Saskia Pradina
Marwah
Elvia Suhana
M. Rifki Aditya
Aldi Saputra
Yusuf Hasbullah
Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang Dinamika Partikel
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Dinamika Prtikel dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
PENDAHULUAN
Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari
gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu . Para fisikawan atau
ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari
partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi
alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem
materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai
hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam
lainnya (biologi,kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang
mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang
dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang
dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termo dinamika, dan elekttro
magnetik.
Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam
notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit dari pada matematika
yang digunakan dalam bidang sains lainnya.
Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia
material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu berhubungan
dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah luas
penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika matematis, yang
mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika. Sejak zaman purbakala, orang telah
mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah,
mengapa material yang berbeda memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah
sifat dari jagad raya, seperti bentuk bumi dan sifat dari objek celestial seperti matahari dan bulan.
Jauh sebelum rakyat Yunani mengagumi Fisika, orang-orang dari Mesir terlebih dahulu
melakukan kajian Fisika yang mendalam hingga bisa melahirkan ilmu-ilmu praktis tentang
bidang miring untuk melakukan perpindahan benda dengan keuntungan mekanis yang besar
lewat pembuatan Piramida. Disini para ahli-ahli Fisika Firaun menerapkan teori-teori tentang
gaya, energi, dan perpindahan dengan sangat brilian.
TUJUAN
Untuk mengetahui materi Dinamika Partikel.
MANFAAT
Untuk memberikan informasi dan wawasan kepad pembaca tentang materi pembelajaran
Dinamika Partikel.
Daftar isi
Cover.................................................................................................................. (1)
Kata Pengantar................................................................................................... (2)
Pendahuluan....................................................................................................... (3)
Tujuan................................................................................................................. (4)
Soal.....................................................................................................................................................................(27)
Kunci Jawaban....................................................................................................................................................(30)
Kesimpulan.........................................................................................................................................................(32)
Dinamika Partikel
Dinamika partikel adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak suatu partikel dengan
meninjau penyebab geraknya. Gerak suatu partikel dipengaruhi oleh sifat-sifat dan susunan
benda lain yang ada disekitarnya. Persoalan pengaruh lingkungan yang mempengaruhi gerak
suatu partikel telah dipercaya oleh Issac Newton, yang digambarkan dengan menggunakan hanya
tiga hukum sederhana yang dinamakan dengan hukum tentang gerak.
Hukum I Newton
“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam
akan tetap diam. Benda yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan
kecepatan tetap“
ƩF=0
F = Gaya
Menyatakan apabila resultan gaya yang berkerja pada suatu benda sama dengan 0 atau tidak ada
gaya yang berkerja pada benda maka benda akan bergerak terus dengan kelajuan tetap pada
lintasan lurus (GLBB), secara atematis hukum I Newton dinyatakan dengan:∑F=0. Hukum I
Newtonn diartika jika suatu benda mula-mula diam maka benda selamanya diam. Benda
bergerak jika benda itu diberi gaya luar,misal mobil-mobilan yang diam akan bergerak jika
didorong atau ditarik. Sebaliknya, jika benda sedang bergerak maka benda selamanya bergerak,
kecuali jika ada gaya yang menghentikan. misal mobil-mobilan yang bergerak jika ditahan atau
dipengaruhi gaya gesekan maka akaan berhenti.
Hukum II Newton
Masa dan Berat Hukum II Newton menyatakan: “ percepatan yang dihasilkan oleh
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan resultan gaya dan berbanding
terbalik dengn masa benda.”
Contoh hukum newton 2 dapat diamati saat anda menggelindingkan bola ditanah datar. Jika
semula anda menggelindingkan bola dari kanan menuju kiri lalu memberikan gaya dari kanan
pula dengan cara menendang bola tersebut. Maka,
bola tersebut akan mendapat gaya searah dari kanan
kekiri yang membuatnya mengalami percepatan.
Hukum Newton III
Hukum II Newton menyatakan: “ jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda ke dua,
benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan”
Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B,benda B juga akan mengerjakan gaya pada
benda A. Satu gaya di sebut gaya aksi dan gaya lainnya di sebut gaya reaksi. Gaya aksi dan
reaksi terjadi bersamaan sebagai akibat interaksi dua benda. Konsep aksi-reaksi sebagai berikut:
1. Pasangan aksi-reaksi hadir jika dua benda berinteraksi.
2. Aksi dan reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda.
3. Aksi dan reaksi sama besar tetapi berlawanan arah.
Secara matematis,hukum III newton dapat dinyatakan:
Paragraf berdasarkan konsep
f reaksi =
−f aksi
Berdasarkan konsep aksi-reaksi,hukum III newton dapat di nyatakan bahwa gaya aksi dan
reaksi sama besar, tetapi berlawanan arah dan bekerja pada dua benda yang berbeda.
Contoh : Saat kita menekan ujung meja dengan tangan, berarti kita mengerjakan gaya
pada meja. Dapat kita rasakan bahwa ujung meja menekan tangan kita. Semakin kita menekan
meja, semakin kuat meja menekan tangan kita terasa sakit.
JENIS GAYA
Gaya berat
Di dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi salah penafsiran istilah berat dan massa. apakah
sebenarnya perbedaan antara berat dan massa itu ?
Berat adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda. berat termasuk dalam salah satu
bentuk gaya, sehingga sering disebut gaya berat.
Massa adalah banyaknya materi yang terkandung pada suatu benda. Massa benda besarnya selalu
sama dimanapun benda berada.
Hubungan antara berat, massa, dan percepatan gravitasi bumi di rumuskan sebagai berikut :
W = m.g
Ket:
Vektor berat suatu benda di bumi selalu digambarkan berarah tegak lurus ke bawah,
dimana pun posisi benda diletakkan, baik pada bidang horizontal, pada bidang miring,
atau pada bidang tegak.
Gaya Normal
Pengertian gaya normal adalah gaya yang diakibatkan oleh benda yang bersentuhan dengan
permukaan bidang sentuh yang arahnya tegak lurus dengan bidang. Gaya normal biasa disebut
dengan gaya sentuh. Gaya normal atau sentuh ini adalah gaya yang diberikan oleh permukaan
sentuh terhadap benda yang arahnya tegak lurus dengan bidang sentuhnya.
Gaya normal selalu berkaitan dengan gaya gravitasi. Karena gaya normal yang menyeimbangkan
dengan gaya gravitasi. Contohnya kita menganalisis buku yang ada di meja. Buku tersebut dalam
keadaan diam. Pada hukum ke dua newton bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada benda
sama dengan nol, maka benda tersebut diam. Pada setiap benda terdapat gaya gravitasi yang
bekerja pada benda. Jika resultannya nol, maka ada gaya lain selain gaya gravitasi. Ternyata gaya
tersebut adalah gaya sentuh tadi.
Rumus gaya normal tergantung pada keadaan benda. Jika pada keadaan di atas, maka rumus
gaya normalnya adalah sama dengan gaya gravitasi.
Gaya normal arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh. Gaya gravitasi arahnya selalu ke
bawah. Maka arah kedua gaya tersebut berlawanan. Ke arah atas adalah positif sedangkan arah
ke bawah negatif. Arahnya selalu tegak lurus pada bidang tumpu.
Gaya Gesekan
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda
bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud
di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya
gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan
gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. Gaya gesek dapat merugikan
atau bermanfaat. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat karena
gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban
mobil dengan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil dapat bergerak. Tanpa
adanya gaya gesek juga tidak dapat tercipta parasut.
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama
lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang
miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar
dari koefisien gesek kinetis.
Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan
saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umumnya
selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama.
f =μN
s s dan f =μN
k k
Keterangan:
f s = Gaya gesek statisk (N)
f k = Gaya gesek kinetik (N)
μ s = Koefisien gesekan statis
μ k = Koefisien gesekan kinetis
Gaya normal (N)
N =
Gaya Tegangan Tali
Gaya tegangan tali adalah gaya pada tali ketika tali tersebut dalam keadaan tegang. Arah gaya
tegangan tali bergantung pada titik atau benda yang ditinjau.
Pada gambar dibawah ini (a), gaya tegangan tali T yang bekerja pada benda m berarah ke atas,
dan sebaliknya, gaya tegangan tali T' pada tempat tali digantungkan berarah ke bawah.
Pada gambar (b), gaya tegangan tali T1 pada m1 berarah ke kanan, sedangkan pada m2 bekerja T2
berarah ke kiri. Akan tetapi, meskipun arahnya berlawanan, besar gaya tegangan talinya sama (T
= T' dan T1 = T2).
2m m g 1 2
T =
m +m 1 2
mF 1
T =
m +m 1 2
Rumus ini hanya berlaku untuk bidang datar licin atau kasar dengan besar
koefisien gesekan kedua benda sama.
#4 Rumus Tegangan Tali pada Bidang Miring Licin
T = mg sin θ
Keterangan:
T = Gaya tegangan tali (N)
F = Gaya luar (N)
θ = Sudut kemiringan bidang
m = Massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (m/s ) 2
Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda untuk bergerak melingkar. Gaya ini bukan
merupakan gaya fisis, atau gaya dalam arti sebenarnya, melainkan hanya suatu penamaan atau
penggolongan jenis-jenis gaya yang berfungsi membuat benda bergerak melingkar. Bermacam-
macam gaya fisis dapat digunakan sebagai gaya sentripetal, antara lain gaya gravitasi,
elektrostatik, tegangan tali, gesekan dan lainnya. Istilah sentripetal berasal dari kata bahasa Latin,
yaitu centrum ("pusat") dan petere ("menuju arah"), yang berarti menuju arah pusat lingkaran.
Gaya sentripetal memiliki besar sebanding kuadrat kecepatan tangensial benda dan berbanding
terbalik dengan jari-jari lintasan
dengan arah menuju pusat lintasan berbentuk lingkaran, yang menunjukkan bahwa terdapat suatu
percepatan sentripetal, yaitu
Penerapan Hukum Newton
F – f = ma
F – μN = ma
Keterangan:
N = Gaya normal (N)
w = Gaya berat (N)
F = Gaya tarik atau dorong (N)
f = Gaya gesek (N)
μ s = Koefisien gesek statis
μ k = Koefisien gesek kinetis
m = Massa benda (kg)
a = Percepatan benda (m/s ) 2
∑F = m.a
T-mg = m.a
T = mg + ma
F = Gaya
T = tegangan tali
Benda Digerakkan ke bawah dengan percepatan a, maka:
m = massa
g = gravitasi
a = percepatan
:: gaya yang searah dengan gerak benda bernilai positif dan yang berlawanan bernilai
negatif
rumus tegangan talinya
∑F = m.a
mg – T = m.a
T = mg-ma = m (g-a)
∑F = 0
N–w=0
N= w = m.g = berat orang dalam lift F = Gaya
N = gaya normal T = tegangan tali
m = massa
Lift dipercepat ke bawah g = gravitasi
a = percepatan
N = gaya normal
w = gaya berat
∑F = m.a
W – N = m.a
N = W – m.a
N = mg -ma = m (g-a)
Lift dipercepat ke atas
∑F = m.a
N – W = m.a
N = W + m.a
N = m.g + m.a = m (g+a)
F = Gaya
T = tegangan tali
m = massa
g = gravitasi
a = percepatan
N = gaya normal
w = gaya berat
Bila W2 > W1 maka gerak benda ke arah W2, sekarang kita uraikan satu-satu, perhatikan sobat
hitung,
T1 = T 2
W1 + m1.a = W2 – m2.a
m1.a + m2.a = W2 – W1
a (m1+ m2) = g (m2 – m1)
a = g (m2 – m1) / (m1+ m2)
w sin α – f = ma
s
w sin α – μ N = ma
s
4. Benda Pada Katrol
T –w =ma
1 1 1
T –mg=ma
1 1 1
w –T =ma
2 2 2
Karena massa katrol dan gaya gesek pada katrol diabaikan, maka selama sistem
bergerak besarnya gaya tegangan tali pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T =
1
m g – (m a + m g) = m a
2 1 1 2
mg–ma–mg=ma
2 1 1 2
ma+ma=mg–mg
1 2 2 1
a(m + m ) = g(m – m )
1 2 2 1
m –m
2 1
a = g
m +m
1 2
Dari rumus percepatan di atas, kita dapat menentukan besar gaya tegangan tali
yang bekerja baik pada benda 1 maupun benda 2 karena T = T . Untuk 1 2
menentukan rumus gaya tegangan tali, kita subtitusikan rumus percepatan pada
persamaan (3) ke persamaan (1) sebagai berikut.
T =ma+mg
1 1 1
T = {m g(m – m )/(m + m )} + m g
1 1 2 1 1 2 1
T = {m m g – m g)/(m + m )} + m g
1 1 2 1
2
1 2 1
T = (m m g – m g + m g + m m g)/(m + m )
1 1 2 1
2
1
2
1 2 1 2
Jadi besar gaya tegangan tali yang bekerja pada kedua balok dapat kita tentukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
2m m 1 2
T = T = g
m +m
1 2
1 2
Keterangan
F = Gaya
W = gaya berat
T = gaya tegangan tali
m = massa
a = percepatan
g = grafitasi
Resultan Gaya yang Bekerja pada Balok 1
ΣF = m a 1 1
w –T =ma
2 2 2
Karena massa katrol dan gesekan pada katrol diabaikan, maka selama sistem
bergerak besarnya gaya tegangan tali pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T =
1
mg–ma=ma
2 1 2
ma+ma=mg
2 1 2
(m + m )a = m g
2 1 2
mg 2
a =
m +m
1 2
Berdasarkan rumus percepatan di atas, kita dapat menentukan besar gaya
tegangan tali yaitu dengan mensubtitusikan rumus percepatan pada persamaan
(3) ke persamaan (1). Persamaan gaya tegangan tali yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
T =ma
1 1
T = m {m g/(m + m )}
1 1 2 2 1
Jadi besar gaya tegangan tali yang bekerja pada kedua balok dapt kita tentukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
mmg 1 2
T = T
1 2 =
m +m
1 2
Keterangan:
w = Gaya berat (N)
T 1 = Gaya tegangan tali pada benda 1 (N)
T’
1 = Gaya tegangan tali pada katrol terhadap benda 1 (N)
T 2 = Gaya tegangan tali pada benda 2 (N)
T’
2 = Gaya tegangan tali pada katrol terhadap benda 2 (N)
m 1 = Massa benda 1 (kg)
m 2 = Massa benda 2 (kg)
a = Percepatan benda (m/s ) 2
N–w =ma 1 1
N–mg=ma 1 1
ΣF = m a 1X 1
T –f=ma
1 1
T – μN = m a
1 1
Karena N = m g maka 1
T – μm g = m a
1 1 1
w –T =ma
2 2 2
karena T = T maka apabila kita subtitusikan persamaan (6) ke persamaan (7) kita
2 1
peroleh
m g – (m a + μm g) = m a
2 1 1 2
m g – m a – μm g = m a
2 1 1 2
m a + m a = m g – μm g
2 1 2 1
(m + m )a = (m – μm )g
2 1 2 1
(m – μm )g
2 1
a =
m +m1 2
T = m {(m – μm )g/(m + m )} + μm g
1 1 2 1 2 1 1
T = {m m g – μm g/(m + m )} + μm g
1 1 2 1
2
2 1 1
T = (m m g – μm g + μm m g + μm g)/(m + m )
1 1 2 1
2
1 2 1
2
2 1
T = (m m g + μm m g)/(m + m )
1 1 2 1 2 2 1
T = {(1 + μ) m m g}/(m + m )
1 1 2 2 1
Jadi besar gaya tegangan tali yang bekerja pada kedua balok dapt kita tentukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
(1 + μ) m m g 1 2
T = T
1 2 =
m +m 1 2
Keterangan:
w = Gaya berat (N)
N = Gaya normal (N)
T 1 = Gaya tegangan tali pada benda 1 (N)
T’
1 = Gaya tegangan tali pada katrol terhadap benda 1 (N)
T 2 = Gaya tegangan tali pada benda 2 (N)
T’
2 = Gaya tegangan tali pada katrol terhadap benda 2 (N)
μ = Koefisien gesek
m 1 = Massa benda 1 (kg)
m 2 = Massa benda 2 (kg)
a = Percepatan benda (m/s )2
Nomor 2
Berikut adalah gambar yang menunjukkan lima buah benda yang diberikan gaya berbeda-beda.
Nomor 3
Sebuah benda bermassa 1 kg mula-mula bergerak mendatar dengan kecepatan 10 m/s. Kemudian diberi
gaya konstan 1 N selama 10 s searah dengan arah gerak benda. Besar kecepatan benda setelah 10 s
adalah...
Nomor 4
Benda A dan B terletak di atas lantai licin. Massa benda A tiga kali massa benda B. Jika pada kedua benda
bekerja gaya mendatar yang sama, maka perbandingan percepatan antara benda A dan benda B adalah
….
Nomor 5
Dua buah balok dihubungkan dengan seutas tali ringan di tarik secara horizontal dengan gaya F = 60 N.
Massa benda m1 = 20 kg dan m2 = 10 kg. Jika g = 10 m/s2 dan koefisien gesekan kinetis antara balok dan
permukaan lantai 0,1, maka besar percepatan kedua balok adalah...
Nomor 6
Dua balok masing-masing bermassa 2 kg dihubungkan dengan tali dan katrol
seperti gambar.
Bidang permukaan dan katrol licin. Jika balok B ditarik mendatar dengan gaya 40 N,
percepatan balok adalah...
Nomor 7
Perhatikan gambar!
Benda A bermassa 8 kg terletak pada bidang datar dan dihubungkan dengan benda
B bermassa 2 kg melalui katrol. Benda B turun dengan kecepatan tidak tetap. Besar
tegangan tali adalah...
Nomor 8
Dua benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg dan 6 kg diikat dengan tali
melalui sebuah katrol yang licin seperti gambar.
Mula-mula benda B ditahan kemudian dilepaskan. tegangan tali yang
menghubungkan kedua benda adalah...
Nomor 9
Sebuah balok ditahan dipuncak bidang miring.
Ketika dilepas balok meluncur tanpa gesekan sepanajang bidang miring. Kecepatan
balok ketika mencapai dasar bidang miring adalah..
Nomor 10
Sebuah balok dengan massa 20 kg diletakkan pada bidang miring kasar, ditarik
dengan gaya sebesar F dan percepatannya 3 m/s2.
Nomor 2
Untuk menentukan percepatan benda yang paling besar gunakan hukum II Newton
a = F/m = 120 N / 20 N = 6 m/s2
a = F/m = 100 N / 10 kg = 10 m/s2
a = F/m = 150 N / 50 kg = 3 m/s2
a = F /m = 240 N / 80 kg = 3 m/s2
a = F/m = 200 N / 100 kg = 2 m/s2
Jawaban: no.2
Nomor 3
Terlebih dahulu hitung percepatan dengan menggunakan hukum II Newton
a = F / m = 1 N / 1 kg = 1 m/s2
Menghitung kecepatan dengan menggunakan persamaan glbb
v = v0 + a . t = 10 m/s + 1 m/s2 . 10 s = 10 m/s + 10 m/s = 20 m/s
Nomor 4
a = F/m
Nomor 5
Menghitung percepatan 2 benda yang terletak pada bidang miring:
Nomor 6
2.10 20
a= = =5
2+2 4
a = mg 2
m +m1 2
Nomor 7
8.2.10 160
m 1m 2g T=
8+2
=
10
=16
T1 = T2 =
m1 + m 2
Nomor 8
2.2 .6 .10 240
T= = =30
2+ 6 8
2m1m2
T1 = T2 = g
m1 + m 2
Nomor 9
Nomor 10
Saran
Dengan membaca makalah ini tentang materi dinamika partikel, pembaca diharapkan
bisa mengambil manfaat tentang materi dinamika partikel.