PENDAHULUAN
1
sebuah buku berjudul Principles of medical Statistics.Kedua, Hill
memberikan konstribusi dalam mengembangkan metode epidemiologi untuk
meneliti penyebab dari penyakit non-infeksi dengan mengeluarkan panduan
bagaimana penilai association merupakan causation. Ketiga, Hill
memberikan konstribusi dalam metode alokasi random pada uji klinis. Oleh
sebab kami merasa bahwa penting untuk lebih mengetahui tentang teori hill.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sir Bradford Hill adalah seorang epidemiologi dan Ahli Statistik, lahir di
London pada tanggal 8 juli 1897. Beliau adalah kehormatan London School
of Hygiene and Tropical medicine. Tokoh yang pertama kali membuktikan
pengaruh rokok terhadap kanker paru ini menjadi dekan pada institusi
tersebut pada tahun 1955 sampai 1957. Selama hidupnya, Hill banyak
Memberikan sumbangsih bagi perkembangan epidemiologi serta Statistik.
Menurut Richard Doll, kolega dari Hill, peran utama Hill adalah karay-
karyanya sangat berpengaruh terhadap perkembangannya penelitian
kedokteran. Ada tiga sumbangsih utama yang diberikan oleh Hill. Pertama,
serial tulisannya mengenai statistik kedokteran pada majalah Lancet pada
tahun 1937 yang kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku berjudul
Principles of medical Statistics. Kedua, Hill memberikan Konstribusi dalam
mengembangkan metode Epidemiologi untuk meneliti penyebab dari
penyakit non-infeksi dengan mengeluarkan panduan bagaimana penilai
association merupakan causation. Ketiga, Hill memberikan Konstribusi
dalam metode alokasi random pada uji klinis. Hill meninggal pada 18 April
1991.
3
(7) koheren (coherency), (8) ekperimen (experiment), dan (9) analogi
(analogy).
4
Asosiasi (hubungan) ini menjadi konsisten (tetap) ketika
hasilnya direplikasi dalam studi di setting yang berbeda dan
menggunakan metode yang berbeda. Artinya, jika sebuah
hubungan menjadi sebab akibat, maka kita akan mengharapkan
untuk menemukannya secara konsisten (tetap) dalam studi yang
berbeda dan dalam populasi yang berbeda. Inilah sebabnya
mengapa percobaan harus banyak dilakukan terlebih dahulu,
sebelum laporan yang berarti dibuat tentang hubungan sebab
akibat antara dua faktor. Sebagai contoh, diperlukan ribuan
penelitian yang sangat teknis dari hubungan antara merokok dan
kanker sebelum kesimpulan yang pasti bisa dibuat bahwa
merokok meningkatkan risiko (tetapi tidak menyebabkan) kanker.
Kekuatan (Strenght)
Hal ini didefinisikan oleh ukuran dasar yang diukur
dengan tes statistik yang sesuai. Semakin kuat asosiasi, semakin
besar kemungkinan bahwa hubungan dari "A" ke "B" adalah
kausal. Sebagai contoh, semakin tinggi hubungan hipertensi
dengan diet sodium, semakin kuat hubungan antara sodium dan
hipertensi.
Masuk Akal (Plausability)
Hubungan antara dua faktor harus dapat dipahami, saling
berhubungan dan dibutuhkan dasar-dasar teoritikal dari masing-
masing faktor tersebut. Sebagai contoh adanya perluasan wilayah
di suatu populasi dan insiden adanya perang suku akan cocok
dengan teori ekologi konflik yang berhubungan dengan pengusaan
wilayah dan sumber daya alam.
Pertimbangan Untuk Mencari Penjelasan Alternatif
(Consideration of Alternates Explanation)
Selalu perlu untuk mempertimbangkan beberapa hipotesis
sebelum membuat kesimpulan tentang hubungan sebab akibat
antara dua item dalam penyelidikan.
Eksperimen (Experiment)
5
Kondisi ini dapat diubah (dicegah atau diperbaiki) oleh
eksperimental yang sesuai dengan faktor-faktor yang
berhubungan.
Kesesuaian (Coherence)
Hubungan ini harus sesuai dengan teori dan pengetahuan
yang ada. Dengan kata lain, perlu untuk mengevaluasi pernyataan-
pernyataan hubungan sebab akibat yang secara langsung dalam
suatu bidang tertentu dan dalam bidang terkait.
6
Temporalitas Penyebab mendahului
akibat
Eksperimen Sebab-akibat
dibuktikan dengan
eksperimen
Penjelasan biologis Sesuai dengan
pengetahuan yang
telah ada
Koheren Tidak bertentangan
dengan pengetahuan
yang telah ada
Analogi Terdapat kasus yang
dapat dianalogikan
dengan kasus yang
sedang dihadapi
7
Kekuatan hubungan di ukur dengan beberapa cara, yaitu konsep
perbandingan, konsep selisih dan konsep korelasi. Ukuran kekuatan yang
menggunakan konsep perbandingan adalah resiko relatif ( RR ),odds rasio (
OR), dan Hazard rasio ( HR). Sementara itu, ukuran kekuatan hubungan yang
menggunakan konsep selisih adalah Selisih proporsi, seleisih rerata dan
selisih Rate. Akhirnya, ukuran kekuatan yang menggunakan konsep korelasi
adalah koefisien korelasi.
Konsep Ukuran
ukuran kekuatan
kekuatan hubungan
hubungan
Konsep Risiko relatif
prbandingan Odds rasio
Hazard rasio
Konsep Selisih proporsi
selisih Selisih rerata
Selisih rate
Konsep Koefisien
korelasi korelasi
8
Gradien biologis dapat dilihat bila jumlah kategori dari variabel penyebab
paling tidak tiga kategori. Pada hubungan antara perilaku merokok dengan
kanker paru, kita bisa menilai ada tidaknya gradien biologis bila prilaku
merokok paling tidak diklasifikasikan menjadi tiga. Misalnya, kita
klasifikasikan perilaku merokok menjadi empat, yaitu tidak merokok,
perokok ringan, perokok sedang, dan perokok berat. Gradien biologis
terbukti apabila risiko kanker paru pada perokok berat lebih tinggi dari pada
perokok sedang; risiko kanker paru pada perokok sedang lebih tinggi dari
pada perokok ringan; risiko kanker paru pada perokok ringan lebih tinggi dari
pada bukan perokok. Jadi, apabila kita ingin membuktikan adanya gradien
biologis, kita harus mengklasifikasikan kategori variabel bebas ( penyebab)
ke dalam tiga kategori.
9
Spesifik diartikan sebagai suatu penyebab mengakibatkan akibat tertetu
dan suatu akibat diakibatkan oleh penyebab tertentu. Maksudnya, jika
variabel A mengakibatkan Variabel Y dan variabel Y hanya diakibatkan oleh
A maka sudut pandang spesifik terpenuhi. Perhatikan gambar.A hanya
mengakibatkan Y. A tidak mengakibatkan X maupun Z. Variabel Y hanya
diakibatkan oleh A . variabel Y tidak diakibatkan oleh C, B, maupun D.
Karena sebagian besar penyebab tidak hanya mengakibatkan satu akibat dan
satu akibat mempunyai banyak penyebab sudut pandang Spesifik adalah
sudut pandang yang paling sulit terpenuhi.
10
Koheran Analogi
mendefinsikan koheren sebagai sesuai dengan pengalaman empiris
sementara biological plausiblesebagai penjelasan mekanisme ( patofisiologi
).
A B
11
kemungkinan
terjadinya kanker paru
pada perokok lebih
besar dibandingkan
pada bukan perokok .
Spesifik Kanker paru tidak
spesifik diakibatkan
merokok.merokok juga
tidak hanya
mengakibatkan kanker
paru.
Temporalitas Perilaku merokok
terjadi mendahului
terjadinya kanker paru.
Eksperimen Pengaruh merokok
terhadap kanker di
buktikan melalui
ekperimen pada hewan.
Karena masalah etika,
pengaruh rokok
terhadap kanker pada
manusia tidak dapat
dibuktikan dengan
ekperimen.
Koheren Perilaku merokok
mengakibatkan kanker
paru tidak bertentangan
dengan pengamatan
sehari-hari bahwa pada
pasien kanker paru
sebagian besar adalah
perokok.
12
Analogi Penelitian eksperimen
yang menunjukkan
bahwa kandungan
rokok mampu
menginduksi proses
karsinogenesis pada
hewan. Fakta ini dapat
dianalogikan pada
manusia.
Penjelasan Telah diketahui
Biologis bagaimana mekanisme
kandungan rokok
mengakibatkan kanker
paru.
13
Miklossy meneliti hubungan antara penyakitAlzheimer dengan infeksi
neurospirochetosis. Pada bagian diskusi, peneliti menggunakan kriteria hill
untuk mengkaji apaakah hubungan sebab akibat. Peneliti membahas satu
persatu kriteria hill dan menemukan bahwa semua kriteria terpenuhi. Karena
semua kriteria terpenuhi, peneliti lalu menyimpulkan bahwa ada hubungan
sebab akibat antara infeksi neurospirochetosis dengan penyakit Alzheimer.
Kasus iniadalah contoh dimana semua kriteria hill terpenuhi.
Karena pada sebagian besar kasus, tidak semua kriteria hill dapat
terpenuhi, muncullah problem bagaiamana interpretasi terhadapnya. Apakah
sebab akibat terbukti apabila kriteria yang terpenuhi lebih banyak daripada
yang tidak terpenuhi? Adakah kriteria yang lebih penting daripada kriteria
lainnya? Adakah komponen kriteria hill yang apabila komponen tersebut
terpenuhi mampu membuktikan adanya sebab akibat? Bila ada, komponen
ini kita sebut komponen yang sufficient (cukup). Adakah komponen dari
14
kriteria hill yang apabila komponen tersebut tidak terpenuhi maka sebab
akibat tidak terbukti? Bila ada, komponen ini kita sebut yang necessary
(niscaya).
Semua epidemiologi sependapat bahwa tidak ada satu pun dari kriteria
hill yang sufficient (cukup) untuk membuktikan adanya sebab-akibat.
Dengan kata lain, sebab-akibat belum terbukti jika syarat saja yang terpenuhi.
Artinya, sebab-akibat belum terbukti jika syarat temporality saja yang
terpenuhi. Sebab-akibat belum terbukti jika syarat kekuatan hubungan saja
yang terpenuhi. Sebab-akibat belum terbukti jika syarat n saja yang
terpenuhi. Sebab akibat belum terbukti jika syarat konsisten saja yang
terpenuhi. Sebab-akibat belum terbukti jika syarat spesifik saja yang
terpenuhi.sebab-akibat belum terbukti jika syarat eksperimen saja yang
terpenuhi. Jika syarat analogi terpenuhi maka sebab-akibat belum terbukti.
Jika syarat biological plausible terpenuhi maka sebab-akibat belum terbukti.
Adakah kriteria hill yang necessary (niscaya)? Mengenai hal ini ada
beberapa pendapat. Ketika mengkaji kriteria hill dalam bidang
neuropsikiatri, Reekum dkk. Misalnya, menarik kesimpulan bahwa kriteria
temporalitas, konsistensi, dan biologic plausible adalah niscaya untuk
membuktikan adanya sebab-akibat. Bagi mereka, apabila salah satu dari tiga
kriteria tersebut tidak terpenuhi, sudah tentu tidak ada sebab akibat. Thygesen
dkk. Mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut merka, kriteria hill yang
15
niscaya hanyalah kriteria temporalitas. Bila kriteria ini tidak terpenuhi, sudah
tentu tidak ada sebab-akibat.
Tabel 5.6 kriteria hill ditinjau dari sudut pandang cukup dari niscaya
Interprestasi terhadap Kriteria Hill ternyata tidak mudah karena tidak ada di
antara kriteria Hill yang cukup ( sufficient ) untuk membuktikan adanya
sebab-akibat. Di antara Kriteria Hill, hanya temporalitas yang sebagian besar
epidemiologi sependapat sebagai kriteria yang niscaya ( necessary ). Selain
itu, setiap kriteria dari Kriteria Hill mempunyai kelemahan dari segi
kejelasan definisi serta ada beberapa kriteria yang tumpang tindih. Kriteria
yang tumpang tindih adalah kriteria biological plausible dan koheren.
- Kekuatan Hubungan
16
yang kuat namun bukan sebab-akibat adalah pada hubungan antara urutan
kelahiran anak dengan Sindrom Down.
- Konsisten
- Spesifik
Krieria ini tidak dapat dijadikan sebagai kriteria umum karena kita
mengetahui bahwa pada sebagian besar kasus,kriteria spesifik sulit terpenuhi.
Suatu penyebab bisa mengakibatkan berabgai akibat. Demikian juga, suatu
akibat diakibatkan oleh banyak penyebab. Misalnya, perilaku merokok
berhubungan dengan penyakit jantung koroner, kanker paru, dan
sebagainyan. Sementara itu, penyakit janutng koroner bukan hanya
diakibatkan oleh perilaku merokok.
- Temporalitas
- Gradien biologis
17
adalah mengenai hubungan antara usia dengan VO² max. VO2max mungkin
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Namun,dari usia
tertentu, semakin usia bertambah,VO²max menurun. Hubungan antara usia
dengan VO2max tidak bersifat liniear.
- Eksperimen
18
Gradien Biologis Terdapat banyak fenomena di mana
hubungan antar variabel tidak bersifat
linear.
Eksperimen Penggunaan eksperimen terbatas pada
kasus-kasus tertentu.
Penjelasan biologis Bergantung pada pengetahuan ( keyakinan )
peneliti padahal pengetahuan ( keyakinan )
tersebut belum tentu benar.
Kriteria Hill telah banyak digunakan pada berbagai bidang. Tidak heran
bila pada penelitian yang mengkaji sebab-akibat, Kriteria Hill paling banyak
digunakan. Walaupun demikian, dalam penggunaannya, kita harus
menyadari batasan penggunannya, sebagaimana ditegaskan oleh Hill sendiri.
Menurut Hill, tidak ada satu pun dari sembilan sudut pandang yang mampu
membuktikan sebab-akibat secara tak terbantahkan. Sembilan sudut pandang
ini berguna untuk menjadi alat untuk mengkaji apakah ada penjelasan lain
yang mampu menjelaskan selain penjelasan hubungan sebab-akibat.
Merupakan
19
Kriteria Hill dapat diumpamakan sebagai sebuah timbangan yang
menimbang kemungkinan sebab-akibat sebagai faktor yang
menjelaskan hubungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sir Bradford Hill adalah seorang epidemiologi dan Ahli Statistik, lahir di
London pada tanggal 8 juli 1897. Beliau adalah kehormatan London School
20
of Hygiene and Tropical medicine. Tokoh yang pertama kali membuktikan
pengaruh rokok terhadap kanker paru ini menjadi dekan pada institusi
tersebut pada tahun 1955 sampai 1957. Dalam konsep teori penyakit teori hill
memiliki 9 sudut pandang yang akan membantu kita untuk menilai apakah
suatu association ( hubungan ) adalah Causation ( sebab-akibat). Sembilan
sudut Pandnag Tersebut adalah (1) kekuatan, (2) konsisten, (3) spesifik,(4)
temporalitas,(5) gradien, (7) koheren, (8) ekperimen, dan (9) analogi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
21
Velopha, Teori Kausalitas B. Hill, Kriteria Kausalitas (Hubungan Sebab-
Akibat) menurut Bradford Hill
https://velopha-wordpress-com.cdn.amproject.org
22