Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH RADIOKIMIA

REAKSI-REAKSI INTI YANG TERJADI DALAM TIGA DAERAH


PADA PITA KESTABILAN

OLEH :

Nama :Siti Rahmi Afwa


Nim : 1405114494

DOSEN PENGAMPU :Dra.Hj. Erviyenni,M.Pd


Dra. Hj.Elva Yasmi Amran,MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ReaksiReaksi

Inti

Yang

Terjadi

Dalam

Daerah

Pada

Pita

Kestabilan.

Pada kesempatan kali ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam menyelesaikan makalah ini, terutama Ibu Dra. Hj.
Erviyenni, M.Pd dan Ibu Dra. Hj. Elva Yasmi Amran, M.Si selaku dosen mata kuliah
Radiokimia yang yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan makalah ini.
Penulis mengucapkan mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam
makalah ini. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat.

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................i
DAFTAR ISI.........................................ii
BAB I. PENDAHULUAN....................1
1.1 Latar Belakang.....................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................2
BAB II. KAJIAN TEORI..............................3
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran...................................................................3
2.2 Pengertian Pendekatan Pembelajaran.............................................................3
2.3 Pengertian Metode Pembelajaran ..................................................................3
2.4 Pengertian Model Pembelajaran.....................................................................4
BAB III. PEMBAHASAN........................................................................5
3.1Macam- Macam Pendekatan Pembelajaran.....................................................5
3.2 Macam- Macam Metode Pembelajaran...........................................................7
3.3 Macam- Macam Model Pembelajaran...........................................................11
3.4 Perbedaan antara Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran.................13
3.5 Contoh Penerapan Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran...............14
BAB IV. PENUTUP...................17
4.1 Kesimpulan....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian melesat dengan cepat.
Semakin kita tidak peduli dengan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat (baik
dengan berbagai alasan) maka semakin cepat kita menjadi manusia kuno di jaman
modern ini. Istilah kurang gaul mungkin akan melekat pada nama kita. Jika ingin itu terjadi
pada diri kita, maka mulailah bergaul dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta fahami
bahasa ilmu alam yang digunakan.
Untuk mengikuti ilmu pengetahuan yang terus berkembang tidak hanya cukup
dengan membeli peralatan canggih dan praktis serta memasang di rumah kita. Melainkan
konsep-konsep pembangun dalam teknologi itu harus kita fahami jika kita tidak ingin mudah
untuk ditipu dengan berbagai alat modern yang sebenarnya dapat kita buat sendiri.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini merupakan hasil perpaduan
berbagai disiplin ilmu. Khususnya ilmu alam yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
Terlepas dari anggapan sebagian orang yang berpendapat bahwa ilmu yang pertama kali lahir
adalah ilmu kimia. Kimia memang memegang tongkat dasar dari teknologi. Tidak dapat kita
pungkiri alat-alat modern yang kini muncul didepan kita sebagian besar muncul berkat
konsep dasar ilmu Kimia.
Dimulai dari jaman Aristoteles sampai jaman Einstein, Fisika telah berkembang dan
memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Sampai pada batas imajinasi manusia
yang terletak pada materi ultra mini yang disebut dengan atom.
Untuk itu kita perlu mempelajari beberapa tentang atom dan inti atom. Maka dari itu untuk
mengetahui pengertian kestabilan inti atom dan energi ikat inti stabil, ditulislah makalah ini
yang berjudul Reaksi-Reaksi Inti yang Terjadi Pada Tiga Daerah Pita Kestabilan

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.

Apa pengertian kestabilan inti?


Apa saja faktor penentu kestabilan inti?
Apa pengertian pita kestabilan?
Apa saja reaksi-reaksi yang terjadi dalam 3 daerah pada pita kestabilan ?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.

Menjelaskan pengertian kestabilan inti


Menjelaskan faktor-faktor penentu kestabilan inti
Menjelaskan pengertian pita kestabilan
Menjelaskan reaksi-reaksi yang terjadi dalam 3 daerah pada pita kestabilan

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Kestabilan Inti


Inti menepati bagian yang sangat kecil dari volume suatu atom, tetapi mengandung
sebagian besar massa dari atom karena baik proton maupun neutron berada didalamnya.
Dalam mengkaji stabilitas inti atom, ada baiknya kita mengetahui tentang kerapatannya, agar
kita menyadari betapa rapatnya semua partikel itu dikemas. Sebagai contoh perhitungannya
kita asumsikan bahwa uatu inti mempunyai jari-jari 5 10 pm pada massa 1 10 g.
Angka-angka ini kira-kira sama dengan inti atom yang mengandung 30 proton dan 30
neutron. Kerapatan yang sangat tinggi dari inti membuat kita ingin tahu apa yang membuat
pratikel-pratikel tersebut begitu rapat .
Interaksi saat elektrolisis diketahui bahwa muatan sejenis saling tolak dan muatan tak
sejenis saling tarik. Tentu kita akan menduka bahwa proton-proton akan saling tolak sangat
kuat, terutama mengingat letak mereka yang begitu berdekatan. Dan memang demikianlah
adanya. Namun, selain tolakan , ada juga tarik-menarik jarak pendek antara proton dan
proton, proton dengan neutron, dan neutron dan neutron. Satabilitas semua inti ditentukan
oleh selisih antara tolakan elektrolistik dan tarikan jarak pendek.Jika tolakan melampaui
tarikan, inti terdisintegrasi (meluruh), memancarkan partikel dan/atau radiasi. Jika tarikan
melampaui tolakan, inti menjadi stabil .
Inti stabil adalah inti yang tidak dapat secara spontan meluruh atau berubah.Definisi
kestabilan yang lebih mengkhusus adalah kemampuan inti meluruh dengan jenis peluruhan
tertentu. Sebagai contoh, tidak dapat meluruh secara spontan dengan mengemisikan b - atau
b+. Agar proses peluruhan tersebut terjadi, maka ke dalam sistem tersebut harus diberikan
energi. disebut mempunyai kestabilan b. Tetapi U tidak stabil terhadap peluruhan alfa (a)
karena dapat mengemisikan partikel a secara spontan disertai pelepasan energi sebesar 1,27
MeV per nukleon, dimana energi tersebut hampir semua berupa energi kinetik partikel a.
Disamping itu dapat secara spontan membelah menjadi dua inti yang lebih kecil yang
ukurannya hampir sama dengan membebaskan energi sekitar 200 MeV. Kestabilan inti
terhadap jenis peluruhan tertentu dapat diketahui dengan memperhatikan massa total inti
mula-mula dengan massa total inti hasil. Jika perubahan inti berlangsung eksotermik
(perubahan spontan), maka massa total hasil harus kurang dari pada massa total inti mulamula. Misalnya, tidak dapat secara spontan mengemisikan partikel a. Oleh karena massa
hasil (yaitu massa + massa ) lebih besar dari pada massa dengan perbedaan sekitar 9,105
.s.m.a atau sebesar 8,481 MeV(Fitiani,2011).

Kestabilan inti tidak hanya dipengaruhi oleh angka banding proton-neutron, tetapi
dipengaruhi juga oleh genap-ganjilnya jumlah proton dan neutron di dalam inti.Berdasarkan
ganjil-genapnya jumlah proton dan neutron, inti diklasifikasikan menjadi inti genap-genap
(artinya jumlah proton genap dan neutron genap), ganjil-genap, genap-ganjil, dan ganjilganjil.Nuklida yang paling stabil adalah nuklida tipe genap-genap, yang paling tidak stabil
adalah tipe ganjil-ganjil. Nuklida tipe genap-ganjil dan ganjil-genap kestabilannya hampir
sama dan terletak antara kestabilan nuklida genap-genap dan ganjil-ganjil. Perbedaan
kestabilan keempat tipe nuklida tersebut juga tampak dari jumlah nuklida stabilnya di
alam.Nuklida stabil untuk tipe genap-genap jumlahnya adalah 157, tipe genap-ganjil 55, tipe
ganjil-genap 50, dan tipe ganjil-ganjil 4. Nuklida tipe ganjil-ganjil umumnya selalu tidak
stabil terhadap peluruhan b; .hanya ada empat yang stabil terhdap peluruhan b
yaitu 2H, 6Li, 10B, dan 14N.
Kestabilan inti berdasar genap-ganjilnya jumlah proton dan neutron, dapat dijelaskan
dengan asumsi bahwa energi dibebaskan (kestabilan bertambah) jika 2 nukleon dengan tipe
sama bergabung bersama membentuk pasangan. Di dalam inti tipe genap-genap, semua
nukleon berpasangan.Di dalam inti tipe genap-ganjil dan ganjil-genap pasti ada 1 nukleon
yang tidak punya pasangan.Ketidak-stabilan terbesar dari inti ganjil-ganjil karena pasangan
tidak terjadi antara neutron dengan proton. Jika proton dengan neutron dapat berpasangan
mestinya kestabilan inti ganjil-ganjil sama besarnya dengan kestabilan inti genap-genap.
2.2 Faktor Penentu Kestabilan Inti
Faktor utama yang menentukan suatu inti satabil atau tidak ialah perbandingan
neutron-terhadap-proton (n/p).Atorm stabil dari unsur yang mempunyai nomor atom rendah
rendah, nilai n/p mendekati 1.Meningkatnya nomor atom, perbandingan neutron terhadap
proton dari inti stabil menjadi lebih besar dari 1.Penyimpangan pada nomor-nomor atom
yang lebih tinggi ini muncul karena dibutuhkan lebih banyak neutron untuk melawan kuatnya
tolak-menolak pada proton-proton ini dan menstabilkan inti. Kestabilan inti tidak dapat di
ramalkan, namun ada beberapa aturan berikut yang berguna dalam mempredeksi stabilitas
inti adalah (Chang,2003) :
a. Inti

yang

mengandung

2,

8,

biasanyalebihstabildibandingkaninti

20,

50,

yang

82,
jumlah

atau

126

proton

proton

atau

neutron

atauneutronnyabukaninti.

Contohnya, ada 10 isotopstabiltimah (S2 ) dengannomor atom 50 danhanya 2 isotopstabil


antimony (Sb) dengannomor atom 51. Bilangan 2, 8, 20, 50, 82, dan 126
dinamakanbilanganajaib.

Pengaruhbilanganiniuntukstabilitasintisamadenganbanyaknyaelektronuntuk
yang sangatstabil (yaitu 2, 10, 18, 36, 54, dan 86 elektron).
b. Intidenganbilangangenap
proton

dan

gas

mulia
neutron

biasanyalebihstabildibandingkanapabilakeduanyamemilikibilangan yang genap.


c. Semuaisotopdariunsur-unsurdengannomor atom lebihbesardari 83 bersifatradioaktif.
Semuaisotoptiknetium (Tc, Z = 43) danprometium (Pm, Z=61) adalahradioaktif.
d. Kestabilanintidapatdikaitkandenganperbandingan
neutron-proton.
TeoripasanganneuklonNullida yang tidakstabilakanselalumeluruh. (memancarkanpartikel)
untukmencapaikestabilan agar energy ikat rata-rata nuklonnyabertambahenergi rata-rata
ituberbedaantarasatunuklidadengan yang lainnya. Yang menarikadalahadanyapuncakpuncakpada4He,

12

C,

16

O,

10

Ne dan24Mg). berartinuklidatersebutmempunyai energiikat

rata-rata lebihbesardaripadanuklidadidekatnya, denganmemperhatikannukleonnya,


(2p-2n),

12

C (6p-6n),

He

16

O (8p-8n) danseterusnyamempunyai proton dan neutron genap.

Dengan kata lainkestabilanintiditentukanolehgenapatauganjilnya proton dan neutron


inididukungolehfaktabahwalebihdarisetengahjumlahnuklida yang stabilmempunyai proton
dan neutron genap.
2.3 Pita Kestabilan
Pita kestabilan inti hanya merupakan informasi untuk mengetahui kestabilan inti
secara eksperimen. Misalnya ingin mengetahui kestabilan 22Na dan 23Na, kita harus melihat
tabel itu.Kita tidak bisa hanya melihat jumlah proton dan neutron yang ada di dalam nuklida
itu atau nilai angka bandingnya. Jika berpedoman pada jumlah proton dan neutron atau nilai
angkabandingnya, maka kita akan terperangkap. Sebagai contoh berdasarkan angkabanding
jumlah proton dan neutron, 22Na merupakan nuklida yang stabil karena angkabanding proton
terhadap neutronnya sama dengan satu, dan 23Na merupakan nuklida tidak stabil.
Kenyataannya (fakta empiris) menunjukkan bahwa garis kestabilan melalui 23Na dan tidak
melalui 22Na. Jadi23Na stabil dan 22Na tidak stabil dengan memancarkan b + karena berada di
atas garis kestabilan (Fachrudin,2014).
Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam berbagai isotop
yang disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti-inti yang tidak stabil
cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton, agar sama dengan
perbandingan pada pita kestabilan. Kebanyakan unsur radioaktif terletak di luar pita ini
(Fachrudin,2014).
Bila dibuat grafik perbandingan jumlah proton dan jumlah neutron dari isotop unsureunsur, akan diperoleh suatu pola di mana isotop-isotop stabil terletak di dalam suatu daerah

berbentuk pita. Daerah keberadaan isotop-isotop stabil dalam grafik ini disebut pita
kestabilan. Jadi, isotop yang berada di luar pita kestabilan akan bersifat radioaktif. Meskipun
demikian, ditemukan pula beberapa isotop di dalam pita kestabilan yang bersifat radioaktif
(Fachrudin,2014). Ada beberapa reaksi-reaksi inti yang terjadi dalam 3 daerah pada pita
kestabilan.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Reaksi- Reaksi Inti yang terjadi Pada 3 daerah Pita Kestabilan
Dari sekian banyak isotop yang dikenal, hanya kurang lebih seperempatnya yang
stabil. Jika N dialurkan terhadap Z untuk semua isotop stabil diperoleh gambar seperti :

Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron


terhadap proton, agar sama dengan perbandingan pada pita kestabilan.
Bagi nuklida dengan Z = 20, perbandingan neutron terhadap proton (n/p) sekitar 1,0
sampai 1,1. Jika Z bertambah maka perbandingan neutron terhadap proton bertambah hingga
sekitar 1,5.
Jika jumlah proton makin bertambah(sangat banyak), tolak menolak antara protonproton sangat besar sehungga tidak mungkin terdapat nuklida yang stabil. Jadi, tidak dikenal
nuklida stabil dengan nomor atom lebih besar 83. Sebaliknya semua unsur dengan nomor
atom kurang atau sama dengan 83, mempunyai satu nuklida atau lebih yang stabil kecuali
unsur teknisium (Z = 43) dan prometium (Z = 61).
Daerah disekitar pita kestabilan, dimana terdapat inti-inti yang tidak stabil dapat
dibagi dalam 3 daerah:
1. Diatas pita kestabilan
Inti di daerah ini Z < 83, atau daerah surplus neutron. Di daerah ini inti-inti
mempunyai N/Z (perbandingan neutron dengan proton) besar, dapat dilakukan dengan
cara, yaitu.

a. Memancarkan neutron ( )
Oleh karena inti atom memancarkan neutron berarti terjadi pengurangan
nomor massa tetapi nomor atom tetap
Contoh :

b. Memancarkansinar beta /elektron (

Jika inti atom memancarkan sinar beta /elektron maka akan terjadi penambahan
proton atau pengurangan neutron. Dalam hal ini, partikel neutron berubah menjadi
proton disertai pemancaran elektron.

Contoh :

2. Di bawah pita kestabilan


Inti di daerah ini, Z < 83 dan N/Z (perbandingan neutron dan proton) kecil atau
surplus proton. Untuk mencapai kestabilan inti, maka inti atom tersebut akan melakukan
hal seperti berikut.
a. Memancarkan positron ( )
Proton berubah menjadi neutron dan memancarkan positron. Oleh karena
memancarkan positron maka akan terjadi pengurangan nomor atom sedangkan nomor
massanya tetap.

Contoh :

b. Penangkapanelektron (

) padakulit K

Dalam hal ini terjadi penangkapan elektron pada kulit yang terdekat dengan inti
yaitu kulit K.

Contoh :

3. Daerah di atas pita kestabilan (Z > 83)


Inti di daerah ini surplus neutron dan proton. Untuk mencapai kestabilan, inti
memancarkan partikel alfa. Oleh karena itu, nomor atom akan berkurang dua sedangkan
nomor massa berkurang empat.
Contoh :

BAB IV
PENUTUP

4.1

KESIMPULAN

Reaksi inti adalah suatu proses interaksi yang berlangsung dalam waktu 10-10
detik, antara inti atom sasaran dengan inti lain yang umumnya lebih ringan atau foton
berenergi kinetik tinggi sehingga menghasilkan suatu transformasi pada inti sasaran tersebut.
Isotop Inti Ringan di Atas Pita Kestabilan,Untuk mencapai pita kestabilan, pada
isotop dengan jumlah proton < 83 yang berada di atas pita kestabilan atau memiliki
neutron lebih banyak daripada proton, dapat dilakukan dengan cara, yaitu:
Pemancaran Partikel Proton dan Pemancaran Partikel Neutron
Isotop Inti Ringan di Bawah Pita Kestabilan.untuk mencaoai kestabilan dengan cara
Pemancaran Partikel Positron dan Penangkapan Partikel Elektron
Apabila inti menangkap elektron, umumnya ditangkap dari kulit elektron yang
terdekat yaitu kulit K. Elektron tersebut akan bergabung dengan proton menjadi
neutron.
Nuklida Berat
Nuklida yang memiliki terlalu banyak proton dan neutron (jumlah proton > 83) atau
nuklida bermassa besar cenderung untuk melepaskan partikel . Peristiwanya disebut
peluruhan alfa.Pemancaran sinar oleh sebuah inti atom menyebabkan nomor atom
berkurang dua dan nomor massa berkurang empat.

DAFTAR PUSTAKA

Bayani.Faizul.S.pd,M.pd.2010. Kimia inti dan radiasi Radio kimia. Mataram.IKIP


Mataram
Syukri1999.Kimia Dasar 3.Bandung.ITB
http://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/3-kimia-unsur/5-unsurradioaktif/
http://ida0914.wordpress.com/2012/06/07/unsur-unsur-radioaktif-10/
http://imron. Blog at WordPress.com/2011/09/reaksi inti/
http://fisika.name/siap/2010/04/Radioaktivitas/
http://chem-is-try.org/2013/07kimiaintidanradiokimia/
www.blokspot.com
www.google.com
www.imamahmadi.wordfress.com

Anda mungkin juga menyukai