DISUSUN OLEH:
ANNISA ULFAH (15175003)
JULLY ERMISA (15175020)
DOSEN :
Dr. H. AHMAD FAUZI, M.Si
Dr. RAMLI, M.Si
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................
ABSTRAK.....................................................................................................
ii
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan Penulisan
.........................................................................................
.........................................................................................
2
D. Manfaat Penulisan.......................................................................
ABSTRAK
Annisa Ulfah (15175003), Jully Ermisa (15175020)
Statistika Bose-Einstein menentukan distribusi statistik bagi boson pada
berbagai tingkat energi di dalam kesetimbangn termal. Distribusi statistik untuk
boson berlaku pada suatu sistem yang momentum sudutnya merupakan kelipatan
bilangan bulat dari
h / 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Analisis Hubungan Kondesat Bose Einstein dengan Super Foton
Sebagai Sumber Cahaya Baru. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satutugas mata kuliah Mekanika Statistik.
Dalam melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini penulis telah banyak
mendapatkan bantuan, dorongan, petunjuk, pelajaran, bimbingan, dan motivasi
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si
dan Dr. Ramli, M.Si. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
menjadi amal shaleh bagi Bapak serta mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan saran dalam
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondensasi Bose-Einstein ini pertama kali diprediksi oleh Satyendra
Nath Bose dan Albert Einstein pada tahun 19241925. Bose pertama kali
mengirimkan sebuah surat kepada Einstein tentang kuantum statistik dari kuanta
cahaya (yang sekarang disebut foton). Einstein terkesan dengan artikel tersebut,
dan mengubahnya dari bahasa Inggris ke bahasa Jerman dan di-submit kembali
untuk Bose kepada jurnal Zeitschrift fr Physik, yang kemudian berhasil
terpublikasi. Selanjutnya, Einstein mengembangkan ide Bose untuk partikel
materi dalam dua artikel lainnya.
Setelah tujuh puluh tahun kemudian, kondensasi Bose-Einstein dihasilkan
pertama kalinya oleh Eric Cornell dan Carl Wieman pada tahun 1995 dari
Universitas Colorado di laboratorium Boulder NIST-JILA. Kedua fisikawan ini
menggunakan atom-atom rubidium dalam fase gas yang didinginkan pada suhu
sekitar 170 nanokelvin. Untuk keberhasilan inilah kedua ilmuwan ini dan
Wolfgang Ketterle dianugerahi hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 2001.
Kondensasi Bose-Einstein untuk foton ditemukan untuk yang pertama kali pada
bulan November 2010.
Penemuan ini berasal dari para fisikawan dari Universitas Bonn telah
mengembangkan sumber cahaya yang paling baru, disebut sebagai kondensat
Bose-Einstein, di mana kandungannya terdiri dari foton. Sebelumnya, hingga saat
ini, para ahli menduga bahwa hal ini adalah mustahil.
Secara potensial, metode ini mungkin cocok untuk perancangan laser yang
bekerja pada kisaran X-ray. Dan di antara aplikasi lainnya, ini bahkan bisa
digunakan untuk mengembangkan chip komputer yang lebih bertenaga. Para
atom-atom
Rubidium
secara
mendalam
dan
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penulisan
dari makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Dapat dijadikan sumber referensi bagi pembaca
2. Dapat membantu memahami tentang hubungan kondesat bose einstein
dengan super foton sebagai sumber cahaya baru.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Gas Bose
Boson adalah zarah berspin bulat sehingga tidak mematuhi asas larangan
Pauli sehingga satu tingkat energi dapat ditempati oleh sistem dalam jumlah
berapa pun; sejumlah besar zarah boson dapat menempati keadaan yang sama
pada saat yang sama pula. Contoh dari Boson itu sendiri adalah: atom Helium-4,
atom Sodium-23, Foton, yang menengahi gaya elektromagnetik, gluon, boson
Higgs, Fonon, Nulei dengan spin "integer", boson W dan Z, yang menengahi gaya
nuklir lemah.
Sifat Dasar Boson Sifat sistem sub atomik yang tidak dapat dibedakan dapat
dipahami dari konsep gelombang sistem. Panjang gelombang de Broglie sistemsistem tersebut memenuhi dengan m massa sistem dan laju sistem. Karena m
untuk sistem sub atomik sangat kecil maka panjang gelombang cukup besar.
Panjang gelombang yang besar menyebabkan fungsi gelombang dua sistem yang
berdekatan menjadi tumpang tindih. Kalau dua fungsi gelombang tumpang
tindih, maka kita tidak dapat lagi membedakan dua sistem yang memiliki fungsifungsi gelombang tersebut. Kondisi sebaliknya dijumpai pada sistem klasik
seperti molekul-molekul gas. Massa sistem sangat besar sehingga panjang
gelombang sangat kecil. Akibatnya tidak terjadi tumpang tindih fungsi gelombang
sistem-sistem tersebut, sehingga secara prinsip sistem-sistem tersebut dapat
dibedakan. Pada suhu yang sangat tinggi sistem sub atomik dapat berperilaku
seperti sistem klasik. Pada suhu yang sangat tinggi kecepatan sistem sangat
besar sehingga
panjang
gelombangnya
sangat
kecil. Akibatnya,
tumpang
statistik Bose-Einstein. Oleh karena setiap keadaan yang diizinkan berada dalam
volume
d
h3
pada ruang fase, maka bobot suatu pita yang berada dalam volume
d
h3
dan
(1)
d
g d
2 2m
3/ 2
1 / 2 d V
h3
(2)
dimana
dan
dalam
(3)
n d N
0
(4)
B. Statistik Bose Einstein
Statistika Bose-Einstein menentukan distribusi statistik bagi boson pada
berbagai tingkat energi di dalam kesetimbangn termal. Statistik Bose-Einstein
merupakan konfigurasi boson statistik untuk menurunkan boson. Distribusi
statistik untuk boson, suatu sistem yang momentum sudutnya merupakan
h / 2
kelipatan bilangan bulat dari
dan juga tidak memenuhi larangan Pauli.
Dari kacamata mekanika statistik perbedaan mendasar antara sistem boson
dan sistim klasik adalah bahwa dua buah boson identik dan tidak dapat dibedakan.
Dalam sistem klasik, pertukaran dua sistem akan menghasilkan susunan yang
berbeda, sedangkan dalam sistem boson tidak. Perbedaan tersebut menyebabkan
adanya hasil yang berbeda dalam perhitungan distribusi energi dengan peluang
terbesar dalam sistem.
Perbedaan lain antara sistem kuantum dengan sistem klasik adalah sifat
diskrit keadaan energi yang tersedia. Dalam statistik klasik, energi dibagi dalam
tingkatan yang diskrit. Dalam kasus mekanika kuantum keadaan energi diskrit
tetap diperlukan dengan menganggap bahwa tiap keadaan yang tersedia
menempati volume tertentu dalam sebuah ruang fase.
1. Syarat Berlakunya Hukum Distribusi Bose Einstein
dan
ns
mengandung
ditempatkan
melalui hubungan
s s
(5)
Keadaan yang akan hitung adalah jumlah susunan yang berbeda dari sistem
apabila disebar dalam tingkatan energi. Oleh karena sistemnya tidak dapat
dibedakan maka pertukaran dua sistem tidak akan menghasilkan susunan yang
baru.
gs
Misalkan terdapat
ns
dalam gambar. Sejumlah
gs
sistem dapat disusun atau disebar diatara
keadaan.
Jika pengisian dimulai dari kiri. Jika pada sisi paling kiri ditempatkan sebuah
g s 1
sistem, maka pada sisi selanjutnya terdapat
g s 1 ns
ns
. Dan banyaknya cara menempatkan
g s 1
sistem diantara
g s 1 ns
!.
gs
keadaan adalah
(6)
g s g s 1 ns !
g s ! ns !
(7)
Penyusunan sistem dalam suatu pita tak bergantung pada penyusunan sistem
lain dalam pita yang lain. Tetapi kita dapat menyatukan susunan-susunan tersebut
untuk membentuk assembly, dengan bobot W yang konfiguarasinya merupakan
perkalian jumlah susunan berbeda dari masing-masing sistem. Jadi
W ws
s
g s 1 n s !
g s 1!n s !
(8)
log W
s dns 0
ns
(9)
Oleh karena pada nilai maksimum persamaan di atas tetap berlaku untuk
dns
semua nilai
yang kecil, maka nilai yang ada dalam tanda kurung harus sama
. Jadi
log W
s 0
ns
(10)
gs !
Kita asumsikan bahwa nilia
ns !
dan
(11)
Dari persamaan di atas diperoleh
log W
log g s 1 ns log ns
ns
(12)
gs
Oleh karena
ns
dan
ns
ns
(13)
log
(14)
gs
s
e
1
ns
(15)
Jadi
ns
1 / kT
gs
exp s 1
(16)
dimana :
secara umum persamaan di atas dikenal dengan distribusi Bose-Einstein
untuk assembly boson.
C. Kondesasi Bose Einstein
Kondensasi Bose-Einstein ini hanya dapat dijumpai untuk partikel-partikel
boson, yakni partikel-partikel yang memenuhi statistika Bose-Einstein, tetapi
tidak memenuhi prinsip ekslusi Pauli. Hal ini disebabkan oleh adanya efek
mekanika kuantum. Ketika suhu suatu material mendekati suhu absolut nol
derajad Kelvin, sebuah perubahan menarik terjadi pada materi boson tersebut.
Atom-atom materi tersebut mulai berkondensasi dan mengumpul (clumped). Hal
ini akan terjadi pada sekitar sepersejuta derajad Kelvin. Atom-atom tersebut akan
membentuk daerah-daerah (kluster) di tempat yang sama dalam ruang dan
berperilaku sebagaimana sebuah atom yang berukuran besar. Secara matematis
posisi tiap-tiap atom ini masih dapat dideskripsikan oleh persamaan gelombang
Schrodinger masing-masing atom, yang mendeskripsikan posisi eksak tiap-tiap
atom dalam ruang. Dengan menyelesaikan persamaan-persamaan ini, dapat
dibuktikan bahwa tiap-tiap atom menjadi sebuah entitas yang tunggal atau sebuah
titik dalam keadaan tertentu. Dengan kata lain, kondensasi Bose-Eintein
merupakan suatu distribusi statistik dari partikel-partikel boson yang sama dan tak
dapat dibedakan dengan tingkat-tingkat energi yang berbeda dalam keadaan
keseimbangan termal.
Untuk memahami kondensasi Bose-Eistein, perlu dipahami terlebih dahulu
tentang boson dan fermion. Elektron, proton, netron, dan quark adalah contohcontoh partikel fermion. Partikel-partikel ini memiliki spin tengahan (kelipatan
1/2). Partikel-partikel boson, di lain pihak, memiliki spin kelipatan bulat, yakni 0,
1, 2, . Sebuah keadaan terikat (bound state) yang terdiri dari dua buah partikel
10
fermion berperilaku seperti sebuah boson. Hal ini disebabkan spin dari dua
partikel fermion tersebut dapat saling menghapuskan jika saling berlawanan arah
,
,,
menghasilakn sebuah partikel boson. Namun demikian, suatu keadaan terikat dari
dua buah partikel boson tetaplah menjadi boson, karena bilangan bulat jika
ditambah atau dikurangkan akan menghasilkan bilangan bulat. Menurut prinsip
eksklusi Pauli, partikel-partikel fermion tidak boleh menempati ruang yang sama
(dengan bilangan kuantum yang persis sama), sedangkan partikel boson dapat
menempati ruang yang sama. Dengan demikian, dua buah elektron dengan arah
spin yang sama tidak dapat ditempatkan berdekatan, sedangkan dua partikel boson
dapat saling overlap.
Posisi dari sebuah materi, menurut teori medan, selalu tetap dalam suatu bagian
ruang. Namun demikian, dalam suatu keadaan tertentu dapat dihasilkan sebuah
keadaan, dimana tidak mungkin untuk membedakan posisi sebuah partikel relatif
terhadap partikel lainnya. Sebagai contohnya, semisalnya Anda dan seorang teman
Anda berpesiar ke sebuah bukit. Sesampainya, di bukit tersebut ternyata Anda dan
teman Anda adalah pendatang yang pertama. Anda kemudian menaiki bukit,
sedangkan teman Anda tetap di kaki bukit. Walaupun, teman Anda tak terlihat
dengan jelas (hanya kelihatan seperti titik), Anda yakin titik itu adalah teman
Anda (karena hanya ada satu orang yang berada di kaki bukit). Tetapi, jika
kemudian pengunjung semakin banyak berada di kaki bukit, maka Anda tidak
akan dapat lagi membedakan antara teman Anda dan pengunjung lainnya.
Kondensasi Bose-Einstein juga dapat diilustrasikan dengan perhitungan peluang
sederhana. Semisal terdapat dua partikel yang akan ditempatkan dalam dua ruang
(lihat Gambar 1).
Gambar 1: dua buah partikel (warna merah dan hijau) yang dimasukkan dalam
sebuah ruang yang disekat (persegi panjang warna biru).
11
Gambar 3:Tiga keadaan untuk menempatkan dua partikel boson ke dalam dua
tempat
Sebagaimana peluang partikel fermion, peluang untuk munculnya setiap
keadaan untuk partikel- partikel boson adalah 1/3. Hal ini berarti terdapat sekitar
33% untuk mendapatkan salah satu dari tiga
penempatan partikel-partikel boson.
12
Lebih jauh lagi, dapat dibandingkan pula peluang untuk mendapatkan dua
partikel fermion ataupun dua partikel boson dalam ruang yang sama. Untuk
partikel fermion, ada dua cara (dari empat keadaan) untuk menempatkan dua
partikel fermion dalam satu ruang. Dengan demikian, besar peluangnya adalah
1/2. Sedangkan untuk partikel boson, terdapat dua cara dari tiga keadaan untuk
menempatkan dua partikel boson pada ruang yang sama. Hal ini berarti terdapat
peluang sebesar 2/3. Ternyata, peluang untuk menempatkan dua partikel boson di
satu tempat lebih besar daripada dua partikel fermion. Hal inilah yang
menandakan partikel boson cenderung untuk mengumpul.
Inilah yang terjadi pada kondensasi Bose-Einstein. Saat sejumlah jutaan
partikel berkondensasi, sebuah fase zat akan tercapai dimana identitas individual
tiap-tiap partikel tersebut hilang. Jikalau telah diusahakan untuk melabeli tiap-tiap
partikel, tetap tidak dapat dipilih sebuah partikel yang diinginkan dalam
kondensasi tersebut. Pada akhir tahun 2001, terdapat sekitar 36 laboratorium di
dunia yang dapat menghasilkan sebuah kondisi fisis untuk menghasilkan
kondensasi Bose-Einstein. Teori ini telah menghasilkan kemajuan dalam bidang
superkonduktor, superfluida atau perancangan chip computer yang berukuran
kecil. Sehingga, kondensasi Bose- Einstein dapat dikatakan sebagasi salah satu
keberhasilan abad keduapuluh.
1. Bose Einstein Condensate
Seluruh partikel yang ada di alam semesta ini, termasuk elektron, foton, proton,
neutron, muon, neutrino, dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu fermion dan
boson. Boson adalah golongan partikel yang memiliki spin bilangan bulat,
sedangkan fermion adalah golongan partikel yang memiliki spin kelipatan
setengah (half integer spin). Jika kita menggabungkan beberapa fermion sehingga
didapatkan partikel baru dengan spin bilangan bulat, maka pertikel tersebut adalah
boson.
Seperti halnya manusia, boson senang bersama-sama atau dengan kata lain,
boson-boson dapat menempati keadaan kuantum yang sama. Bayangkan berkas
cahaya merah yang dihasilkan oleh laser He-Ne. Seluruh foton pada berkas
cahaya tersebut memiliki energi dan arah perambatan yang sama. Berbeda dengan
Boson, fermion justru berlaku sebaliknya. Tidak ada dua atau lebih fermion yang
13
menempati keadaan kuantum yang sama. Ingat kembali prinsip larangan Pauli dan
asas ketidakpastian Heisenberg.
Pada persamaan di bawah, dan T menunjukkan potensial kimia (energi yang
diperlukan untuk menambahkan 1 partikel ke dalam sistem) dan temperatur,
sedangkan ni menunjukkan jumlah rata-rata pertikel yang berada pada tingkat
energi ke-i dengan energi sebesar i.
(17)
14
15
16
mekanisme perubahan berbagai wujud zat yang kita kenal yaitu uap, padat, cair.
Pada kerapatan rendah dan temperatur tinggi, zat berbentuk uap. Pada kerapatan
tinggi dan temperatur rendah, zat akan berwujud padat atau cair (condensed
matter). Pada diagram fasa diatas terdapat suatu daerah terlarang atauforbidden
region. Disebut daerah terlarang karena tidak akan terdapat zat dalam wujud
apapun pada daerah ini. Pada kerapatan yang lebih tinggi, zat akan berwujud
padat atau cair, sedangkan pada temperatur yang lebih tinggi, zat akan berwujud
uap. Helium cair merupakan satu-satunya unsur yang bisa menjadi BEC dibawah
kondisi kesetimbangan termal.
Jika kita mengamati suatu zat padat, katakanlah tembaga, di bawah mikroskop
elektron, maka akan kita amati atom-atom tembaga yang tersusun secara berulang.
Kita dapat membedakan atom yang satu dengan yang lainnya, oleh karena itu, kita
tidak bisa memperoleh BEC dari zat padat. Seperti yang telah dijelaskan diatas,
atom-atom yang berwujud BEC tidak bisa dibedakan satu sama lainnya karena
mereka memiliki fungsi gelombang yang sama.
Untuk dapat mencapai daerah BEC, kita harus mulai dari fasa uap kemudian
dilanjutkan dengan melewati daerah terlarang. Katakanlah kita memiliki uap
yang berada pada kesetimbangan termal pada temperatur sekitar 200K. Jika uap
ini kita dinginkan secara perlahan, maka kita akan mendapati uap dengan
temperatur yang cukup rendah namun masih berwujud gas alih-alih cair. Untuk
dapat mencapai kondisi ini, diperlukan lingkungan yang amat steril*, hal ini untuk
mencegah terbentuknya butiran-butiran cairan. Pada kondisi ini, kita telah
mencapai daerah terlarang, dan gas yang kita miliki berada pada kondisi
metastable. Dikatakan metastable karena gas akan cenderung stabil jika tidak ada
pemicu untuk membentuk butir-butir cairan atau lapisan es.
Sebenarnya kita tidak dapat menciptakan suatu kondisi yang benar-benar steril.
Kondisi terbaik yang dapat dicapai adalah keadaan vakum, namun pada keadaan
vakumpun masih terdapat beberapa molekul atau atom persatuan volume ruang.
Usaha yang telah dilakukan para ilmuwan hingga ditemukannya Bose Einstein
Condensate
pertama
kali
pada
tahun
1995
adalah
mencapai
17
keadaan metastable ini, sebelum atom-atom tersebut "menyadari" bahwa apa yang
sebenarnya mereka inginkan adalah membentuk butiran cairan atau lapisan es.
Kita seolah-olah sedang menghipnotis atom-atom ini sehingga mereka
melupakan perilaku alamiah mereka dan bertindak sesuai yang kita inginkan.
Untuk menjaga kondisi metastable, kita harus mempertahankan kerapatan agar
rendah, sehingga three-body atomic collision* hampir tidak mungkin terjadi.
Disini kita bicara masalah peluang, karena memang tidak dapat kita pastikan jika
membicarakan dunia kuantum.
Three-body atomic collision: Kita dapat membayangkannya seperti berikut:
ketika dua buah atom saling bertumbukan, mereka tidak dapat bergabung
membentuk molekul karena mereka akan memantul satu sama lain (akibat
tumbukan lenting sempurna). Namun jika tiga buah atom saling bertumbukan, dua
dari mereka akan dapat bergabung membentuk molekul sementara atom ketiga
yang akan menyerap kelebihan energi yang dimiliki dua atom tersebut.
D. Super Foton
Foton adalah kuanta medan elektromagnetik. Foton adalah boson yang tidak
tetap, karena foton dapat dibuat dan diserap secara tunggal. Potensial kimia myu
kimia adalah nol.Ini berarti bahwa partikel dapat menghilang di ruang vakum.
Kecepatan foton sama dengan kecepatan cahaya sebesar c, maka hubungan energy
dengan momentum adalah :
=cp
.(18)
(19)
1
e
cp1
(20)
18
(21)
di mana V adalah volume sistem, dan faktor 2 berasal dari polarisasi . Kerapatan
foton adalah :
2
4 k
1
kT
n=
dk = 2 3 d =k
3
c
(2 ) 0
e 1 c 0
e 1
( )
(22)
Foton secara umum, kita mungkin mengenalnya sebagai paket energi diskret
(kuantum) gelombang elektromagnetik.
Berikut ini adalah sifat-sifat dasar foton yang telah diketahui:
a. foton tidak memiliki massa diam, sehingga bisa bergerak dengan laju cahaya
c,
b. foton memenuhi hubungan E = h, p = h/, dan E = pc. Meskipun tidak
memiliki massa diam, foton memiliki energi dan momentum, sehingga dapat
"bertumbukan" dengan partikel materi lain, contohnya electron
c. foton bahkan dapat dipengaruhi oleh gravitasi seperti halnya partikel-partikel
penyusun materi.
d. Kita dapat pula mendeskripsikan sebuah foton dari sudut pandang
kedudukannya dalam fisika. foton memperantarai gaya elektromagnetik
antara dua atau lebih partikel yang bermuatan; dalam sudut pandang ini dua
muatan listrik berinteraksi melalui mekanisme "pertukaran" foton. Pada kasus
ini, foton perantara ini adalah foton khayal/virtual yang sebenarnya hanya ada
dalam kerangka matematika rumusan fisika teoretik.
*Kajian fisika teoretik yang mempelajari interaksi materi dengan medan
elektromagnetik dalam kerangka relativitas khusus dan mekanika kuantum adalah
QED (Quantum electrodynamics). Teori ini lahir dari usaha Paul Dirac ketika
mencoba menjelaskan asal usul spin elektron dengan memadukan relativitas
khusus dan mekanika kuantum. Richard Feynmann, dalam bukunya berjudul
19
QED: The Strange Theory of Light and Matter amat bersemangat menjelaskan
teori yang telah lama digelutinya ini.
Gambar 7. Paul Dirac (kiri) dan Richard Feynmann (Kanan). Dua tokoh penting
dalam pengembangan teori QED
Mungkin salah satu dari sekian banyak pertanyaan kita mengenai hakekat
foton adalah: jika foton adalah partikel, maka apakah unsur penyusunnya? Jika
kita bayangkan sebuah atom, maka akan kita dapati adanya inti atom (nukleus)
dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom tersusun atas proton dan neutron
yang disebut nukleon. Bahkan, saat ini telah diketahui bahwa proton dan neutron
tersusun atas partikel penyusun yang lebih fundamental lagi yang disebut quark.
Partikel tertentu seperti foton dan elektron pada hakikatnya adalah
sedemikian rupa sehingga kita percaya bahwa mereka berupa titik (berdimensi
0) yang sesungguhnya dalam pengertian matematika. Dengan kata lain, mereka
tidak memiliki ukuran fisik, dan mereka tidak dapat dibelah karena mereka tidak
memiliki unsur-unsur penyusun, selain dirinya sendiri. Partikel seperti ini disebut
partikel elementer.
Beberapa percobaan seperti yang menyangkut fenomena interferensi dan
difraksi, memperlihatkan bahwa radiasi elektromagnet berinteraksi seperti halnya
gelombang; percobaan lain misalnya efek fotolistrik memperlihatkan bahwa
radiasi elektromagnet berinteraksi layaknya kuantum partikel yang dikenal
sebagai foton.
20
21
22
B.
Gambar
8.
Berkas
laser
C.
yang
ditembakkan
pada
atom
Namun untuk dapat mencapai keadaan BEC, temperatur dan densitas rendah saja
tidaklah cukup. Atom-atom tersebut harus memiliki phase space density yang
bernilai 1.
Phase space (tanpa density) merupakan besaran yang menyatakan seluruh
keadaan (partikel) yang mungkin ada pada suatu sistem dalam dimensi ruang
tertentu. Phase space density menyatakan banyaknya keadaan yang dapat
23
ditempati pada suatu volume tertentu. Semakin besar nilainya, maka semakin
banyak keadaan yang menempati suatu volume tertentu.
Natural unit merupakan satuan dalam fisika yang diturunkan dari konstantakonstanta fisika universal seperti konstanta Planck, kecepatan cahaya, dan muatan
elektron. Penurunan satuan ini dilakukan dengan analisis dimensi.
Salah satu penyebab mengapa kita tidak dapat mencapai suhu yang lebih
dingin lagi dengan menggunakan teknik laser cooling yaitu akibat adanya gerak
Brownian. Karena berkas laser yang kita gunakan memiliki sifat partikel (kuanta),
maka ada batas kecepatan minimum yang dapat kita capai dengan menggunakan
teknik ini. Oleh karenanya, Kita tidak dapat benar-benar menghentikan atom dan
sampai pada suhu nol mutlak.
Meskipun kita masih belum mampu mencapai kondisi BEC, tapi setidaknya
kita sudah sampai setengah jalan berkat teknik pendinginan. Selanjutnya, kita
perlu menggunakan teknik lain untuk dapat mencapai suhu yang lebih dingin lagi.
Setelah mengalami pendinginan melalui teknik sebelumnya, pada akhirnya atomatom ini akan bergerak dengan laju beberapa cm/s saja. Sampai disini, kita dapat
menggunakan medan magnet lemah untuk dapat mengurung dan memperlambat
mereka lebih jauh lagi.
B. Analisis hubungan kondesat bose einstein dengan super foton (sebagai
sumber cahaya baru) menggunakan statistik Bose Einstein
Bose-Einstein kondensat adalah sebuah cara untuk mengumpulkan partikel
"boson" di tingkat "energi" terendah, hal ini dapat dilakukan dengan pendinginan
material di bawah suhu kritisnya. Bose-Einstein kondesat dapat terjadi jika
memenuhi syarat massa berada di daerah BEC, dan jumlah foton tetap. Namun,
foton tidak memiliki massa berada di daerah BEC dan jumlah foton berbeda
disebabkan foton yang terperangkap hanya akan diserap oleh apapun bahan
perangkap; itu sebabnya para ilmuwan tidak bisa membuat BEC dengan
mendinginkan
sebuah
foton
dalam
kotak
hitam
biasa.
24
terdiri dari foton. Sebelumnya, hingga saat ini, para ahli menduga bahwa bose
Einstein kondesat dianggap tidak mungkin terjadi.
Secara potensial, metode ini mungkin cocok untuk perancangan laser yang
bekerja pada kisaran X-ray. Dan di antara aplikasi lainnya, ini bahkan bisa
digunakan untuk mengembangkan chip komputer yang lebih bertenaga. Para
ilmuwan melaporkan penemuan mereka ini dalam jurnal Nature. Dengan
mendinginkan
atom-atom
Rubidium
secara
mendalam
dan
mustahil
mendinginkan
cahaya
dengan
sekaligus
25
-273 derajat; akibatnya, nilai-nilai Kelvin selalu 273 derajat lebih tinggi dari nilai
Celcius yang berkaitan).
Ketika benda hitam mendingin, ia akan berada pada beberapa titik pancaran, tidak
lagi berada di dalam kisaran yang terlihat, melainkan hanya akan mengeluarkan
foton inframerah yang tidak terlihat. Pada saat yang sama, intensitas radiasinya
akan menurun. Jumlah foton menjadi lebih kecil karena suhunya menurun. Inilah
yang membuatnya sangat sulit memperoleh jumlah foton dingin yang diperlukan
agar kondensasi Bose-Einstein bisa terwujud.
Namun, para peneliti Bonn berhasil mewujudkannya dengan menggunakan
dua cermin yang sangat reflektif, yang mana di antara keduanya terus
memantulkan sinar maju-mundur. Di antara permukaannya yang reflektif, terdapat
pelarutan molekul-molekul pigmen dengan disertai penabrakan foton-foton secara
berkala. Dalam tabrakan ini, molekul menelan foton dan kemudian
meludahkan mereka kembali keluar. Selama proses ini, foton menyesuaikan
suhu larutan, jelas Profesor Weitz. Dengan cara ini, mereka saling
mendinginkan satu sama lain hingga mencapai temperatur ruang, dan mereka
melakukannya tanpa harus menghilang dalam proses tersebut.
2. Sebuah kondensat terbuat dari cahaya
Para fisikawan Bonn kemudian menambah jumlah foton di antara cermin
dengan menggunakan laser untuk membangkitkan larutan pigmen. Hal ini
memungkinkan mereka mengkonsentrasikan partikel cahaya
yang telah
26
Prospek ini terutama menjadi kabar gembira bagi para perancang chip. Mereka
menggunakan sinar laser untuk mengetsa sirkuit logis menjadi bahan
semikonduktor. Namun seberapa pun halusnya struktur-struktur ini, tetap masih
dibatasi dengan riak gelombang cahaya, ini satu masalah di antara faktor-faktor
lainnya. Laser riak gelombang panjang kurang cocok untuk pekerjaan presisi
dibandingkan riak gelombang pendek ini sama halnya jika Anda mencoba
menandatangani surat dengan cat kuas.
Radiasi X-ray memiliki riak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya
tampak. Pada prinsipnya, laser X-ray seharusnya memungkinkan penerapan
sirkuit yang jauh lebih kompleks pada permukaan silikon yang sama. Hal ini akan
memungkinkan terciptanya chip generasi baru berkinerja tinggi dan sebagai
konsekuensinya, komputer menjadi lebih bertenaga bagi para pengguna akhir.
Proses
ini
juga
bisa
berguna
dalam
aplikasi
lainnya
27
(23)
Sehingga
(24)
(25)
Hubungan persamaan diatas dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 10. Daerah dibawah garis lengkung sebanding dengan kerapatan partikel.
Dibawah transisi temperature, fungsi delta muncul pada saat momentum nol,
mewakili kontribusi condensate. Dan memberri kekuatan untuk meningkatkan T
menuju nol,dan hanya menyisakan fungsi delta
28
29
memang bisa ditangkap dalam kondensat Bose-Einstein , dan pada suhu kamar
dan tekanan.
"Sekarang, itu sebenarnya mungkin untuk memprediksi perilaku sistem untuk
kondisi eksperimental lainnya. Ini juga menjelaskan reaksi suhu setup
eksperimental," katanya. "Saya menampilkan semua tahapan proses yang kita
perlu tahu untuk mereproduksi percobaan ini. "Jadi pada prinsipnya, jika Anda
tahu bagaimana menangani laser tanpa menyakiti diri sendiri, Anda dapat
melakukan percobaan bahkan di halaman belakang Anda," tambahnya.
Fisikawan Sergiy Katrych, juga di EPFL tetapi tidak terlibat dalam penelitian
ini, mengatakan penelitian itu penting terutama kondensat Bose-Einstein foton
akan mewakili keadaan yang terbaru dari cahaya. "Dalam beberapa hal, BEC
cahaya adalah jembatan antara cahaya dan materi.
30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah ditulis dalam makalah ini, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Boson adalah zarah berspin bulat sehingga tidak mematuhi asas larangan
Pauli sehingga satu tingkat energi dapat ditempati oleh sistem dalam jumlah
berapa pun. Sifat Dasar Boson Sifat sistem sub atomik yang tidak dapat
dibedakan dapat dipahami dari konsep gelombang sistem.
2. Statistika Bose-Einstein menentukan distribusi statistik bagi boson pada
berbagai tingkat energi di dalam kesetimbangn termal .Statistik Bose-Einstein
merupakan konfigurasi boson statistik untuk menurunkan boson. Distribusi
statistik untuk boson berlaku pada suatu sistem yang momentum sudutnya
merupakan kelipatan bilangan bulat dari
h / 2
larangan Pauli.
3. Kondensasi Bose-Einstein adalah kondisi dimana kita tidak bisa membedakan
partikel yang satu dengan yang lainnya . Pada gas yang terdiri dari kumpulan
boson atau katakanlah kumpulan atom identik, ketika temperatur semakin
rendah, partikel-partikel ini akan cenderung saling mendekat satu sama lain,
fungsi gelombang masing-masing partikel akan saling tumpang tindih. Pada
kondisi ini kita dapat menyebut mereka mengalami "krisis identitas" karena
kita tidak bisa membedakan partikel yang satu dengan yang lainnya. Cairan
yang dihasilkan pada kondensasi Bose-Einstein disebut dengan Bose Einstein
Condensate.
4. Super foton adalah foton yang telah memadat yang disebabkan oleh
kosentrasi partikel cahaya yang sangat kuat. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menambah jumlah foton di antara cermin dengan menggunakan laser
untuk membangkitkan larutan pigmen.
5. Para fisikawan dari Universitas Bonn telah mengembangkan sumber cahaya
yang
terbaru,
disebut
sebagai
kondensat
Bose-Einstein,
di
mana
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Kondesat Bose Einstein Fisikawan Menciptakan Super Foton
sebagai
Sumber
Cahaya
Baru.
http://www.faktailmiah.com/2010/11/29/kondensat-bose-einstein-fisikawanmenciptakan-super-foton-sebagai-sumber-cahaya-baru.html (diakses tanggal
12 Juni 2016)
Anonim.2014. Negara baru Cahaya Terungkap dengan Photon-Trapping
Metode.https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://w
ww.livescience.com/45287-how-to-traplight.html&usg=ALkJrhhRj5QyC3ebs5G5yE4OJumP1Jx7nQ#sthash.5MRSe
rLV.dpuf (diakses tanggal 12 Juni 2016)
Claudio Angione,dkk.2013.Jurnal BoseEinstein condensation in satisfiability
problems. European Journal of Operational Research.Volume 227 Page 44
54: Elservier
Don Reed.2012. Jurnal Bose-Einstein Condensate-Hidden Riches for New forms
of Technology and Energy Generation; Potential For Glimpse into Inner
Reality. Physics Procedia.Volume 38 .Halaman 136 149: Elservier
Huang, Kerson.1963. Introduction to Statistical Physics. Massaschussetts Institue
of Technology.
Mikrajuddin, Abdullah.2008.Pengantar Fisika Statistik.ITB:Bandung
Roger R. Sakhel.2015. On the phase-correlation and phase-fluctuation dynamics
of a strongly excited Bose gas.Physic B.Page 68-75. Elservier
Wipsar._______.Kondensasi Bose Einstein.Laboratorium Fisika Teori dan
Komputasi: UNY
Wiryawan.
2015
.
Bose
Einstein
Condensate
.
http://wiryawangpblog.blogspot.co.id/2015/10/bose-einstein-condensate-bagii-jalan.html (diakses tanggal 12 Juni 2016)
Wiryawan.
2015
.
Apa
itu
foton
.
http://wiryawangpblog.blogspot.co.id/2015/06/apa-itu-foton.html
(diakses
tanggal 12 Juni 2016)