Anda di halaman 1dari 26

PROSEDUR KERJA

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN


DI PERUM PERHUTANI

PK-SMPHT.06.2-001

Sistem Manajemen Perum Perhutani


Prosedur Kerja
PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI

DIPERIKSA OLEH DISIAPKAN OLEH


KEPALA DIVISI KEPALA DEPARTEMEN
PENGELOLAAN SDH PERLINDUNGAN SDH

BAMBANG JURIYANTO GUNAWAN SIDIK PRAMONO


Tanggal : 01 Juli 2021 Tanggal : 01 Juli 2021

DISYAHKAN OLEH
DIREKTUR OPERASI &
PERHUTANAN SOSIAL

NATALAS ANIS HARJANTO


Tanggal : 01 Juli 2021

No. Salinan :
Penerima :
Tanggal Distribusi :
Status Distribusi :

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 2 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

CATATAN REVISI

N Tanggal No Hal Uraian Revisi Paraf


o Revisi Revisi
1 15 Februari 01
2015
2 14 Oktober 02 Penambahan referensi PermenLHK
2016 P.32/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016
3 17 Maret 03 Lembar Syah disesuaikan dengan Struktur
2017 Organisasi baru
4 30 Juni 2017 04 Header Menyesuaikan hubungan tata kelola dengan
proses bisnis korporat yang semula 18
menjadi 15
3 4. Pengertian
Menambahkan 4.17 Fire Danger Index
7 5.9 Mandor Keamanan diganti dengan Mandor
Polter
8 Menambahkan Flow Chart
9 6.2.2.1.
Menara pengawas kebakaran, menjadi Menara
pengawas kebakaran atau pos pantau
13 Menambahkan point 6.3.4.4.Melaksanakan
pengamatan dan pengolahan Data Fire Danger
Index (FDI)
18 Bagian 7. Nilai Kerugian Akibat
Kebakaran Hutan menjadi 6.11.
20 Baigan 8 Formulir & Lampiran menjadi 7.
21 6.3.5.5. Deteksi dini kebakaran hutan; terdiri
dari menara pengawas atau CCTV atau sensor
panas sejenisnya,
..... menjadi
6.3.5.5. Deteksi dini kebakaran hutan; terdiri
dari menara pengawas atau pos pantau atau
CCTV atau sensor panas sejenisnya, …
5 28 Agustus 05 7 4. Pengertian Menambahkan
2018 4.18. Pemantauan Titik Panas/hotspot
4.19. HOTSPOT
4.20. Lembaga Penerbangan & Antariksa
Nasional (LAPAN)
4.21. LAPAN Fire hot Spot
4.22. Web Base Sistem Pelaporan On Line
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di
areal Konsesi Mitra (Sipongi Kemen LHK)
8 Menambahkan point :
5.1.3.4.Berkoordinasi dengan Badan Nasioanal
Pencarian dan Pertolongan (BNPP)
5.2.4. Pengawasan Aplikasi Lapan Fire Hot Spot ke
segenap KPH
5.2.5. Penerapan Laporan berjenjang lewat WA
Grup

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 3 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

9 Menambahkan point :
5.3.3. Pengawasan Aplikasi Lapan Fire Hot Spot ke
segenap BKPH
5.3.4. Penerapan Laporan berjenjang lewat WA
Grup
10 Menambahkan point :
5.4.2. Pengawasan Aplikasi Lapan Fire HotS pot ke
segenap KRPH
5.4.3. Penerapan Laporan berjenjang lewat WA
Grup
11 Menambahkan point :
5.5.2. Pengawasan Aplikasi Lapan Fire Hot Spot ke
segenap Petugas lapangan
5.5.3. Penerapan Laporan berjenjang lewat WA
Grup
11 Menambahkan point :
5.9.2. Pelaksanaan Aplikasi Lapan Fire Hot Spot
oleh Petugas lapangan
5.9.3. Pelaksanaan Laporan berjenjang lewat WA
Grup
6 07 Juni 2021 06 Header Perubahan Nomor PK-SMPHT.12.2-001 menjadi
PK-SMPHT.06.2-001
Penyesuaian hubungan tata kelola dengan proses
bisnis korporate yang semula 18 menjadi 15
Penyesuaian Nama Jabatan dan tanggung jawab
sesuai dengan SK No. 31/KPTS/DIR/3/2021
tentang Struktur Organisasi Perum Perhutani
4 Referensi
Penambahan Point 3.3, 3.7, 3.9 dan 3.13

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 4 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

1. TUJUAN
Prosedur Kerja Pengendalian Kebakaran Hutan di Perum Perhutani bertujuan untuk
memberikan pedoman bagi petugas pelaksana dalam proses kegiatan pencegahan dan
pemadaman kebakaran hutan.

2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup prosedur kerja ini meliputi kegiatan organisasi, sumberdaya manusia, sarana
prasarana, operasional, pengembangan inovasi, pemberdayaan masyarakat dan kerjasama
kemitraan, pelaporan, pengawasan, evaluasi, dan pembiayaan.

3. REFERENSI
3.1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-
Undang.
3.2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3.3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
3.4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan
atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan
dan atau Lahan.
3.5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan.
3.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2010 Perum Perhutani.
3.7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Kehutanan.
3.8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan.
3.9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.73/MenLHK/Setjen/Kum.1/2021 tentang Penugasan Pengelolaan Hutan Produksi
dan Hutan Lindung di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa
Barat dan Provinsi Banten Kepada Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara.
3.10. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor:
P.4/IV-PKH/2013 tentang Prosedur Tetap Pengendalian Kebakaran Hutan.
3.11. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor: 739a/KPTS/Dir/1984, tentang
Pedoman Pembentukan Satuan Pemadam Kebakaran Hutan Dalam Wilayah Kerja
Perum Perhutani.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 5 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

3.12. Surat Edaran Direksi Perum Perhutani Nomor: 895/058.2/PSDH/Dir tanggal 3


Desember 2015, tentang SE (Surat Edaran) Stratifikasi dan Tarif Kerugian
Kebakaran Hutan.
3.13. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 31/KPTS/DIR/3/2021 tentang Struktur
Organisasi Perum Perhutani.

4. PENGERTIAN
4.1. Perlindungan Hutan, adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan
hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan manusia,
ternak, kebakaran, alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga
hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil
hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
4.2. Kebakaran Hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian
ekonomis dan atau nilai lingkungan.
4.3. Pencegahan Kebakaran Hutan adalah setiap usaha yang dilakukan agar hutan
terhindar dari bahaya kebakaran.
4.4. Pemadaman Kebakaran Hutan adalah kegiatan penanggulangan kebakaran
hutan sehingga kebakaran tersebut teratasi secara tuntas.
4.5. Pengendalian Kebakaran Hutan adalah meliputi usaha/kegiatan/tindakan
pengorganisasian, pengelolaaan sumberdaya manusia dan sarana prasarana serta
operasional pencegahan, pemadaman, penanganan pasca kebakaran, dukungan
evakuasi dan penyelamatan, dan dukungan manajemen pengendalian kebakaran
hutan.
4.6. Deteksi Kebakaran Hutan adalah kegiatan untuk mengetahui sedini mungkin
terjadinya kebakaran hutan, agar langkah-langkah pengendalian dapat diambil
dengan tepat dan dapat dilaksanakan segera, sebelum api melanda atau menjalar
pada areal yang lebih luas.
4.7. Sekat Bakar adalah jalur/alur yang dibuat untuk mencegah api menjalar ke
lokasi lain.
4.8. Sekat Bakar Jalur Hijau adalah penggunaan tanaman yang tahan terhadap api
dengan ditanam secara jalur.
4.9. Sekat Bakar Jalur Kuning adalah pembersihan selebar 2 (dua) meter di sekeliling plot
kebakaran.
4.10. Sekat Bakar Multiguna adalah sekat bakar yang mempunyai fungsi lebih dari
sekadar sekat bakar saja, tetapi juga dapat berfungsi untuk hal lainnya.
4.11. Sekat Bakar Alami adalah bangunan alam yang telah ada sebelumnya dan
berfungsi sebagai sekat bakar.
4.12. Regu Pemadam Kebakaran adalah petugas khusus yang ditunjuk oleh
administratur yang bertugas untuk melakukan pemadaman api.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 6 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

4.13. Regu Satuan Tugas Pengendalian Kebakaran yang selanjutnya disebut


Satgasdalkar adalah satuan regu yang dibentuk oleh Administratur yang bertugas
untuk melakukan pengendalian kebakaran hutan.
4.14. Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan adalah batas minimal kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh kebakaran hutan.
4.15. Rehabilitasi adalah upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan melalui
kegiatan penanaman tanaman kehutanan.
4.16. Organisasi Dalkarhut adalah pelaksana pengendalian kebakaran hutan yang
dibentuk berdasarkan tingkat pengelolaan.
4.17. Fire Danger Index (FDI) adalah suatu alat yang menunjukan tingkat kerawanan di
suatu daerah terhadap bahaya kebakaran.
4.18. Pemantauan Titik Panas/Hotspot adalah salah satu kegiatan pengendalian
kebakaran lahan/hutan dan kebundengan melakukan deteksi titik panas melalui
bantuan Citra Satelit dengan teknologi komputer dan perangkat Geografic
Information System (GIS) untuk mendapatkan data lokasi terjadinya titik
panas/kebakaran.
4.19. Titik Panas atau Hotspot adalah istilah untuk sebuah pixel yang memiliki nilai
temperatur di atas ambang batas (threshold) tertentu dari hasil interpretasi citra
satelit, yang dapat digunakan sebagai indikasi kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Menurut LAPAN (2004) Hotspot atau titik panas adalah parameter yang diturunkan
dari data satelit dan diindikasikan sebagai lokasi kebakaran hutan dan lahan.
4.20. Lembaga Penerbangan dan Antaraksi Nasional (LAPAN) adalah Lembaga
Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya. 4
(empat) bidang utama LAPAN yakni penginderaan
jauh, teknologi dirgantara, sains antariksa, dan kebijakan dirgantara.
4.21. LAPAN Fire Hotspot adalah merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk
memantau informasi titik panas atau hotspot yang diakibatkan kebakaran hutan dan
lahan di Indonesia secara realtime dari LAPAN.
4.22. Web-Base Sistem Pelaporan On Line Pengendalian Kebakaran Hutan Dan
Lahan Di Areal Konsesi Mitra (Sipongi Kemen LHK) merupakan sebuah sistem
pelaporan dalkarhutla yang ditujukan untuk memudahkan sub direktorat dan
direktorat yang di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
melaksanakan kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Areal
Konsesi Mitra.

5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Kantor Pusat
5.1.1. Kepala Divisi Pengelolaan SDH membuat Kebijakan Kantor Pusat yang terkait
dengan Pengendalian Kebakaran Hutan di Perum Perhutani, serta menyetujui
dan menetapkan Petunjuk Kerja (Standard Operating Procedure) Pengendalian
Kebakaran Hutan di Perum Perhutani yang disusun oleh Departemen terkait.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 7 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

5.1.2. Kepala Divisi Pengelolaan SDH menyetujui dan menetapkan anggaran biaya
Pengendalian Kebakaran Hutan di Perum Perhutani yang diusulkan oleh Divisi
terkait.
5.1.3. Kepala Departemen Perlindungan SDH menyusun kebijakan coorporate tentang
pengendalian kebakaran hutan.
5.1.4. Kepala Departemen Perlindungan SDH melaksanakan :
5.1.4.1. Koordinasi dengan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Pusat.
5.1.4.2. Koordinasi dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN).
5.1.4.3. Koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB).
5.1.4.4. Koordinasi dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
(BNPP).
5.1.4.5. Koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
5.1.4.6. Koordinasi dengan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
(Mabes Polri).
5.1.5. Kepala Departemen Perlindungan SDH membentuk tim ad hoc untuk melakukan
pengawasan khusus terhadap wilayah atau areal-areal tertentu apabila
diperlukan oleh Direksi.
5.1.6. Kepala Departemen Perlindungan SDH memberikan arahan dalam penanganan
kebakaran hutan kepada segenap Divisi Regional.
5.1.7. Kepala Seksi Utama Mitigasi dan Penanganan Bencana melaksanakan
pengawasan dan memaksimalkan penggunaan aplikasi LAPAN: Fire Hotspot di
handphone (HP) android tiap-tiap petugas lapangan di seluruh Divisi Regional
dalam melakukan pengecekan titik api (Hotspot) di lapangan.
5.1.8. Kepala Seksi Utama Mitigasi dan Penanganan Bencana melaksanakan
pengawasan penerapan laporan sistem harian berjenjang melalui Short Messege
Service (SMS) dan Whatsapp (WA) untuk memantau situasi dan kondisi di
seluruh Divisi Regional untuk selanjutnya dilaporkan ke pihak Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan).
5.1.9. Kepala Seksi Utama Mitigasi dan Penanganan Bencana melaporkan setiap
kejadian kebakaran hutan dan pelaksanaan pemadamannya ditiap-tiap lokasi
terjadi kebakaran hutan melalui Web-Base Sistem Pelaporan On Line Dalkarhutla
SIPONGI Kementerian LHK, baik laporan insidentil harian, bulanan dan tahunan.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 8 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

5.1.10. Kepala Seksi Utama Keamanan Hutan melaksanakan :

5.1.10.1. Menerima laporan monitoring kebakaran hutan.


5.1.10.2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kebakaran hutan secara
periodik.
5.1.10.3. Melakukan koordinasi dengan departemen terkait penanganan
kebakaran hutan sesuai hasil monitoring.

5.2. Kantor Divisi Regional


5.2.1. Kepala Departemen Pengelolaan SDH & Perhutanan Sosial menetapkan rencana
kerja dan mendistribusikan anggaran pengendalian kebakaran hutan untuk
masing-masing Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) di wilayah kerjanya.
5.2.2. Kepala Seksi Utama Perlindungan SDH melaksanakan pengawasan dan
evaluasi kegiatan pengendalian kebakaran hutan yang dilaksanakan oleh KPH.
5.2.3. Kepala Seksi Utama Perlindungan SDH melaksanakan pengawasan rutin dalam
rangka untuk meningkatkan pembinaan kewilayahan terhadap aspek koordinasi,
integrasi, sinergisitas, dan sinkronisasi kegiatan pengendalian kebakaran hutan
di wilayah kerjanya untuk memastikan keberhasilan sasaran kinerja.
5.2.4. Kepala Seksi Utama Perlindungan SDH melaksanakan pengawasan dan
memaksimalkan penggunaan aplikasi LAPAN: Fire Hotspot di handphone (HP)
android tiap-tiap petugas lapangan di seluruh KPH di wilayah kerjanya masing-
masing untuk melakukan pengecekan titik api (Hotspot) di lapangan
5.2.5. Kepala Seksi Utama Perlindungan SDH melaksanakan laporan sistem harian
berjenjang melalui Short Messege Service (SMS) dan atau Whatsapp (WA) untuk
memantau situasi dan kondisi serta selanjutnya menyampaikan laporan kejadian
awal pada kesempatan pertama (1 x 24 jam) ke Kepala Seksi Mitigasi dan
Penanganan Bencana Kantor Pusat;
5.2.6. Kepala Seksi Utama Perlindungan SDH menyampaikan laporan kejadian
kebakaran hutan kepada Kepala Seksi Mitigasi dan Penanganan Bencana Kantor
Pusat, memuat data dan informasi keorganisasian, SDM, sarana prasarana,
penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan dan penanganan pasca
kebakaran hutan serta dukungan manajemen. Laporan yang disampaikan berupa:
5.2.6.1. Laporan rutin, berupa laporan bulanan dan laporan tahunan serta
laporan insidentil ditambah dengan laporan harian melalui Short
Messege Service (SMS) dan Whatsapp (WA) untuk memantau situasi
dan kondisi.
5.2.6.2. Laporan insidentil dalam waktu selambat-lambatnya 1 x 24 jam
(satu kali duapuluh empat jam) sejak diketahuinya kejadian
kebakaran hutan, berupa laporan kejadian kebakaran hutan, yang
sekurang-kurangnya memuat data dan informasi umum serta kejadian
kebakaran dan upaya penanggulangannya, dengan prinsip “Setiap
Laporan Disampaikan Pada Kesempatan Pertama Lebih Cepat dari
Media Maupun Informasi Eksternal Lainnya”.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 9 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

5.2.6.3. Laporan pasca kebakaran dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh)


hari kalender sejak padamnya api di lokasi kebakaran, yang sekurang-
kurangnya memuat data dan informasi tentang luas areal kebakaran
dan perkiraan kerugian.
5.2.7. Kepala Seksi Utama Perlindungan SDH tergabung dalam Satgas Pengendali
Provinsi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi, dan berkoordinasi
dengan Manggala Agni, BLHD (Badan Lingkungan Hidup Daerah), Dinas
Kehutanan Provinsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),
Kepolisian Daerah (Polda), dan instansi terkait lainnya.
5.2.8. Kepala Seksi Utama Perlindungan SDH bertanggung jawab atas: 1)
pelaksanaan pengendalian dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
yang terjadi pada lebih dari 2 (dua) KPH di wilayah kerjanya; 2) penetapan
tanggap darurat, serta rehabilitasi paska terjadinya kebakaran hutan dan lahan
di wilayah kerjanya; 3) penggunaan anggaran dalam rangka pengendalian dan
penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di wilayah kerjanya; 4)
pelaporan ke aparat dan instansi berwenang paska terjadinya kebakaran hutan
dan lahan, dan segala hal yang terkait dengan proses hukum.
5.2.9. Kepala Sub Seksi Keamanan, Mitigasi & Penanganan Bencana, melaksanakan:
5.2.9.1. Membantu menyediakan data monitoring gangguan kebakaran hutan dan
kemajuan penanganannya.
5.2.9.2. Menyusun laporan monitoring kemajuan kegiatan pengamanan SDH
khususnya kebakaran hutan.
5.2.9.3. Membina hubungan baik dengan instansi dan organisasi di luar
Perusahaan yang terkait dengan kegiatan Pengamanan dan
Perlindungan Sumberdaya Hutan.
5.2.9.4. Membantu menyediakan dokumen data monitoring yang berkaitan dengan
gangguan keamanan berupa kebakaran hutan dan penanganannya.
5.2.9.5. Menyusun laporan rutin dan laporan monitoring kemajuan kegiatan di
bidang gangguan keamanan SDH (kebakaran hutan) dan
penanganannya berupa laporan bulanan dan laporan tahunan serta
laporan insidentil.
5.2.9.6. Membantu menyusun rencana operasional bidang pengamanan SDH
5.2.9.7. Menyusun rencana operasional bidang kebakaran hutan dan
penanganannya.
5.3. Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH)/Administratur
5.3.1. Menyusun rencana kerja pengendalian kebakaran hutan di wilayah kerjanya.
5.3.2. Menyusun dan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung pengendalian
kebakaran hutan untuk wilayah kerjanya.
5.3.3. Melaksanakan pengawasan dan memaksimalkan penggunaan aplikasi LAPAN:
Fire Hotspot di handphone (HP) android tiap-tiap petugas lapangan di seluruh
BKPH di wilayah kerjanya masing-masing untuk melakukan pengecekan titik api
(Hotspot) di lapangan.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 10 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

5.3.4. Melaksanakan laporan sistem harian berjenjang melalui Short Messege Service
(SMS) dan Whatsapp (WA) untuk memantau situasi dan kondisi ke segenap
petugas di lapangan dan menyampaikan laporan kejadian awal pada kesempatan
pertama (1 x 24 jam) ke Kantor Divisi Regional.
5.3.5. Membentuk Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla)
lingkup KPH.
5.3.6. Membentuk Regu Inti Pengendalian Kebakaran Hutan untuk setiap BKPH.
5.3.7. Membentuk Regu Pendukung Pengendali Kebakaran Hutan yaitu regu yang
mendukung regu inti yang anggotanya dari karyawan lingkup KPH.
5.3.8. Membentuk Regu Perbantuan Pengendali Kebakaran Hutan yaitu regu yang
mendukung regu inti yang anggotanya dari masyarakat desa sekitar hutan.
5.3.9. Menyampaikan laporan kepada Kepala Divisi Regional, berupa:
5.3.9.1. Laporan rutin sesuai tata waktu (harian, bulanan dan Tahunan)
5.3.9.2. Laporan insidentil dalam waktu selambat-lambatnya 1 x 24 jam
sejak diketahuinya kejadian kebakaran hutan, berupa laporan kejadian
kebakaran hutan, yang sekurang-kurangnya memuat data dan
informasi umum serta kejadian kebakaran dan upaya
penanggulangannya, dengan prinsip “Setiap Laporan Disampaikan
Pada Kesempatan Pertama Lebih Cepat dari Media Maupun
Informasi Eksternal Lainnya”.
5.3.9.3. Laporan pasca kebakaran dalam waktu selambat-lambatnya 5 (lima)
hari kalender sejak padamnya api di lokasi kebakaran, yang
sekurang-kurangnya memuat data dan informasi tentang luas areal
kebakaran dan perkiraan kerugian.
5.3.10. Berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepala
Daerah (Bupati) setempat, Kepolisian Resort (Polres) setempat, dan instansi
terkait lainnya.
5.3.11. Bertanggungjawab atas: 1) pelaksanaan pengendalian dan penanggulangan
kebakaran hutan, termasuk rehabilitasi pasca terjadinya kebakaran hutan di
wilayah kerjanya; 2) penggunaan anggaran dalam rangka pengendalian dan
penanggulangan kebakaran hutan; 3) pelaporan ke aparat dan instansi
berwenang paska terjadinya kebakaran hutan, dan segala hal yang terkait
dengan proses hukum.
5.3.12. Pemberdayaan dan penumbuhkembangan peran serta masyarakat melalui
kegiatan pelatihan, penguatan kelembagaan, fasilitasi, dan penyuluhan hingga
penanggulangan kebakaran hutan di wilayah yang berbatasan dengan
masyarakat dalam Satgasdalkar.
5.3.13. Mengendalikan biaya penanggulangan kebakaran hutan.
5.3.14. Memberikan informasi/keterangan kepada pihak eksternal atas terjadinya
kejadian kebakaran hutan.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 11 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

5.4. Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH)/Asper


5.4.1. Bersama-sama dengan KPH bertanggungjawab melaksanakan pengendalian
dan penanggulangan kebakaran hutan di wilayah kerjanya.
5.4.2. Sebagai Kepala Regu Inti Pengendali Kebakaran Hutan, bertanggung jawab atas
pelaksanaan penanggulangan dan pemadaman kebakaran hutan di wilayah
kerjanya. Regu inti beranggotakan karyawan Perhutani Perhutani BKPH dan
Satgasdalkar.
5.4.3. Melaksanakan pengawasan dan memaksimalkan penggunaan aplikasi LAPAN:
Fire Hotspot di handphone (HP) android tiap-tiap petugas lapangan di seluruh
RPH di wilayah kerjanya masing-masing dan melakukan pengecekan titik api
(Hotspot) di lapangan.
5.4.4. Melaksakan laporan sistem harian berjenjang melalui Short Messege Service
(SMS) dan Whatsapp (WA) untuk memantau situasi dan kondisi serta selanjutnya
menyampaikan laporan kejadian awal pada kesempatan pertama (1 x 24 jam)
kepada Wakil Administratur, dengan prinsip “Setiap Laporan Disampaikan Pada
Kesempatan Pertama Lebih Cepat dari Media Maupun Informasi Eksternal
Lainnya”.
5.4.5. Menyampaikan laporan kepada Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH),
berupa:
5.4.5.1. Laporan rutin sesuai tata waktu yang ditentukan.
5.4.5.2. Laporan insidentil dalam waktu selambat-lambatnya 1 x 24 jam
sejak diketahuinya kejadian kebakaran hutan, berupa laporan
kejadian kebakaran hutan, yang sekurang-kurangnya memuat data
dan informasi umum serta kejadian kebakaran dan upaya
penanggulangannya.
5.4.5.3. Laporan pasca kebakaran dalam waktu selambat-lambatnya 5 (lima)
hari kalender sejak padamnya api di lokasi kebakaran, yang
sekurang-kurangnya memuat data dan informasi tentang luas areal
kebakaran dan perkiraan kerugian.
5.4.6. Pemberdayaan dan penumbuhkembangan peran serta masyarakat melalui
kegiatan pelatihan; penguatan kelembagaan; fasilitasi; dan penyuluhan hingga
penanggulangan kebakaran hutan di wilayah yang berbatasan dengan
masyarakat dalam Satgasdalkar.
5.5. Kepala Resort Polisi Hutan (KRPH)
5.5.1. Bersama-sama dengan KPH dan BKPH bertanggungjawab melaksanakan
pengendalian dan penanggulangan kebakaran hutan di wilayah kerjanya.
5.5.2. Melaksanakan pengawasan dan memaksimalkan penggunaan aplikasi LAPAN:
Fire Hotspot di handphone (HP) android tiap-tiap petugas lapangan di seluruh
wilayah kerjanya masing-masing dan melakukan pengecekan titik api (Hotspot) di
lapangan.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 12 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

5.5.3. Melaksakan laporan sistem harian berjenjang melalui Short Messege Service
(SMS) dan Whatsapp (WA) untuk memantau situasi dan kondisi serta
menyampaikan laporan kejadian awal pada kesempatan pertama (1x24 jam)
kepada Asper.
5.5.4. Menyampaikan laporan insidentil kepada Asper/KBKPH dalam waktu selambat-
lambatnya 1 x 24 jam sejak diketahuinya kejadian kebakaran hutan, dengan
prinsip “Setiap Laporan Disampaikan Pada Kesempatan Pertama Lebih Cepat
dari Media Maupun Informasi Eksternal Lainnya” .
5.5.5. Pemberdayaan dan penumbuhkembangan peran serta masyarakat melalui
kegiatan pelatihan; penguatan kelembagaan; fasilitasi; dan penyuluhan hingga
penanggulangan kebakaran hutan di wilayah yang berbatasan dengan
masyarakat dalam Satgasdalkar.
5.5.6. Melakukan inventarisasi kerusakan akibat kebakaran hutan dan apabila ada
kerusakan segera dibuatkan Laporan Huruf A dan melaporkan ke Kepolisian
untuk dibuat Laporan Polisi.
5.6. Komandan Regu Polisi Hutan Mobil (Danru Polhutmob)
5.6.1. Membantu pelaksanaan pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan.
5.6.2. Mengamankan lokasi kebakaran hutan.

5.7. Mandor Polter


5.7.1. Melaksanakan patroli pencegahan kebakaran hutan.
5.7.2. Memaksimalkan penggunaan aplikasi LAPAN: Fire Hotspot di handphone (HP)
android dan melakukan pengecekan titik api (Hotspot) di lapangan.
5.7.3. Melaksanakan pemadaman kebakaran hutan.
5.7.4. Melaksanakan laporan sistem harian berjenjang melalui Short Messege Service
(SMS) dan Whatsapp (WA) untuk memantau situasi dan kondisi serta
selanjutnya menyampaikan laporan kejadian awal pada kesempatan pertama (1
x 24 jam) kepada KRPH dan Asper/KBKPH.
5.7.5. Mengisi buku saku sesuai hasil patroli pada DK 448.
5.7.6. Melaporkan kejadian kebakaran hutan kepada KRPH.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 13 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

6. PROSEDUR KERJA
6.1. Flow Chart Pengendalian Kebakaran

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 14 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

6.2. Perencanaan Pengendalian Kebakaran Hutan


6.2.1. Perumusan kebijakan
6.2.1.1. Kepala Departemen Perlindungan SDH menyusun kebijakan coorporate
tentang pengendalian kebakaran untuk jangka waktu tertentu. Kebijakan yang
disusun setidaknya memuat unsur:

1. Man (Manusia), merujuk pada manusia sebagai tenaga kerja. Kegiatan


pengendalian dilakukan melibatkan seluruh jajaran pengamanan baik di
tingkat Divisi Regional (Pusat Komando Pengendalian/Puskodal), Kantor
KPH (Pos Koordinator Pelaksana/Poskolak) dan Kantor BKPH (Pos
Satuan Pelaksana/Possatlak).

2. Machines (Mesin), merujuk pada mesin sebagai alat penunjang kegiatan


perusahaan baik operasional maupun non-operasional. Beberapa sarana
dan peralatan yang digunakan pada pengendalian kebakaran hutan
antara lain:
a. Menara pengawas kebakaran atau pos pantau.
b. Kendaraan operasional: meliputi kendaraan bermotor roda empat
atau lebih yang telah dilengkapi alat pemadaman, dan kendaraan
roda dua.
c. Mesin Pompa Pemadam: dapat berupa Pompa induk, Pompa
jinjing, Pompa apung, dll.
d. Peralatan tangan, Perlengkapan perorangan, Peralatan
telekomunikasi, Pompa bertekanan tinggi, Peralatan mekanis,
Peralatan logistik, medis dan SAR.

3. Money (Uang atau Biaya), merujuk pada uang sebagai modal untuk
pembiayaan seluruh kegiatan. Biaya kegiatan pengendalian kebakaran
hutan dianggarkan pada Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan
setiap tahunnya.

4. Method (Metode atau Prosedur), merujuk pada metode atau prosedur


kerja sebagai panduan pelaksanaan kegiatan.

5. Materials (Bahan baku). Material yang dimaksud dalam hal pengendalian


kebakaran hutan adalah hasil inventarisasi lokasi rawan kebakaran dalam
areal kerja yang sudah dituangkan dalam peta areal rawan kebakaran.
6.2.1.2. Kepala Divisi PSDH merivew kebijakan coorporate tentang pengendalian
kemudian disahkan sebagai Kebijakan Pengendalian Kebakaran di Perum
Perhutani.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 15 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

6.2.2. Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran


6.2.2.1. Berdasarkan Kebijakan Pengendalian Kebakaran Perum Perhutani
Administratur/KKPH merumuskan Rencana Kerja dan Usulan Anggaran
kegiatan pengendalian kebakaran tingkat KPH.
6.2.2.2. Rencana Kerja dan Usulan Anggaran kegiatan pengendalian kebakaran
direview dan disahkan oleh Kepala Divisi Regional kemudian
disampaikan ke KPH untuk dibreakdown menjadi rencana operasional.
6.2.2.3. KPH menyusun Rencana Operasional penanggulangan bencana
kebakaran hutan.

6.2.3. Penunjukan Tim Pengendalian dan penanganan Bencana Kebakaran Hutan


Organisasi: Organisasi pelaksana pengendalian kebakaran dibuat secara
berjenjang mulai dari tingkat Divisi Regional (Pusat Komando
Pengendalian/Puskodal), KPH (Pos Koordinator Pelaksana/Poskolak) dan BKPH
(Pos Satuan Pelaksana/Possatlak).
6.2.3.1. Puskodal merupakan organisasi pengendalian kebakaran pada tingkat
Divisi Regional yang dikomandani oleh Kepala Divisi Regional atau
pejabat yang ditunjuk, dengan anggota Polisi Hutan Mobil (Polhutmob)
di Kantor Divisi Regional.
6.2.3.2. Poskolak merupakan organisasi pengendalian kebakaran hutan pada
tingkat KPH yang dikomandani oleh Administratur/KKPH atau pejabat
yang ditunjuk, dengan anggota Polisi Hutan Mobil (Polhutmob) kantor
KPH.
6.2.3.3. Possatlak merupakan organisasi pengendalian kebakaran hutan pada
tingkat BKPH yang dikomandani oleh Asper/KBKPH, dengan anggota
segenap KRPH, segenap mandor BKPH dan partisipasi masyarakat.
6.3. Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan
6.3.1. Inventarisasi Potensi Bencana Kebakaran Hutan
6.3.1.1. Asper bersama KRPH melakukan inventarisasi lokasi atau petak yang
rawan terhadap kejadian kebakaran hutan berdasarkan faktor penyebab
dan dugaan potensi kebakaran.
6.3.1.2. Lokasi atau petak yang masuk dalaam kategori rawan kebakaran hutan
dapat diindikasikan sebagai berikut:
a. Merupakan lokasi-lokasi yang berdasarkan laporan tahun sebelumnya
sering terjadi kebakaran.
b. Lokasi hutan yang dekat dengan pemukiman atau aktifitas masyarakat.
c. Lokasi yang berdekatan dengan sarana prasarana atau aksesibilitasnya
tinggi (dekat dengan jalan atau alur) yang sering dilewati oleh
masyarakat.
d. Musim kemarau dengan cuaca yang sangat panas (cuaca panas
ekstrim).
Sistem Manajemen Perum Perhutani
PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 16 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

e. Kondisi hutan kering disertai banyaknya dedaunan dan/atau tumbuhan


bawah seperti alang-alang, dll (mudah terbakar).
f. Adanya kebiasaan pembakaran limbah pertanian paska pembersihan
lahan oleh petani/pesanggem pada lokasi pembukaan lahan kawasan
hutan (Budaya Sosial).
g. Kondisi sosial tidak kondusif, sering terjadi konflik lahan (konflik sosial).
h. Kondisi spesifik lain yang menurut pertimbangan merupakan kawasan
dengan kerawanan kebakaran yang tinggi.
6.3.1.3. Asper melaporkan hasil inventarisasi potensi dan tingkat kerawanan
bencana kebakaran hutan ke KPH.
6.3.1.4. Wakil Adm melakukan analisis tingkat kebakaran dan menyusun dokumen
potensi kerawanan kebakaran hutan untuk tingkat KPH sebagai dasar
penyusunan rencana kerja prioritas pengendalian kebakaran.
6.3.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Kebakaran Hutan.
6.3.2.1. KPH menginventarisasi sarpra yang dibutuhkan dan membuat usulan
pemenuhan sarpra sesuai yang dibutuhkan.
6.3.2.2. Sarana prasarana pengendalian kebakaran diusulkan oleh KPH kepada
Divisi Regional untuk dilakukan pemenuhan bertahap.
6.3.2.3. Sarana prasarana pengendalian kebakaran yang diusulkan mengacu pada
Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 32 tahun
2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan sekurang-
kurangnya terdiri dari:
1) sarpra pencegahan kebakaran hutan;
2) sarpra pemadaman kebakaran hutan; dan
3) sarpra lainnya.
6.3.2.4. Sarpra pencegahan kebakaran hutan merupakan sarpra yang digunakan
dalam kegiatan pencegahan kebakaran hutan. Sarpra pencegahan
kebakaran hutan dalam satu KPH minimal sebagai berikut:
1) Sarpra penyadartahuan atau kampanye pencegahan, terdiri dari alat
peraga penyadartahuan atau kampanye dan sarpras pendukung
lainnya seperti perangkat komputer, televisi, video player, screen,
infokus, papan clip, poster, leaflet dan booklet.
2) Posko penanganan kebakaran hutan; terdiri dari ruang yang
diperuntukan secara khusus untuk posko yang dilengkapi kursi, laptop,
komputer meja, printer, infokus, perangkat monitor display, layar,
mesin faksimili, jaringan internet, sarana komunikasi, papan tulis,
ATK, kendaraan operasional posko, buku piket, blangko-blangko,
SOP posko.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 17 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

3) Peringatan dini kebakaran hutan; terdiri atas peta rawan kebakaran


atau peta sejenisnya, peta kerja, database sumberdaya
pengendalian kebakaran, perangkat pendukung untuk mengetauhi
tingkat resiko terjadinya bahaya kebakaran, rambu-rambu larangan
membakar, papan informasi Peringkat Bahaya Kebakaran (PBK),
bendera PBK, alat bantu PBK, peralatan pengukur cuaca
portabel/menetap, aplikasi Lapan Fire Hotspot atau BMKG Info.
4) Deteksi dini kebakaran hutan; terdiri dari menara pengawas atau
pos pantau atau CCTV atau sensor panas sejenisnya, perangkat
pendukung untuk mengolah data informasi hotspot, Global Positioning
System (GPS), drone atau alat sejenisnya, peralatan dan
perlengkapan untuk penyebarluasan informasi hasil deteksi dini.
6.3.2.5. Sarpra pencegahan kebakaran hutan merupakan sarpra yang digunakan
dalam kegiatan pencegahan kebakaran hutan. Sarpra pencegahan
kebakaran hutan dalam satu KPH minimal sebagai berikut:
1) Perlengkapan pribadi; topi pengaman, lampu kepala, kacamata
pengaman, masker dan penutup leher, sarung tangan, sabuk,
peples, peluit, ransel standard, sepatu pemadam, baju pemadam,
kaos, kantong tidur.
2) Perlengkapan regu; 2 (dua) unit tenda, 1 (satu) set peralatan
standar perbengkelan, 2 (dua) unit peralatan standar P3K, 1 (satu)
unit peralatan penerangan, 1 (satu) unit peralatan masak, 1 (satu) unit
perlengkapan standar evakuasi dan penyelamatan sederhana.
Spesifikasi perlengkapan tersebut mengikuti spesifikasi umum yang
berlaku untuk kegiatan yang mengandung resiko kecelakaan kerja
tinggi.
3) Peralatan regu; terdiri dari 1). Peralatan tangan yang mempunyai
fungsi memotong (contoh: kapak satu mata, kapak dua mata, kapak
dua fungsi, parang, pulaski), menggali (contoh: pacul, sekop, garu
pacul), menggaru (contoh: garu biasa, garu tajam, garu pacul),
memukul (contoh: gepyok, flapper karet), menyemprot (contoh:
pompa punggung, pacitan), membakar (contoh: obor tetes, fusee);
2). Peralatan mekanis yang terdiri atas pompa bertekanan tinggi
berikut kelengkapannya meliputi selang, nozzle, tangki air lipat, chain
saw.
4) Kendaraan khusus pengendali kebakaran hutan roda 4 (empat);
dalam 1 (satu) KPH sekurang-kurangnya 1 (satu) unit mobil
pemadam atau mobil tangki.
5) Sarana pengolahan data dan komunikasi; terdiri atas GPS, radio
genggam, radio mobil, megaphone, peralatan komunikasi tradisional
seperti bendera dan kentongan.
Sistem Manajemen Perum Perhutani
PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 18 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

6) Sarana transportasi; terdiri atas kendaraan roda 2 (dua) jenis


lapangan, kendaraan roda 4 (empat) jenis lapangan meliputi dua
fungsi mobil logistik dan pengangkut peralatan, dan jenis
transportasi lain yang menyesuaikan wilayah kerja.
6.3.2.6. Pengadaan sarana dan prasarana pengendalian bencana kebakaran
hutan diarahkan sesuai dengan tata aturan yang berlaku namun tetap
memperhatikan kondisi/kemampuan keuangan Perusahaan.

6.3.3. Pelaksanaan Teknis Pencegahan Kebakaran Hutan

6.3.3.1. KPH melaksanakan upaya peringatan dini dan persiapan


penanggualangan pada lokasi dengan tingkat kerawanan kebakaran
tinggi berupa:
a. Sosialisasi atau penyuluhan tentang bahaya, dampak dan upaya
untuk mengurangi kejadian kebakaran hutan.
b. Pemasangan larangan dan/atau poster melakukan kegiatan berisiko
kebakaran pada lokasi rawan kebakaran hutan.
c. Memasang papan FDI (Fire Danger Index) di pintu-pintu masuk
kawasan hutan dan lokasi-lokasi strategis sebagai informasi tingkat
bahaya kebakaran di kawasan.
d. Sosialisasi dan pembuatan ilaran/sekat bakar yang disesuaikan
dengan kondisi di lapangan. Sekat bakar dapat berupa vegetasi,
parit, selokan.
e. Melakukan pembentukan regu pemadam kebakaran atau satuan
petugas pemadam kebakaran hutan (satgasdalkarhut) tingkat
BKPH dengan melibatkan masyarakat.
f. Memberikan pelatihan/training teknis pengendalian kebakaran hutan.
g. Menyusun jadwal kegiatan atau patroli dalam rangka pencegahan
dan deteksi dini terhadap terjadinya kebakaran hutan
6.3.3.2. Pendistribusian sarpra pengendalan kebakaran ke BKPH meliputi:
a. Peralatan pemadam kebakaran (perlengkapan regu) berupa: ember,
sekop, garpu, gepyok, garuk besi, parang, gergaji, karung goni, dll.
b. Peralatan komunikasi (memanfaatkan segala alat komunikasi yang
ada: telepon, pesawat VHF, kentongan dan sebagainya).
c. Alat pelindung diri kebakaran: Helm pelindung, veldfles, pakaian
seragam/kettel pack berwarna oranye, sepatu lars karet atau boot,
kaos kaki hitam panjang, kopel reim dan PPPK.
6.3.3.3. Monitoring dan pengolahan data untuk update Fire Danger Index (FDI)
a. Mandor Polter melakukan pengamatan dan mengirim SMS data ke
Poskodal KPH.
b. Waka A d m / Korkam melakukan pengisian Blangko FDI (terdiri
Sistem Manajemen Perum Perhutani
PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 19 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

dari Pengukuran Kelembaban Relatif, Hari Tidak Hujan, Jumlah


Curah Hujan 15 hari terakhir dan melakukan pengolahan data.
c. Hasil pengolahan data FDI terdiri dari beberapa Tingkat Bahaya
Kebakaran: NORMAL; SIAGA 2; SIAGA 1; TANGGAP DARURAT,
selanjutnya setelah ditetapkan Tingkat Bahayanya disampaikan
kepada Asper/KBKPH.
d. Hasil Tingkat Bahaya Kebakaran, oleh Asper dikirim via SMS/WA ke :
1) Personil penjaga Pos Pantau Kebakaran/RPH.
2) KPH cq. Korkam
3) Danru Polmob
4) LMDH/SATGASDALKAR jika levelnya TINGGI atau
BERBAHAYA.
e. Personil Penjaga Pos Pantau Kebakaran RPH setelah menerima
hasil FDI kemudian merubah/menyesuaikan posisi jarum level pada
Plang Monitoring Tingkat Rawan Kebakaran FDI (Fire Danger Index),
pada posisi Tingkat Bahaya Kebakaran: NORMAL; SIAGA 2; SIAGA
1; TANGGAP DARURAT.
6.3.4. Monev kegiatan pencegahan kejadian kebakaran.
6.3.4.1. Pengawasan rutin dilaksanakan pada lokasi-lokasi sebagai berikut :
a. Merupakan lokasi-lokasi yang berdasarkan laporan tahun sebelumnya
sering terjadi kebakaran.
b. Lokasi hutan yang dekat dengan pemukiman atau aktifitas
masyarakat.
c. Lokasi yang berdekatan dengan sarana prasarana atau
aksesibilitasnya tinggi (dekat dengan jalan atau alur) yang sering
dilewati oleh masyarakat.

6.3.4.2. Pemeliharaan sekat bakar


a. Sekat bakar yang sudah ada secara berkala dilakukan pemeliharaan
berupa pembabatan tumbuhan bawah dan atau semak di sekeliling
lokasi kebakaran pada saat menuju musim kemarau.
b. Pembersihan jalur sekat bakar dari sampah dan serasah dan semua
benda yang mudah terbakar
6.3.4.3. Data inventaris sarana dan prasarana pengendalian kebakaran hutan
harus dilakukan pemeriksaan melalui:
a. Penyediaan sarana dan prasarana dilaksanakan secara berkala sesuai
skala prioritas.
b. Sarana dan prasarana dipastikan benar-benar berfungsi.
c. Dilakukan pengecekan.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 20 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

6.4. Penanganan Kejadian Kebakaran Hutan


6.4.1. Mendeteksi kejadian kebakaran hutan
6.4.1.1. Deteksi dini dilakukan dengan menggunakan Aplikasi Lapan Hotspot
sebagai sumber informasi awal
6.4.1.2. Petugas Perhutani yang mengetahui, melihat, mendengar dan atau
menerima informasi dari masyarakat adanya kebakaran hutan
segera melaporkan baik lisan atau tertulis kepada petugas jaga
atau pejabat di wilayah tersebut.
6.4.1.3. Asper dan atau KRPH setelah menerima laporan tersebut bersama
petugas lapangan yang ada dan satgasdalkar mendatangi lokasi
terjadinya kebakaran hutan dan melaporkannya ke pimpinan.
6.4.2. Penanganan Kebakaran Hutan
6.4.2.1. Memastikan skala kebakaran keluasan area terbakar dan skala
kobaran api
6.4.2.2. Untuk kebakaran skala kecil sampai sedang, Asper dan/atau KRPH
serta satgasdalkar membuat sekat bakar jalur kuning atau sekat
bakar bersih untuk mencegah api menjalar ke lokasi yang lebih luas,
6.4.2.3. Sekat bakar dibuat berupa pembabatan tumbuhan bawah dan atau
semak di sekeliling lokasi kebakaran.
6.4.2.4. Pembersihan jalur sekat bakar dari sampah dan serasah dan
semua benda yang mudah terbakar.
6.4.2.5. Setelah sekat bakar dibuat, selanjutnya asper dan/atau KRPH serta
satgasdalkar melakukan pemadaman api, perlu diwaspadai
mengenai arah angin, sehingga rambatan api dapat diprediksikan
sebelum menjalar ke tempat lain.
6.4.2.6. Dalam keadaan memaksa, api yang sudah terlanjur besar dan sulit
dikendalikan, maka segera membuat sekat bakar yang lebar
dengan jarak yang cukup yang tidak terpengaruh oleh panasnya
api. Arah angin tetap menjadi prioritas perhatian ke arah mana
sebaiknya sekat bakar ini dibuat.
6.4.2.7. Jika kebakaran semakin membesar dan sulit dikendalikan, segera
meminta bantuan kepada masyarakat melalui perangkat desa atau
LMDH untuk memadamkan api sesuai kemampuan dan tenaga yang
ada.
6.4.2.8. Untuk kobaran api skala besar, Ketua Tim Inti segera berkoordinasi
dengan KPH dan Instansi terkait (Muspika, Mupida) agar segera
mendatangkan Tim Penanganan Kebakaran Eksternal untuk
melakukan pemadaman dan pengendalian kebakaran hutan.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 21 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

6.5. Penanganan Pasca Kebakaran Hutan


6.5.1. Pemeriksaan Menyeluruh Lokasi Kebakaran Hutan
6.5.1.1. Sebelum meninggalkan lokasi kebakaran hutan, tim melakukan
pemeriksaan untuk memastikan bahwa api sudah padam dan tidak ada
sumber api/bahan bakar yang tersisa dengan menyisir lokasi terluar
kebakaran.
6.5.1.2. Petugas memastikan semua bara api pada tunggak, pohon maupun akar
benar-benar telah padam.
6.5.1.3. Petugas melakukan pembersihan areal antara ilaran api dengan areal
bekas kebakaran dari bahan bakaran. Pastikan kondisi sekat bakar basah
dan tidak tersedia bahan bakar.
6.5.1.4. Apabila pemadaman api dilakukan malam hari, maka harus dilakukan
pengecekan ulang pada pagi harinya. Periksalah sekeliling seluruh areal
bekas kebakaran, sehingga benar-benar dapat dikatakan aman.
6.5.2. Pencegahan Kebakaran Hutan Lanjutan

6.5.2.1. Melakukan pemeriksaan ilaran api pada areal lokasi kebakaran. Dalam
pekerjaan pemeriksaan ini bila memungkinkan memakai air.
6.5.2.2. Pastikan bahwa ilaran api bersih dan sampai tanah. Pohon mati yang
berdekatan dengan ilaran api yang masih terbakar agar ditebang, dan
matikan apinya.
6.5.2.3. Bila tenaga mencukupi, bagi 2 ( dua) kelompok. Kelompok pertama
mencari titik-titik panas dan kelompok kedua melakukan pengecekan.
6.5.2.4. Bila tenaga terbatas utamakan pengecekan pada titik-titik panas.
Lakukan pembersihan bahan bakaran di tempat-tempat yang belum
terbakar, antara ilaran api dengan tepi areal bekas kebakaran.
6.5.2.5. Bila ada pohon yang terbakar dekat dengan ilaran api, sedang untuk
menebangnya mengalami kesulitan, maka relokasikan ilaran api pada
jarak yang aman.
6.5.2.6. Dengan menggunakan tangan rasakan tingkat kepadaman bara api.
Misalnya apakah sebuah tonggak benar-benar padam atau masih
terasa ada panas.
6.5.2.7. Hilangkan akar-akar yang kemungkinan dapat menyeberangkan bara
atau api melewati ilaran api.
6.5.2.8. Di daerah berlereng arahkan batang kayu sisa kebakaran sejajar
dengan arah lereng untuk menghindari kayu menggelinding.
6.5.3. Penaksiran Dampak dan Nilai Kerugian Akibat Kebakaran Hutan
6.5.3.1. Mengukur luas lokasi kejadian kebakaran dan membuatkan sketsa lokasi
kejadian sebagai bahan lampiran laporan kebakaran hutan (Laporan
Huruf A) kepada Administratur.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 22 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

6.5.3.2. Asper bersama KRPH mengumpulkan data tentang kerusakan dan


kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran hutan, berdasarkan
stratifikasi kebakaran yang terjadi. Nilai kerugian akibat kebakaran hutan
diatur berdasarkan Surat Direksi Perum Perhutani nomor
895/058.2/PSDH/Dir tanggal 3 Desember 2015 perihal Surat Edaran
(SE) Stratifikasi dan Tarif Kerugian Kebakaran Hutan.
6.5.3.3. Berdasarkan laporan dari Asper/KBKPH, Wakil Administratur
melakukan analisis tingkat kerusakan akibat kebakaran hutan, meliputi:
a. Gambaran umum kerusakan yang terjadi pada lokasi kebakaran.
b. Menghitung nilai kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran hutan
sesuai dengan ketentuan.
c. Menentukan faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan, apakah
akibat perbuatan manusia atau faktor alam.
d. Menjalankan proses hukum apabila diperlukan.

6.5.4 Laporan dan Tindak Lanjut Manajemen


6.5.4.1 Pembuatan Laporan Bencana Kebakaran Hutan
6.5.4.1.1 KRPH membuat laporan kejadian kebakaran hutan (Laporan
Huruf A) dengan diketahui oleh Asper dan disetujui oleh Wakil
Administratur kepada Administratur serta melaporkannya ke
Polisi untuk dibuatkan Laporan Polisi.
6.5.4.1.2 Jika kebakaran terjadi akibat perbuatan manusia dan disengaja,
proses penyelesaian dilakukan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku.
6.5.4.2 Tindak Lanjut Manajemen
6.5.4.2.1 Tindakan Korektif Melakukan pengawasan terhadap kegiatan
hasil pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan.
6.5.4.2.2 Melakukan langkah kegiatan sesuai hasil koreksi.

6.5.4.2.3 Pembinaan Satgasdalkar Pembinaan terhadap Satgasdalkar


dilakukan oleh Administratur, antara lain sebagai berikut:
1) Peningkatan kompetensi dan skill di bidang kebakaran hutan.
2) Pembentukan jiwa korsa dan kebersamaan tim
3) Penguatan pola komunikasi dengan instansi terkait dan
masyarakat.
4) Pelatihan simulasi pemadaman kebakaran hutan.
6.6. Monev Terhadap Tindakan Koreksi
Penyempurnaan terhadap kebijakan dan Prosedur Kerja Pencegahan dan Pemadaman
Kebakaran Hutan.

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 23 dari 25
1 2 7 8
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 12 13

7. FORMULIR & LAMPIRAN


7.1. Blangko Laporan Kejadian Kebakaran Hutan
LAPORAN KEJADIAN KEBAKARAN HUTAN

KEJADIAN AREAL TERDAMPAK KERUGIAN


PTK/RPH/ STRATIFIKASI LUAS JENIS WIL.ADMIN LUAS LUAS
NO UPAYA YANG DILAKUKAN
TANGGAL KPH KEBAKARAN PETAK DS/KEC/KAB POHON RP
BKPH (STRAKAR) (HA) TANAMAN DS/KEC/KAB (HA) (HA)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

....................., tanggal.....................
Wakil Adm/Korkam

Keterangan:
Stratifikasi kebakaran (Strakar) hutan di Perhutani sesuai Surat Edaran Direktur Utama
Nomor 895/058.2/PSDH/Dir tanggal 3 Desember 2015:
- Strakar Satu : Tumbuhan bawah (rumput, alang-alang), serasah.
- Strakar Dua : Tumbuhan bawah, Perdu, Pancang, Serasah.
- Strakar Tiga : Stratum/tegakan lengkap

Sistem Manajemen Perum Perhutani


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2.-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 24 dari 25
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 1 2 7 8

7.2. Fire Danger Index (FDI)


PROSEDUR KERJA No. Dok. : PK-SMPHT.06.2.-001
No. Revisi : 6
PENGENDALIAN
Tanggal Revisi : 07 Juni 2021
KEBAKARAN HUTAN
DI PERUM PERHUTANI Tanggal Berlaku : 12 Juli 2021
Halaman : 25 dari 25
TERKAIT DENGAN TATA KELOLA 1 2 7 8

7.3. Format Laporan Kejadian Melalui Aplikasi WA

Contoh Laporan Kejadian Kebakaran Hutan Melalui Pesan SMS/WA

Laporan Kejadian Kebakaran Hutan


1. Telah terjadi kebakaran hutan & lahan di Petak/blok..................... RPH.....................
BKPH.........................KPH................................., masuk dalam wilayah administratif pemerintahan
Dusun....................... Desa................ Kecamatan............................ Kabupaten.............................
Luas :........................ha, Tanaman tahun.......................... Jenis tanaman............................. kelas hutan....................
Fungsi hutan....................... titik koordinat..................................
2. Hari............................
Tanggal..............bulan................. tahun....................
Pada Jam..............WIB
3. Sumber informasi awal kejadian kebakaran :................................
4. Sumber api/penyebab kebakaran :................................
5. Kronologis kejadian :
1.................
2. dst
6. Kondisi yang terbakar =/- ...................ha,
7. Jenis tanaman/vegetasi hutan yang terbakar....................
8. Taksiran Kerugian akibat kebakaran Rp......................
9. Kondisi terakhir
1.
2. dst
10. Penanganan Pemadaman api (jam/hari) +/-........... menit dari jam.............s.d ............. dan padam c pada
jam...........wib.
11. Luas Pemadaman.............ha
12. Langkah-langkah penanggulangan yang diambil : (contoh)
 Konsolidasi petugas dilapangan
 Koordinasi dengan pihak lain terkait
 Meminta bantuan dari masyarakat dan LMDH
 Laporan lisan kepada pimpinan langsung
 Membuat ilaran/sekat bakar
 Memadamkan langsung ke titik api
 dst
13. Jumlah personil pemadaman yang terlibat.......................orang
14. Tenaga Perbantuan yang terlibat (sumber dan Jumlah) :
1. Instansi.....................jumlah.................orang
2. Dst
15. Peralatan Pemadaman yang digunakan:
1.
2. dst
16. Dokumentasi kejadian kebakaran hutan

Demikian laporan sementara kejadian kebakaran hutan untuk menjadi maklum.

Anda mungkin juga menyukai