda.
CONTOH : Berdasarkan penelitian dengan peneliti yang
berbeda, populasi bebeda, waktu berbeda, tempat berbeda
dan tentu saja keadaan yang berbeda maka dapat
dinyatakan bahwa obesitas merupakan PENYEBAB untuk
terjadinya hipertensi
Spesifisitas (kekhususan)
• Penyebab tertentu berhubungan dengan
hanya satu penyakit tertentu (single causal).
Artinya satu sebab satu akibat.
CONTOH : Mycobacterium tbc merupakan
penyebab yang dibutuhkan agar dapat timbul
penyakit tbc.
Temporality (temporalitas/ hubungan temporal kejadian)

• Hubungan temporal itu sangat penting, yaitu


bahwa penyebab harus mendahului akibat
(penyakit)
Biologic gradien (derajat biolgis)

• Sebuah hubungan dosis respon itu terjadi pada saat


ada perubahan pada tingkat tertentu dari
kemungkinan penyebab yang terlihat dari perubahan
prevalensi atau insidensi dari efek. Jika suatu Sebab
(Faktor Risiko Akibat (sakit) faktor dapat menyebabkan
suatu penyakit maka apabila dosis atau besarnya
paparan meningkat maka risiko dan besarnya penyakit
juga makin besar. Demikian juga sebaliknya
• Contoh : jika jumlah rokok yang dihisap ditingkatkan
maka akan meningkatkan risiko terkena kanker paru
Plausability (kemungkinan biologis)

• Sebuah asosiasi dimungkinkan atau


kemungkinan bersifat kausal bila konsisten
dengan ilmu pengetahuan lainnya yang dapat
dijelaskan secara biologis.
• Contoh : Teori bahwa merokok menyebabkan
kerusakan jaringan yang dari waktu ke waktu
menyebabkan kanker paru-->sangat-sangat
masuk akal.
Coherence (keserasian)

• Interpretasi sebab-akibat dari data seharusnya


koheren dengan fakta adanya kesesuaian penyebab
dengan riwayat alamiah dan biologi penyakit.
Bagaimana bukti-bukti yang ada dapat memberikan
gambaran yang sesuai dengan terjadinya penyakit
Contoh :
• Hill menemukan asosiasi antara merokok dengan
kanker paru koheren dengan beberapa fakta
penelitian lainnya.
Experimental evidence (bukti experimental)

• Suatu kausa harus mendapat dukungan dari


bukti eksperimen dari populasi manusia
sendiri.
• Contoh : Suatu penelitian eksperimen
dilakukan pada kelompok merokok dan tidak
merokok. Masing-masing kelompok ini diamati
selama 10 tahun kedepan untuk melihat
apakah mengalami kanker paru atau tidak
Analogy (analogi)

• Membandingkan satu unsur dengan unsur


lainnya yang sejenis.
Contoh : Jika suatu zat tertentu menyebabkan
penyakit maka zat lain yang mengandung unsur
yang sama harus menyebabkan penyakit yang
sama
TERIMAKASIH
tugas
• 4050006 - Epidemiologi Kesehatan
• quiz pertemuan 4 shinta elvira STr,Keb.M.H
• Kode 123456

Anda mungkin juga menyukai