Anda di halaman 1dari 24

LINGKUNGAN

TINJAUAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI

Diajukan untuk mengikuti LKTIM bagi Mahasiswa

Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2016

TIM :

ARIEF BUDIONO YUSUF

SAIPUL IKBAL SAPUTRA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

JUNI 2016

1
LEMBAR PENGESAHAN

LOMBA KARYA TULIS INOVATIF MAHASISWA

1. Judul Naskah : Tinjauan Pencemaran Lingkungan


Terhadap Keanekaragaman Hayati
2. Bidang Kajian : Lingkungan
3. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Arief Budiono Yusuf
b. NIM/NRM : 1503086009
c. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Biologi/ Sains dan
Teknologi
d. Universitas : Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang
e. Alamat Rumah : Ponpes Riyadul Jannah Blok T5 Perum
BPI kelurahan Purwoyoso Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang
f. Telepon : 087730180430
g. E-mail : ariefbudiono2804@gmail.com
4. Anggota Tim : Saipul Ikbal Saputra
5. Dosen Pembimbing
a. Nama lengkap : Nur Hayati M.si
b. NIP :

Mengetahui, Semarang, 19 Juni 2016


Mengetahui:
Dosen Pembimbing Ketua Tim
Pembantu/Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,

Nur Hayati M.si Arief Budiono Yusuf


NIP : NIM : 1503086009
...........................................
NIP :

TINJAUAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI

Arief Budiono Yusuf, Saipul Ikbal Saputra


Dosen Pembimbing Nur Hayati M.si
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang, Kota Semarang

2
ABSTRAK

Lingkungan bersih dan sehat merupakan tempat tinggal bagi berbagai


jenis makhluk hidup. Baik manusia, hewan maupun tumbuhan pun memerlukan
tempat tinggal yang sehat bagi kelangsungan hidupnya. Namun, tangan-tangan
serakah manusia di zaman sekarang ini yang menyebabkan kerusakan lingkungan
pada habitat-habitat dari hewan dan tumbuhan. Banyak hewan dari pegunungan
berbondong-bondong turun ke dataran rendah karena tempat tinggal mereka rusak
akibat pembukaan lahan illegal oleh manusia, pohon-pohon langka yang
seharusnya dilindungi dan dilestarikan pun ikut musnah karena penebangan liar,
akibatnya tingkat keanekaragaman tumbuhan pun semakin berkurang. Punahnya
spesies-spesies langka tumbuhan semakin tak terkendalikan.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui dampak
yang terjadi pada keanekaragaman hayati akibat pencemaran lingkungan. Dengan
harapan dapat menjadi motivasi atau pembangun bagi generasi muda agar peduli
dan andil dalam pelestarian keanekaragaman hayati di bumi.
Karya tulis ini ditulis menggunakan metode analitis terhadap berbagai
macam dampak pencemaran lingkungan yang berimbas kepada keanekaragaman
hayati di bumi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebanyakan dampak dari
pencemaran lingkungan itu menyebabkan kerusakan keanekaragaman hayati,
seperti punahnya spesies-spesies langka hingga hilangnya spesies-spesies baru.
Seharusnya manusia sebagai salah satu pemegang kendali terbesar lingkungan
ikut menjaga keanekaragaman hayati tersebut, agar berimbas baik pula pada
manusia.
Kata kunci : keanekaragaman, pencemaran, lingkungan, punah, pelestarian.

KATA PENGANTAR

Karya tulis ilmiah ini ditulis untuk mengetahui dampak-dampak yang


terjadi akibat dari pencemaran lingkungan yang berimbas pada berkurangnya
keanekaragaman hayati di bumi. Dengan harapan akan menumbuhkan jiwa
konservasi pada generasi muda.

Dalam menulis karya tulis ilmiah ini, kami mengacu pada buku-buku
tentang ekologi dan konservasi keanekaragaman hayati, namun demikian ada
perluasan-perluasan materi yang kami ambil dari berbagai jurnal ilmiah tentang
konservasi keanekaragaman hayati.

Kepada pimpinan dan dosen pembimbing Fakultas Sains dan Teknologi


yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan bagi kami sehingga karya tulis

3
ini selesai, penyusun haturkan terima kasih. Harapan penyusun semoga karya tulis
ilmiah ini bermanfaat dan menjadi motivasi bagi siapa saja yang membacanya.
Akhirnya segala kekurangan dan keterbatasan karya tulis ilmiah ini
memungkinkan diperbaiki oleh semua pihak. Sebab kepada Allah dikembalikan
segala kesempurnaan dan kebenaran.

Penyusun

Arief Budiono Y, Saipul Ikbal S

DAFTAR ISI
Halaman judul 1
Lembar pengesahan 2
Abstrak... 3
Kata pengantar... 4
Daftar isi 5
Daftar lain.. 6
Bab I Pendahuluan. 7
I. Latar belakang 7
II. Rumusan masalah
III. Tujuan penulisan..
IV. Manfaat penulisan..

4
V. Sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Metode Penulisan..
I. Pendekatan penulisan.
II. Sumber penulisan
III. Sasaran penulisan
IV. Tahapan penulisan..
Bab IV Pembahasan
I. Uraian Hasil Kajian
II. Temuan.
III. Pengembangan
A. Pola pikir masyarakat modern pada pencemaran
lingkungan yang berdampak pada keanekaragaman
hayati ..
B. Dampak dari pola pikir masyarakat modern terhadap
pencemaran lingkungan
C. Cara penanggulangan dari dampak pencemaran
lingkungan..
Bab V Penutup.
I. Kesimpulan
II. Saran..
Daftar Pustaka
Lampiran

DAFTAR LAIN

5
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang
Lingkungan bersih dan sehat merupakan tempat tinggal bagi
berbagai jenis makhluk hidup. Baik manusia, hewan maupun
tumbuhan pun memerlukan tempat tinggal yang sehat bagi
kelangsungan hidupnya.
Namun, tangan-tangan serakah manusia di zaman sekarang ini
yang menyebabkan kerusakan lingkungan pada habitat-habitat dari
hewan dan tumbuhan. Banyak hewan dari pegunungan berbondong-
bondong turun ke dataran rendah karena tempat tinggal mereka rusak
akibat pembukaan lahan illegal oleh manusia, pohon-pohon langka
yang seharusnya dilindungi dan dilestarikan pun ikut musnah karena
penebangan liar, akibatnya tingkat keanekaragaman tumbuhan pun

6
semakin berkurang. Punahnya spesies-spesies langka tumbuhan
semakin tak terkendalikan.

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pola pikir masyarakat modern terhadap pencemaran
lingkungan yang berdampak pada keanekaragaman hayati ?
2. Apa dampak dari pola pikir masyarakat modern terhadap
pencemaran lingkungan ?
3. Bagaimana cara menanggulangi dari dampak pencemaran
lingkungan ?

III. Tujuan Penulisan


Diajukan untuk mengikuti LKTIM bagi mahasiswa provinsi Jawa
Tengah tahun 2016

IV. Manfaat Penulisan


Dapat menjadi motivasi atau pembangun bagi generasi muda agar
peduli dan andil dalam pelestarian keanekaragaman hayati di bumi.

V. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan naskah Karya Tulis Inovatif
Mahasiswa sebagai berikut ini:
1. Halaman judul
Halaman judul menyajikan: bidang kajian, logo
Perguruan Tinggi, judul, nama penulis, tujuan LKTIM,
nama perguruan tinggi, kota, bulan dan tahun.
2. Abstrak
Abstrak berisi uraian singkat karya tulis ilmiah yang
meliputi: latar belakang, tujuan, manfaat, metode
penulisan, hasil dan saran yang direkomendasikan.
Abstrak ditulis 1 spasi, maksimal 300 kata.
3. Kata Pengantar.
4. Daftar isi.
5. Daftar lain (Jika ada. Misal: Daftar Tabel, Daftar Grafik,
Daftar Gambar, dan sebagainya)
6. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan berisi: latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika
penulisan.
7. Bab II Tinjauan Pustaka

7
Tinjauan pustaka merupakan kerangka konseptual
berisi batasan/konsep/teori yang mendukung penulisan
yang dapat diperoleh dari jurnal penelitian, buku, atau
sumber-sumber lainnya.
8. Bab III Metode Penulisan
Metode penulisan menyajikan langkah-
langkah/prosedur yang benar yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah yang menguraikan secara
cermat cara/metode pengumpulan informasi dan atau
data, analisis informasi dan atau data, penarikan
simpulan, serta merumuskan saran. Metode penulisan
dapat mencakupi: pendekatan penulisan, sumber
penulisan, sasaran penulisan, tahapan penulisan.
9. Bab IV Pembahasan
Uraian hasil kajian, temuan, ide pengembangan yang
sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan.
10.Bab V Penutup
Penutup berisi simpulan dan saran yang
direkomendasi.
11.Daftar Pustaka
Referensi/sumber acuan yang digunakan dalam karya
tulis ilmiah.
12.Lampiran-lampiran
Biodata peserta terdiri atas: nama, tempat dan tanggal
lahir, NIM, jurusan/prodi/fakultas, perguruan tinggi,
prestasi/penghargaan dalam menulis. Foto kopi Kartu
Mahasiswa/KTM yang masih berlaku. Lampiran lain
yang diperlukan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam era globalisasi seperti masa ini, pola pikir masyarakat


modern dalam menghadapi pencemaran lingkungan yang terjadi baru
baru ini mendorong adanya niatan untuk sadar dalam menanggulangi dari
dampak yang terjadi akibat pencemaran lingkungan tersebut atau justru
ketidakpedulian dalam pola pikir masyarakat modern.
Sebelumnya sudah ada banyak kajian yang membahas tentang
pencemaran lingkungan yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Beberapa
kajian dari pencemaran lingkungan yang berhubungan yang pernah dibuat
adalah :
Arum ( 2012 ) Judul penelitian ini adalah pencemaran lingkungan.
Dalam penelitiannya, pencemaran lingkungan diakibatkan karena ulah
manusia yang kurang bertanggung jawab dalam mengelola alam. Dalam
penelitian ini menghasilkan, analisa dari dampak dari beberapa macam
pencemaran lingkungan seperti pencemaran daratan, pencemaran perairan
dan pencemaran udara.
Cahya ( 2013 ) Judul penelitian ini adalah pencemaran sungai.
Dalam penelitiannya, pencemaran sungai mempengaruhi keadaaan
sekitarnya yang mengakibatkan ketidakstabilan dalam ekosistem sungai.
Dalam penelitian ini menghasilkan, sebuah analisa dari peran sungai yang
sangat vital dalam kehidupan untuk kelangsungan hidup komponen biotik
disekitar area sungai.

9
Desti ( 2015 ) Judul penelitian ini adalah dampak pencemaran air
sungai terhadap kesehatan memperngaruhi kondisi kehidupan manusia
yang berada disekitar sungai dikarenakan adanya pencemaran sungai yang
terjadi mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan bagi manusia. Dalam
peneletian ini menghasilkan, sebuah analisa tentang peranan sungai dalam
kehidupan manusia. Adanya indikasi dari pencemaran air sungai
mempengaruhi kesehatan manusia dan keadaan biota alam disekitar
perairan sungai tersebut
Dari tinjauan pustaka tentang pencemaran lingkungan, pencemaran
sungai dan dampak pencemaran air sungai terhadap kesehatan bahwa
lingkungan yang berada disekitar tidaklah harus dicemari karena
banyaknya peranan dari lingkungan tersebut. Pencermaran yang terjadi
hanya akan menambah masalah baru dan terus menerus terjadi. Kerugian
yang diakibatkan tidak dapat terelakan lagi.

10
BAB III

METODE PENULISAN

I. Pendekatan Penulisan
Karya tulis ilmiah ini mendekatkan pada pola pikir masyarakat
modern terhadap pencemaran lingkungan yang terjadi baru baru
ini yang menyebabkan ekosistem keanekaragam hayati terganggu.
II. Sumber Penulisan
Karya tulis ilmiah ini bersumber pada buku-buku dan pada jurnal-
jurnal online.
III. Sasaran Penulisan
Karya tulis ilmiah ini ditujukan kepada masyarakat modern
sekarang ini yang mempunyai terbatas atas pencemaran lingkungan
yang terjadi yang menyebabkan terganggungnya ekosistem
keanekaragaman hayati.
IV. Tahap Tahap Penulisan
1. Penentuan bidang kajian
2. Perumusan masalah
3. Pengembangan rumusan masalah
4. Pecarian sumber-sumber
5. Penulisan karya tulis
6. Revisi karya tulis
7. Penulisan karya tulis yang telah di revisi
8. Pengajuan kepada rector/dekan

11
BAB IV

PEMBAHASAN

I. Uraian Hasil Kajian


Pencemaran lingkungan diakibatkan karena ulah manusia yang
kurang bertanggung jawab dalam mengelola alam. Dalam penelitian
yang dilaksanakan tahun 2012 tersebut menghasilkan, analisa dari
dampak dari beberapa macam pencemaran lingkungan seperti
pencemaran daratan, pencemaran perairan dan pencemaran udara.
Pencemaran sungai juga mempengaruhi keadaaan sekitarnya yang
mengakibatkan ketidakstabilan dalam ekosistem sungai. Dalam
penelitian kedua yang dilaksanakan tahun 2013 ini menghasilkan,
sebuah analisa dari peran sungai yang sangat vital dalam kehidupan
untuk kelangsungan hidup komponen biotik disekitar area sungai.
Selain itu dampak pencemaran air sungai terhadap kesehatan
memperngaruhi kondisi kehidupan manusia yang berada disekitar
sungai. Dalam peneletian tahun 2015 ini menghasilkan, sebuah analisa
tentang peranan sungai dalam kehidupan manusia. Adanya indikasi
dari pencemaran air sungai mempengaruhi kesehatan manusia dan
keadaan biota alam disekitar perairan sungai tersebut.

II. Temuan
Di era globalisasi ini banyak masyarakat yang tidak peduli lagi
dengan lingkungan, masyarakat sekarang hanya memikirkan
kebutuhan individunya saja namun tidak menghiraukan lingkungan
tempat tinggalnya yang bias saja suatu saat menimbulkan bencana bagi
keturunannya.
Bukan hanya berdampak pada masyarakatnya saja, namun
pencemaran itu juga menyebabkan kepunahan bagi berbagai macam
spesies makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan.
III. Pengembangan
A. Pola pikir masyarakat modern pada pencemaran lingkungan
yang berdampak pada keanekaragaman hayati.

Pengertian keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati atau secara singkat disebut
biodiversitas dapat mempunyai artiyang berberda. World Wildlife
Fund (1989) mendefinisikannya sebagai jutaan tumbuhan, hewan,
mikroorganisme, termasuk gen yang mereka miliki, serta ekosistem

12
yang rumit yang mereka bantu menjadi lingkungan hidup.
Keanekaragaman hayati data digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Keanekaragam spesies, semua spesies di bumi, termasuk
bakteri dan protista serta spesies dari kingdom ber sel
banyak (multiseluler)
2. Keanekaragaman genetic, variasi genetic dalam suatu
spesies, baik diantara populasi-populasi yang terpisah
secara geografis, maupun diantara individu-individu dalam
satu populasi.
3. Keanekaragaman komunitas, komunitas biologi yang
berbeda serta asosiasinya dengan lingkungan fisik
(ekosistem) masing-masing. (Indrawan, 2007).

Pola pikir masyarakat modern mengenai pencemaran


lingkungan
Saat ini sedang ramai-ramainya orang berbicara tentang
konservasi sumber daya alam dan lingkungan. Mungkin baru-baru
ini semua lapisan masyarakat, mulai dari pejabat pemerintahan
sampai lapisan masyarakat yang paling rendah, berbicara dengan
lantang mengenai musibah yang mereka alami di tanah air ini,
khususnya di daerah mereka. (Supriharyono, 2009)
Berdasarkan ulasan di atas maka aktivitas manusia yang
tidak terkendali telah menyebabkan perusakan lingkungan sumber
daya alam. Perusakan itu bukan hanya terjadi di darat saja, akan
tetapi juga telah merusak sumber daya alam di lautan. Karenanya
aktivitas-aktivitas tersebut apabila tidak dikelola dengan baik
dikhawatirkan potensi sumber daya alam, termasuk genetic
resources baik di darat maupun di lautan akan punah. Perlu
diketahui bahwa Indonesia selama ini dikenal merupakan salah
satu mega centres baik di darat maupun di laut akan punah. Ada
tujuh wilayah di Indonesia, yang diketahui merupakan sumber dari
pada sumber daya endemic. Perhatikan table berikut :

Kelompo Presetase Spesies Endemis


k Pulau Buru Mamal Reptil Tumbuh
ng ia ia an

13
Sumatra 2 10 11 11
Jawa 7 12 8 5
Kalimant 6 48 24 33
an 32 60 26 7
Sulawesi 30 12 22 3
Nusa
Tenggara 33 17 18 6
Maluku 52 58 35 55
Irian jaya
Tabel 1. Presentase spesies endemis di Indonesia

Sumber : MacKinnon (1986) BAPPENAS (1991)

Indonesia mempunyai hutan hujan tropis dan laut yang


sangat luas, dengan keanekaragaman hayati yang tinggi pula.
Namun potensi tersebut mengalami ancaman perusakan yang
mengkhawatirkan bagi kehidupan masa depan manusia.
(supriharyono, 2009)

Nampaknya manusia modern terbentuk oleh lingkungan


hidupnya dan sebaiknya manusia modern membentuk lingkungan
hidupnya. Manusia tidak dapat berdiri sendiri di luar lingkungan
hidupnya. Membicarakan manusia harus pula membicarakan
lingkungan hidupnya. Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah
abstraksi belaka. (Soemarwoto, 2007)

Ancaman bagi keanekaragaman hayati

Suatu lingkungan yang sehat memiliki nilai ekonomi,


keindahan dan etika yang sangat tinggi. Memelihara lingkungan
yang sehat berarti menjaga semua komponennya dalam keadaan
baik : ekosistem, komunitas, spesies, populasi, dan variasi genetik.
Untuk setiap komponen tersebut, ancaman awal pun dapat
mengakibatkan kehilangan total. Sayangnya ketika suatu spesies
punah, informasi genetik yang unik yang terdapat pada materi
DNA-nya maupun kombinasi khusus sifat-sifat unik yang
dimilikinya akan hilang selamanya. Ketika suatu spesies punah,
populasinya tak akan dapat dipulihkan, komunitas tempat hidupnya
akan kekurangan komponen dan nilai potensinya bagi manusia
tidak akan pernah terwujud. (Indrawan, 2007)

Keanekaragaman spesies di dunia mengalami penurunan


paling drastis selama 30.000 tahun terakhir ketika spesies manusia

14
menunjukan dominasinya dalam rangka memenuhi kebutuhannya
akan sumber daya alam manusia dengan cepat mengubah
lingkugan darat dan perairan. Spesies lain pun menjadi korban.
Pada saat ini, sebanyak 40 % dari total produktivitas primer (bahan
yang dihasilkan tumbuhan) yang berasal dari lingkungan darat
digunakan atau di sia-sia kan oleh manusia. Manusia juga
memainkan peran yang makin dominan dalam komponen
ekosistem lainnya. Saat ini manusia berada di tengah-tengah
kepunahan ke enam, yang disebabkan bukan oleh bencana alam,
namun oleh kegiatan manusia (Wilson 1989 ;Leakey dan Lewin
1996 ; Lovei 2001).

B. Dampak pencemaran lingkungan terhadap keanekaragaman


hayati

Aktivitas pemukiman sehari-hari, yang berkaitan dengan


limbah, antara lain berupa mandi, mencuci, masak, buang hajad
besar dan kecil, penyemprotan hama, pemberian pupuk anorganik,
limbah pabrik, dll. Limbah-limbah tersebut sering disebut limbah
domestic. Limbah tersebutlah yang sering menjadikan
permasalahan serius bagi lingkungan.

Gambar 1. Pencemaran sungai oleh limbah domestic.


(sumber : beritadaerah.co.id)

Pupuk merupakan bahan kimia atau organic yang


ditambahkan ke tanah untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.
Unsur hara, seperti fosor, nitrogen, kalium, kalsium, magnesium,
dan fosfor dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Semenjak
kehadiran pupuk, terutama anorganik, pupuk dirasakan sangan
bermanfaat bagi para petani, karena bahan kimia ini dapat memacu
pertumbuhan tanaman sehingga hasil panen yang diperoleh bias

15
berlipat ganda. Namun penggunaan pupuk anorganik yang semakin
intensif mengundang pertanyaan bagi pecinta lingkungan.
Pemakaian pupuk yang berlebihan dikhawatirkan akan
menimbulkan pencemaran unsure hara pada air dan permukaan air
tanah.

Selain dari aktivitas pemupukan, pestisida juga dapat


menyebabkan pencemaran lingkungan. Beberapa komponen
pestisida, seperti orgonoklorin, diketahui sangat sulit larut dalam
air (tabel 2)

J PJ p
O C
D 0 C4
A 0 C7
H0 A6
M0
D0
E0 Presentase Pestisida yang Tersisa Setelah
T0 Jenis Pestisida Waktu Tertentu
L7 2 Minggu 4 Minggu
O H
P 2S5 Organoklorin
D2 P 8 BHC 100 100
A3 D2 Dieldrin 100 100
D4 A3
P 5 D4 DDT 100 100
C 1 C2 Endrin 100 100
M1 2 2 Chlordane 100 85
D3 M2
T128 Aldrin 80 40
D2 A2 Endosulfan 30 5
D7 Isobenzan 25 10
D8
Heptachlor 25 0
Heptachlor epoxide
Tabel 100 pestisida dalam air100
2. Daya larut beberapa
Organofosfat
(Edward, 1977).
Monochrotophos 100 100
Dimethoate 100 85
Ethion 90 75
Fenthion 50 10
Parathion 50 30
Malathion 25 10
Trithion 25 10
Carbamate
Aminocarb 60 10
Propoxur 50 30
Zectran 16 15 0
Carbarly 5 0
Fenuron 60 20
Monuron 40 30
Tabel 3. Daya tahan urai berbagai jenis pestisida dalam air sungai. (Ewards,
1977).

pada tabel 2 tersebut terlihat bahwa daya larut organoklorin


cenderung lebih rendah diibandingkan dengan komponen pestisida
lainnya. Sedangkan tabel 3 menyajikan perbandingan daya tahan
urai komponen organoklorin dibandingkan dengan komponen
pestisida lainnya di dalam air sungai. Pada tabel tersebut terlihat
bahwa pada umumnya pestisida dari komponen organoklorin
cenderung lebih tahan urai dibandingkan dengan jenis komponen
lainnya (Supriharyono, 2009). Hal itulah yang akan menyababkan
pencemaran lingkungan, seperti yang dikatakan oleh Eisler (1972)
bahwa secara umum pestisida sangat berbahaya bagi kehidupan
perairan. Bahan aktif suatu pestisida dapat membunuh organisme
perairan seperti crustacean, ikan, dan molusca.

Dampak pertama yang langsung terlihat dari kegiatan


manusia tersebut terhadap kepunahan kini telah terlihat. Sejak
manusia untuk pertama kalinya menguasai Australia, Amerika
Utara, dan Amerika Selatan, puluhan ribu tahun yang lalu mamalia
besar telah punah dari benua-benua tersebut. Kepunahan ini
mungkin disebabkan secara langsung oleh perburuan (Martin
2001 ; Flannery 2002) dan secara tidak langsung karena kegiatan
membakar serta membuka hutan dan padang rumput.

Perkiraan berdasarkan bukti-bukti yang ada, delapan puluh


lima spesies mamalia dan 113 spesies burung diperkirakan telah
punah sejak tahun 1600. Jumlah ini merupakan 2,1 % mamalia dan
1,3 % burung yang keberadaannya telah di ketahui atau telah
dikenali ilmu pengetahuan (Reis dan Miller 1989 ; Smith dkk.
1993 ; Heywood1995 ; Hilton-Taylor 2000).

Mengingat banyaknya jumlah spesies yang terancam


punah, tingkat kepunahan masih akan tinggi dalam abad berikut.
Sekitar 12 % spesies burung yang masih adadi dunia saat ini
terancam punah. Presentase yang sama juga berlaku bagi spesies
mamalia.

17
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15 Burung
0.1 Mamalia

0.05
0

Diagram 1. Tingkat kepunahan dalam interval 50-tahun


untuk burungdan mamalia sejak tahun 1600. Kepunahan
bertambah sejak tahun 1800 hingga 1950. Terdapat
sejumlah bukti bahwa dalam 50 tahun terkhir terjadi
penurunan (Data dariSmith dkk. 1993).

Tingkat kepunahan di perairan dan daratan

Dari semua spesies hewan dan tumbuhan yang diketahui


telah punah sejak tahun 1600 hingga sekarang, hampir setengahnya
adalah spesies yang hidup di pulau (lihat table 4). Spesies pulau
biasanya berevolusi dan mengalami spesiasi dalam lingkungan
tempat jenis-jenis pesaing, predator, dan penyakit adalah tertentu
dan terbatas. Ketika predator dan pemakan rumput dari daratan
utama dimasukkan ke pulau, maka spesiesendemik di pulau itu
belum berevolusi untuk menghadapi mereka. Tingkat kepunahan
spesies segera mencapai puncaknya ketika manusia menempati
pulau tersebut (Indrawan, 2007).

18
Kelompok Perkiraan Jumlah Presentas
Jumlah Spesies e Spesies
Spesies Terancam Terancam
Vertebrata
Ikan 24.000 752 3
Amfibi 3000 146 5
Reptile 6000 296 5
Boidae (ular 17 a
9 53
pelilit)
Varanidae 29a 11 38
(biawak)
Iguanidae (iguana) 25a 17 68
Burung 9500 1183 12
Anseriformes 109 a
36 33
(burung air) 302 a

Psittaciformes 118 39
(nuri)
Mamalia 4500 1130 25
Marsupialia 179 a
86 48
(mamalia
berkantung)
Canidae (srigala 34a 13 38
dan anjing liar)
Cervidae (rusa) 14a 11 79
Tumbuhan
Gymnospermae 758 242 32
Angiospermae 240.000 5390 2
Palem 2820 925 33
Sumber : Smith dkk 1993; Mace 1994; Hilton-Taylor 2000
a
jumlah spesies yang informasinya tersedia
Tabel 4. Jumlah spesies punah pada kelompok-kelompok hewan
dan tumbuhan utama, serta beberapa family dan ordo kunci.

Informasi yang kita miliki mengenai kepunahan


kebanyakan terfokus pada spesies darat (terrestrial). Sebaliknya,
hamper tidak ada dokumentasi mengenai kasus spesies ikan laut
atau karang yang punah dalam beberapa puluh tahun terakhir.
Sepanjang sejarah hanya sekitar 12 spesies tiga mamalia laut, lima
burung laut, dan empat molusca yang diketahui telah punah di
samudra luas di seluruh dunia (Carlton dkk, 1999). Di masa lalu,

19
samudra dianggap sedemikian luas sehingga tampaknya spesies
laut tidak mungkin mengalami kepunahan. Namun, ketika perairan
pantai menjadi lebih tercemar karena polusi dan spesies diburu
lebih intensif samudra luas pun tidak akan menyelematkan spesies
laut dari kepunahan.

Kepunahan spesies darat berbeda pula dengan kepunahan


spesies air tawar. Contoh dari Indonesia mulai bermunculan. Di
jawa barat penurunan amfibi yang mengkhawatirkan terdeteksi di
Taman Nasional Gede Pangrango. Di pulau Sumatra, tidak kurang
dari 14 spesies ikan air tawar terancam punah (Sunarya
Wargasamita kom. Pribadi) yang sering mengancam pelsetarian
ikan dan avertebrata perairan adalah bendungan, polusi, proyek
irigasi, invasi spesies asing, dan kerusakan habitat pada umumnya.
Khususnya di Indonesia penangkapan berlebihan serta
menggunakan metode yang merusak seperti racun, listrik, dan bom
semakin meningkat (Indrawan, 2007).

C. Cara penanggulangan dampak pencemaran lingkungan

Banyak masyarakat lokal berinisiatif melindungi komunitas


hayati di sekitar mereka termasuk hutan, sungai, pesisir, beserta
kehidupan lainnya. Tokoh maupun sesepuh desa seringkali
menegakkan upaya perlindungan dengan menggunakan dasar
agama dan kepercayaan. Pemerintah dan organisasi konservasi
dapat membantu upaya terebut dengan memberikan kepemilikan
legal (legal title) terhadap wilayah tersebut, serta memberikan
akses penelitian dan bantuan dana untuk membangun infrastruktur
yang dibutuhkan (Indrawan, 2007).

Seperti diutarakan sebelumnya, disamping pencegahan dan


perlindungan, untuk mengantisipasi kerusakan ekosistem sumber
daya, khususnya di wilayah pesisir, dapat pula dilakukan melalui
pengendalian, terutama bagi sumber daya yang telah dan atau
mulai rusak. Pengendalian disini cenderung upaya untuk mencegah
semakin rusaknya sumber daya alam yang ada. Upaya
pengendalian perusakan sumber daya alam sebenarnya telah lama
di persiapkan oleh pemerintah, yaitu melalui penetapan daerah atau
kawasan lindung (Supriharyono, 2009).

Untuk mengatasi kepunahan keanekaragaman hayati


tersebut, pemerintah telah menetapkan 41 kawasan konservasi laut

20
dengan total area 5.143.536,30 ha. Dengan program konservasi
tersebut diharapkan potensi sumber daya alam pantai, seperti
terumbu karang, padang lamun, dan hutan bakau di Indonesisa
semakin baik dan terjaga kelestariannya.

Langkah-langkah tersebut tentunya akan berjalan apabila


ada kesadaran pada masyarakat mengenai lingkungan. Tanpa
adanya kesadaran semua ide dan gagasan penanggulangan dan
pencegahan pun tidak akan berjalan.

BAB V

PENUTUP

I. Kesimpulan
Pola pikir dan aktivitas pemukiman sehari-hari masyarakat
modern sekarang sudah sangat berbeda dengan zaman dahulu, dulu
orang lebih peduli terhadap lingkungannya dibandingkan sekarang.
Masyarakat sekarang tidak takut lagi membuang limbah yang
berkaitan dengan rumah tangga, antara lain berupa mandi, mencuci,

21
masak, buang hajad besar dan kecil, penyemprotan hama, pemberian
pupuk anorganik, limbah pabrik yang pada dasarnya merugikan dirinya
sendiri.
Akibatnya lingkungan menjadi tercemar, kehidupan spesies di
dalamnya pun semakin sempit, lambat tahun jumlah populasi dan
keanekaragaman hayati pun ikut menurun dan terjadilah kepunahan
spesies dan genetik akibat dari pencemaran itu.
Untuk mengatasi kepunahan keanekaragaman hayati tersebut,
pemerintah telah menetapkan 41 kawasan konservasi laut dengan total
area 5.143.536,30 ha. Dengan program konservasi tersebut diharapkan
potensi sumber daya alam pantai. Sehingga keanekaragaman hayati di
Indonesia sedikit terkurangi oleh adanya kebijakan tersebut.

II. Saran
Lingkungan adalah milik kita semua, baik apemerintah maupun
bawahan pasti membutuhkan lingkungan yang bersih. Maka dari itu
ikutlah menjaga lingkungan agar hidup sehat dan tidak terjadi
kepunahan dari spesies-spesies hayati kita.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiarti, Desti. 2015. Dampak Pencemaran Air Sungai Terhadap


Kesehatan. Tanjung Karang : Politeknik Kesehatan

Buana, Cahya Aristya. 2013. Pencemaran Sungai. Semarang :


Universitas Negeri Semarang

Indrawan, Mochamad, dkk. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta :


Yayasan Obor Indonesia.

Soemarwoto, otto. 2007. Aanalisis Mengenai Dampak Lingkungan.


Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

22
Supriharyono. 2009. Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Widyawati,Arum Dian. 2012. Pencemaran Lingkungan . Semarang


: Universitas Negeri Semarang.

LAMPIRAN

I. Biodata
Nama : Arief Budiono Yusuf
Tempat Tanggal Lahir : Tegal, 28 April 1998
NIM : 1503086009
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi : UIN Walisongo Semarang

Nama : Saipul Ikbal Saputra


Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 13 November
1996
NIM : 1503086025
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi : UIN Walisongo Semarang

23
24

Anda mungkin juga menyukai