Anda di halaman 1dari 21

2016

ALAT UKUR LISTRIK

Meilinda Indriani
15030184051
Pendidikan Fisika B
2015
0
Kata Pengantar

Terlebih dahulu kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat petunjuk dan bimbingan-Nya kami dimampukan bisa menerbitkan buku
pendamping untuk jenjang Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dengan maksud
ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa.
Untuk mewujudkan bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, toleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya tetap dijiwai oleh iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila, maka diperlakukanlah
strategi pembangunan karakter bangsa.
Buku ini kami hadirkan berdasarkan kurikulum terbaru dengan konten-konten
penguatan pendidikan karakter sehingga hasil akhir dari pada pendidikan kecuali siswa
bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan menjadi insan yang berbudi
luhur yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Sajian buku ini diawali dengan bahan ajar yang disusul dengan tugas dan soal-
soal latihan, juga di akhir buku ini dilengkapi dengan latihan ulangan semester.
Kami ucapkan banyak terimakasih atas saran dan kritik yang masuk pada
redaksi sehingga buku ini kami harapkan bisa lebih memenuhi apa yang diharapkan
para pengguna yang akhirnya menjadi pilihan untuk sarana ketuntasan dalam proses
belajar mengajar yang ditargetkan.
Ibarat tiada gading yang tak retak, masukan-masukan yang membangun selalu
kami harapkan guna penyempurnaan penerbitan berikutnya.

Surabaya, 14 September 2016

Penyusun

i
Daftar Isi

Alat Ukur Listrik...............................................................................................................1


A. Pengertian Arus Listrik dan Kuat Arus Listrik..........................................................1
1. Arus
Listrik............................................................................................................1
2. Kuat Arus
Listrik...................................................................................................3
B. Alat Ukur Listrik dan Cara Penggunaannya...............................................................5
1. Amperemeter.........................................................................................................
5
2. Voltmeter...............................................................................................................9
3. Ohmmeter............................................................................................................1
2
Rangkuman......................................................................................................................15
Latihan Soal.....................................................................................................................16
Kunci Jawaban.................................................................................................................18
Daftar Pustaka..................................................................................................................19

ii
Alat Ukur Listrik

Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah.
Kompetensi Dasar:
Merangkai alat ukur listrik, menggunakannya secara baik dan benar dalam rangkaian
listrik.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi amperemeter.
2. Siswa dapat menjelaskan cara menggunakan amperemeter.
3. Siswa dapat menjelaskan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.
4. Siswa dapat menjelaskan fungsi voltmeter.
5. Siswa dapat menjelaskan cara menggunakan voltmeter.
6. Siswa dapat menjelaskan fungsi ohmmeter.
7. Siswa dapat menjelaskan cara menggunakan ohmmeter.
8. Siswa dapat menentukan hambatan dalam dari amperemeter dan voltmeter.

Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Rumah kita menjadi terang benderang
pada malam hari karena adanya aliran listrik. Kita dapat menikmati siaran televisi dan
radio karena adanya aliran listrik. Berbagai alat canggih, seperti komputer dan
handphone dapat berfungsi dengan memanfaatkan energi listrik. Dapatkah kamu
membayangkan kehidupan sekarang tanpa adanya listrik?
A. Pengertian Arus Listrik dan Kuat Arus Listrik
1. Arus Listrik
Arus listrik yang mengalir pada penghantar dapat berupa arus searah atau
direct current (DC) dan dapat berupa arus bolak-balik atau alternating current
(AC). Aliran arus listrik pada kawat kita kenal sebagai arus listrik. Aliran
muatan dapat berupa muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron).
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik
terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu
rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan

1
rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan
dengan sumber tegangan.

Rangkaian listrik

Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran muatan-muatan listrik. Aliran


muatan listrik positif identik dengan aliran air.

Aliran Arus Listrik

Aliran muatan listrik positif dari A ke B identik dengan aliran air dari A ke B
yang disebut arus listrik.
Air dalam bejana A mempunyai energi potensial lebih tinggi daripada air
dalam bejana B, sehingga terjadi aliran air dari bejana A menuju bejana B atau
dikatakan bahwa potensial di A lebih tinggi daripada potensial di B sehingga
terjadi aliran muatan listrik dari A ke B. Jadi, dapat dikatakan bahwa muatan
listrik positif mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah.
Selanjutnya, aliran muatan listrik positif tersebut dinamakan arus listrik. Jadi,
arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi
ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial.
Bagaimana bila dua titik yang dihubungkan mempunyai potensial yang sama?
Tentu saja tidak ada aliran muatan listrik positif atau tidak terjadi arus listrik.

2
Kita pasti berpikir bagaimana halnya dengan muatan listrik negatif?
Apakah muatan listrik negatif tidak dapat mengalir? Pada perkembangan
selanjutnya, setelah elektron ditemukan oleh ilmuwan fisika J.J. Thompson
(1856–1940), ternyata muatan yang mengalir pada suatu penghantar bukanlah
muatan listrik positif, melainkan muatan listrik negatif yang disebut elektron.
Arah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi
(berlawanan dengan arah aliran muatan positif). Namun hal ini tidak
menjadikan masalah, karena banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu
penghantar sama dengan banyaknya muatan listrik positif yang mengalir, hanya
arahnya yang berlawanan. Jadi, arus listrik tetap didefinisikan berdasarkan
aliran muatan positif yang disebut arus konvensional.
Para ilmuwan telah mendefinisikan arus listrik sebelum ditemukannya
elektron. Saat itu mereka telah merumuskan beberapa hal tentang arus listrik
seperti di bawah ini:
a. Arus listrik merupakan muatan listrik positif.
b. Arus listrik mengalir dari tempat yang memiliki potensial listrik tinggi ke
tempat yang memiliki potensial listrik rendah.
c. Arus listrik hanya dapat mengalir pada rangkaian tertutup.

2. Kuat Arus Listrik


Kita telah mengetahui tentang pengertian arus listrik, yaitu aliran muatan
listrik positif pada suatu penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Percobaan arus listrik dibawah sebaiknya dilakukan dengan 1 baterai dan 2
baterai untuk mengetahui perbedaan arus listriknya.

Percobaan Arus Listrik

Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub
tersebut dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi

3
perpindahan elektron dari kutub negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik
dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga lampu dapat menyala.
Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu akan
menyala lebih terang. Jika baterai yang digunakan tiga buah, maka lampu
menyala makin terang. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan beda potensial
kutub positif dan kutub negatifnya makin besar sehingga muatan-muatan listrik
yang mengalir pada penghantar makin banyak atau arus listriknya makin besar.
Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik) sebanding dengan banyaknya
muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik merupakan kecepatan aliran
muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik adalah
jumlah muatan listrik yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan
waktu. Bila jumlah muatan q melalui penampang penghantar dalam waktu t,
maka kuat arus I secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:
I : kuat arus listrik (A)
q : muatan listrik yang mengalir (C)
t : waktu yang diperlukan (s)
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb
adalah muatan listrik yang melalui sebuah titik dalam suatu penghantar dengan
arus listrik tetap satu ampere dan mengalir selama satu sekon.
Mengingat muatan elektron sebesar -1,6 × 10-19 C, (tanda negatif (-)
menunjukkan jenis muatan negatif), maka banyaknya elektron (n) yang
menghasilkan muatan 1 coulomb dapat dihitung sebagai berikut.
1 C = n × besar muatan elektron
1 C = n × 1,6 × 10-19 C,
n = 1 / 1,6
Jadi, dapat dituliskan 1 C = 6,25 × 1018 elektron.

B. Alat Ukur Listrik dan Cara Penggunaannya

4
Arus listrik adalah aliran muatan-muatan listrik yang melalui suatu
penghantar. Dalam suatu rangkaian listrik, dapat terjadi arus listrik jika terdapat
beda potensial listrik (beda tegangan listrik). Semakin banyak muatan listrik yang
mengalir tiap satuan waktu dikatakan semakin besar (kuat) arus listriknya. Arah
arus listrik dalam suatu rangkaian listrik yaitu dari potensial tinggi ke potensial
rendah.
Kuat arus listrik dapat diukur dengan alat amperemeter, yang dapat dirakit
dari alat basic meter yang dipasang dengan Shunt. Beda potensial listrik dapat
diukur dengan alat voltmeter, yang dapat dirakit dari alat basic meter yang dipasang
dengan Multiflier.
1. Amperemeter
Teknik pengukuran empat terminal disebut pengindreraan kelvin, setelah
William Thomson, LordKelvin, yang menemukan jembatan Kelvin pada tahun
1861 untuk mengukur daya tahan yang sangat rendah. Amperemeter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini dipakai
oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer
gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt
yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil,
sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang
mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya
lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang
mengalir maka semakin besar pula simpangannya.
Bagian – Bagian Ampere meter
1. Terminal positif (+) dan negatif (-)
2. Skala tinggi dan rendah
3. Batas ukur
Rumus Ampere meter:

5
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
R = Hambatan (ohm)
Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk
arus listrik yang sering dipendekkan menjadi amp. Satu ampere adalah suatu
arus listrik yang mengalir dari kutup positif ke kutup negatif, sedemikian
sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga, dengan
penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak satu
meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 × 10-7 newton per meter.
Cara Pengukuran
Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan amperemeter
1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere
Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang
berfungsi membentuk kalang tertutup. Clamp
berbentuk lingkaran yang bisa menyatu dengan
alat ukur atau pun terpisah. Biasanya
amperemeter yang tidak menggunakan clamp
ampere adalah model amperemeter analog.
Berikut cara melakukan pengukurannya:
 Ampere meter dipasang seri dengan
bebannya, seperti gambar di bawah:

 Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas
cakupan yang diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.

6
Pilih Range batas ampere dengan memutar knob alat ukur.
 Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca
gerakan jarum penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik
bila posisi jarum lebih besar dari 60% skala penuh meter.

 Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah


benar dan pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya
bila ya, matikan power supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih
kecil.
 Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada
posisi yang mudah dibaca.
 Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan
menyebabkan arah simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya.
Bila arus terlalu besar dapat merusakkan
jarum penunjuk.
2. Amperemeter yang memiliki Clamp Ampere

7
Umumnya model Ampere meter Digital memiliki Clamp Ampere,
baik menyatu dengan Alat ukur maupun terpisah. Pengukuran ampere tidak
perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp ampere pada
kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai.
penutup seri alat ukur, berikut fitur-fitur alat ukur atau multimeter yang bisa
kita manfaatkan :
1) Auto Ranging
Keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian pengukuran
alat ukur secara otomatis pada range (rentang) tegangan, arus, atau
tahanan yang benar.
2) Auto Polarity
Keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan pada
display digital, menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak
perlu khawatir ujung colok terbalik.
3) Hold
Yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari
memori meskipun colok sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya
apabila mengukur ditempat tertentu dimana kamu tidak dapat membaca
dengan jelas hasil pengukurannya.
4) Dioda Test :
Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan
semikonduktor. Umumnya apabila dioda dihubungkan dengan bias maju
meter akan menampilkan penurunan tegangan maju dan berbunyi
sebentar, sedangkan pada bias mundur alat ukur akan menampilka OL.
Dan jika dihubung singkat, alat ukur akan menunjuk angka nol dan
memancarkan suara yang terus menerus.
5) Max/Min
Digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran
selama alat ukur di colok.
6) Response Time

8
Waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang diperlukan
rangkaian elektronis untuk menentukan keakuratan kerja.
2. Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan
listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan
pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik akan timbul dari
interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan
mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik.
Semakin besar arus listrik yang mengalir maka semakin besar penyimpangan
jarum yang terjadi.

a. Jenis-Jenis Voltmeter
Ada 2 jenis voltmeter, yaitu :
1. Voltmeter analog
2. Voltmeter digital
Kedua jenis voltmeter tersebut mempunyai fungsi sama, yang membedakan
adalah tampilannya, jika voltmeter analog menggunakan jarum penunjuk
sedangkan voltmeter digital menggunakan LCD ( liquid crystal display ).
b. Pemasangan Voltmeter
Pemasangan Volt meter yaitu secara paralel dengan bebannya, seperti
gambar dibawah :

c. Bagian-Bagian Voltmeter
1. Terminal positif (+) dan negatif (-)
2. Skala tinggi dan rendah
3. Batas ukur
d. Cara Pengukuran

9
Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa
memperkirakan berapa besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan
sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang harus digunakan. Pemilihan
batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang
diukur.
Contoh :
untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-nya adalah AC
dan besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang harus
digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui nilai tegangan yang
akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.
1. Hubungkan/Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam
pada terminal (-) pada multimeter.
2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori
adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan
Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada
tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan
menggunakan Batas Ukur 250.
3. Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa bolak-
balik.
4. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing
pada dua kutub jalur tegangan PLN misalnya stop kontak.
5. Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe
merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan
korsleting.
6. Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.

Contoh Soal
Jarum voltmeter AC menunjukkan angka 80. Apabila batas ukur 300 volt,
tegangan pada saat pengukuran sebesar....
A. 100 volt D. 250 volt
B. 150 volt E. 300 volt
C. 200 volt

10
Pembahasan:
Batas ukur 300 V, maksimum pada voltmeter terbaca pada angka 120. Berarti,
bila yang terbaca 80, tegangan sebenarnya:

Hasil pengukuran =

= 200 V
Jawab : C

3. Ohmmeter
Ditemukan oleh Georg Simon Ohm
dandipublikasikannya pada sebuah koran pada tahun
1827, The Galvanic CircuitInvestigated
Mathematically. Ohm-meter adalah alat pengukur
hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan
mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor.
Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini
dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat
pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan
arus listrik. Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui
hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari
baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melalui meter akan
meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat
digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang
melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur

11
voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari
hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:

V = Potensial listrik (voltase/tegangan)


I = Arus listrik yang mengalir.
Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe meteran yang ada di atas sangat
tidak memadai. Ini karena pembacaan meteran adalah jumlah dari hambatan
pengukuran timah, hambatan kontak dan hambatannya diukur. Untuk
mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti untuk mengukur voltase melalui
resistor. Dengan tipe dari meteran ini, setiap arus voltase turun dikarenakan
hambatan dari gulungan pertama dari timah dan hubungan hambatan mereka
diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran empat terminal ini dinamakan
pengukuran Kelvin, setelah metode William Thomson, yang menemukan
Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk mengukur hambatan yang sangat
rendah. Metode empat terminal ini dapat juga digunakan untuk melakukan
pengukuran akurat dari hambatan tingkat rendah.
1) Jenis – Jenis Ohmmeter
Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu bentuk ohm-meter analoq dan bentuk
ohm-meter digital.
a. Ohmmeter Analog
Ohmmeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari,
seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan
jenis yang analog.
b. Ohmmeter Digital
Ohmmeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran
yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.
2) Mengukur Nilai Resistansi Resistor (Ohm)

12
Yang perlu di siapkan dan perhatikan sebelum melakukan pengukuran
menggunakan ohmmeter, yaitu :
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara fisik (tidak pecah).
2. Atur sekrup pengatur jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0), bila
menurut anda angka yang ditunjuk sudah nol maka tidak perlu dilakukan
pengaturan sekrup.
3. Lakukan kalibrasi alat ukur. Posisikan saklar pemilih pada skala ohm
pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel
terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Atur jarum AVO meter tepat
pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan tombol pengatur nol
ohm.
4. Setelah kalibrasi atur saklar pemilih pada posisi skala ohm yang
diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x
(kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca
pada alat ukur nntinya akan dikalikan dengan nilai skala ohm yang
dipilih oleh saklar pemilih.
5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur ingat jangan
pasang alat ukur ohm saat komponen masih bertegangan.
6. Baca Alat ukur.
3) Cara Membaca Ohm Meter
1. Untuk membaca nilai tahanan yang terukur pada alat ukur ohmmeter
sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh
jarum penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian skala
yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang
anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai
tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai
resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26

13
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k
= 260 k
= 260.000 Ohm.

RANGKUMAN
 Arus listrik yaitu aliran muatan listrik positif pada suatu penghantar dari potensial
tinggi ke potensial rendah.
 Kuat arus listrik yaitu banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu penampang
per satuan waktu.
 Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik dalam suatu rangkaian
tertutup.
 Voltmeter adalah alat untuk mengukur beda potensial listrik. Voltmeter disusun
paralel (sejajar) dengan sumber listrik atau peralatan listrik yang akan diukur beda
potensialnya.
 Cara membaca skala amperemeter dan voltmeter adalah sebagai berikut:

Hasil pengukuran =

 Ohmmeter adalah alat ukur hambatan listrik. Satuan hambatan listrik dalam satuan
SI adalah ohm atau diberi simbol Ω. Pada pengukuran suatu hambatan listrik
dilakukan dengan menghubungkan sebuah sumber tegangan yang sudah diketahui
tegangannya secara seri dengan sebuah amperemeter dan hambatan yang akan
diukur.
Besarnya hambatan listrik ini dihitung dengan menggunakan rumus :
R=V/I

14
LATIHAN SOAL
1. Sebuah amperemeter mempunyai hambatan 18 Ohm dan berdaya ukur 10 mA.
Agar daya ukur amperemeter meningkat menjadi 100 mA, harus dipasang
hambatan...
A. 0,8 Ohm seri dengan amperemeter
B. 0,8 Ohm paralel dengan amperemeter
C. 2,0 Ohm seri dengan amperemeter
D. 2,0 Ohm parelel dengan amperemeter
E. 8 Ohm seri dengan amperemeter
2. Sebuah amperemeter mempunyai hambatan dalam 0,9 Ohm dan batas ukur
maksimum 100 mA. Agar amperemeter dapat digunakan untuk mengukur arus 1 A
maka pada amperemeter perlu dipasang resistor ...
A. 0,1 Ohm secara seri
B. 0,1 Ohm secara paralel
C. 0,1 Ohm secara seri dan paralel
D. 1 Ohm secara seri
E. 1 Ohm secara paralel
3. Agar dapat digunakan untuk mengukur tegangan, galvanometer dengan hambatan
dalam Rg harus diberi hambatan seri yang jauh lebih besar dari Rg.
SEBAB
Pemasangan hambatan depan pada galvanometer akan menyebabkan arus yang
melaluinya menjadi kecil.
4. Agar dapat digunakan untuk mengukur tegangan, galvanometer dengan hambatan
dalam Rg harus diberi hambatan paralel yang lebih besar dari Rg.
SEBAB
Pemasangan hambatan secara paralel pada galvanometer akan menyebabkan
terbaginya arus yang akan diukur.

15
5. Suatu galvanometer dengan hambatan dalam Rg ingin dijadikan voltmeter.
Galvanometer tersebut menunjukkan skala penuh saat arus yang melaluinya sebesar
Ig. Jika voltmeter yang dirancang diharapkan dapat menunjukkan skala penuh pada
pengukuran tegangan sebesar V, maka hambatan depan yang harus dipasang secara
seri dengan galvanometer tersebut berharga...
A. (V + Rg Ig) / Ig
B. (V - Rg Ig) / Ig
C. (Rg . Ig - V) Ig
D. V/Ig - 2 Rg
E. V/Ig + Rg

KUNCI JAWABAN

1. n = Iakhir / Iawal = 100 / 10 = 10


Rsh = RA / (n - 1) = 18 / (10 - 1) = 2 Ohm dipasang paralel dengan amperemeter.

16
(Rsh = hambatan shunt dan RA = hambatan amperemeter)
Jawaban: D
2. n = Iakhir / Iawal = 1 / 0,1 = 10
Rsh = RA / (n - 1) = 0,9 / (10 - 1) = 0,1 Ohm dipasang paralel dengan hambatan
3. Agar dapat digunakan untuk mengukur tegangan, galvanometer dengan hambatan
dalam Rg harus diberi hambatan seri yang jauh lebih besar dari Rg adalah salah
karena untuk mengukur tegangan, galvanometer tidak harus diberi hambatan,
Sedangkan alasan benar karena hambatan total menjadi lebih besar sehingga arus
menjadi kecil degan persamaan I = V / Rtotal
Jawaban: Pernyataan salah dan alasan benar
4. Pernyataan salah karena untuk mengukur tegangan, galvanometer tidak harus diberi
hambatan
Alasan benar karena rangkaian paralel berfungsi sebagai pembagi arus.
5. V = Va + Vg
V = Rd Ig + Rg Ig
V - Rg Ig = Rd Ig
Rd = (V - Rg Ig) / Ig
Jawaban: B

DAFTAR PUSTAKA
Supiyanto. 2006. Fisika SMA Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: PT. Phibeta Aneka
Gama.
Zaelani, A., Cunayah, C., Irawan, E. I. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan
Fisika Untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya.
Kanginan, M. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Karyono, Palupi, D.S. & Suharyanto. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X.
Indrajit. D. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk kelas X Sekolah Menengah
Atas dan Madrasah Aliyah.

17
Saripudin, A. Rustiawan, D.K.,& Suganda, A. 2009. Praktis Belajar Fisika kelas X
Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah.

18

Anda mungkin juga menyukai