Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN

ASOSIASI
DALAM
EPIDEMIOLOGI
A. PENGERTIAN
Hubungan Asosiasi dalam Epidemiologi adalah hub
keterikatan atau saling pengaruh antar dua atau lebih
variabel, dan hub tsb dapat bersifat sebab akibat atau
bukan sebab akibat
Dalam memahami hub asosiasi ini, bahwa adanya hub
antar dua atau lebih variabel di satu wilayah X bisa saja
tidak dapat digeneralisasikan ketika diterapkan di wil
Y.
Hal ini dapat terjadi, al : jml sampel y berbeda, kondisi
geografis, sosial budaya dari populasi penelitian, dll
B. JENIS HUBUNGAN ASOSIASI
Ada 3 jenis hub asosiasi y dikenal :
1. Hub semu : adanya hub antar dua variabel atau lebih y bersifat
semu (tidak benar) atau palsu, timbul karena adanya bias pada
metode penelitian, mis.: sampel y sedikit, shg tidak dapat mewakili
populasi

2. Hub bukan kausal : hub asosiasi y bersifat bukan hub sebab akibat,
karena adanya var ketiga y nampaknya hub dg salah satu var y
terlibat dlm hub kausal., tetapi unsur ketiga tsb bukan fak
penyebab.
Contoh :
Ca paru karena perilaku merokok dlm jangka panjang.
Orang merokok bisanya minum kopi, shg minum kopi
juga menyebabkan Ca paru. Seolah olah minum kopi
berhub dg terjadinya Ca paru
3. Hub kausal :
hub antar dua atau lebih var, salah satu atau lebih var tsb
merp. var penyebab kausal thd terjadinya var
lainnya., sbg hasil akhir s proses trjadinya
penyakit.
mis : mas gizi kurang pd balita akibat konsumsi
makanan y kurang dan adanya infeksi.
Ke 2 penyebab tsb bisa terjadi, karena salah satu
atau lebih dari berbagai faktor penyebab.mis, karena
pengetahuan ibu kurang, daya beli masy.
Rendah, produksi bahan makanan kurang atau
fasilitas y kurang,dst.
C. KRITERIA MENILAI
HUBUNGAN
Suatu variabel d berhub dg var lain, dilihat dari berbagai
kriteria:
1. Temporal : kausa harus mendahului efek
2. Kekuatan asosiasi; dilihat dari nilai fak risiko RR / OR.
Semakin tinggi nilai RR / OR, maka semakin tinggi pula
risiko u menderita peny / masalah kes
3. Efek dosis respon; makin besar pajanan terhadap kausa,
akan diikuti peningkatan kejadian penyakit
KRITERIA .. lanjutan
1. 4. Reversibilitas; penurunan pajanan terhadap
kausa, diikuti penurunan kejadian penyakit
2. 5. Konsistensi; kejadian berulang pd pengamatan
orang lain
3. 6. Masuk akal secara biologis; sesuai dg
pengetahuan biologi pd masanya
4. 7. Spesifitas (Sp); satu penyebab menimbulkan
satu efek.= langsung menimbulkan efek
5. 8. Analogi ; hub sebab akibat sdh terbukti u
penyebab / penyakit serupa
D. HAL2 Y PERLU
DIPERHATIKAN DALAM
MENILAI HUBUNGAN
1. Apakah hub antar sebab dan akibat masuk akal ?
Maka landasan teori y mendukung pernyataan tsb
sangat diperlukan.

mis : fak sex dan umur dikaitkan dg pasien pulang atas


permintaan sendiri (APS), seharusx fak y mendukung
= alasan ekonomi, dan pelayanan y kurang
memuaskan. Maka hub tsb tidak masuk akal
2. Apakah hub bermakna secara statistik ?
Dalam hal ini maka perlu ditetapkan nilai standar
kemaknaan (p-value), mis : 0,05. Apabila nilai y didapatkan
dalam perhitungan statistik < 0,05, dikatakan bermakna.
Jika > 0,05 = tidak bermakna.

3. Apakah hub tsb terjadi karena adanya bias / hub semu ?.


Maka y perlu diperhatikan adalah metode penelitian y
digunakan harus benar.
Mis. Dalam pengambilan sampel berstrata, maka sampel
harus proporsional u masing2 strata
4. Apakah ada faktor lain y mpengaruhi proses
penyakit atau fak risiko ?

Maka perlu ada pengendalian dari fak risiko tsb


Mis. Fak umur berperan dalam pengambilan
keputusan, dikendalikan agar hasil y didapat memang
sesuai dg harapan.
Mis dg cara menyamakan umur, atau sex antara kasus
n kontrol. dst

Anda mungkin juga menyukai