TANAMAN BAYAM
Amaranthus sp
Disusun oleh :
VINA NAVIANA
IXA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Budidaya Tanaman Hidroponik
Bayam (Amaranthus sp).
Harapan kami, semoga makalah Budidaya Tanaman Hidroponik Bayam (Amaranthus sp)
ini dapat menjadi pedoman informasi mengenai budidaya tanaman secara hidroponik. Dan
semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan dapat dimanfaatkan di kemudian hari.
Akhir kata, kami selaku penulis makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih kurang.
baik dari segi penulisan maupun materi cakupannya. Oleh sebab itu, kami selaku penulis
makalah ini mengharapkan adanya kritik dan saran yang mendukung agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Sampul ..............................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
Bab I Pendahuluan ...........................................................................................
Sejarah Perkembangan Hidroponik ..........................................................
Sejarah Perkembangan Tanaman Bayam..................................................
Sejarah Tanaman Bayam (Amaranthus sp)...............................................
Jenis-jenis Tanaman Bayam ....................................................................
Bab II Isi ..........................................................................................................
Proses Persemaian/Pembibitan .................................................................
Alat dan Bahan ...................................................................................
Langkah Kerja ....................................................................................
Proses Pindah Tanam/Penanaman ............................................................
Alat dan Bahan ...................................................................................
Langkah kerja.....................................................................................
Proses Perawatan/Pemeliharaan................................................................
Penyiraman ........................................................................................
Pembubunan.......................................................................................
Pemupukan.........................................................................................
Penjarangan ........................................................................................
Pemangkasan......................................................................................
Pewiwilan...........................................................................................
Pemasangan Alas Karung Goni .........................................................
Penaungan ..........................................................................................
Pemasangan Benang Lanjaran ...........................................................
Pengajiran/Pelanjaran ........................................................................
Pembersiahan .....................................................................................
Penyulaman ........................................................................................
Pemberian ZPT ..................................................................................
Pemberantasan Hampen .....................................................................
Bab III Penutup ................................................................................................
Panen dan Pasca Panen .............................................................................
Panen ..................................................................................................
Pasca Panen ........................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah hidroponik bisa dibilang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, seperti
diketahui Babylon yang merupakan negara di Mesopotamia kuno, peninggalannya yang tersisa
sekarang adalah sebuah kota kecil antara sungai efrat dan sungai tigris sekitar 85 km sebelah
selatan kota Baghdad, Irak. Pada masa kekaisaran Babilonia di kota tersebut terdapat sebuah
taman yang dikenal dengan sebutan “taman gantung” atau “hanging garden” yang dibuat kira-
kira tahun 600 SM. Taman gantung ini adalah merupakan hadiah dari Raja Nebukadnezar II
untuk istri tercintanya bernama Amytis, yang juga sebagai permaisuri. Taman gantung ini dibuat
secara bertingkat dan tidak semuanya menggunakan media tanah sebagai media tanam, luas dari
taman ini diperkirakan sekitar 16187.44 m². Taman gantung ini juga telah masuk sebagai salah
satu dari 7 keajaiban dunia.
Seperti halnya Babylon, negeri Cina juga telah mencoba menerapkan cara bercocok
tanam tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam. Cina telah menerapkan teknik
bercocok tanam yang dikenal dengan “taman terapung”. Bahkan di Mesir, Cina dan India juga
sudah menerapkan cara bercocok tanam yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanam,
mereka sudah menggunakan pupuk organik yang mereka gunakan sebagai supply bahan makan
untuk tanaman yang mereka tanam di dalam bedengan pasir yang terletak di tepi sungai. Cara
bercocok tanam seperti ini dikenal dengan istilah “river bed cultivation”
Istilah hidroponik (hydroponic) lahir sekitar tahun 1936 yang dikemukakan oleh W.A
Satchell. Kemudian DR. WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California. ini
melakukan percobaan dan penelitian dengan menanam tomat di dalam bak yang berisi mineral
sehingga tomat tersebut mapu bertahan hidup dan dapat tumbuh sampai ketinggian 300 cm juga
memiliki buah yang lebat. Sebelumnya beberapa ahli patologis tanaman juga melakukan
percobaaan dan penelitian untuk dapt melakukan bercocok tanam tanpa media tanah sebagai
media tanam, sehingga pada masa itu bermunculan istilah-istilah : “nutri culture”, “water
culture”, ”gravel bed culture”, dan istilah “solution cilture”.
Penemuan besar ini telah menjadi trend di abad 20, karena bercocok tanam dengan cara
hidroponik dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk ibu rumah tangga sekalipun yang gemar
bertanam tanam hias.
Bisa juga kita lihat, pada kisaran tahun 1950 ketika Jepang dbombardir dengan bom atom
oleh sekutu yang membuat tanah di negara Jepang menjadi kering dan tandus. Negara Jepang
juga menerapkan system bercocok tanam dengan teknik Hidroponik. Irak, Bahrain dan negara-
negara gurn pasir juga telah menerapkan cara bercocok tanam dengan teknik hidroponik, karena
tanah di negara-negara tersebut hanya berupa gurun pasir yang tandus.
1.2 SEJARAH PERKEMBANGAN TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp)
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp.
Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari
daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam
perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber
protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia
pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang mudah diperoleh
disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan.Harganyapun dapat terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat.Tumbuhan bayam ini awalnya berasal dari negara Amerika beriklim
tropis, namun sekarang tersebar keseluruh dunia.Hampir semua orang mengenal dan menyukai
kelezatannya.Rasanya enak, lunak dan dapat memberikan rasa dingin dalam perut dan dapat
memperlancar pencernaan.Umumnya tanaman bayam dikonsumsi bagian daun dan
batangnya.Ada juga yang memanfaatkan biji atau akarnya sebagai tepung, obat, bahan
kecantikan, dan lain-lain.Ciri dari jenis bayam yang enak untuk dimakan ialah daunnya besar,
bulat, dan empuk.Sedangkan bayam yang berdaun besar, tipis diolah campur tepung untuk
rempeyek.
Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau
bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di
persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman karena itu sangat
penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman.
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak
langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara
langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan
jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas,
maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu.
maka hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap pembibitan antara lain :
I. Gunakan benih dengan viabilitas tinggi (daya kecambah mencapai 90%)
II. Berikan perlakuan pada benih (seed treatment)
III. Penyimpanan benih pada suhu 10°C dan kelembaban 40%. Benih dapat bertahan hingga
beberapa tahun.
IV. Penyimpanan benih pada suhu ruangan (misalnya laci meja). Benih akan bertahan selama 3
bulan saja.
b. Bahan :
- Media arang sekam padi Secukupnya
- Bibit bayam Siap pindah tanam
- Air Secukupnya
- Ekstrak daun nimba 100 mL
3.1 PANEN
Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam),
tapi merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu melakukaan persiapan untuk
penyimpanan dan pemasaran. Komoditas yang di panen tersebut selanjutnya akan
melalui jalur-jalur tataniaga, sampai berada di tangan konsumen. Panjang pendeknya
jalur tataniaga tersebut menentukan tindakan panen dan pascapanen yang bagaimana
yang sebaliknya dilakukan. Pada dasarnya yang dituju pada perlakuan panen adalah
mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada taraf kematangan yang tepat,
dengan kerusakan yang minimal, dilakukan secepat mungkin dan dengan biaya yang
“rendah”.
Sumber Lain :
http://id.wikipedia.org/wiki/penyiangan
http://10462-si-bayam-yang-macam-macamg.html
http://sejarah-hidroponik.html
Anonymousa, 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Panen.
http://sejarah-baym.html